Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FT NEUROMUSCULAR & PERILAKU

“FUNGSI OTAK DALAM BERPIKIR”

DISUSUN OLEH:

KHUMAIRAH
(PO713241181017)

DIPLOMA III FISIOTERAPI TINGKAT II


POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Fungsi Otak Dalam Bepikir”
dengan keadaan sehat dan dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Makalah ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah ”FT Neuromuscular &
perilaku” agar mampu memahami dan menganalisa, serta dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari dan juga semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan juga para
pembacanya.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran demi terbangunnya makalah kami dikemudian hari.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Maleali, 20 Juni 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………………………3
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………….……..3
C. Tujuan…………………………………………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Berpikir………………………………………………………………………..5
B. Macam-macam Berpikir…………………………………………………………….….…5
C. Komponen Berpikir……..…………………………………………………………….......6
D. Proses Dalam Berpikir……………………………...………………………………..……6
E. Pemeriksaan Pada Gangguan Berpikir……...………………………………………..……9
F. Terapi Pada Gangguan Berpikir...………………………………………………….....….10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………11
B. Saran……………………………………………………………………………………..11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pikiran adalah gagasan dan proses mental. Berpikir memungkinkan seseorang untuk
merepresentasikan dunia sebagai nodel dan memberikan perlakuan terhadapnya secara
efektif sesuai dengan tujuan, rencana dan keinginan. Kata yang merujuk pada konsep dan
proses yang sama diantaranya kognisi, pemahaman, kesadaran, gagasan, dan imajinasi.
Berpikir melibatkan manipulasi otak terhadap informasi, seperti saat kita membentuk
konsep, terlibat dalam pemecahan masalah, melakukan penalaran, dan membuat keputusan.
Berpikir adalah fungsi kognitif tingkat tinggi dan analisis proses berpikir menjadi bagian
dari psikologi kognitif.
Berpikir merupakan ciri utama bagi manusia. Berpikir disebut juga sebagai proses
bekerjanya akal. Secara garis besar berpikir dapat dibedakan antara berpikir alamiah dan
berpikir ilmiah. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kehidupan sehari-
hari dari pengaruh alam sekelilingnya. berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan
sarana tertentu secara teratur dan cermat.

B. Rumusan Masalah
Beberapa topik permasalahan dalam makalah ini yang akan dibahas adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan berpikir ?
2. Apa saja macam-macam berpikir ?
3. Bagaimana komponen dari berpikir ?
4. Bagaimana proses-porses dalam berpikir ?
5. Bagaimana pemeriksaan pada gangguan berpikir ?
6. Bagaimana terapi pada gangguan berpikir ?

3
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi berpikir
2. Untuk mengetahui macam-macam berpikir
3. Untuk mengetahui komponen berpikir
4. Untuk mengetahui proses-proses berpikir
5. Untuk mengetahui pemeriksaan pada gangguan berpikir
6. Untuk mengetahui terapi pada gangguan berpikir

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Berpikir
Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan
serangkaian gerak pemikiran dengan mengikuti jalan pemikiran tertentu agar sampai pada
sebuah kesimpulan yaitu berupa pengetahuan (Suriasumantri 1997:1). Oleh karena itu, proses
berpikir memerlukan sarana tertentu yang disebut dengan sarana berpiir ilmiah. Sarana
berpikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang
harus ditempuh. Pada langkah tertentu biasanya juga diperlukan sarana tertentu pula. Tanpa
penguasaan sarana berpikir ilmiah kita tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir
ilmiah yang baik. Untuk dapat melakukan kegiatan ilmiah dengan baik diperlukan saran
berpikir ilmiah berupa bahasa ilmiah, logika dan matematika, logikan dan statistika ( Tim
Dosen Filsafat Ilmu. 1996:68). Bahasa ilmiah merupakan alat komunikasi verbal yang
dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah. Bahasa merupakan alat berpikir dan alat
komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah kepada orang
lain.

