Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambar Umum Objek Penelitian

A.1 Sejarah singkat perusahaan

Berdiri pada tahun 1966, Kalbe telah jauh berkembang dari

usaha sederhana di sebuah garasi menjadi perusahaan farmasi

terdepan di Indonesia. Melalui proses pertumbuhan organik dan

penggabungan usaha dan akuisisi, Kalbe telah tumbuh dan

bertransformasi menjadi penyedia solusi kesehatan terintegrasi

melalui 4 kelompok divisi usahanya: Divisi Obat Resep (kontribusi

23%), Divisi Produk Kesehatan (kontribusi 18%), Divisi Nutrisi

(kontribusi 29%), serta Divisi Distribusi and Logistik (kontribusi

30%).

Keempat divisi usaha ini mengelola portofolio obat resep dan

obat bebas yang komprehensif, produk-produk minuman energi dan

nutrisi, serta usaha distribusi yang menjangkau lebih dari satu juta

outlet di seluruh kepulauan Indonesia. Di pasar internasional,

Perseroan telah hadir di negara-negara ASEAN, Nigeria, dan Afrika

Selatan, dan menjadi perusahaan produk kesehatan nasional yang

dapat bersaing di pasar ekspor. Sejak pendiriannya, Perseroan

menyadari pentingnya inovasi untuk mendukung pertumbuhan

usaha. Kalbe telah membangun kekuatan riset dan pengembangan

dalam bidang formulasi obat generik dan mendukung peluncuran

50
produk konsumen dan nutrisi yang inovatif. Melalui aliansi strategis

dengan mitra-mitra internasional, Kalbe telah merintis beberapa

inisiatif riset dan pengembangan yang banyak terlibat dalam

kegiatan riset mutakhir di bidang sistem penghantaran obat, obat

kanker, sel punca dan bioteknologi. Didukung lebih dari 17.000

karyawan, kini Kalbe telah tumbuh menjadi penyedia layanan

kesehatan terbesar di Indonesia, dengan keunggulan keahlian di

bidang pemasaran, branding, distribusi, keuangan serta riset dan

pengembangan. Kalbe Farma juga merupakan perusahaan produk

kesehatan publik terbesar di Asia Tenggara, dengan nilai kapitalisasi

pasar Rp71,0 triliun dan nilai penjualan Rp19,4 triliun di akhir 2016.

A.2 Visi dan Misi

Kalbe Farma mempunyai visi dan misi untuk tetap memproduksi

produk-produk kesehatan yang menjadi dan menjangkau permintaan

pasar secara menyeluruh demi memenuhi kebutuhan beragam

konsumen tidak hanya di seluruh Indonesia tetapi juga internasional

(untuk ekspor). Kesuksesan yang berlanjut akan membantu

pemegang saham dan masyarakat untuk mencapai hidup yang lebih

baik.

Misi dari Kalbe Farna yaitu “To Improve Health For A Better

Life”. Sedangkan Visi Kalbe Farma yaitu “To Be The Best Indonesian

Health Care Company, Driven By Innovation, Strong Brands And

Excellent Management”.

51
A.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada sebuah perusahaan dapat memberikan

gambaran yang pasti mengenai pembagian tugas, tanggung jawab,

hubungan kerja dan wewenang masing-masing bagian. Susunan

struktur organisasi PT. Kalbe Farma terdiri dari Dewan Komisaris,

Direksi, Komite Audit, Komite Remunerasi, Komite Nominasi,

Komite CGC, Komite Resiko Usaha, Corporate Function dan Unit

Bisnis Strategis. Bentuk struktur organisasi PT. Kalbe Farma dapat

dilihat pada Gambar 4.1

Sumber : Struktur PT Kalbe Farma Tbk Jakarta

a. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris merupakan organ perusahaan yang bertugas

dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan

pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta

memastikan bahwa Kalbe melaksanakan GCG pada seluruh

tingkatan atau jenjang organisasi.

52
Dalam melaksanakan tugas, Dewan Komisaris bertanggung

jawab kepada RUPS. Pertanggungjawaban Dewan Komisaris

kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas pengawasan

atas pengelolaan perusahaan dalam rangka pelaksanaan prinsip-

prinsip GCG. Kinerja Dewan Komisaris dievaluasi berdasarkan

unsur-unsur penilaian kinerja yang disusun secara mandiri oleh

Dewan Komisaris. Pelaksanaan penilaian dilakukan pada tiap

akhir periode tutup buku. Hasil penilaian kinerja Dewan

Komisaris disampaikan dalam RUPS.

Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dapat dirinci

sebagai berikut:

1) Melakukan pengawasan atas jalannya pengurusan Perseroan

oleh Direksi serta memberikan persetujuan dan pengesahan

atas rencana kerja dan anggaran tahunan Perseroan.

2) Mengadakan rapat atau pertemuan secara berkala untuk

membahas pengelolaan operasional Perseroan.

3) Mengawasi pengelolaan Perseroan atas kebijakan yang telah

ditetapkan oleh Direksi dan memberikan masukan jika

diperlukan.

4) Menominasikan dan menunjuk calon anggota Dewan

Komisaris dan Direksi untuk diajukan dan disetujui dalam

RUPS Tahunan.

53
5) Menentukan jumlah remunerasi bagi anggota Dewan

Komisaris dan Direksi, berlandaskan pada wewenang yang

diberikan dalam RUPS Tahunan.

6) Menunjuk dan menetapkan anggota Komite Audit.

Anggota Dewan Komisaris telah memenuhi jumlah, komposisi,

kriteria dan independensi sesuai Surat Edaran Ketua Bapepam-

LK No. SE03/PM/2000 dimana jumlah anggota Dewan

Komisaris saat ini adalah 7 (tujuh) orang dengan 3 (tiga) orang

diantaranya atau sama dengan 43% anggota Dewan Komisaris

adalah Komisaris Independen.

b. Direksi

Direksi adalah organ perusahaan yang bertanggungjawab

penuh atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan

perusahaan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Dalam

melaksanakan tugasnya, Direksi bertanggung jawab kepada

RUPS. Pertanggungjawaban Direksi kepada RUPS merupakan

perwujudan akuntabilitas pengelolaan perusahaan dalam rangka

pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Kinerja Direksi dievaluasi

oleh Dewan Komisaris baik secara individual maupun kolektif

berdasarkan unsur-unsur penilaian kinerja yang disusun oleh

Komite Nominasi. Pelaksanaan penilaian dilakukan pada tiap

akhir periode tahun buku. Hasil penilaian kinerja Direksi oleh

54
Dewan Komisaris disampaikan dalam RUPS. Berdasarkan

ketentuan Anggaran Dasar Kalbe, tugas utama Direksi adalah

sebagai berikut:

1) Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan

tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai

maksud tujuan.

2) Setiap anggota Direksi wajib mempertanggungjawabkan

tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

dan Anggaran Dasar Perseroan.

3) Tugas pokok Direksi adalah sebagai berikut:

a) Memimpin, mengurus, dan mengendalikan Perseroan

sesuai dengan tujuan Perseroan;

b) Menguasai, memelihara, dan mengurus kekayaan

Perseroan;

c) Menyusun rencana kerja tahunan yang memuat anggaran

tahunan Perseroan, dan wajib disampaikan kepada Dewan

Komisaris untuk memperoleh persetujuan dari Dewan

Komisaris, sebelum tahun buku tersebut dimulai.

c. Komite Nominasi dan Remunerasi

Dalam menunjang pelaksanaan GCG, Kalbe telah

membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi yang bertugas

membantu Dewan Komisaris, berdasarkan Surat Keputusan

55
Dewan Komisaris No. 086A/SK/Komite/XI/15/KF-LD

tertanggal 10 November 2015 tentang Penunjukan Pejabat

Komite Nominasi dan Remunerasi.

Komite Nominasi dan Remunerasi bertugas dalam

membantu Dewan Komisaris untuk menentukan kebijakan

nominasi dan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi.

Komite Nominasi dan Remunerasi bertanggung jawab kepada

Dewan Komisaris.

d. Komite Risiko Usaha

Kalbe membentuk Komite Risiko Usaha yang bertugas

membantu Dewan Komisaris. Komite Risiko Usaha bertanggung

jawab dalam memantau kebijakan serta pengelolaan risiko serta

tindakan mitigasi yang diambil oleh Perseroan. Komite Risiko

Usaha bertanggung jawab terhadap Dewan Komisaris.

Adapun tugas dan tanggung jawab Komite Risiko Usaha adalah

sebagai berikut:

1) Menyusun kebijakan terkait dengan penilaian risiko dan

manajemen risiko

2) Memberikan evaluasi kepada Dewan Komisaris atas

pelaksanaan prinsip-prinsip manajemen risiko Perseroan

3) Mengevaluasi pengelolaan risiko dan pengawasan intern

56
4) Memberikan rekomendasi perbaikan serta penanganan risiko

yang dihadapi oleh Perseroan

e. Komite GCG

Dalam menunjang pelaksanaan GCG, Kalbe telah

membentuk Komite GCG yang bertugas membantu Dewan

Komisaris. Komite GCG bertanggung jawab atas peningkatan

dan penyempurnaan praktik GCG sehubungan dengan tugas dan

fungsi pengawasan Dewan Komisaris. Komite GCG bertanggung

jawab terhadap Dewan Komisaris.

