0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan8 halaman
Tugas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di rumah sakit meliputi pengkajian pasien, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi asuhan. Kinerja perawat dipengaruhi oleh berfikir kritis dan pengalaman kerja. Penelitian menunjukkan hubungan antara berfikir kritis dengan kualitas asuhan keperawatan.
Tugas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di rumah sakit meliputi pengkajian pasien, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi asuhan. Kinerja perawat dipengaruhi oleh berfikir kritis dan pengalaman kerja. Penelitian menunjukkan hubungan antara berfikir kritis dengan kualitas asuhan keperawatan.
Tugas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di rumah sakit meliputi pengkajian pasien, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi asuhan. Kinerja perawat dipengaruhi oleh berfikir kritis dan pengalaman kerja. Penelitian menunjukkan hubungan antara berfikir kritis dengan kualitas asuhan keperawatan.
Kinerja perawat dalam pemberian asuhan keperawatan merupakan aplikasi kemampuan
atau pembelajaran yang telah diterima selama menyelesaikan program pendidikan keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan dalam peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pelayanan terhadap pasien.asuhan keperawatan merupakan kegiatan kompleks yang menuntut keterampilan kognitif, psikomotor dan afektif untuk menilai intuitive dan kreatifitas Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang pelaksanaan asuhan keperawatan secara lebih baik. Kajian ini di tulis dalam bentuk studi kepustakaan,artikel non penelitian.
Kata Kunci : Kinerja perawat, Asuhan keperawatan, Berfikir kritis.
PENDAHULUAN 2006). Profesi keperawatan sebagai
bagian integral dari sistem pelayanan A.Latar belakang kesehatan dan menjadi kunci utama Pelayanan keperawatan dalam keberhasilan pelayanan kesehatan merupakan bagian dari pelayanan (Sumijatun 2010). kesehatan yang berperan besar Pelayanan keperawatan diberikan menentukan pelayanan kesehatan. dalam bentuk kinerja perawat harus Keperawatan sebagai profesi dan perawat didasari kemampuan yang tinggi dalam sebagai tenaga professional dan membentuk sehingga kinerja mendukung bertanggung jawab untuk memberikan pelaksanaan tugas dalam pelayanan pelayanan keperawatan sesuai kompetensi keperawatan. Kinerja merupakan suatu dan kewenangan yang dimiliki secara hasil kerja seseorang yang ditujukan mandiri maupun bekerjasama dengan sesuai dengan tugas dalam suatu anggota kesehatan lainnya (Depkes RI, organisasi (Nursalam, 2007). Kinerja banyaknya perawat yang kasar (kurang perawat merupakan aplikasi kemampuan ramah terhadap pasien), kurang sabar atau pembelajaran yang telah diterima dalam menghadapi pasien. Masalahnya selama menyelesaikan program itu tentu bukan hanya soal sikap ramah pendidikan keperawatan untuk atau penyabar, tetapi juga beban kinerja memberikan pelayanan dan bertanggung yang tinggi, peraturan yang belum jelas jawab dalam peningkatan kesehatan, dan kepada perawat (Aditama, 2003). Bahkan pencegahan penyakit serta pelayanan pada saat ini perkembangan pelayanan terhadap pasien (Ali, 2002 & Mulati, keperawatan masih sangat jauh tertinggal 2006). dibandingkan dengan perkembangan pelayanan medis lainya, terlihat dari Gambaran kinerja dalam konsumen masih merasakan banyak melaksanakan kegiatan merupakan kekurangan dari kinerja keperawatan seperangkat fungsi, tugas dan yang dinilainya, misalnya daya saing dan tanggungjawab. Hal ini merupakan dasar kompetensi yang belum memenuhi utama perawat untuk memahami