Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN COVID-19

Disusun Oleh :
WAHYU SETIYAWAN, S.Kep
1917901460

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes PERINTIS PADANG
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Penyuluhan pencehagan penyebaran virus covid-19


Subtopik : Penyuluhan covid-19
Sasaran : Keluarga dan masyarakat
Jam : 15.20- 15.40
Waktu : 20 menit
Hari/tanggal : Minggu / 21 Juni 2020
Tempat : Rumah warga

A.   Identifikasi Masalah

Pada awal tahun 2020 ini dunia dikejutkan dengan wabah virus corona (Covid-19)yang
menginfeksi hampir seluruh negara di dunia. WHO Semenjak Januari 2020 telah
menyatakan dunia masuk kedalam darurat global terkait virus ini. Ini merupakan
fenomena luar biasa yang terjadi di bumi pada abad ke 21, yang skalanya mungkin
dapat disamakan dengan Perang Dunia II, karena event-event skala besar (pertandingan-
pertandingan olahraga internasional contohnya) hampir seluruhnya ditunda bahkan
dibatalkan. Kondisi ini pernah terjadi hanya pada saat terjadi perang dunia saja, tidak
pernah ada situasi lainnya yang dapat membatalkan acara-acara tersebut. Terhitung
mulai tanggal 19 Maret 2020sebanyak 214.894 orang terinfeksi virus corona, 8.732
orang meninggal dunia dan pasien yang telah sembuh sebanyak 83.313 orang.

WHO mengumumkan nama baru pada 11 Februari 2020 yaitu Coronavirus


Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus-2 (SARS-CoV-2).4 Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia
dan telah menyebar secara luas di China dan lebih dari 190 negara dan teritori
lainnya. Pada 12 Maret 2020, WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemik.
Hingga tanggal 29 Maret 2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian
di seluruh dunia. Sementara di Indonesia sudah. ditetapkan 1.528 kasus dengan
positif COVID-19 dan 136 kasus kematian.
Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk
memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di
Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
untuk menekan penyebaran virus ini.
B.  Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 25 menit diharapkan audien
memahami tentang virus corona covid-19.
2.  Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 25 menit, diharapkan audien akan
dapat menjelaskan tentang :
1) Menjelaskan apa itu virus corona dan cara penyebarannya.
2) Menjelaskan cara mencegah penyebaran virus corona covid-19.

C.  Media
1. Laptop
2. Leaflet

D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

E. Pengorganisasian
Moderator : Onny Novita Veronica, S.kep

Leader : Wahyu Setiayawan, S.Kep

Co Leader : Pebri Syahriani, S.Kep

Observer : Ela Marlinda, S.Kep

Fasilitator : Putri June Sibarani, S.Kep

E. Seting Tempat

Ket :
Co L M - L : Leader

P - Co : Co Leader

- M : Moderator

- P : Pembimbing

A F A F A - F : Fasilitator
o O
- O : Observer
A A F A F
- A : Audiens

Uraian Tugas

Moderator :

a. Membuka acara.
b. Memperkenalkan pelaksana kegiatan.
c. Membuat kontrak waktu.
d. Menjelaskan tujuan penyuluhan

Leader :

a. Mempresentasikan materi penyuluhan.


b. Menjawab pertanyaan audiens.
Co leader :

a. Mengingatkan leader akan jalannya acara


b. Menyampaikan pesan dari fasilitator ke leader
Fasilitator :

a. Memfasilitasi audiens untuk bertanya.


b. Memotivasi audiens untuk menjawab pertanyaan.
c. Memberikan leaflet.
Observer :
a. Mengamati proses pelaksanaan kegiatan penyuluhan dari awal sampai
akhir.
b. Membuat laporan hasil penyuluhan yang dilaksanakan.

F.  Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 5 menit Pembukaan: Menjawab salam


mendengarkan dan
- Memberi salam memperhatikan.
- Menjelaskan tujuan penyuluhan
- Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan.

2. 10 menit Pelaksanaan : Menyimak dan


memperhatikan
- Menjelaskan materi penyuluhan
secara berurutan dan teratur.

