Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH AIR REBUSAN KAYU SECANG DALAM PENYEMBUHAN

BIANG KERINGAT PADA BAYI

Dewi Susilowati, Triwik Sri Mulati


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

Abstract: Boiled Water of Secang Tree, Baby’s Miliaria.The purpose of this


research was to know the time of the cure of baby”s miliaria using bolied water of
secang tree and using without bolied water of secang tree. This research was
Quasi Eksperiment. The sample was divided into two groups, those were twenty
babies experiencing miliaria and were bathed using secang tree boiled water as
intervention group, and twenty babies experiencing miliaria who were bathed
using without secang tree boiled water as control group at Klaten Selatan. Data
was analyzed using U Mann Whitney test. The research result was the mean point
of curing time of baby miliria bathed using secang tree boiled water (intervention
group) was 5.75 days. However, in control group, it was 9.80 days. There was the
time of curing miliria at intervention group shorter than the time of curing miliria
at contol group.

Key Word: Boiled Water of Secang Tree, Baby’s Miliaria

Abstrak: Biang Keringat, Air Rebusan Kayu Secang, Bayi. Tujuan dari
peneitian ini adalah untuk mengetahui lama penyembuhan biang keringat pada
bayi yang menggunakan air rebusan kayu secang dan yang menggunakan tanpa air
secang. Jenis penelitan adalah Quasi Eksperimental. Sampelnya 20 bayi yang
mengalami biang keringat yang diberikan air rebusan kayu secang (kelompok
perlakuan) dan 20 bayi yang mengalami biang keringat tapi diberikan pengobatan
tanpa air rebusan kayu secang (kelompok kontrol). Analisa datanya menggunakan
uji U Mann Whitney. Hasilnya adalah lama penyembuhan biang keringat pada
kelompok perlakuan dengan nilai rata-rata 5.75 hari sedangkan pada kelompok
kontrol dengan nilai rata-rata 9.80 hari sehingga waktu (lamanya hari) yang
dibutuhkan untuk penyembuhan biang keringat bayi pada kelompok perlakuan
lebih cepat dibanding pada kelompok kontrol.

Kata Kunci : Biang Keringat, Air Rebusan Kayu Secang, Bayi

PENDAHULUAN
Biang keringat sering terjadi (World Health Organization, 2006)
pada bayi berusia kurang dari 6 bulan. melaporkan tiap tahun terdapat 80%
karena kulit bayi cenderung lebih penderita biang keringat (miliaria),
sensitif daripada orang dewasa. Bahkan diantaranya 65% terjadi pada bayi.
70 persen dari tubuh bayi mengandung Berdasarkan harian Kompas Jakarta 15
air, itulah mengapa bayi mudah sekali Desember 2008 melaporkan 49,6%
mengeluarkan keringat bila penduduk Indonesia Beresiko terkena
dibandingkan dengan orang dewasa. biang keringat (miliaria). Sebagian
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia besar sering terjadi pada bayi terutama
152
Dewi Susilowati, Pengaruh Air Rebusan Kayu Secang Dalam Penyembuhan 153

