Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN

KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT

Inggrid Pricilia Pardede/181101128

Inggrid_pardede@yahoo.com

ABSTRACT

Kinerja perawat dalam pemberian asuhan keperawatan merupakan aplikasi kemampuan


atau pembelajaran yang telah diterima selama menyelesaikan program pendidikan keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan dalam peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan
pelayanan terhadap pasien.asuhan keperawatan merupakan kegiatan kompleks yang menuntut
keterampilan kognitif, psikomotor dan afektif untuk menilai intuitive dan kreatifitas Tujuan dari
penulisan jurnal ini adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan secara lebih baik. Kajian ini di tulis dalam bentuk studi kepustakaan,artikel non
penelitian.

Kata Kunci : Kinerja perawat, Asuhan keperawatan, Berfikir kritis.

PENDAHULUAN 2006). Profesi keperawatan sebagai


bagian integral dari sistem pelayanan
A.Latar belakang
kesehatan dan menjadi kunci utama
Pelayanan keperawatan dalam keberhasilan pelayanan kesehatan
merupakan bagian dari pelayanan (Sumijatun 2010).
kesehatan yang berperan besar
Pelayanan keperawatan diberikan
menentukan pelayanan kesehatan.
dalam bentuk kinerja perawat harus
Keperawatan sebagai profesi dan perawat
didasari kemampuan yang tinggi dalam
sebagai tenaga professional dan
membentuk sehingga kinerja mendukung
bertanggung jawab untuk memberikan
pelaksanaan tugas dalam pelayanan
pelayanan keperawatan sesuai kompetensi
keperawatan. Kinerja merupakan suatu
dan kewenangan yang dimiliki secara
hasil kerja seseorang yang ditujukan
mandiri maupun bekerjasama dengan
sesuai dengan tugas dalam suatu
anggota kesehatan lainnya (Depkes RI,
organisasi (Nursalam, 2007). Kinerja banyaknya perawat yang kasar (kurang
perawat merupakan aplikasi kemampuan ramah terhadap pasien), kurang sabar
atau pembelajaran yang telah diterima dalam menghadapi pasien. Masalahnya
selama menyelesaikan program itu tentu bukan hanya soal sikap ramah
pendidikan keperawatan untuk atau penyabar, tetapi juga beban kinerja
memberikan pelayanan dan bertanggung yang tinggi, peraturan yang belum jelas
jawab dalam peningkatan kesehatan, dan kepada perawat (Aditama, 2003). Bahkan
pencegahan penyakit serta pelayanan pada saat ini perkembangan pelayanan
terhadap pasien (Ali, 2002 & Mulati, keperawatan masih sangat jauh tertinggal
2006). dibandingkan dengan perkembangan
pelayanan medis lainya, terlihat dari
Gambaran kinerja dalam
konsumen masih merasakan banyak
melaksanakan kegiatan merupakan
kekurangan dari kinerja keperawatan
seperangkat fungsi, tugas dan
yang dinilainya, misalnya daya saing dan
tanggungjawab. Hal ini merupakan dasar
kompetensi yang belum memenuhi
utama perawat untuk memahami dengan
permintaan pelayanan kesehatan (Depkes
tepat fungsi, tugas dan tanggung
RI, 2001).
jawabnya (Mulati, 2006). Fungsi perawat
dalam melakukan kegiatan yaitu METODE
membantu individu baik yang sehat
Metode yang digunakan yaitu
maupun yang sakit, dari lahir hingga
menelaah dari berbagai sumber publikasi
meninggal, membantu melaksanakan
ilmiah dan buku cetak.dari hasil pencarian
aktivitas sehari-hari secara mandiri,
kemudian diolah dan dianalisis sehingga
dengan menggunakan kekuatan,
menghasilkan sebuah pembahasan dan
kemauan, atau pengetahuan yang dimiliki
kesimpulan dari topik yang ditetapkan.
(Ali 2002).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Masalah utama kinerja perawat
dalam pelayanan keperawatan adalah A.Hasil
kurangnya perawat yang berpendidikan
tinggi, kemampuan yang tidak memadai,
Menurut Jurnal Kesehatan terhadap asuhan keperawatan yang
Holistik (The Journal of Holistic dilakukan kepada pasien.
Healthcare), Volume 12, No.1, Januari
Ingram (2008) mengatakan
2018: 21-25,Tentang “Pengaruh berfikir
berfikir kritis dalam keperawatan
kritis terhadap kemampuan perawat
merupakan komponen yang sangat
pelaksana dalam melakukan asuhan
penting dari akuntabilitas professional
keperawatan di rumah sakit Hermina
dan salah satu penentu kualitas asuhan