Adapun tugas dan tanggung jawab Komite GCG adalah sebagai

berikut:

1) Mengevaluasi implementasi GCG di lingkungan Perseroan.

2) Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan dan

kelengkapan GCG dalam Perseroan.

3) Memastikan kebijakan yang berlaku dalam Perseroan telah

sesuai dengan budaya, etika, nilai Perseroan dan sesuai

dengan asas GCG.

4) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan

Komisaris terkait dengan pengembangan dan penerapan

GCG.

57
B. Statistik Deskriptif

Hasil penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan diolah untuk

masing-masing variable X1 Return On Asset (ROA), X2 Earning Per

Share (EPS) dan Y (Harga Saham) PT Kalbe Farma (Persero) Tbk,

periode tahun 2007-2016 diuraikan pada tabel berikut :

Tabel 4.1
ROA, EPS dan Harga Saham PT. Kalbe Farma (Persero) Tbk

No Tahun X1 X2 Y
P ROA EPS Harga Saham

1e 2007 13,73 70 252

2m 2008 12,39 72 80

3b 2009 14,33 97 260

4a 2010 18,29 137 650

5h 2011 17,91 158 680

6a 2012 18,41 37 1.060

7s 2013 16,96 41 1.250

8a 2014 16,61 44 1.830

9n 2015 14,63 42 1.320

10 2016 15,10 49 1.515


penelitian pada masing-masing sampel variabel penelitian, pengujian,

pemodelan, hasil dan interpretasi pengaruh variabel bebas

(independent) terhadap variabel terikat (dependent) dan pengujian

hipotesis.

58
Tabel 4.2

Analisis Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 10 12,39 18,41 15,8360 2,09194

EPS 10 37,00 158,00 74,7000 42,91607

Harga Saham 10 80,00 1830,00 889,7000 594,35942

Valid N (listwise) 10

Sumber : Data diolah dengan menggunakan SPSS 20.


Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dijelaskan bahwa:
1) Return on asset (ROA) dengan jumlah data sebanyak 10 memiliki

nilai terendah (minimum) sebesar 12,39 dan tertinggi (maximum)

sebesar 18,41. Nilai rata-rata (mean) ROA sebesar 15,8360

dengan standar deviasi sebesar 2,09194

2) Earning per share (EPS) dengan jumlah data sebanyak 10

memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 37,00 dan tertinggi

(maximum) sebesar 158,00. Nilai rata-rata (mean) EPS sebesar

74,7000 dengan standar deviasi sebesar 42,91607

Harga saham dengan jumlah data sebanyak 10 memiliki nilai terendah

(minimum) sebesar 80,00 dan tertinggi (maximum) sebesar 1830,00. Nilai

rata-rata (mean) harga saham sebesar 889,7000 dengan standar deviasi

sebesar 594,35942.

59
C. Uji Asumsi Klasik

C.1 Uji Multikolonieritas

Pengujian yang dilakukan pada model regresi linier berganda,

menunjukkan nilai VIF variable X1 Return On Asset (ROA) dan

Variabel X2 Total Asset Turn Over (TATO) sebesar 1,073.. Semua

nilai VIF pada model regresi linier berganda menunjukkan hasil

VIF < 5 atau VIF < 10, hal ini dapat dikatakan bahwa dalam

penelitian ini tidak terdapat Multikolinearitas. (Eddy Supriyadi,

2012)

Tabel 4.3
Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

1ROA ,932 1,073

EPS ,932 1,073


a. Dependent Variable: Harga Saham

Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 20

Dari hasil uji Multikolinearitas di atas, menunjukan bahwa nilai

Tolerance dari variabel ROA dan EPS sebesar 0,932 dan nilai

VIFnya sebesar 1,073. Karena nilai Tolerance >0,10 dan nilai

VIFnya <10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

Multikolinearitas dalam model regresi.

60
C.2 Uji Heterokedastisitas

Tabel 4.4
Uji Heteroskedastisitas dengan glejser
Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -1074,192 1093,424 -,982 ,359

1ROA 167,910 70,936 ,591 2,367 ,050

EPS -9,306 3,458 -,672 -2,691 ,031

a. Dependent Variable: Harga Saham

Sumber : data diolah menggunakan SPSS 20

Dari tabel uji glejser di atas di peroleh nilai signifikansi ROA (0,050) dan

EPS (0,031) atau nilai signifikansi untuk semua variabel < 0,05, sehingga

dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi terjadi heteroskedastisitas.