di kota-kota besar yang panas dan mengalami biang keringat dan


pengap. Milliariasis sering terjadi pada menyebabkan bayi menjadi rewel
bayi prematur karena proses
diferensiasi sel epidermal dan apendik METODE PENELITIAN
yang belum sempurna. Kasus Jenis penelitan ini adalah Quasi
milliariasis terjadi pada 40-50% bayi Eksperiment. Sampelnya adalah 20
baru lahir, muncul pada usia 2-3 bulan bayi yang mengalami biang keringat
pertama dan akan menghilang dengan yang diberikan air rebusan kayu secang
sendirinya pada 3-4 minggu kemudian. dan sejumlah 20 bayi yang mengalami
Terkadang kasus ini menetap untuk biang keringat tapi diberikan selain air
beberapa lama dan dapat menyebar ke rebusan kayu secang di wilayah Klaten
daerah sekitarnya. (Hoesin, 2004). Selatan. Tehnik pengambilan sampel
Ada banyak cara untuk secara consecutive sampling. Analisa
mempercepat penyembuhan dan data nya menggunakan uji U Mann
menghambat penyebaran biang Whitney.
keringat, salah satunya dengan bisa
diberikan rebusan kayu secang yang HASIL PENELITIAN
digunakan untuk memandikan bayi. Pengambilan data pada
Pada rebusan kayu secang akan penelitian ini dilakukan di Bidan
melarutkan senyawa yang terkandung Praktek Mandiri di wilayah Klaten
dalam kayu secang yaitu senyawa tanin Selatan, pada bulan April s/d Juni
dan brasilin. Kandungan tanin dan 2014.
brasilin yang berada pada batang kayu 1. Hasil uji Deskritif Statistik pada
secang. Tanin dapat bersifat sebagai Kelompok Perlakuan dan
antibakteri dan astringen sedangkan Kelompok Kontrol tentang Lama
brazilin mempunyai aktivitas sebagai Penyembuhan Biang Keringat
antibakteri dan bakteriostatik. Peneliti Bayi
lain mengungkapkan bahwa brazilin Tabel 1.
diduga mempunyai efek anti-inflamasi Distribusi diskriptif kelompok
(Grainne, 2014). perlakuan
WHO (2006) juga telah
Kelompok N Mean SD
memperbolehkan penggunaan tanaman
obat sebagai salah satu bentuk terapi Perlakuan 20 5.75 1.802
alternatif, yang penggunaannya Kontrol 20 9.80 2.419
disesuaikan dengan tujuan dan khasiat Berdasarkan tabel 1 dapat
tanaman. Hal ini merupakan suatu diketahui bahwa pada kelompok
peluang yang dimanfaatkan oleh tenaga perlakuan nilai rata-rata lama
kesehatan untuk mengembangkan penyembuhan biang keringat bayi
terapi komplementer yang pada adalah 5.75 hari sedangkan nilai rata-
awalnya merupakan suatu kebiasaan rata lama penyembuhan biang keringat
yang telah ada dalam masyarakat bayi pada kelompok kontrol adalah
tertentu. 9.80 hari.
Studi pendahuluan yang 2. Hasil Uji U Mann-Whitney
dilakukan di Desa Danguran Klaten terhadap Data Penelitian pada
selatan terdapat 10 dari 15 bayi yang Kelompok Perlakuan dan pada
datang saat pelaksanaan imunisasi Kelompok Kontrol
154 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 4, No 2,November 2015, hlm 82-196

