Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perineum merupakan bagian yang sangat penting dalam fisiologi. Keutuhan
perineum tidak hanya berperan atau menjadi bagian penting dari proses persalinan, tetapi
juga diperlukan untuk mengontrol proses buang air besar dan buang air kecil, menjaga
aktifitas peristaltik normal (dengan menjaga tekanan intra abdomen) dan fungsi seksual
yang sehat. Robekan perineum terjadi hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang
juga pada persalinan berikutnya. Robekan ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan
menjaga tidak sampai dasar panggul dilalui kepala janin dengan cepat. Sebaliknya kepala
janin yang akan lahir tidak ditahan terlampau kuat dan lama karena menyebabkan asfiksia
perdarahan dalam tengkorak janin dan melemahkan otot-otot dan pada dasar panggul
karena direnggangkan terlalu lama.
Pesalinan seringkali menyebabkan perlukaan jalan lahir. Luka yang biasa terjadi
biasanya ringan tetapi sering kali juga terjadi luka yang luas dan berbahaya, untuk itu
setelah persalinan harus dilakukan pemeriksaan vulva dan perineum. Selanjutnya apabila
terjadi robekan pada perineum, sangat penting sekali untuk merawat luka pada perineum
karena perineun adalah daerah vagina yang juga rawan akan terkena infeksi.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan perawatan luka perineun?
2. Apakah tujuan dari perawatan luka perineum?
3. Bagaimana bentuk luka pada perineum?
4. Kapan saja waktu perawatan pada luka perineum?
5. Bagaimana cara merawat luka perineum?
6. Apa dampak dari perawatan luka perineum yang tidak tepat?
7. Apa saja faktor yang mempengaruhi perawatan luka perineum?

C. Tujuan
1. Umum
Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan perawatan luka pada perineum pasca
melahirkan.

1
2. Khusus
Untuk memenuhi syarat kenaikan pangkat

D. Manfaat
Bidan dapat memahami, menjelaskan dan membantu melaksanakan asuhan
kebidanan dalam perawatan luka perineum pada klien secara komprehensif sesuai
profesinya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perawatan Luka Perineum


Tempat yang paling sering mengalami perlukaan akibat persalinan ialah
perineum. Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan
anus.
Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah
antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran
placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.
Umumnya perlukaan perineum terjadi pada tempat dimana muka janin
menghadap. Robekan perineum dapat mengakibatkan pula robekan jaringan pararektal,
sehingga rektum terlepas dari jaringan sekitarnya. Diagnosis ruptura perineum
ditegakkakn dengan pemeriksaan langsung.Tingkat perlukaan pada perineum dapat di
bagi dalam :
1. Tingkat I : robekan terjadi pada plasenta vagina dengan atau tanpa kulit perenium.
2. Tingkat II : robekan mengenai selaput lender vagina dan otot perneiaranseralis, tetapi
tidak mengenai otot sfingerani.
3. Tingkat III : robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingerani.
4. Tingkat IV : robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingerani dan mukosa
rektum.

B. Tujuan Perawatan Perineum


Luka di daerah perineum akibat episiotomi ataupun ruptura merupakan daerah
yang tidak mudah untuk dijaga agar tetap bersih dan kering. Oleh karena itu perawatan
pada luka perineum sangat penting. Tujuan dilakukannya perawatan perineum adalah :
1. Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum, maupun di dalam uterus
karena saat persalinan vulva merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman. Bila
daerah vulva dan perineum tidak bersih, mudah terjadi infeksi pada jahitan perineum
saluran vagina dan uterus.
2. Untuk penyembuhan luka perinium (jahitan perineum).
3. Untuk kebersihan perineum dan vulva.

3
C. Bentuk Luka Perineum
Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu :
1. Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara
alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan.
Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan
penjahitan.
Tipe rupture dalam persalinan meliputi :
a. Tuberositas ischii
b. Arteri pudenda interna
c. Arteri rektalis inferior
2. Episotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara
vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi.
Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina yang sedang
dalam keadaan meregang. Tindakan ini dilakukan jika perineum diperkirakan akan
robek teregang oleh kepala janin, harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestasi
lokal, kecuali bila pasien sudah diberi anestasi epiderual. Insisi episiotomi dapat
dilakukan di garis tengah atau mediolateral. Insisi garis tengah mempunyai
keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah ini
lebih mudah diperbaiki.
Tipe episotomi dalam proses persalinan yaitu :
a. Episiotomi medial
b. Episiotomi mediolateral

D. Waktu Perawatan Luka Perineum


1. Saat mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada
kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada
pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut. Demikian pula pada
perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.

