Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr. Wb.

Salam sejahtera untuk kita semua

Dengan mengucap Alhamdulilah kami panjatkan puji sukur kehadirat Allah SWT atas
segal nikmat dan rahmat_Nya, dan tak lupa juga shalawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sehingga Laporan Praktikum Jalan Raya ini dapat
terselesiakan, dan juga Bapak / Ibu dosen yang telah membimbing dalam penulisan ataupun
selama kegiatan praktek yang berlangsung dalam satu semester ini.

Maksud dari ditulisnya Laporan Praktek Jalan Raya ini adalah untuk merekap semua
data dan hasil praktek yang sudah dilakukan, yang nantinya akan dilaporkan kepada Bapak /
Ibu dosen selaku pembimbing atau pendamping mahasiswa dalam kegiatan praktek tersebut,
selain itu adanya laporan ini juga sebagai tanda bukti bahwa sudah terselesiakannya salah satu
tugas yang diberikan kepada mahasiswa selama satu semester ini.

Di dalam penulisan laporan ini penulis menyadari bahwa masih perlu adanya
perbaikan dan penyempurnaan, maka dari itu kami sangat mengharap masukan dan saran
untuk memperbaiki isi dari laporan ini.

Semoga bermanfaat.

Wassalamualikum Wr. Wb

Semarang, Desember 2017


A. Pemeriksaan Penetrasi Bahan-Bahan Bitumen
PA-0301-76
(AASHTO T-49-68*)
(ASTM D-5-71)

1. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksud guna menentukan besarnya penetrasi bitumen keras
atau lembek ( solid atau semi solid ) dengan memasukkan jarum penetrasi ukuran
tertentu. Beban dan waktu tertentu ke dalam bitumen pada suhu tertentu.

2. Peralatan
a. Alat penetrasi yang dapat menggerakan pemegang jarum naik turun tanpa ada
gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm.
b. Pemegang jarum seberat ( 47,5 ± 0,05 ) gr yang dapat dilepas dengan mudah
dari alat penetrasi untuk pemasangan.
c. Pemberat ( 50 ± 0,05 ) gr dan ( 100 ± 0,05 ) gr masing-masing dipergunakan
untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gr dan 200 gr.
d. Jarum penetrasi dibuat dari stainless steel mutu 440C . atau HRC 54 sampai 60
dengan ukuran dan bentuk tertentu. Ujung jarum harus berbentuk kerucut
terpancung.
e. Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar yang
rata-rata berukuran sebagai berikut.

Penetrasi Diameter Dalam

Dibawah 200 55 mm 35 mm

200 sampai 300 70 mm 45 mm

f. Bak perendm ( waterbath ). Terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari 10
liter dan dapat menahan suhu tertentu dengan ketelitian lebih kurang 0,1.
Bejana dilengkapi dengan pelat dasar berlubang-lubang, terletak 50 mm di atas
dasar bejana dan tidak kurang dari 100 mm di bawah permukaan air dalam
bejana.
g. Tempat air untuk benda uji ditempatkan di bawah alat penetrasi. Tempat
tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml dan tinggi yang cukup untuk
merendam benda uji tanpa bergerak.
h. Pengukur waktu, untuk pengukuran penetrasi dengan tangan memerlukan
stopwatch dengan skala pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dan kesalahan
tertinggi 0,1 detik per 60 detik. Untuk pengukuran penetrasi dengan alat
otomatis kesalahan alat tersebut tidak melebihi 0,1 detik.
i. Thermometer guna mengukur suhu sempel.

3. Benda uji
Panaskan contoh perlahan-lahan serta aduklah hingga cukup cair untuk dapat
dituangkan pemanasan contoh untuk ter tidak lebih dari 60˚C di atas titik lembek.
Dan untuk bitumen tidak lebih dari 90˚C di atas titik lembek. Waktu pemanasan
tidak boleh melebihi 30 menit. Aduklah perlahan-lahan agar udara tidak masuk ke
dalam contoh.
Setelah contoh cair merata tuangkan ke dalam tempat contoh dan diamkan
hingga dingin. Tinggi contoh dalam tempat tersebut tidak kurang dari angka
penetrasi ditambah 10 mm. Buatlah dua benda uji ( duplo )
Tutuplah benda uji agar bebas dari debu dan diamkan pada suhu ruang selama
1 sampai 1½ untuk benda uji kecil dan 1½ sampai 2 jam untuk yang besar.