B. Macam-Macam Berpikir
Berpikir banyak sekali macamnya. Banyak para ahli mengutarakan pendapat mereka.
Berikut ini akan dijelaskan macam-macam berpikir, antara lain :
1. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan sehari-hari dari
pengaruh alam sekelilingnya. Misal : penalaran tentang panasnya api yang dapat
membakar jika dikenakan kayu pasti kayu itu akan terbakar.
2. Berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan
cermat. Misal: dua hal yang bertentangan penub tidak dapat sebagai sifat hal tertentu
pada saat yang sama dalam satu kesatuan.
3. Berpikir autistik. Contoh berpikir autistik adalah mengkhayal, fantasi atau wishful
thinking. Dengan berpikir autistik seseorang melarikan diri dari kenyataan dan melihat
hidup sebagai gambar-gambar fantastis.

5
4. Berpikir realistik adalah dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata, biasa
disebut dengan nalar (reasoning). Floyd L. Ruch (1967) menyebutkan ada tiga macam
berpikir realistik, antara lain :
- Berpikir Deduktif
Deduktif merupakan sifat dedukasi. jadi, berpikir deduktif adalah proses berpikir
yang bertolak dari proposisi yang sudah ada, menuju proposisi baru yang berbentuk
kesimpulan.
- Berpikir Induktif
Induktif artinya bersifat induksi. Jadi, berpikir induktif adalah proses berpikir yang
bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu
kesimpulan. Berpikir induktif adalah menarik suatu kesimpulan umum dari berbagai
kejadian yang ada disekitarnya.
- Berpikir Evaluatif
Berpikir evaluatif adalah berpikir kritis, menilai baik buruknya, tepat atau tidaknya
suatu gagasan (Ismienar, 2009).

C. Komponen Berpikir
Ketika berpikir, seseorang menghubungkan pengertian satu dengan pengertian lain untuk
memecahkan masalah. Pengertian-pengertian tersebut merupakan bahan atau materi yang
digunakan dalam proses berpikir. Pengertian-pengertian tersebut dapat dirangkum sebagai
tiga elemen dasar dalam berpikir yaitu:
1. Mental images merupakan representasi dalam pikiran yang menyerupai objek atau
peristiwa yang direpresentasikan.
2. Konsep adalah kategorisasi objek, peristiwa, atau orang yang memiliki karakteristik
umum.
3. Penalaran adalah prosen ketika informasi digunakan untuk menarik kesimpulan dan
mengambil keputusan (Latipah, 2012).

D. Proses Berpikir
Proses berpikir itu pada pokoknya ada 4 langkah, yaitu:
1. Pembentukan Pengertian

6
Pengetian atau lebih tepatnya disebut pengertian logis dibentuk melalui 3 tingkatan,
sebagai berikut:
a. Menganalisa cir-ciri dari sejumlah objek yang sejenis.
b. Membandingkan-bandingkan ciri tersebut.
c. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan atau membuang ciri-ciri yang tidak hakiki dan
menangkap ciri-ciri yang hakiki.
2. Pembentukan Pendapat
Pembentukan pendapat yaitu menggabungkan atau memisah bebrapa pengertian menjadi
suatu tanda yang khas dari masalah itu. Pendapat dibedakan menajdi 3 macam, yaitu:
a. Pendapat afirmatif (positif), yaitu pendapat yang secara tegas menyatakan sesuatu.
b. Pendapat negatif, yaitu pendapat yang secara tegas menerangkan tidak adanya sesuatu
sifat pada sesuatu hal.
c. Pendapat Modalitas (kebarangkalian), yaitu pendapat yang menerangkan
kemungkinan-kemungkinan sesuatu sifat pada suatu hal.
3. Pembentukan Keputusan
Pembentukan keputusan yaitu menggabung-gabungkan pendapat tersebut. Keputusan
adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-
pendapat yang telah ada. Ada tiga macam keputusan, yaitu:
a. Keputusan dari pengalaman-pengalaman
b. Keputusan dari tanggapaan-tanggapan
c. Keputusan dari pengertian-pengertian
4. Pembentukan Kesimpulan
Pembentukan kesimpulan yaitu menarik keputusan dari keputusan-keputusan yang lain
(Ismienar, 2009).