Untuk mengetahui beda rerata (1998) yang menyatakan bahwa kayu


antara kelompok perlakuan dan secang mengandung zat Flavonoid.
kelompok kontrol maka dilakukan uji Flavonoid merupakan golongan
U Mann-Whitney. Hasil uji U Mann- senyawa bahan alam dari senyawa
Whitney menunjukkan p value = 0.001, fenolik yang banyak merupakan
dimana p < 0.05 yang berarti ada pigmen tumbuhan. Fungsi flavonoid
perbedaan yang signifikan antara dalam tubuh manusia adalah sebagai
kelompok perlakuan dan kelompok antioksidan. Antioksidan melindungi
kontrol, dimana waktu (lamanya hari) jaringan terhadap kerusakan oksidatif
yang dibutuhkan untuk penyembuhan akibat radikal bebas yang berasal dari
biang keringat bayi pada kelompok proses-proses dalam tubuh atau dari
yang diberi air rebusan kayu secang luar, dan memiliki hubungan sinergis
(kelompok perlakuan) lebih cepat dengan vitamin C (meningkatkan
dibanding waktu (lamanya hari) yang efektivitas vitamin C). Dalam banyak
dibutuhkan untuk penyembuhan biang kasus, flavonoid dapat berperan
keringat bayi pada kelompok yang secara langsung sebagai antibiotik
diberi tanpa rebusan air secang dengan mengganggu fungsi
(kelompok kontrol). dari mikroorganisme seperti bakteri atau
virus. Selain itu kayu secang juga
PEMBAHASAN mengandung minyak atsiri. Minyak
Dari hasil uji deskriptif statistik atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak
dapat diketahui bahwa pada kelompok eteris (aetheric oil), minyak esensial,
perlakuan nilai rata-rata lama serta minyak aromatik, adalah
penyembuhan biang keringat bayi kelompok besar minyak nabati yang
adalah 5.75 hari dan nilai rata-rata pada berwujud cairan kental pada suhu
lama penyembuhan biang keringat bayi ruang namun mudah menguap sehingga
pada kelompok kontrol adalah 9.80 memberikan aroma yang khas.
hari. Hal tersebut didukung dari hasil Beberapa jenis minyak atsiri digunakan
uji U Mann-Whitney yang sebagai bahan astiseptik internal dan
menunjukkan p value = 0.001, dimana eksternal. Kandungan lain kayu secang
p < 0.05 yang berarti ada perbedaan adalah tanin dan asam galat. Tanin dan
yang signifikan antara kelompok Asam Galat adalah komponen zat
perlakuan dan kelompok kontrol, organik yang sangat komplek dan
dimana waktu (lamanya hari) yang terdiri dari senyawa fenolik yang
dibutuhkan untuk penyembuhan biang mempunyai berat molekul 500 – 3000,
keringat bayi pada kelompok yang dapat bereaksi dengan protein
diberi air rebusan kayu secang membentuk senyawa komplek larut
(kelompok perlakuan) lebih cepat yang tidak larut. Tanin bersifat sebagai
dibanding waktu (lamanya hari) yang antibakteri dan astringent atau
dibutuhkan untuk penyembuhan biang menciutkan dinding usus yang rusak
keringat bayi pada kelompok yang karena asam atau bakteri. Kayu secang
diberi selain rebusan air secang juga mengandung brasilin/brazilin.
(kelompok kontrol). Brasilin adalah golongan senyawa yang
Hasil penelitian ini sesuai memberi warna merah pada kayu
dengan teori yang dikemukakan oleh secang dengan struktur C6H14O5 dalam
Sukria 1993 dalam Sundari et al, bentuk kristal berwarna kuning sulfur,
Dewi Susilowati, Pengaruh Air Rebusan Kayu Secang Dalam Penyembuhan 155