4. Cara Melakukan
a. Letakkan benda uji dalam tempat air yang kecil dan masukkan tempat air
tersebut dalam bak perendam yang telah berada pada suhu yang ditentukan,
diamkan dalam bak tersebut selama 1 sampai 1½ jam untuk benda uji kecil dan
1½ samapi 2 jam untuk benda uji besar
b. Periksalah pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan
bersihkan jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lainkemudian keringkan
jarum tersebut dengan lap bersih dan pasanglah jarum pada pemegang jarum.
c. Letakkan pemberat 50 gram di atas jarum untuk memperoleh beban sebersar
(100 ± 0,1) gr
d. Pindahkan tempat air dari bak perendam ke bawah alat penetrasi
e. Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh permukan
benda uji kemudian aturlah angka nol di arloji penetrometer, sehingga jarum
penunjuk berimpit dengannya.
f. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stopwatch selama jangka ( 5
± 0,1 ) detik.
g. Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang berimpit dengan
jarum penunjuk, bulatkan hingga angka 0,1 mm terdekat.
h. Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk
pekerjaan berikutnya.
i. Lakukan pekerjaan sampai dengan diatas tidak kurang dari 3 kali untuk benda
uji yang sama dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak satu sama
lain dan dari tepi dinding lebih dari 1 cm.

5. Pelapotan
Laporan angka penetrasi rata-rata dalam bilangan bualat sekurang-kurangnya
dari 3 pembacaan dengan ketentuan bahwa hasil-hasil pembacaan tidak melampaui
ketentuan di bawah ini.

Hasil penetrasi 0-49 50-149 150-249 200

Toleransi 2 4 6 8

6. Catatan
Apabila pembacaan stopwatch lebih dari ( 5 ± 0,1 ) detik hasil tersebut tidak
belaku berlaku (diabaikan )
PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN

Hasil

A Berat semen (gram) 64

B Bacaan piknometer + solar (ml) 0,3

C Bacaan piknometer + solar + semen (ml) 20,6

Berat jenis semen 3,1


B. Pemeriksaan Berat Jenis Aspal
PA – 0307 – 76
(AASHTO T-228-68*)
(ASTM D – 70 -72)

1. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis bitumen keras dan
ter dengan piknometer.
Berat jenis bitumen atau ter adalah perbandingan antara berat bitumen atau ter
dan berat air suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu.

2. Peralatan
a. Thermometer
b. Bak perendam yang dilengkapi pengatur suhu dengan ketelitian (25 ± 0,1)˚C
c. Piknometer
d. Air suling sebanyak 1000 cm3
e. Bejana gelas