dengan permintaan pelayanan kesehatan (Depkes tepat fungsi, tugas dan tanggung RI, 2001). jawabnya (Mulati, 2006). Fungsi perawat dalam melakukan kegiatan yaitu METODE membantu individu baik yang sehat Metode yang digunakan yaitu maupun yang sakit, dari lahir hingga menelaah dari berbagai sumber publikasi meninggal, membantu melaksanakan ilmiah dan buku cetak.dari hasil pencarian aktivitas sehari-hari secara mandiri, kemudian diolah dan dianalisis sehingga dengan menggunakan kekuatan, menghasilkan sebuah pembahasan dan kemauan, atau pengetahuan yang dimiliki kesimpulan dari topik yang ditetapkan. (Ali 2002). HASIL DAN PEMBAHASAN Masalah utama kinerja perawat dalam pelayanan keperawatan adalah A.Hasil kurangnya perawat yang berpendidikan tinggi, kemampuan yang tidak memadai, Menurut Jurnal Kesehatan terhadap asuhan keperawatan yang Holistik (The Journal of Holistic dilakukan kepada pasien. Healthcare), Volume 12, No.1, Januari Ingram (2008) mengatakan 2018: 21-25,Tentang “Pengaruh berfikir berfikir kritis dalam keperawatan kritis terhadap kemampuan perawat merupakan komponen yang sangat pelaksana dalam melakukan asuhan penting dari akuntabilitas professional keperawatan di rumah sakit Hermina dan salah satu penentu kualitas asuhan Bekasi Tahun 2016” keperawatan yang akan diberikan kepada Hasil penelitian ini menunjukkan pasien. Perawat yang memiliki bahwa responden yang berfikir kritis baik kemampuan berfikir kritis akan lebih banyak dibandingkan dengan menunjukkan sikap keberanian responden yang berfikir kritis kurang. intelektual, berfikir terbuka, fleksibel, Hasil analisis menunjukkan adanya berfikir analisa, sistematis, percaya diri, pengaruh berfikir kritis terhadap rasa ingin tahu, dewasa, kreatifitas, intuisi kemampuan perawat pelaksana dalam dan pemikiran mendalam. Teori tersebut melakukan asuhan keperawatan. sesuia dengan penelitian yang dilakuka oleh Aprisunadi (2011) yang mengatakan Hasil penelitian ini sesuai dengan bahwa terdapat hubungan yang bermakna teori Perry dan Potter (2010) yang antara berfikir kritis perawat dengan mengatakan bahwa asuhan keperawatan kualitas diagnosis keperawatan di unit merupakan kegiatan kompleks yang orthopedic. menuntut keterampilan kognitif, psikomotor dan afektif untuk menilai Hal ini sesuai dengan penelitian intuitive dan kreatifitas. Dalam yang dilakukan oleh Aprisunadi (2011) melakukan asuhan keperawatan, perawat yang mangatakan bahwa masa kerja akan menghadapi bermacam-macam memiliki kontribusi yang bermakna situasi klinis sehingga perawat harus dalam hubungan berfikir kritis dengan mampu berfikir cerdas dalam setiap kualitas asuhan keperawatan. Hasil situasi yang dihadapinya untuk mampu penelitian ini juga didukung oleh teori membuat keputusan yang tepat dan akurat yang disampaikan oleh Nursalam (2014) yang mengatakan semakin lama masa Berdasarkan hasil penelitian ini kerja perawat maka semakin banyak diperoleh bahwa perawat telah melakukan pengalaman perawat tersebut dalam pengkajian sebanyak 69 orang (65,45%), memberikan asuhan keperawatan sesuai diagnosa 84 orang (79,5%), perencanaan dengan standar atau prosedur yang 73 orang (69,75%), implementasi 79 beraku, sehingga masa kerja perawat orang (74,75%), dan evaluasi 80 orang secara tidak langsung berpengaruh (76,29%). terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan PEMBAHASAN kepada pasien. Dari hasil penelitian, mayoritas Sedangkan Menurut penelitian responden (71%) didapatkan kinerjanya jurnal tentang “Kinerja perawat dalam baik sedangkan yang buruk (29%). Angka pemberian asuhan keperawatan di rumah pencapaian ini belum sesuai dari