Anda di halaman 1dari 22

Diagnosis dan Tata Laksana

Kasus COVID-19 pada Anak dan Bayi

Ismiranti Andarini
Webinar IDAI Jateng 16 Mei 2020

1
Klasifikasi Status

Klasifikasi Kontak

Diagnosis

Klasifikasi Klinis PDP

Tata Laksana

2
Klasifikasi Status
Status Definisi
ODP* (Orang Dalam Demam (≥38C)/riwayat demam ATAU gejala gangguan sistem
Pemantauan) pernapasan, seperti pilek /sakit tenggorokan/batuk
PDP*# (Pasien Dalam
Demam (≥38C)/riwayat demam DAN gejala gangguan sistem
Pengawasan) Tanpa
pernapasan, seperti pilek /sakit tenggorokan/batuk
Pneumonia
PDP*# Dengan • Demam (≥38C)/riwayat demam DAN gejala gangguan sistem
Pneumonia pernapasan, seperti pilek /sakit
tenggorokan/batuk/pneumonia
• Seseorang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit
*Riwayat perjalanan atau tinggal di luar negeri
yang melaporkan transmisi lokal
Riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal di
Indonesia
Tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis
yang meyakinkan
#Ada atau tidak ada riwayat kontak dengan kasus probable
atau kasus konfirmasi COVID-19
3
Lanjutan

Klasifikasi Status

Status Definisi
Kasus Probable PDP yang diperiksakan untuk kasus
COVID-19 tetapi inkonklusif atau
tidak dapat disimpulkan
Kasus Konfirmasi Seseorang terinfeksi COVID-19
dengan hasil laboratorium positif

4
Klasifikasi Kontak
• Kontak erat:
- kontak fisik atau berada dalam ruangan atau berkunjung
dalam radius 1-meter
- selama minimal 15 menit dengan PDP, kasus probabel atau
kasus konfirmasi
- dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala hingga 14 hari
setelah kasus timbul gejala

Kontak Erat Risiko Tinggi Kontak Erat Risiko Rendah


Kontak dengan kasus Kontak dengan PDP
probable atau kasus
konfirmasi COVID-19
5
Diagnosis
Anamnesis

•Gejala
-Gejala sistemik: demam, malaise, fatigue, nyeri kepala, mialgia
-Gejala saluran pernapasan: batuk, pilek, nyeri tenggorokan,
hidung tersumbat, sesak napas
-Gejala lain: diare, mual, muntah

•Faktor risiko
-Kontak erat dengan PDP, kasus probabel, atau kasus
terkonfirmasi COVID-19
-Tinggal atau bepergian ke negara atau area terjangkit
6
Pemeriksaan Fisis

Tergantung derajat keparahan penyakit, bisa didapatkan tanda


berikut:
•Kesadaran: kompos mentis sampai penurunan kesadaran
•Desaturasi (Sa02<92%)
•Tanda utama: demam dan peningkatan laju napas sesuai kriteria
WHO
•Napas cuping hidung
•Sianosis
•Retraksi subkostal dan/atau interkostal
•Suara paru: ronki, wheezing
•Lain-lain: pembesaran tonsil
7
Pemeriksaan Penunjang

Darah
• Darah rutin lengkap: fase awal dapat ditemukan
leukosit meningkat, normal, atau leukopenia disertai
limfopenia. Pada beberapa kasus didapatkan
trombositopenia
• CRP: normal atau meningkat sementara
• Prokalsitonin: normal atau meningkat pada fase lanjut
• Menilai komplikasi: pmx fungsi hati, ginjal, laktat, AGD,
elektrolit, glukosa, HIV dan pemeriksaan lain sesuai
indikasi
8
Pencitraan

• Foto toraks:
- ODP dan PDP tanpa pneumonia:
tidak rutin dilakukan, tergantung kondisi pasien dan
penilaian dari klinisi
- PDP pneumonia, kasus probabel dan kasus konfirmasi:
rontgen thoraks
--> gambaran pneumonia ringan sampai berat; efusi
pleura

9
• CT toraks jika terindikasi

- tahap awal: gambaran multiple small plaques


dan interstitial changes, terutama di daerah
perifer
- tahap lanjut: bilateral multiple ground-glass
opacity dan/atau infiltrat
- kasus berat: konsolidasi paru

10
RT-PCR dan sequencing

•Spesimen dikirim untuk pemeriksaan mikrobiologi:


swab nasofaring, sputum dan serum
•Bila memungkinkan: bilasan bronkus, bronchoalveolar
lavage, dan bila menggunakan endotracheal tube dapat
berupa aspirat endotracheal
•Pengambilan spesimen nasofaring dan serum:
koordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat -->
penyediaan viral transport media (VTM) dan cara
pengirimannya