3. Benda uji
a. Panaskan contoh bitumen keras atau ter sejumlah 50 gr, sampai menjadi cair
dan aduklah untuk mencegah pemanasan setempat.
b. Tuangkan contoh tersebut kedalam piknometer yang telah kering hingga terisi
¾ bagian.
4. Cara Melakukan
a. Isilah bejana dengan air suling sehingga diperkirakan bagian atas piknometer
yang tidak terendam 40 mm. kemudian rendam dan jepitlah bejana tersebut
dalam bak perendam sekurang-kungnya 100 mm, aturlah suhu bak perendam
pada suhu 25˚C.
b. Bersihkan, keringkan dan timbanglah piknometer dengan ketelitian 1 mg. (A)
c. Angkatlah bejana dari bak perendam dan isilah piknometer dengan air suling
kemudian tutuplah piknometer tanpa ditekan.
d. Letakkan piknometer ke dalam bejana dan tekanlah penutup sehingga rapat,
kembalikan bejana berisi piknometer ke dalam perendam. Diamkan bejana
tersebut di dalam bak perendam selama sekurang-kurangnya 30 menit,
kemudian angkatlah piknometer dan keringkan dengan lap timbanglah
piknometer dengan ketelitian 1 mg .(B)
e. Tuangkan benda uji tersebut ke dalam piknometer yang telah kering hingga
terisi ¾ bagian.
f. Biarkan piknometer sampai dingin, waktu tidak kurang dari 40 menit dan
timbanglah dengan penutupnya dengan ketelitian 1 mg.(C)
g. Isilah piknometer yang berisi benda uji dengan air suling dan tutuplah tanpa
ditekan, diamkan agar gelembung-gelembung udara keluar.
h. Angkatlah bejana dari bak perendam dan letakkan piknometer didalamnya dan
kemudian tekanlah penutup hingga rapat.
Masukkan dan diamkan bejana dalam bak perendam selama sekurang-
kurangnya 30 menit. Angkat, keringkan dan timbanglah piknometer.(D)

5. Perhitungan
Hitunglah berat jenis dengan rumus

BJ =

A = berat piknometer (dengan penutup) (gram)


B = berat piknometer berisi air (gram)
C = berat piknometer berisi aspal (gram)
D = berat piknometer berisi aspal dan air (gram)

6. Pelaporan
Laporkan berat jenis bitumen keras atau ter sampai tiga angka di belakang
koma.
PENGUJIAN BERAT JENIS ASPAL

Hasil

1 Berat piknometer kosong (gram) 73,7

2 Berat piknometer + air (gram) 190,7

3 Berat piknometer + aspal (gram) 120,3

4 Berat piknometer + aspal + air (gram) 193,1

Berat jenis semen 1,047


C. Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
PB-0202-76
(AASHTO T-85-74)
(ASTMC-127-68)

1. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (bulk), berat jenis
kering permukaan jenuh (saturated surface dry, SSD) dan berat jenis semu
(apparent) dari agregat kasar.
a. Berat jenis (bulk specific gravity) adalah perbandingan antara berat agregat
kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan
jenuh pada suhu tertentu.
b. Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) adalah perbandingan antara berat
agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan
isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.
c. Berat jenis semu (apparent specific gravity) adalah perbandingan antar berat
agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan kering pada suhu tertentu.
d. Penyerapan adalah presentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat
agregat kering.

2. Peralatan
a. Keranjang kawat ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm (no. 6 no. 8) dengan kapasitas
kira-kira 5 kg.
b. Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan.
Tempat ini harus dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air selalu tetap.
c. Timbang dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1 %. dari berat contoh yang
ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.
d. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi samapai suhu
( 110 ± 5) ˚C
e. Alat pemisah contoh
f. Saringan no.4

3. Benda Uji
Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan no.4 diperoleh dari alat
pemisah contoh atau cara perempat, sebanyak kira-kira 5 kg.

4. Cara Melakukan
a. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang melekat
pada permukaan.
b. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu 105˚C sampai berat tetap.
c. Dinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1-3 jam. Kemudian timbang
dengan ketelitian 0,5 gram (Bk)
d. Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 ± 4 jam.
e. Keluarkan benda uji dari air. Lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada
permukaan hilang (SSD). Untuk butiran yang besar pengeringnya harus satu
persatu.
f. Timbang benda uji kering permukaan jenuh (Bj)
g. Letakkan benda uji didalam keranjang, goncangkan batunya untuk
mengeluarkan udara yang tersekap dan tentukan beratnya di dalam air (Ba).
Ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan kepada suhu standart (25˚C)

5. Perhitungan
Dengan sampel uji 1”
a. Berat jenis (bulk specific gravity)
b. Berat jenis kering permukaan jenuh (saturated surface dry, SSD)

c. Berat jenis semu (apparent specific gravity)

d. Penyerapan

Bk= berat benda uji kering oven (gram)


Bj= berat benda uji kering permukaan jenuh (gram)
Ba= berat benda uji didalam air (gram)