C.3 Uji Normalitas

Pengujian normalitas data pada variable X1 Return On Asset (ROA), X2

Earning Per Share (EPS) terhadap Y (Harga Saham), diperoleh hasil

seperti terlihat pada histogram dibawah ini. Terlihat bahwa data sudah

mendekati bentuk standar distribusi normal, yaitu sebaran data berbentuk

lonceng terbalik (Jonathan Sarwono, 2012).

Kemudian dilakukan pengujian Linearitas, untuk mengetahui apakah

terdapat hubungan linear antara variable independent dan dependent. Dari

hasil pengolahan data maka diperoleh grafik Normal P-P Plot of

Regression Strandarized Residual untuk Dependent Variable Harga

Saham.

61
Tabel 4.5
Uji Normalitas

Sumber : Diolah (2017)

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa terdapat hubungan linear

antara variable independent dan dependent terlihat dari sebaran data

mengikuti garis lurus dari kiri bawah ke kanan atas (Sarwono,

2012).

D. Hasil Analisis Data

D.1 Pengujian Koefisien Regresi Persial (Uji t)

Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang

terdiri dari Return On Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS)

Terhadap variabel dependen yaitu harga saham secara parsial.

D.1.1 Pengujian Return On Asset

Pengaruh Return On Asset Terhadap Harga Saham

62
Untuk mengetahui pengaruh ROA terhadap harga saham dapat

menggunakan uji t. Berikut ini adalah hasil uji t Return On Asset (ROA)

terhadap harga saham :

Tabel 4.6

Hasil Uji t
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized T Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -1074,192 1093,424 -,982 ,359

167,910 70,936 ,591 2,367 ,050


ROA

a. Dependent Variable: Harga Saham


Sumber : data diolah menggunakan SPSS 20

Sebelum menganalisis uji t, terlebih dahulu menjelaskan regresi linier

sederhana. Dari tabel Coefficients diatas, maka dapat diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut :

Y = -1074,192 + 167,910X1

Persamaan regresi linier sederhana diatas adalah mempunyai

interpretasi sebagai berikut :

a) Konstanta sebesar -1074,192 menunjukkan bahwa jika perubahan

variabel ROA konstan atau bernilai nol (ROA = 0), maka harga

sahamnya sebesar -1074,192.

b) Variabel ROA memiliki koefisien bertanda positif sebesar 167,910,

hal ini berarti bahwa apabila terjadi perubahan ROA sebesar 1

satuan, maka harga saham akan mengalami perubahan sebesar

63
167,910 dengan arah yang sama atau searah.

Selanjutnya hasil tabel uji t dari variabel ROA diperoleh nilai thitung

sebesar 2,367 dan nilai sig sebesar 0,050. Kemudian nilai t tabel dengan

tingkat signifikansi 5% (0,05\2) = 0,025) dan derajat kebebasan (df) = n

– k = 10 – 3 = 7 adalah sebesar 2,365. Dengan melakukan perbandingan

yaitu thitung (2,367) > ttabel (2,365) dan nilai signifikansi 0,050 = 0,05,

sehingga Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Return On Asset (ROA)

terhadap harga saham.

D.1.2 Pengujian Earning Per Share

Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham

Untuk mengetahui pengaruh EPS terhadap harga saham dapat

menggunakan uji t. Berikut ini adalah hasil uji t Earning Per Share

(EPS) terhadap harga saham :

Tabel 4.7
Uji t.
H Coefficientsa
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.
s
Coefficients
i
l B Std. Error Beta

(Constant) -1074,192 1093,424 -,982 ,359

1 U
EPS j -9,306 3,458 -,672 -2,691 ,031
i Variable: Harga Saham
a. Dependent

Sumber : data diolah menggunakan SPSS 20

Sebelum menganalisis uji t, terlebih dahulu menjelaskan regresi linier

64
sederhana. Dari tabel Coefficients diatas, maka dapat diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut :

Y = -1074,192 - 9,306X2

Persamaan regresi linier sederhana diatas adalah mempunyai

interpretasi sebagai berikut :

a) Konstanta sebesar -1074,192 menunjukkan bahwa jika

perubahan variabel EPS konstan atau bernilai nol (EPS = 0),

maka harga sahamnya sebesar -1074,192.

b) Variabel EPS memiliki koefisien bertanda negatif sebesar 9,306,

hal ini berarti bahwa apabila terjadi perubahan EPS sebesar 1

satuan, maka harga saham akan mengalami perubahan sebesar

9,306 dengan arah yang sama atau searah.