standar sakit TK II Putri hijau Medan”. yang telah ditetapkan oleh Depkes.RI Berdasarkan data karakteristik yang memberikan syarat angka responden diperoleh mayoritas pencapaian minimal 75% kinerja perawat pendidikan D-III (75,2%), penghasilan baik dalam memberikan mayoritas >Rp 1.200.000 (55,2%), jenis asuhan/pelayanan keperawatan (Fahriadi, kelamin mayoritas perempuan (90,5%), 2008). Berdasarkan hasil penelitian suku mayori Batak (64,8%), dan status Syaiin (2008), kinerja akan baik jika pernikahan mayoritas menikah (53,3%). pengawasan dilakukan secara rutin. Berdasarkan hasil penelitian terhadap Menurut Notoadmojo, (2003) gambaran kinerja perawat di Rumah Sakit keberhasilan kinerja sangat ditentukan Tk. II Putri Hijau Medan dibagi dalam 2 adanya bimbingan dari supervisi yang kategori yaitu baik dan buruk. Hasil baik dari atasan kepada bawahannya yang penelitian yang diperoleh menunjukkan menanyakan permasalahan serta kendala bahwa 75 orang responden (71,4%) yang dihadapi dalam pelaksanaan agar gambaran kinerja perawat baik dan 30 dapat diberikan solusi dari permasalahan orang responden (28,6%) gambaran tersebut. Pengawasan merupakan kinerja buruk. komponen fungsi manajemen untuk tindakan keperawatan sederhana dan mencapai hasil dalam melakukan kinerja kompleks pada individu, kelompok, dan (Gillies, 2005). masyarakat di sarana kesehatan, melaksanakan tindakan keperawatan yang Kinerja perawat merupakan telah dilakukan, mendokumentasikan ukuran keberhasilan dalam mencapai hasil keperawatan yang dilaksanakan tujuan pelayanan keperawatan. Kinerja (Kusnanto, 2004). perawat dalam pemberian asuhan keperawatan adalah aplikasi kemampuan Berdasarkan penelitian ini atau pembelajaran yang telah diterima sebanyak 65,45% responden telah selama menyelesaikan program melakukan pengkajian. Kinerja dalam pendidikan keperawatan untuk pengkajian ini belum mencapai standar memberikan pelayanan kesehatan secara yang telah ditetapkan oleh Depkes RI langsung kepeda pasien (Ali, 2002 & (Fahriadi, 2008). Pengkajian merupakan Mulati, 2006). Kinerja perawat dinilai hal yang terpenting dalam melakukan dari kepuasan pasien yang sedang atau asuhan keperawatan karena didalamnya pernah dirawat yang merupakan rangkaian pengumpulan data dan akan ungkapan rasa lega atau senang karena mempengaruhi pekerjaan selanjutnya harapan tentang sesuatu kebutuhan pasien yaitu diagnosa sampai evaluasi. Akan terpenuhi (Syaiin, 2008). tetapi, diagnosa keperawatan telah mencapai sandar yaitu 79,5% responden Asuhan keperawatan dilaksanakan telah melakukannya. Diagnosa berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan keperawatan tidak akan berfungsi jika atau kewenangan pelayanan keperawatan pengkajian data kurang atau tidak melaksanakan pengkajian keperawatan lengkap. kepada individu di sarana kesehatan yang meliputi status bio-psikososial-kultural Diagnosa keperawatan merupakan dan spiritual klien, merumuskan diagnosis kesimpulan yang ditarik dari data yang keperawatan terkait dengan fenomena dikumpulkan tentang pasien Hal ini tidak terpenuhinya kebutuhan dasar menunjukkan jika pengkajian tidak manusia, menyusun rencana untuk dilakukan maka diagnosa keperawatan tidak akan berarti bahkan mengacam Bagi keperawatan diharapkan klien karena tindakan yang dilakukan mengembangkan program jurnal reading tidak sesuai dengan kondisi pasien yang dan menjadikan budaya baca riset-riset sebenarnya oleh sebab itu perawat harus keperawatan baik nasional maupun melakukan pengkajian secara lengkap dan internasional sebagai penambahan ilmu akurat. (Doenges, 2002). pengetahuan dan kebutuhan bagi perawat pelaksana