6. Pelaporan
Hasil dilaporkan dalam bilangan decimal sampai dua angka dibelakang koma.

7. Catatan
Bila penyerapan dan harga berat jenis digunakan dalam pekerjaan beton dimana
agregatnya digunakan pada keadaan kadar air aslinya maka tidak perlu dilakukan
pengeringan dengan oven.
Banyak jenis bahan campuran yang mempunyai bagian butir-butir berat dan
ringan, bahan semacam ini memberikan harga-harga berat jenis yang tidak tetap
walaupun pemeriksaan dilakukan dengan sangat hati-hati. Dalam hal ini beberapa
pemeriksaan ulangan diperlukan untuk mendapatkan harga rata-rata yang
memuaskan.

Kegiatan : Pengujian berat jenis dan penyerapan agregat kasar


Kelompok : 2 Teknik Sipil 5A

Sample : Agregat Kasar

Tanggal dikerjakan : 23 November 2017

PEMERIKSAAN BERAT JENIS & PENYERAPAN AGREGAT KASAR

Pengujian

1” Medium

1 Berat benda uji kering oven (Bk) (gram) 994 787

2 Berat benda uji kering permukaan jenuh (Bj) (gram) 1002 808

3 Berat benda uji didalam air (Ba) (gram) 622 527

4 2,62 2,80
Berat jenis bulk(BJ. Bulk)

5 2,64 2,87
Berat jenis SSD (BJ.SSD)

6 2,67 3,0
Berat jenis semu (BJ. Apparent)

7 0,80 2,67
Penyerapan
D. Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus
PB – 0203 – 76
(AASHTO T-84-74)
(ASTM C-128-68)

1. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (bulk), berat jenis
kering permukaan jenuh (saturated surface dry, SSD) dan berat jenis semu
(apparent) dari agregat kasar.
a. Berat jenis (bulk specific gravity) adalah perbandingan antara berat agregat
kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan
jenuh pada suhu tertentu.
b. Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) adalah perbandingan antara berat
agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan
isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.
c. Berat jenis semu (apparent specific grafity) adalah perbandingan antara berat
agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan kering pada suhu tertentu.
d. Penyerapan adalah presentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat
agregat kering.

2. Peralatan
a. Timbangan kapasitas 1 kg atau lebih dengan ketelitian 0,1 gram
b. Piknometer dengan kapasitas 500 ml
c. Kerucut terpancung (cone), diameter bagian atas (40 ± 3) mm, diameter bagian
bawah (90 ± 3) mm dan tinggi (73 ± 3) mm dibuat dari logam tebal minimum
0,8 mm.
d. Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk rata, berat (340 ± 15)
gram, diameter permukaan penumbuk (25 ± 3).
e. Saringan no.4
f. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110±5)
˚C.
g. Pengukur suhu dengan ketelitian pembacaan 1˚C.
h. Talam
i. Bejana tempat air
j. Pompa hampa udara ( vacuum pump ) atau tungku
k. Air suling
l. Desikator

3. Benda Uji
Benda uji adalah agregat yang lolos saringan no.4 diproleh dari alat pemisah
contoh atau cara perempat sebanyak 1000 gram.