4
2. Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi
kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada
perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
3. Setelah buang air besar
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus,
untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya
bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara
keseluruhan.

E. Cara Merawat Luka Perineum


1. Persiapan alat
1) Siapkan air hangat
2) Sabun dan waslap
3) Cermin kecil
4) Handuk kering dan bersih
5) Pembalut ganti yang secukupnya
6) Celana dalam yang bersih
2. Penatalaksanaan
1) Lepas semua pembalut dan cebok dari arah depan ke belakang
2) Waslap dibasahi dan buat busa sabun lalu gosokkan perlahanwaslap yang sudah
ada busa sabun tersebut ke seluruh lokasi luka jahitan. Jangan takut dengan rasa
nyeri, bila tidak dibersihkan dengan benar maka darah kotor akan menempel pada
luka jahitan dan menjadi tempat kuman berkembang biak.
3) Bilas dengan air hangat dan ulangi sekali lagi sampai yakin bahwa luka benar-
benar bersih. Bila perlu lihat dengan cermin kecil.
4) Setelah luka bersih boleh berendam dalam air hangat dengan menggunakan tempat
rendam khusus. Atau bila tidak bisa melakukan perendaman dengan air hangat
cukup disiram dengan air hangat.
5) Keringkan dengan kain pembalut atau handuk dengan cara di tepuk-tepuk, dan dari
arah depan ke belakang.
6) Jangan di pegang sampai area tersebut pulih.

5
7) Rasa gatal pada area sekitar jahitan adalah normal dan merupakan tanda
penyembuhan.
8) Mengenakan pembalut baru yang bersih dan nyaman dan celana dalam yang bersih
dari bahan katun. Jangan mengenakan celana dalam yang bisa menimbulkan reaksi
alergi.
9) Segera mengganti pembalut jika terasa darah penuh (4-6 jam), semakin bersih luka
jahitanmaka akan semakin cepat sembuh dan kering. Lakukan perawatan yang
benar setiap kali ibu buang air kecil atau saat mandi dan bila mengganti pembalut.
10) Konsumsi makanan bergizi dan berprotein tinggi agar luka jahitan cepat sembuh.
Makanan berprotein ini bisa diperoleh dari telur, ikan, ayam dan daging, tahu,
tempe. Jangan pantang makanan, ibu boleh makan semua makanan kecuali bila ada
riwayat alergi.
11) Luka tidak perlu dikompres obat antiseptik cair tanpa seijin dokter atau bidan
Sebagai penunjang agar luka cepat sembuh, bisa juga dengan melakukan latihan
kegel dan senam nifas. Yaitu senam untuk ibu setelah melahirkan, latihan kegel ini
berguna untuk menguatkan kembali otot dasar panggul setelah proses persalinan.
Untuk senam bisa diawali di tempat tidur dengan gerakan sederhana, misalnya
boleh mengangkat kaki saat tiduran secara bergantian. Kaki diangkat satu persatu
secara bergantian mulai setinggi 45 ˚ sampai 90 ˚.
Parameter yang digunakan dalam evaluasi hasil perawatan adalah:
a. Perineum tidak lembab.
b. Posisi pembalut tepat.
c. Ibu merasa nyaman.

F. Dampak Dari Perawatan Luka Perineum yang tidak tepat


1. Infeksi
Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang
perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada
perineum.
2. Komplikasi
Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih
ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi
kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.