Materi :

- Definisi virus corona


- Penyebab virus corona
- Penyebaran virus corona
- Pencegahan virus corona
- Tanda dan gejala terpapar
virus corona

3. 5 menit Evaluasi Menyimak,


memperhatikan,
- Menyimpulkan inti bertanya, dan
penyuluhan mengemukakan
- Menyampaikan secara singkat pendapat
materi penyuluhan
- Memberi kesempatan pada
responden untuk bertanya
- Memberi kesempatan pada
responden untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan
4. 5 menit Penutup Menjawab salam

- Menyimpulkan materi yang


telah disampaikan
- Menyampaikan terimakasih
atas perhatian dan waktu yang
telah diberikan kepada peserta
- Mengucapkan salam

G.     Evaluasi
Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya Jawab
Jenis pertanyaan : Lisan
Jumlah soal : 3 soal
1) Definisi corona covid-19
2) Cara penyebaran virus corona covid-19
3) Cara mencegah penyebaran virus corona covid-19

 
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Coronavirus diasease 2019 atau Covid-19 adalah penyakit baru yang dapat
menyebabkab terjadinya gangguan pernafasan dan radang paru. penyakit ini di
sebabkan oleh infeksi Severe acute Respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS –
COV- 2) Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini
dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan
manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak
(civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang
menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui (Kemenkes RI,
2020)

B. Etiologi
Dalam diagnosis awal dari Rencana Perawatan Penyakit Virus Corona 2019 (yang
disusun Pemerintah China), deskripsi etiologi COVID-19 didasarkan pada
pemahaman sifat fisikokimia dari penemuan virus corona sebelumnya. Dari penelitian
lanjutan, edisi kedua pedoman tersebut menambahkan “coronavirus tidak dapat
dinonaktifkan secara efektif oleh chlorhexidine”, juga kemudian definisi baru
ditambahkan dalam edisi keempat, “nCov-19 adalah genus b, dengan envelope,
bentuk bulat dan sering berbentuk pleomorfik, dan berdiameter 60-140 nm.
Karakteristik genetiknya jelas berbeda dari SARSr- CoV dan MERSr-CoV. Homologi
antara nCoV-2019 dan bat-SL-CoVZC45 lebih dari 85%. Ketika dikultur in vitro,
nCoV-2019 dapat ditemukan dalam sel epitel pernapasan manusia setelah 96 jam,
sementara itu membutuhkan sekitar 6 hari untuk mengisolasi dan membiakkan
VeroE6 dan jaringan sel Huh-7“, serta ”corona virus sensitif terhadap sinar
ultraviolet“CoV adalah virus RNA positif dengan penampilan seperti mahkota di
bawah mikroskop elektron (corona adalah istilah latin untuk mahkota) karena adanya
lonjakan glikoprotein pada amplop. Subfamili Orthocoronavirinae dari keluarga
Coronaviridae (orde Nidovirales) digolongkan ke dalam empat gen CoV:
Alphacoronavirus (alphaCoV), Betacoronavirus (betaCoV), Deltacoronavirus
(deltaCoV), dan Gammacoronavirus (deltaCoV). Selanjutnya, genus betaCoV
membelah menjadi lima sub- genera atau garis keturunan. Karakterisasi genom telah
menunjukkan bahwa mungkin kelelawar dan tikus adalah sumber gen alphaCoVs dan
betaCoVs. Sebaliknya, spesies burung tampaknya mewakili sumber gen deltaCoVs
dan gammaCoVs.
Anggota keluarga besar virus ini dapat menyebabkan penyakit pernapasan, enterik,
hati, dan neurologis pada berbagai spesies hewan, termasuk unta, sapi, kucing, dan
kelelawar. Sampai saat ini, tujuh CoV manusia (HCV) - yang mampu menginfeksi
manusia - telah diidentifikasi. Beberapa HCoV diidentifikasi pada pertengahan 1960-
an, sementara yang lain hanya terdeteksi pada milenium baru.
Dalam istilah genetik, Chan et al. telah membuktikan bahwa genom HCoV baru, yang
diisolasi dari pasien kluster dengan pneumonia atipikal. Setelah mengunjungi Wuhan
diketahui memiliki 89% identitas nukleotida dengan kelelawar SARS-seperti-
CoVZXC21 dan 82% dengan gen manusia SARS- CoV11. Untuk alasan ini, virus
baru itu bernama SARS-CoV-2. Genom RNA untai tunggal-nya mengandung 29891
nukleotida, yang mengkode 9860 asam amino. Meskipun asalnya tidak sepenuhnya
dipahami, analisis genom ini menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 mungkin berevolusi
dari strain yang ditemukan pada kelelawar. Namun, potensi mamalia yang
memperkuat, perantara antara kelelawar dan manusia, belum diketahui. (Safrizal ZA
dkk, 2020)