4. Cara Melakukan
a. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110 ± 5)˚C sampai berat tetap.
Yang dimaksud dengan berat tetap adalah keaadaan berat benda uji selama 3
kali proses penimbangan dan pemanasan dalam oven dengan selang waktu 2
jam berturut-turut, tidak akan mengalami perubahan kadar air lebih besar dari
pada 0,1% dinginkan pada suhu ruang, kemudian rendam dalam air selama (24
± 4)jam.
b. Buang air perendam hati-hati, jangan ada butiran yang hilang, tebarkan agregat
diatas talam, keringkan di udara panas dengan cara membalik-balikan benda
uji. Lakukan pengeringan sampai tercapai keadaan kering permukaan jenuh.
c. Periksa keadaan kering permukaan jenuh dengan mengisikan benda uji ke
dalam kerucut terpancung, padatkan dengan batang penumbuk sebanyak 25
kali, angkat kerucut terpancung.
d. Segera setelah tercapai keadaan kering permukaan jenuh masukkan 500 gram
benda uji ke dalam piknometer, masukkan air suling samapia mencapai 90% isi
piknometer putar sambil digoncangkan samapi tidak terlihat isi gelembung
udara di dalamnya untuk mempercepat proses ini dapat dipergunakan pompa
hampa udara tetapi harus diperhatikan jangan samapai ada air yang ikut terisap,
dapat juga dilakukan dengan merebus piknometer.
e. Rendam piknometer dalam air dan ukur suhu air untuk penyusutan perhitungan
kepada suhu standart 25˚C
f. Tambahkan air sampai mencapai tanda batas
g. Timbang piknometer berisi air dan benda uji samapai ketelitian 0,1 gram (Bt)
h. Keluarkan benda uji keringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5)˚C sampai
berat tetap, kemudian dinginkan benda uji dalam desikator
i. Setelah benda uji dingin kemudian timbanglah (Bk)
j. Tentukan berat piknometer berisi air penuh dan ukur suhu air guna penyesuaian
dengan suhu standart 25˚C.(B)

5. Perhitungan
a. Berat jenis (bulk specific gravity)

b. Berat jenis kering permukaan jenuh (saturated surface dry, SSD)

c. Berat jenis semu (apparent specific gravity)

d. Penyerapan
x100%

Bk = berat benda uji kering oven (gram)


B = berat piknometer berisi air (gram)
Bt = berat piknometer berisi benda uji dan air (gram)
500 = berat benda uji dalam keadaan kering permukaan jenuh (gram).

6. Pelaporan
Hasil dilaporkan dalam bilangan decimal sampai tiga angka dibelakang koma.
Kegiatan : Pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus

Kelompok : 2 Teknik Sipil 5A

Sample : Agregat Kasar

Tanggal dikerjakan : 23 November 2017

PEMERIKSAAN BERAT JENIS & PENYERAPAN AGREGAT HALUS

Pengujian

Abu Batu

1 Berat benda uji kering oven (Bk) (gram) 486

2 Berat piknometer + air (B) (gram) 687,5

3 Berat piknometer + air + benda uji (Bt) (gram) 1002,1

4 Berat jenis bulk(BJ. Bulk) 2,621

5 2,697
Berat jenis SSD (BJ.SSD)
6 2,835
Berat jenis semu (BJ. Apperent)

7 2,880
Penyerapan

E. Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat Halus Dan Kasar


PB-0201-76
(AASHTO T-27-74)
(ASTM C-136-46)

1. Maksud
Pemeriksaan ini ini dimaksudkan untuk menntukan pembagian butir/gradasi
agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan.

2. Peralatan
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari benda uji
b. Satu set saringan : 76,2 mm (3”); 63,5 mm (2 ½”) : 50,8 mm (2”); 37,5 mm

(1½”); 25 mm (1”); 19,1 mm (¾”); 12,5 mm (½”); 9,5 mm ( “ ); no.4; no.8;

no.16; no .30; no,50; no. 100; no. 200 (standart ASTM)


c. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ±
5)˚C
d. Alat pemisah contoh
e. Mesin pengguncang saringan
f. Talam-talam
g. Kuas, sikat kuning, sendok dan alat bantulainnya

3. Benda Uji
a. Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat banyak:
 Agregat halus
Ukuran maks. No 4; berat min 500 gram
Ukuran maks. No 8; berat min 100 gram
 Agregat kasar
Ukuran maks 3,5”; berat min 35 kg
Ukuran maks 3” ; berat min 30 kg
Ukuran maks 2,5”; berat min 25 kg
Ukuran maks 2” ; berat min 20 kg
Ukuran maks 1,5”; berat min 15 kg
Ukuran maks 1” ; berat min 10 kg
Ukuran maks ¾” ; berat min 5 kg
Ukuran maks ½” ; berat min 2,5 kg
Ukuran maks “; berat min 1 kg

b. Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar, agregat
tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan no 4 selanjutnya agregat
halus dan agrgat kasar disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum di atas.
Benda uji disiapkan sesuai dengan PB-0208-76 kecuali apabila butiran yang
melalui saringan no 200 tidak perlu diketahui jumlahnya dan bila syarat-syarat
ketelitian tidak menghendaki pencucian.