6
3. Kematian ibu post partum
Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada
ibu post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah

G. Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Perineum


a. Faktor Eksternal
1. Gizi
Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses
penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan sangat
membutuhkan protein.
2. Obat-obatan
a) Steroid : Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan menggangu respon
inflamasi normal.
b) Antikoagulan : Dapat menyebabkan hemoragi.
c) Antibiotik spektrum luas/spesifik : Efektif bila diberikan segera sebelum
pembedahan untuk patolagi spesifik atau kontaminasi bakteri. Jika diberikan
setelah luka ditutup, tidak efektif karena koagulasi intrvaskular.
3. Pengetahuan
Pengetahuan ibu tentang perawatan pasca persalinan sangatmenentukan lama
penyembuhan luka perineum. Apabila pengetahuan ibu kurang, terlebih masalah
kebersihan maka penyembuhan lukapun akan berlangsung lama.
4. Penanganan petugas
Pada saat persalinan, pembersihannya harus dilakukan dengan tepat oleh
penanganan petugas kesehatan, hal ini merupakan salah satu penyebab yang dapat
menentukan lama penyembuhan luka perineum.
5. Sarana prasarana
Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam perawatan
perineum akan sangat mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya
kemampuan ibu dalam menyediakan antiseptik.
6. Budaya dan Keyakinan
Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya
kebiasaan tarak telur, ikan dan daging ayam, akan mempengaruhi asupan gizi ibu
yang akan sangat mempengaruhi penyembuhan luka.

7
b. Faktor Internal
1. Usia
Penyembuhan luka lebih cepat terjadi pada usia muda dari pada orang tua. Orang
yang sudah lanjut usianya tidak dapat mentolerir stress seperti trauma jaringan
atau infeksi.
2. Keturunan
Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya dalam
penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang mempengaruhi adalah
kemampuan dalam sekresi insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan
glukosa darah meningkat. Dapat terjadi penipisan protein-kalori.
3. Cara perawatan
Perawatan yang tidak benar menyebabkan infeksi dan memperlambat
penyembuhan. Karena perawatan yang kasar dan salah dapat mengakibatkan
kapiler darah baru rusak dan mengalami perdarahan. Kemungkinan terjadinya
infeksi karena perawatan yang tidak benar dapat meningkat dengan adanya benda
mati dan benda asing. Jika luka dirawat dengan baik maka kesembuhannya juga
akan lebih cepat.
4. Personal hygiene
Personal hygiene (kebersihan diri) dapat memperlambat penyembuhan, hal ini
dapat menyebabkan adanya benda asing seperti debu dan kuman. Adanya benda
asing, pengelupasan jaringan yang luas akan memperlambat penyembuhan dan
kekuatan regangan luka menjadi tetap rendah. Luka yang kotor harus dicuci
bersih. Bila luka kotor, maka penyembuhan sulit terjadi. Kalaupun sembuh akan
memberikan hasil yang buruk.
5. Aktivitas berat dan berlebihan
Menghambat perapatan tepi luka. Mengganggu penyembuhan yang diinginkan.
6. Infeksi
Infeksi menyebabkan peningkatan inflamasi dan nekrosis yang menghambat
penyembuhan luka.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perineum merupakan bagian yang sangat penting dalam fisiologi. Keutuhan perineum
tidak hanya berperan atau menjadi bagian penting dari proses persalinan, tetapi juga
diperlukan untuk mengontrol proses buang air besar dan buang air kecil, menjaga aktifitas
peristaltik normal (dengan menjaga tekanan intra abdomen) dan fungsi seksual yang sehat.
Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus.
Tujuan dilakukannya perawatan perineum adalah :
 Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum, maupun di dalam uterus
karena saat persalinan vulva merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman. Bila
daerah vulva dan perineum tidak bersih, mudah terjadi infeksi pada jahitan perineum
saluran vagina dan uterus.
 Untuk penyembuhan luka perinium (jahitan perineum).

 Untuk kebersihan perineum dan vulva.

Bentuk-bentuk dari luka perineum :

 Rupture

 Episotomi

Dampak Dari Perawatan Luka Perineum yang tidak tepat


1. Infeksi
Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang
perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum.
2. Komplikasi
Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun
pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih
maupun infeksi pada jalan lahir.
3. Kematian ibu post partum
Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu
post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah

9
Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Perineum

 Faktor Internal

 Faktor Eksternal

B. Saran
Diharapakan mampu dan mengerti tentang perawatan robekan jalan lahir dan dapat
memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien serta mampu memberikan asuhan secara
komprehensif bagi klien.

10

Anda mungkin juga menyukai