Selanjutnya hasil tabel uji t dari variabel EPS diperoleh nilai thitung

sebesar 2,691 dan nilai sig sebesar 0,031. Kemudian nilai ttabel dengan

tingkat signifikansi 5% (0,05\2) = 0,025) dan derajat kebebasan (df) =

n – k = 10 – 3 = 7 adalah sebesar 2,365. Dengan melakukan

perbandingan yaitu thitung (2,691) > ttabel (2,365) dan nilai signifikansi

0,031 > 0,05, sehingga Ho2 ditolak dan Ha2 diterima. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Earning

Per Share (EPS) terhadap harga saham.

65
D.2 Koefisien Determinasi

Tabel 4.8
Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-


Square Estimate Watson

1 ,770a ,593 ,477 429,74119 1,185

a. Predictors: (Constant), EPS, ROA

b. Dependent Variable: Harga Saham

Sumber Data diolah SPSS 20

Uji koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai R Square. Dari hasil

pengolahan data menggunakan SPSS 20 dapat dilihat bahwa nilai R

Square menunjukkan angka sebesar 0.593 yang berarti bahwa

variable X1 Return On Asset (ROA) dan X2 Earning Per Share (EPS)

berpengaruh sangat kuat terhadap harga saham sebesar 59,3%

sedangkan sisanya sebesar 40,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini (Jonathan Sarwono, 2012).

D.3 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Tabel 4.9
Uji signifikansi simultan (uji F)
ANOVAa

Model Sum of Df Mean Square F Sig.


Squares

Regression 1886625,654 2 943312,827 5,108 ,043b

1Residual 1292742,446 7 184677,492

Total 3179368,100 9
a. Dependent Variable: Harga Saham
b. Predictors: (Constant), EPS, ROA

66
Sumber : Data diolah SPSS 20

Hasil uji F antara variable X1 Return On Asset (ROA) dan Varabel

X2 Earning Per Share (EPS) terhadap variable Y (Harga Saham)

menunjukkan nilai F sebesar 5,108 dengan nilai signifikansi sebesar

0.043. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan

Return On Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh

positif sangat signifikan terhadap harga saham pada PT Kalbe

Farma Tbk yang terdaftar di BEI periode 2007-2016.

E. Pembahasan

E.1 Pengaruh Return On Asset terhadap Harga Saham

Hasil tabel uji t dari variabel ROA diperoleh nilai thitung sebesar 2,367

dan nilai sig sebesar 0,050. Kemudian nilai ttabel dengan tingkat

signifikansi 5% (0,05\2) = 0,025) dan derajat kebebasan (df) = n – k = 10

– 3 = 7 adalah sebesar 2,365. Dengan melakukan perbandingan yaitu

thitung (2,367) > ttabel (2,365) dan nilai signifikansi 0,050 = 0,05, sehingga

Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara Return On Asset (ROA) terhadap harga

saham.

E.2 Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham

Hasil tabel uji t dari variabel EPS diperoleh nilai thitung sebesar 2,691 dan

nilai sig sebesar 0,031. Kemudian nilai ttabel dengan tingkat signifikansi

5% (0,05\2) = 0,025) dan derajat kebebasan (df) = n – k = 10 – 3 = 7

adalah sebesar 2,365. Dengan melakukan perbandingan yaitu thitung

67
(2,691) > ttabel (2,365) dan nilai signifikansi 0,031 > 0,05, sehingga Ho2

ditolak dan Ha2 diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara Earning Per Share (EPS) terhadap harga

saham.

E.3 Pengaruh Return On Asset dan Earning Per Share terhadap

Harga Saham

Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 20 dapat dilihat bahwa nilai R

Square menunjukkan angka sebesar 0.593 yang berarti bahwa variable X1

Return On Asset (ROA) dan X2 Earning Per Share (EPS) berpengaruh

sangat kuat terhadap harga saham sebesar 59,3% sedangkan sisanya

sebesar 40,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

Hasil uji F antara variable X1 Return On Asset (ROA) dan Varabel X2

Earning Per Share (EPS) terhadap variable Y (Harga Saham)

menunjukkan nilai F sebesar 5,108 dengan nilai signifikansi sebesar

0.043. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan Return

On Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif sangat

signifikan terhadap harga saham pada PT Kalbe Farma Tbk yang terdaftar

di BEI periode 2007-2016.

68

Anda mungkin juga menyukai