4. Cara Melakukan
a. Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu (110 ± 5)˚C sampai berat
tetap.
b. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas saringan diguncangkan dengan tangan atau mesin
pengguncang selama 15 menit.

5. Perhitungan
Hitunglah presentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing
saringan terhadap berat total benda uji.
6. Pelaporan
Laporan meliputi
a. Jumlah persentase melalui masing-masing saringan, atau jumlah persentase di
atas masing-masing saringan dalam bilangan bulat.
b. Grafik akumulatif.

Kegiatan : Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat Kasar

Kelompok : 2 Teknik Sipil 5A

Sample : 1”

Tanggal dikerjakan : 9 November 2017

Sive size Sampel 1 (1”)


Tertahan komulatif Lolos
inci mm (gram) % %
1” 25,4 1000 100 100
¾” 19 171,2 17,12 82,88
½” 12,5 841,2 84,12 15,88
3/8” 9,5 965,6 96,56 3,44
no.4 4,75 999,0 99,90 0,1
no.8 2,36 999,3 99,93 0,7
no. 16 1,18 999,4 99,94 0,6
no.30 0,6 1000 100 0
no.50 0,3 1000 100 0
no.200 0,075 1000 100 0
Berat sampel = 1000 gram
Mula – mula
Kegiatan : Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat Kasar

Kelompok : 2 Teknik Sipil 5A

Sample : 0,5”

Tanggal dikerjakan : 9 November 2017

Sive size Sampel 2 (0,5”)


Tertahan komulatif Lolos
inci mm (gram) % %
1” 25,4 1000 100 100
¾” 19 1000 100 100
½” 12,5 1000 100 100
3/8” 9,5 80 0,8 99,2
no.4 4,75 972,1 97,21 2,79
no.8 2,36 995,2 99,52 0,48
no. 16 1,18 995,5 99,55 0,45
no.30 0,6 995,8 99,58 0,42
no.50 0,3 996,4 99,64 0,36
no.200 0,075 999,6 99,96 0,4
Berat sampel = 1000 gram
Mula – mula
Kegiatan : Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat Halus

Kelompok : 2 Teknik Sipil 5A

Sample : 1. Abu batu

Tanggal dikerjakan : 9 November 2017

Sive size Sampel 1 (Abu Batu)


Tertahan komulatif Lolos
Inci mm (gram) % %
1” 25,4 1000 100 100

¾” 19 1000 100 100

½” 12,5 1000 100 100

3/8” 9,5 1000 100 100

no.4 4,75 1000 100 100

no.8 2,36 6,2 0,62 99,4


no. 16 1,18 908,5 90,85 9,15
no.30 0,6 989,3 98,93 1,07
no.50 0,3 990,4 99,04 0,96
no.200 0,075 999,8 99,98 0,2
Berat sampel = 1000 gram
Mula – mula
Kegiatan : Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat Halus

Kelompok : 2 Teknik Sipil 5A

Sample : 1. Semen

Tanggal dikerjakan : 9 November 2017

Sive size Sampel 2 (Semen)


Tertahan komulatif Lolos
Inci mm (gram) % %
1” 25,4 500 100 100

¾” 19 500 100 100

½” 12,5 500 100 100

3/8” 9,5 500 100 100

no.4 4,75 500 100 100

no.8 2,36 500 100 100

no. 16 1,18 500 100 100

no.30 0,6 68,7 6,87 93,13


no.50 0,3 93,3 9,33 90,67
no.200 0,075 418,8 41,88 58,12
Berat sampel = 500 gram
Mula – mula
F. Prosedur Uji Marshall Di Laboratorium

1. Maksud
Pemeriksaan ino dimaksudkan untuk menentukan kadar aspal Optimum (KAO)
yang digunakan dalam campuran panas aspal beton dengan metode marshall.