serta selalu mengasah dan SIMPULAN DAN SARAN melatih kemampuan berfikir kritis Ada pengaruh berfikir kritis melalui pelaksanaan ronde keperawatan. terhadap kemampuan perawat pelaksana Hendaknya institusi pendidikan mulai dalam melakukan asuhan keperawatan menerapkan kurikulum yang melatih dan perawat pelaksana yang berfikir kritis mahasiswa untuk dapat berfikir kritis berpeluang 2,403 kali mampu melakukan dalam setiap melakukan tindakan seperti asuhan keperawatan dengan baik jika menerapkan metode belajar metode seven dibandingkan dengan perawat yang jump. kurang berfikir kritis. Ada pengaruh lama Diharapkan hasil penelitian ini kerja terhadap kemampuan perawat dapat dikembangkan oleh peneliti lain pelaksana dalam melakukan asuhan dengan menggunakan variabel-variabel keperawatan dan lama kerja merupakan lain yang berpengaruh terhadap factor dominan dari counfounding kemampuan melakukan asuhan terhadap kemampuan perawat pelaksana keperawatan seperti uji kompetensi dan dalam melakukan asuhan keperawatan pelatihan serta lebih dikaji dari factor- dan didapatkan bahwa perawat yang faktor berfikir kritis memiliki lama kerja ≥ 10 tahun berpeluang 2,144 kali mampu melakukan DAFTAR PUSTAKA asuhan keperawatan dengan baik Aprisunadi. (2011). Hubungan dibandingkan dengan perawat yang lama Berfikir Kritis Perawat dengan Kualitas kerjanya < 10 tahun. Asuhan Keperawatan di Unit Perawatan SARAN Orthopedi Di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta. Tesis FIK UI. Tidak Hidayat, A.A. A. (2007). Metode Dipublikasikan. Penelitian dan Tehnik Analisis Data. Penerbit Salemba Medika. Edisi pertama . Cristensen, P.J., & Kenney, J.W., Jakarta. (2009). Proses Keperawatan, Aplikasi Model Konseptual (Terjemahan dari Novinda, S. (2006). Hubungan Nursing Proses: Aplication Of Kenyamanan Convenience Pasien Dinas Conceptual Model 4th Ed). Jakarta: EGC Kodam / BB dengan Pemanfaatan Palayanan Kesehatan di Instalasi Rawat Deswani. (2009). Proses Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Keperawatan dan Berfikri Kritis . Jakarta: Medan. Skripsi FKM- USU, Medan. Salemba Medica. Potter, PA. & Perry, AG 2005. Departemen Kesehatan RI. Fundamental Keperawatan. Penerbit (2010). Kebijakan Pelayanan Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Keperawatan Surat Ketetapan /02/I/2010 RS Putri hijau Tk II Medan. Rusmegawati. (2011). Pengaruh Supervisi Reflektif Interaktif Terhadap Doenges, ME. (2002). Penerapan Keterampilan Berfikir Kritis Perawat Proses Keperawatan dan Diagnosa Dalam Melakukan Asuhan Keperawatan Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran di Irna RS. Dr. H.M Ansari Saleh Banjar EGC. Jakarta. Masin. Tesis FIK UI. Tidak Gilles, DA. (2005). Dipublikasikan. Manajemen keperawatan Suatu Sumijatun. (2010). Konsep Dasar Pendekatan Sistem. Edisi ke dua. Menuju Keperawatan Profesional. Hariyati, Tutik Sri. (2014). Penerbit CV. Trans Info Media Cetakan Perencanaan Pengembangan Dan Utilisasi pertama, Jakarta., Medan. Tenaga Keperawatan. Jakarta: PT Raja Syaiin. (2008). Manajemen Grafindo Persada Sumber Daya Manusia. Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta. Wiwik, H. (2008). Pengaruh Perawat Pelaksana Dalam Peningkatan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Asuhan Kualitas Asuhan Keperawatan. IKESMA Keperawatan dalam Pengkajian dan Simamora, R. H. (2009). Implementasi di rumah Sakit Dokumentasi Proses Keperawatan. Bhayangkara Medan. Skripsi FKM- Jember. University Press USU.Medan. Simamora, R. H. (2010). Simamora, R. H.(2008). Peran Komunikasi Dalam Keperawatan. Manajer Perawat Dalam Pembinaan Etika Jember: University Press