Bekasi Tahun 2016”
keperawatan yang akan diberikan kepada
Hasil penelitian ini menunjukkan pasien. Perawat yang memiliki
bahwa responden yang berfikir kritis baik kemampuan berfikir kritis akan
lebih banyak dibandingkan dengan menunjukkan sikap keberanian
responden yang berfikir kritis kurang. intelektual, berfikir terbuka, fleksibel,
Hasil analisis menunjukkan adanya berfikir analisa, sistematis, percaya diri,
pengaruh berfikir kritis terhadap rasa ingin tahu, dewasa, kreatifitas, intuisi
kemampuan perawat pelaksana dalam dan pemikiran mendalam. Teori tersebut
melakukan asuhan keperawatan. sesuia dengan penelitian yang dilakuka
oleh Aprisunadi (2011) yang mengatakan
Hasil penelitian ini sesuai dengan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna
teori Perry dan Potter (2010) yang
antara berfikir kritis perawat dengan
mengatakan bahwa asuhan keperawatan
kualitas diagnosis keperawatan di unit
merupakan kegiatan kompleks yang
orthopedic.
menuntut keterampilan kognitif,
psikomotor dan afektif untuk menilai Hal ini sesuai dengan penelitian
intuitive dan kreatifitas. Dalam yang dilakukan oleh Aprisunadi (2011)
melakukan asuhan keperawatan, perawat yang mangatakan bahwa masa kerja
akan menghadapi bermacam-macam memiliki kontribusi yang bermakna
situasi klinis sehingga perawat harus dalam hubungan berfikir kritis dengan
mampu berfikir cerdas dalam setiap kualitas asuhan keperawatan. Hasil
situasi yang dihadapinya untuk mampu penelitian ini juga didukung oleh teori
membuat keputusan yang tepat dan akurat yang disampaikan oleh Nursalam (2014)
yang mengatakan semakin lama masa Berdasarkan hasil penelitian ini
kerja perawat maka semakin banyak diperoleh bahwa perawat telah melakukan
pengalaman perawat tersebut dalam pengkajian sebanyak 69 orang (65,45%),
memberikan asuhan keperawatan sesuai diagnosa 84 orang (79,5%), perencanaan
dengan standar atau prosedur yang 73 orang (69,75%), implementasi 79
beraku, sehingga masa kerja perawat orang (74,75%), dan evaluasi 80 orang
secara tidak langsung berpengaruh (76,29%).
terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan
PEMBAHASAN
kepada pasien.
Dari hasil penelitian, mayoritas
Sedangkan Menurut penelitian
responden (71%) didapatkan kinerjanya
jurnal tentang “Kinerja perawat dalam
baik sedangkan yang buruk (29%). Angka
pemberian asuhan keperawatan di rumah
pencapaian ini belum sesuai dari standar
sakit TK II Putri hijau Medan”.
yang telah ditetapkan oleh Depkes.RI
Berdasarkan data karakteristik yang memberikan syarat angka
responden diperoleh mayoritas pencapaian minimal 75% kinerja perawat
pendidikan D-III (75,2%), penghasilan baik dalam memberikan
mayoritas >Rp 1.200.000 (55,2%), jenis asuhan/pelayanan keperawatan (Fahriadi,
kelamin mayoritas perempuan (90,5%), 2008). Berdasarkan hasil penelitian
suku mayori Batak (64,8%), dan status Syaiin (2008), kinerja akan baik jika
pernikahan mayoritas menikah (53,3%). pengawasan dilakukan secara rutin.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap
Menurut Notoadmojo, (2003)
gambaran kinerja perawat di Rumah Sakit
keberhasilan kinerja sangat ditentukan
Tk. II Putri Hijau Medan dibagi dalam 2
adanya bimbingan dari supervisi yang
kategori yaitu baik dan buruk. Hasil
baik dari atasan kepada bawahannya yang
penelitian yang diperoleh menunjukkan
menanyakan permasalahan serta kendala
bahwa 75 orang responden (71,4%)
yang dihadapi dalam pelaksanaan agar
gambaran kinerja perawat baik dan 30
dapat diberikan solusi dari permasalahan
orang responden (28,6%) gambaran
tersebut. Pengawasan merupakan
kinerja buruk.
komponen fungsi manajemen untuk tindakan keperawatan sederhana dan
mencapai hasil dalam melakukan kinerja kompleks pada individu, kelompok, dan
(Gillies, 2005). masyarakat di sarana kesehatan,
melaksanakan tindakan keperawatan yang
Kinerja perawat merupakan
telah dilakukan, mendokumentasikan
ukuran keberhasilan dalam mencapai
hasil keperawatan yang dilaksanakan
tujuan pelayanan keperawatan. Kinerja
(Kusnanto, 2004).
perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan adalah aplikasi kemampuan Berdasarkan penelitian ini