2. Peralatan
a. Kompor pemanas
b. Thermometer
c. Wajan
d. Cetok pengaduk
e. Timbangan
f. Satu set cetakan briket aspal beserta penumbuknya
g. Ejector briket

3. Cara Melakukan
Sekurang-kurangnya dua briket harus dibuat untuk tiap percobaan campuran
harus disiapkan sesuai dengan AASHTO T-245-78
a. Siapkan agregat,jumlah untuk tiap fraksi ukuran yang diperlukan untuk
menghasilkan takaran yang akan menghasilkan benda uji padat (briket) sesuai
dengan tinggi (6,4 ± 0,1) cm sekitar 1200 gram. Masing-masing agregat kasar,
abu batu dan pasir diayak atau disaring dengan ukuran saringan,(1 ½”, 1”, ¾”,
½”, 3/8”, #4 , #8 , #16 , #30 , #50 dan #200) untuk mendapatkan gradasinya.
Abu batu dan pasir diambil yang lolos saringan 3/8” ,kemudian diayak sesuai
urutan saringan. Setelah itu lakukan hitungan kombinasi dari masing-masing
agregat yang sudah disaring/diayak untuk mendapatkan komposisi agregat
gabungan yang sesuai dengan spesifikasi campuran aspal yang diinginkan (AC
Base, AC Binder atau AC Wearing)
Misalkan komposisi agregat gabungan Agregat kasar = 55%
Pasir = 30%
Abu batu = 15%

+
= 100%
Aspal = 6,4%

Dimana gradasi gabungan campuran yang sesuai dengan spesifikasi campuran


aspal sebagai berikut:

Ayakan 1” ¾” ½” 3/8” #4 #8 #16 #30 #50 #200

% lolos 100 96,5 83,1 53,2 38,1 37 9,8 6,9 6,6 4,1

Kemudian ambil contoh sampel total agregat (kasar,abu batu,dan pasir) sesuai
kebutuhan missal 10 kg. Untuk itu diambil contoh dari masing-masing agregat
Agregat kasar = 55% x 10000 gram = 5500 gram
Abu batu = 15% x 10000 gram = 1500 gram
Pasir = 30% x 10000 gram = 3000 gram

Kemudian dicampur diblending supaya merata. Setelah itu diambil sampelnya


untuk mendapatkan 1 (satu) ukuran takaran briket.