Gangguan Berpikir

Ekspresi verbal yang terganggu bersumber atau di sebabkan oleh pikiran yang terganggu.
Gangguan ekspresi verbal sebagai akibat dari gangguan pikiran yang dapat berupa hal-hal
berikut:

7
- Pikun (Demensia)
Orang yang pikun menunjukkan banyak gangguan seperti agnosi, apraksia, amnesia,
perubahan kepribadian, perubahan perilaku, dan kemunduran dalam segala macam fungsi
intelektual. Semua gangguan ekspresi verbalnya di warnai dengan kesukaran menemukan
kata0kata yang tepat. Kalimat seringkali di ulang-ulang, pembicaraan sering terputus
karena arah pembicaraan tidak teringat atau sering berpindah ke topik lain.
Dr. Martina W.S. Nasrun sebagaimana dikutip oleh Chaer dalam bukunya
Psikolinguistik; kajian teoretik, mengatakan bahwa Kepikunan adalah suatu penurunan
fungsi memori atau daya ingat dan daya pikir lainnya yang dari hari kehari semakin
buruk. Gangguan kognitif ini meliputi terganggunya ingatan jangka pendek, kekeliruan
mengenali tempat, orang, dan waktu. Juga gangguan kelancaran berbicara. Penyebab
pikun ini antara lain karena terganggunya fungsi otak dalam jumlah besar, termasuk
menurunnya jumlah zat-zat kimia dalam otak. Biasanya volume otak akan mengecil atau
menyusut, sehingga rongga-rongga dalam otak melebar. Selain itu dapat pula disebabkan
oleh penyakit, seperti stroke, tumor otak, depresi, dan gangguan sistematik.
- Autisma
Anak autisma selain tidak responsif terhadap orang lain juga terobsesi dengan
kesamaan lingkungan. Artinya, dia sangat kaku dengan rutinitas yang dihadapinya, dia
akan marah apabila terdapat perubahan kondisi dari yang biasa dijumpainya.
Ada dua kategori perilaku autisma yaitu, perilaku eksesif (berlebihan) dan perilaku
yang defisit (berkekurangan). Yang termasuk perilaku eksesif yaitu hiperaktif dan
tantrum (mengamuk) berupa jeritan, menyepak, menggigit, mencakar, memukul, dan
sebagainya. disini juga sering terjadi anak menyakiti diri sendiri (self-abuse). Perilaku
difisit ditandai dengan gangguan bicara, perilaku sosial kurang sesuai, bermain tidak
benar dan emosi yang tidak tepat, misalnya tertawa tanpa sebab, menangis tanpa sebab
dan melamun.
- Depresif
Orang yang tertekan jiwanya memproyeksikan penderitanya pada gaya bahasanya dan
makna curah verbalnya. Volume curah verbalnya lemah lembut dan kelancarannya
terputus-putus dalam interval yang cukup panjang. Namun, arah arus isi pikiran tidak
terganggu. Kelancaran bicaranya terputus oleh tarikan napas ynag dalam, serta pelepasan

8
napas keluar yang panjang. Perangai emosional yang terasosiasi dengan depresi itu
bersifat universal, Curah verbal depresif dicoraki topik yang menyedihkan, menyalahi
dan mengutuk diri sendiri, kehilangan semangat kerja dan gairah hidup, tidak mampu
menikmati kehidupan, malah cenderung berupaya mengakhirinya.
- Gangguan lingkungan sosial
Ynag dimaksud dengan faktor lingkungan adalah terasingnya seorang anak, yang
aspek biologis bahasanya normal dari lingkungan kehidupan manusia. Jadi, anak yang
terasing, tidak ada orang yang diajak dan mengajaknya berbicara, tidak mungkin dapat
berbahasa. Karena dia sama seklai terasing dari kehidupan sosial masyarakat, maka
dengan cepat ia menjadi sama sekali terasing tak dapat berbahasa. Otaknya menjadi tidak
lagi berfungsi secara manusiawi karena tidak ada yang membuatnya atau
memungkinkannya berfungsi demikian. Maka sebenarnya anak terasing, yang tidak
punya kontak dengan manusia, bukan lagi manusia, sebab manusia pada hakikatnya
adalah makhluk sosial. Meskipun bentuk badannya adalah manusia tetapi dia tidak
bermartabat sebagai manusia. Otaknya tidak berkembang sepenuhnya, tidak dapat
berfungsi dalam masyarakat manusia, Dalam sejarah tercatat sejumlah kasus anak
terasing, baik yang di asuh maupun yang terasingkan oleh keluarganya.