larut air dan berasa manis, akan tetapi ketidaknyamanan pada bayi bahkan
jika teroksidasi akan menghasilkan jika tidak diatasi bisa menimbulkan
senyawa brazilein yang berwarna komplikasi (infeksi) pada kulit bayi.
merah kecoklatan. Brazilin merupakan Air rebusan kayu secang mengandung
senyawa antioksidan yang mempunyai flavonoid, minyak atsiri, tanin dan
katekol dalam struktur kimianya. asam galat serta brazilin yang berfungsi
Berdasarkan aktivitas antioksidanya, sebagai anti bakteri, anti inflamasi, dan
brazilin mempunyai efek melindungi anti oksidan juga stringen ekstrak
tubuh dari keracunan akibat radikal serutan kayu secang dapat berefek
kimia. Brazilin juga mempunyai efek positif menghambat pertumbuhan
anti-inflamasi. Strepto-coccus yang memiliki daya
Kaitannya dengan biang antibakteri terhadap S. aureus dan E.
keringat pada bayi, berdasarkan FKUI, coli sehingga air rebusan kayu secang
(2000) bayi yang menderita biang dapat mengobati biang keringat pada
keringat (Miliaria) mengalami 3 kali bayi.
lebih banyak bakteri per satuan luas Hasil penelitian ini
kulitnya dibanding bayi yang tidak membuktikan bahwa bayi yang
mengalami biang keringat. Biang menderita biang keringat yang
keringat itu sendiri adalah suatu dimandikan dengan air rebusan kayu
keadaan tertutupnya pori-pori keringat secang lebih cepat kesembuhannya
sehingga menimbulkan tersumbatnya dibandingkan yang tidak menggunakan
kelenjar keringat di bawah kulit dan kayu secang.
mengakibatkan timbulnya bintik-bintik
merah. E.Sukardi dan Petrus KESIMPULAN DAN SARAN
Andrianto, (1988) juga menyatakan Hasil penelitian ini dapat
bahwa biang keringat adalah disimpulkan bahwa ada perbedaan
dermatosis yang timbul akibat yang signifikan antara lama
penyumbatan kelenjar keringat dan penyembuhan biang keringat pada
porinya, yang lazim timbul dalam kelompok perlakuan dan kelompok
udara panas lembab seperti daerah kontrol, dimana waktu (lamanya hari)
tropis atau selama awal musim panas yang dibutuhkan untuk penyembuhan
atau akhir musim hujan yang suhunya biang keringat bayi pada kelompok
panas dan lembab. Karena sekresinya yang diberi air rebusan kayu secang
terhambat maka menimbulkan tekanan (kelompok perlakuan) lebih cepat
yang menyebabkan pecahnya kelenjar dibanding yang dibutuhkan untuk
atau duktus kelenjar keringat. Keringat penyembuhan biang keringat bayi pada
yang masuk ke jaringan sekelilingnya kelompok yang diberi tanpa rebusan air
menimbulkan perubahan anatomi. secang Kelompok kontrol). Saran
Sumbatan disebabkan oleh bakteri yang penelitian ini diharapkan para ibu lebih
menimbulkan peradangan dan oleh aktif bertanya dan mencari informasi
edema akibat keringat yang tak keluar. tentang pencegahan dan pengobatan
Oleh karena itu perlu suatu tindakan biang keringat secara medis maupun
yang berupa pencegahan maupun herbal dan terutama dapat menerapkan
pengobatan untuk mengatasi biang pencegahan dan pengobatan biang
keringat pada bayi karena biang keringat dengan menggunakan air
keringat menimbulkan rasa rebusan kayu secang dan para petugas
156 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 4, No 2,November 2015, hlm 82-196

kesehatan khususnya Bidan dapat 1999, Perawatan Kulit Bayi,


menerapkan pencegahan dan FKUI :Jakarta,
pengobatan biang keringat pada bayi http://www.republika.com
dengan menggunakan air rebusan kayu Shelov,2000.Perawatan untuk bayi dan
secang secara lebih luas di masyarakat. balita,Arcan :Jakarta.
Siregar R.S, Prof. Dr., 2002, Penyakit
DAFTAR RUJUKAN Kulit, FKUI, Jakarta
Aisyah, dkk. 2008, Penyakit Kulit Pada Stillman MA, Hindson TC and
Bayi, Jakarta. http://www.siti_ Maibach HI, 1971 The Effect of
aisyah. Com Pretreatment of Skin on
Boediardja, dkk, 2004, Perawatan Artificially Induced miliaria
Kulit Bayi dan Balita, EGC : Rubra and Hypohidrosis: British
Jakarta Journal of Dermatology, 1971,
Chucill Living Stone, 1995, Pediatric 84(2),110
Dermatology, Edisi 2, EGC :
Jakarta
Gold Disorders,1999,Dermatology in
General,FKUI :Jakarta
Grainne B, 2014 Rendomised
Controlled Trial Evaluating A
Baby Wash Product on Skin
Barrier Function in Healthy,
Term Neonates: Essentially
Midirs
Hoesin M, Dr, 2004, Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin, FKUI :
Jakarta
Murti B. 2010. Desain dan ukuran
sampel untuk penelitian
kuantitatif dan kualitatif dibidang
kesehatan. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press 2011.
Validitas dan reliabilitas.
Surakarta: Matrikulasi persiapan
pendidikan doktoral bidang
kedokteran Universitas Sebelas
Maret.
Notoatmodjo.S.2003. Metodologi
Penelitian Kesehatan,Arcan
:Jakarta, 2000, Perawatan Bayi,
IDI : Jakarta,
http://www.ikatan_dokter
Indonesia_jakarta
Pasaribu, dkk, 2007, Perawatan Kulit
Bayi, FKUI : Jakarta,
http://www.conectique.com, dkk,

Anda mungkin juga menyukai