C. Penularan
Menurut Center For Disease Control And Prevention (CDC) Amerika Serikat,virus
corona menyebar melalui:
 Kontak dengan benda yang sering tersentuh. Benda merupakan media yang
bisa menjadi cara penularan yang masif, sea menurut penelitian virus corona
dapat bertahan hidup hingga tiga hari dengan menempel pada permukaan
enda. Benda-benda terseut disinyalir merupakan benda yang sering terjamah
oleh anggota tuuh seperti tangan yang memawa virus tersebut berpindah dan
menemukan inang baru apabila orang lain menyentuhnya.
 Tak menjaga kebersihan tangan. Cara kedua yang efektif sebagai media
penularan virus Covid-19 adalah tidak menjaga kebersihan tangan. Sebab,
tangan adalah anggota tubuh yang paling anyak melakukan aktivitas dan
melakukan interaksi dengan orang lain atau benda yang ada disekitar. Dengan
tangan yang tidak terjaga kebersihannya, virus Covid-19 dapat mudah
menyebar dengan cepat.
 Tidak menjaga kebersihan setelah berpergian beraktivitas adalah hal yang
wajar dilakukan oleh manusia, namun penularan Covid-19 secara tidak
langsung sering dilakukan oleh orang yang melakukan aktivitas di tempat
tertentu apabila tempat tersebut derdapat doplet cirus Covid-19 dan menempel
pada pakaian dan benda yang dihunakan sehingga dapat menular pada orang-
orang terdekat dirumah.
 Tidak menerapkan etika batuk bersin. Cara yang paling banyak menjadi media
penularan Covid-19 adalah melalui doplet yang kemudian menempel pada
enda-benda yang dibawa oleh orang lain sehingga virus Covid-19
mendapatkan inang aru pada orang lain. Etika atuk dan bersin dapat dilakukan
dengan menutup mulut dan hidung menggunakan siku bagian dalam atau tisu
bersih.
 Terjadi interaksi dengan banyak orang berkumpul atau beraktivitas di tengah
kerumunan menjadi salah satu cara penularan virus Covid-19 sea virus ini
dapat menempel secara tidak kasat mata pada pakaian dan benda yang diawa
oleh orang lain yang juga dpat terjadi melalui droplet orang lain ketika batuk
dan bersin.
 Tidak isolasi diri setelah kemali dari wilayah pendemi. Cara lain yang dapat
menularkan virus Covid-19 adalah tidak melakukan pencegahan setelah
kembali dari wilayah atau negara pendemi.cara ini disinyalir banyaknya warga
yang kembali ke kampung halaman namun tidak melakukan isolasi diri.

D. Pencehagan
Pencegahan, sejauh ini, praktik terbaik untuk mengurangi dampak COVID-19
mengingat kurangnya pengobatan yang efektif. Saat ini, tidak ada vaksin yang
tersedia dan pencegahan terbaik adalah menghindari paparan virus . Untuk mencapai
tujuan ini, langkah-langkah utamanya adalah sebagai berikut:
a. menggunakan masker wajah.
b. untuk menutupi batuk dan bersin dengan tisu.
c. untuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun atau disinfektan dengan
pembersih tangan yang mengandung setidaknya 60% alkohol.
d. untuk menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi.
e. menjaga jarak yang sesuai dari orang.
f. untuk menahan diri dari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang
tidak dicuci .

Yang menarik, WHO mengeluarkan pedoman terperinci termasuk:


1). Membersihkan tangan Anda secara rutin dan menyeluruh dengan alkohol atau
mencuci tangan dengan sabun dan air;
2). Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut;
3). Lakukan kebersihan pernafasan yang menutupi mulut dan hidung Anda dengan
siku atau jaringan yang tertekuk saat Anda batuk atau bersin;
4). Jika Anda mengalami demam, batuk, dan sulit bernapas, cari perawatan medis
sejak dini. Tetap terinformasi dan ikuti saran yang diberikan oleh penyedia
layanan kesehatan Anda;
5). Pertahankan jarak setidaknya 1 m (3 kaki) antara Anda dan siapa saja yang batuk
atau bersin Khususnya, mengenai penggunaan masker wajah, petugas layanan
kesehatan dianjurkan untuk menggunakan respirator partikulat seperti yang
bersertifikasi N95 atau FilteringFacePiece2 (FFP2) ketika melakukan prosedur
pembuatan molorerosol dan masker yang dianggap berbahaya sambil memberikan
perawatan apa pun untuk kasus yang dicurigai atau dikonfirmasi Selain itu,
sementara seorang individu tanpa gejala pernapasan tidak diharuskan memakai
masker medis ketika di depan umum, orang dengan gejala pernapasan disarankan
untuk menggunakan masker medis baik dalam perawatan kesehatan dan
pengaturan perawatan di rumah. (Adityo Susilo dkk, 2020)

E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pasien COVID-19 memiliki spektrum yang luas, mulai dari tanpa
gejala (asimtomatik), gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat, ARDS, sepsis, hingga
syok sepsis. Sekitar 80% kasus tergolong ringan atau sedang, 13,8% mengalami sakit
berat, dan sebanyak 6,1% pasien jatuh ke dalam keadaan kritis. Berapa besar proporsi
infeksi asimtomatik belum diketahui.21 Viremia dan viral load yang tinggi dari swab
nasofaring pada pasien yang asimptomatik telah dilaporkan.
Gejala ringan didefinisikan sebagai pasien dengan infeksi akut saluran napas atas tanpa
komplikasi, bisa disertai dengan demam, fatigue, batuk (dengan atau tanpa sputum),
anoreksia, malaise, nyeri tenggorokan, kongesti nasal, atau sakit kepala. Pasien tidak
membutuhkan suplementasi oksigen. Pada beberapa kasus pasien juga mengeluhkan
diare dan muntah seperti terlihat pada tabel 3.3, 26 Pasien COVID-19 dengan
pneumonia berat ditandai dengan demam, ditambah salah satu dari gejala: (1) frekuensi
pernapasan >30x/menit (2) distres pernapasan berat, atau (3) saturasi oksigen 93%
tanpa bantuan oksigen. Pada pasien geriatri dapat muncul gejala-gejala yang atipikal.

F. Komplikasi
Infeksi virus COVID-19 dapat menimbulkan berbagai komplikasi penyakit hingga
kematian, bagi beberapa pasien gejala virus ini bersifat ringan dan sedang namun
beberapa pasien lainnya mengalami komplikasi yang patut diwaspadai. Gangguan pada
saluran pernapasan adalah komplikasi utama akibat COVID-19 seperti gagal
pernapasan akut (acute respiratory failure), pneumonia (peradangan paru-paru), hingga
acute respiratory distress syndrome (ARDS).
Infeksivirus ini juga menimbulkan komplikasi dan masalah pada organ lain seperti
kerusakan hati, kerusakan jantung, gagal ginjal akut, hingga infeksi sekunder (infeksi
susulan oleh mikroorganisme lain, seperti bakteri). COVID-19 juga dapat menyebabkan
kematian, hal ini terbukti pada 14 Mai 2020 lebih dari 4.412.149 ribu orang meninggal
dunia dari 296.972 juta kasus COVID-19 di seluruh penjuru dunia. CDC (center for
disease control and prevention) Amerika Serikat, menyampaikan bahwa orang berusia
65 tahun keatas rentan untuk mengalami komplikasi dari COVID-19, hal ini juga terjadi
pada orang dengan kondisi medis tertentu dari segala usia seperti penderita penyakit
paru kronis atau asma sedang hingga berat, orang yang menderita masalah jantung
serius, orang dengan kondisi imun yang lemah seperti pasien yang menjalani perawatan
kanker, perokok, orang yang menjalani transplantasi sumsum tulang atau transplantasi
organ, defisiensi imun, orang yang positif HIV atau AIDS namun tidak terkontrol
dengan baik, orang dengan obesitas berat, penderita diabetes, orang dengan penyakit
ginjal kronis dan menjalani prosedur cuci darah, serta orang dengan gangguan hati.
Virus corona dapat berbahaya karena tak semua orang menunjukkan gejala, hal ini
mengkhawatirkan karena individu tersebut tetap bisa menularkan virusnya ke orang
lain. Orang tanpa gejala namun bisa menularkan inilah yang disebut silent
(Walsyukurniat Zendrato, 2020)

Anda mungkin juga menyukai