E. Pemeriksaan Pada Gangguan Berpikir


 Pemeriksaan fisik dan neurologi
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa gangguan berpikir dan untuk
menentukan tingkat kesadaran pasien. Pada pemeriksaan neurologis, dokter akan
memeriksa kondisi penglihatan, kesesimbangan, koordinasi, dan refleks.

 Pemeriksaan kondisi kejiwaan


Dokter akan menilai kondisi mental, perhatian, dan daya berpikir penderita melalui sesi
wawancara, pengujian, dan penyaringan.
 Pemeriksaan penunjang
Dokter mungkin akan menyarankan beberapa pemeriksaan lain untuk mengetahui adanya
gangguan dalam tubuh. Di antaranya adalah pemeriksaan darah atau urin untuk uji fungsi
hati, menilai kadar hormon tiroid, paparan zat NAPZA atau alkohol. Selain itu, tes

9
pencitraan juga dapat dilakukan, berupa pencitraan kepala dengan CT scan atau MRI,
elektroensefalogram dan foto Rontgen dada. Jika dibutuhkan, analisis cairan
serebrospinal akan dilakukan guna memastikan diagnosis delirium.

F. Terapi Pada Gangguan Berpikir


- Terapi keterampilan/kesenian, semisal musik dan menyanyi secara berkala dan diulang-
ulang sedikit banyak membantu penderita mengingat lirik dan lagu yang mendorong
penderita untuk bernyayi dan melatih pengkondisian bahasa mereka. Dimana inkoherensi
merupakan gangguan ketidakmampuan seseoranag berbahasa logis atau jalan pikiran
yang kacau.
- Terapi spiritual, terapi ini biasa digunakan pada penderita yang disebabkan oleh
traumatik, karena kondisi yang amat tertekan dan secara fisiologis tidak mengalami
gangguan.
- Psikoterapi indivudual. Tindakan ini bsia membantu pasien mengenali dan memperbaiki
pola pikirnya.
- Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Terapi ini juga bisa membantu pasien mengenali
dan mengubah pola pikirnya yang salah.
- Terapi keluarga. Terapi ini membantu keluarga untuk dapat berdamai dan menunjukkan
rsa cinta pada keluarganya yang mengalami gangguan delusi. Hal ini berkontribusi pada
perbaikan psikis pasien.

10
BAB III

PENUNTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa secara sederhana, berpikir adalah
memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Secara lebih formal, berpikir adalah
penyususanan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-
simbol yang disimpan dalam long term memory. Jadi berpikir adalah sebuah representasi
simbol dari beberapa peristiwa atau item (Latipah, 2012).
Adapun macam-macam berpikir, yaitu berpikir alamiah, berpikir ilmiah, berpikir autistik,
serta berpikir realistiik yang terdiri dari berpikir deduktif, berpikir induktif, berpikir evaluatif.
Komponen berpikir adalah mental images, konsep, dan penalaran. Dan dalam proses berpikir
yaitu pembentukan pendapat, pembentukan keputusan, dan pembentukan kesimpulan.

B. Saran
Demikianlah makalah ini tentang Fungsi otak dalam berpikir yang dapat saya sampaikan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak kesalahan.
Untuk itu saya menerima kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Indrioko. Erwin. 2012. Berpikir dalam Psikologis Pendidikan Islam.


(http://erwinindri.blogspot.com/2012/09/berpikir-dalam-psikologis-pendidikan_21.html) diakses
pada tanggal 20 Juni 2020. Maleali.

Ismienar, Swesty dkk. 2009. Thinking.


(http://psikologi.or.id/mycontents/upload/2010/11/thinking.pdf) diakses pada tanggal 20 Juni
2020. Maleali.

Latipah, Eva. 2012. Pengantar Psikologi Pendidikan. Pedagogia. Yogyakarta.

Rozali, 2008. Proses berpikir. (http://www.psb-psma.org/content/blog/proses-berpikir) diakses


pada tanggal 20 Juni 2020. Maleali.

12

Anda mungkin juga menyukai