Ukuran takaran briket


1” - ¾” = (100 – 96,5)% x 1200 gram = 42 gram
(artinya agregat yang lolos ayakan 1” dan tertahan ayakan ¾” sebanyak
98,4 gram)
¾” - ½” = (96,5 – 83,1)% x 1200 gram = 160,8 gram
½” – 3/8” = (83,1 – 80,2)% x 1200 gram = 34,8 gram
3/8”- #4 = (80,2 – 38,1)% x 1200 gram = 505,2 gram
#4 – pan = (38,1 – 0 )% x 1200 gram = 457,2 gram
b. Siapkan sejumlah aspal,panaskan aspal tersebut sampai suhu 150˚C
(pen.80/100) atau 160˚C (pen. 60/70). Atau secara visual aspal sudah terlihat
cair untuk bisa dibuang diatas agregat panas,
c. Panaskan wajan/pan sampai 170˚C dan segera timbang wajan/pan yang telah
panas tersebut ( catat beratnya)
d. Masukkan campuran agregat yang beratnya telah ditimbang (± 1200 gram)pada
wajan panas dan campur hingga homogen (hati-hati dalam mencampur diatas
kompor pemanas)
e. Timbang wajan + campuran agregat panas pada suhu 160 – 170˚C (catat
beratnya)
f. Setelah timbag segera diberi tambahan aspal panas (sesuai kebutuhan)
kemudian campurkan hingga homogeny sampai suhu 150 - 165˚C.
Menentukan tambahan aspal panas
Misalkan berat wajan panas ( c ) = 400 gram dan berat ( c ) = 1592,6
gram
Berat agregat panas = berat ( e ) – berat wajan panas ( c ) = 1592,6 -
400 = 1192,6 gram
Berat aspal panas yang harus ditambahkan [ada campuran agregat panas
= ( 6,4% x 1192,6) / (100% - 6,4%) = 81,5 gram
Sehingga total berat (wajan – agregat + aspal) panas = 400 + 1192,6 +
81,5 = 1674,1 gram
g. Setelah campuran agregat panas dan aspal panas homogeny,siapkan mold
(cetakan) untuk dilakukan pemadatan dan jaga suhu campuran sekitar 140˚C
(pen 80/100) dan 150˚C ( pen 60/70), lakukan penumbukan sebanyak 2 x 75.
Untuk tiap sisi atas dan sisi bawah briket yang akan ditumbuk diberi kertas
saring dengan diameter kertas saring sama dengan diameter dalam
mold/cetakan.
h. Diamkan selama 1 hari,kemudian keluarkan contoh dari cetakan dengan alat
ejector. Bersihkan briket dari kotoran yang menempel. Segeran lakukan
penomoran/tanda pada briket dan penimbangan sampel briket (catat berat
sampel briket diudara)
i. Rendamlah sampel briket dalam air selama ± 24 jam. Setelah itu lakukan
penimbangan sampel briket didalam air (catat berat sampel briket dalam air).
Kemudian dengan menggunakan kain lap yang mudah menyerap air
(kanebo),sampel briket dilap sampai kondosi SSD. Lakukan penimbangan
sampel briket dalam keadaan SSD (catat berat sampel briket SSD)
j. Sebelum dilakukan uji tekan dengan alat Marshall,rendamlah sampel briket
dalam bak perendam “waterbath” dalam suhu air 60˚C selama 30 menit.
k. Segera setelah rewndam dalam “waterbath” selama 30 menit,sampel briket
diuji tekan dengan alat Marshall,dengan catatan sampel yang diambil dari
“waterbath” hingga penekanan alat Marshall, waktu yang dibutuhkan tidak
lebih dari 30 detik. Posisi jarum Stabilitas dan dial Flow dinolkan. Catat hasil
penunjukan jarum pada skala dial Stabilitas dan dial Flow yang terjadi.
Perhitungan

- Volume briket = berat briket SSD – berat briket dalam air

- Berta isi briket =

- Berat jenis makss. Teoritis ( Gmm ) =

- VMA = 100 -

- VIM = 100 -

- VFA =

- Stabilitas = bacaan arloji ( strip ) x kalibrasi prov.ring x factor kkoreksi


- Flow = bacaan arloji dial flow ( strip )

- Marshall Quotient ( hasil bagi Marshall ) =

- Gsb =

- Gsa =
- Gse =

Bagan Alir Rancangan Campuran Aspal metode Marshall

Agregat yang telah memenuhi


Spesifikasi Bahan

Rancangan Proporsi Agregat

% Agregat Kasar

% Agregat Halus

% Filter

Tidak Gradasi
Agregat
gabungan
memenuhi
Spesifikasi

Tentukan kadar aspal optimum


perkiraan (Pb%) berdasarkan
gradasi agregat gabungan
Tentukan kadar aspal Optimum
perkiraan (Pb%) berdasarkan
gradasi agregat gabungan

Ya

Tentukan kadar aspal Optimum


perkiraan (Pb%) berdasarkan
gradasi agregat gabungan

A
A

Buat benda uji masing-masing 3


buah untuk kadar aspal: (Pb-1)%;
(Pb-0,5)%; Pb%; (PB+0,5)%;
(Pb+1)%

Setelah dingin keluarkan benda uji


dengan ejector lalu ditimbang
(diudara)kemudian masukan
dalam air selama ±24 jam

Timbang benda uji dalam air dan


kondisi SSD

Masukan benda uji dalam


Analisa data untuk
Waterbath mendapatkan
60 ֯Cuji
selama 30
Segera lakukan Marshall
KAO
menit

Anda mungkin juga menyukai