11
Pemeriksaan Rapid Test

12
Hasil Tes Signifikansi Klinis

PCR IgM IgG


+ - - Pasien kemungkinan berada pada window periode
+ + - Pasien kemungkinan pada fase awal infeksi
+ + + Pasien pada fase aktif infeksi
+ - + Pasien kemungkinan pada fase lanjut atau rekuren
Pasien kemungkinan pada fase awal infeksi. Hasil PCR
- + - kemungkinan negatif palsu
Pasien kemungkinan memiliki riwayat infeksi, namun
- - + telah sembuh
Pasien kemungkinan pada fase penyembuhan infeksi
- + + atau hasil PCR kemungkinan negatif palsu
13
Klasifikasi Klinis PDP
Asimptomatik Anak dengan hasil positif COVID-19
tanpa manifestasi klinis
ISPA Atas Demam, batuk, nyeri tenggorokan,
hidung tersumbat, fatigue, nyeri kepala,
myalgia, atau rasa tidak nyaman

Pneumonia ISPA disertai dengan minimal salah satu


kriteria berikut:
Takipneu sesuai kriteria WHO
Dispneu: napas cuping hidung, head
bobbing, retraksi subkostal dan/atau
interkostal
Saturasi oksigen <92% room air
Hipoksemia

Kasus kritis Gagal napas membutuhkan ventilator


Syok
Multiorgan failure

14
Alur Tata Laksana COVID-19 Berdasarkan Riwayat Tinggal atau Bepergian
15
Alur Tata Laksana COVID-19 Berdasarkan Kontak dengan Kasus
16
• Keterangan:
*Isolasi di rumah selama 14 hari:
-menggunakan masker
-menerapkan PHBS
-memperhatikan lingkungan yang ramah anak
-asupan nutrisi yang cukup

**Dicatat dan dilaporkan ke dinas kesehatan/fasilitas


kesehatan setempat

***Jika fasilitas di RS rujukan tidak mencukupi dan RS non


rujukan tidak mempunyai ruang isolasi tekanan negatif,
pasien dirawat di RS non rujukan dengan ketentuan:
jika memungkinkan: satu pasien satu ruangan
jika tidak: sistem kohorting 17
Tata Laksana berdasarkan Klasifikasi Klinis

SARS CoV-2
ODP PDP
terkonfirmasi
Asimptomatik Isolasi tekanan
negatif selama 14
hari
ISPA atas Tata laksana umum • Isolasi di rumah • Isolasi tekanan
dan simptomatik • Tata laksana negatif
umum: nutrisi • Tata laksana
dan asupan umum: nutrisi
cairan cukup dan asupan
• Tata laksana cairan cukup
simptomatik • Tata laksana
• Antibiotik jika simptomatik
terindikasi • Antibiotik jika
terindikasi

18
• PDP dengan Pneumonia

-Tata laksana umum:


isolasi tekanan negatif, tata laksana oksigen, cairan, dan nutrisi

-Antibiotik: sesuai WHO


pneumonia ringan: amoksisilin
pneumonia berat: ampisilin dan gentamisin
anak usia sekolah: makrolid jika gambaran sesuai pneumonia atipik
Pada kondisi COVID-19 pilihlah antibiotik yang frekuensi
pemberiannya jarang untuk mengurangi kontak petugas dengan
pasien (misalnya inj ceftriakson per 24 jam) dan disesuaikan dengan
pola resistensi setempat

-Parasetamol jika diperlukan 19


-Oseltamivir
diberikan jika koinfeksi dengan influenza virus
ü<1 tahun: 3mg/kg/dosis setiap 12 jam
ü>1 tahun:
BB <15kg: 30mg setiap 12 jam
BB 15-23kg: 45 mg setiap 12 jam
BB 23-40 kg: 60mg setiap 12 jam
BB >40 kg: 75mg setiap 12 jam

20
• Pneumonia SARS CoV-2 terkonfirmasi

Tata laksana sama dengan PDP dengan pneumonia dengan


tambahan:

Lopinavir/ Ritonavir (jika tersedia)


ü 14 hari - <6 bulan: 16mg/kg/dosis/ kali setiap 12 jam
(komponen lopinavir)
ü >6 bulan:
BB 15-25kg: 50200mg/kg/dosis/ kali setiap 12 jam (komponen
lopinavir)
BB 26-35kg: 75300mg/kg/dosis/ kali setiap 12 jam (komponen
lopinavir)
BB >35 kg: sesuai dosis dewasa
21
• Pada anak, manfaat klorokuin belum banyak
dilaporkan sehingga belum cukup bukti untuk
merekomendasikan pemberiannya pada
semua pasien anak
• Bila terjadi perburukan klinis rawat ICU dengan
standar isolasi COVID-19

22

Anda mungkin juga menyukai