atau pembelajaran yang telah diterima sebanyak 65,45% responden telah
selama menyelesaikan program melakukan pengkajian. Kinerja dalam
pendidikan keperawatan untuk pengkajian ini belum mencapai standar
memberikan pelayanan kesehatan secara yang telah ditetapkan oleh Depkes RI
langsung kepeda pasien (Ali, 2002 & (Fahriadi, 2008). Pengkajian merupakan
Mulati, 2006). Kinerja perawat dinilai hal yang terpenting dalam melakukan
dari kepuasan pasien yang sedang atau asuhan keperawatan karena didalamnya
pernah dirawat yang merupakan rangkaian pengumpulan data dan akan
ungkapan rasa lega atau senang karena mempengaruhi pekerjaan selanjutnya
harapan tentang sesuatu kebutuhan pasien yaitu diagnosa sampai evaluasi. Akan
terpenuhi (Syaiin, 2008). tetapi, diagnosa keperawatan telah
mencapai sandar yaitu 79,5% responden
Asuhan keperawatan dilaksanakan
telah melakukannya. Diagnosa
berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan
keperawatan tidak akan berfungsi jika
atau kewenangan pelayanan keperawatan
pengkajian data kurang atau tidak
melaksanakan pengkajian keperawatan
lengkap.
kepada individu di sarana kesehatan yang
meliputi status bio-psikososial-kultural Diagnosa keperawatan merupakan
dan spiritual klien, merumuskan diagnosis kesimpulan yang ditarik dari data yang
keperawatan terkait dengan fenomena dikumpulkan tentang pasien Hal ini
tidak terpenuhinya kebutuhan dasar menunjukkan jika pengkajian tidak
manusia, menyusun rencana untuk dilakukan maka diagnosa keperawatan
tidak akan berarti bahkan mengacam Bagi keperawatan diharapkan
klien karena tindakan yang dilakukan mengembangkan program jurnal reading
tidak sesuai dengan kondisi pasien yang dan menjadikan budaya baca riset-riset
sebenarnya oleh sebab itu perawat harus keperawatan baik nasional maupun
melakukan pengkajian secara lengkap dan internasional sebagai penambahan ilmu
akurat. (Doenges, 2002). pengetahuan dan kebutuhan bagi perawat
pelaksana serta selalu mengasah dan
SIMPULAN DAN SARAN
melatih kemampuan berfikir kritis
Ada pengaruh berfikir kritis melalui pelaksanaan ronde keperawatan.
terhadap kemampuan perawat pelaksana Hendaknya institusi pendidikan mulai
dalam melakukan asuhan keperawatan menerapkan kurikulum yang melatih
dan perawat pelaksana yang berfikir kritis mahasiswa untuk dapat berfikir kritis
berpeluang 2,403 kali mampu melakukan dalam setiap melakukan tindakan seperti
asuhan keperawatan dengan baik jika menerapkan metode belajar metode seven
dibandingkan dengan perawat yang jump.
kurang berfikir kritis. Ada pengaruh lama
Diharapkan hasil penelitian ini
kerja terhadap kemampuan perawat
dapat dikembangkan oleh peneliti lain
pelaksana dalam melakukan asuhan
dengan menggunakan variabel-variabel
keperawatan dan lama kerja merupakan
lain yang berpengaruh terhadap
factor dominan dari counfounding
kemampuan melakukan asuhan
terhadap kemampuan perawat pelaksana
keperawatan seperti uji kompetensi dan
dalam melakukan asuhan keperawatan
pelatihan serta lebih dikaji dari factor-
dan didapatkan bahwa perawat yang
faktor berfikir kritis
memiliki lama kerja ≥ 10 tahun
berpeluang 2,144 kali mampu melakukan DAFTAR PUSTAKA
asuhan keperawatan dengan baik
Aprisunadi. (2011). Hubungan
dibandingkan dengan perawat yang lama
Berfikir Kritis Perawat dengan Kualitas
kerjanya < 10 tahun.
Asuhan Keperawatan di Unit Perawatan
SARAN Orthopedi Di Rumah Sakit Umum Pusat
Fatmawati Jakarta. Tesis FIK UI. Tidak Hidayat, A.A. A. (2007). Metode
Dipublikasikan. Penelitian dan Tehnik Analisis Data.
Penerbit Salemba Medika. Edisi pertama .
Cristensen, P.J., & Kenney, J.W.,
Jakarta.
(2009). Proses Keperawatan, Aplikasi
Model Konseptual (Terjemahan dari Novinda, S. (2006). Hubungan
Nursing Proses: Aplication Of Kenyamanan Convenience Pasien Dinas
Conceptual Model 4th Ed). Jakarta: EGC Kodam / BB dengan Pemanfaatan
Palayanan Kesehatan di Instalasi Rawat
Deswani. (2009). Proses
Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau
Keperawatan dan Berfikri Kritis . Jakarta:
Medan. Skripsi FKM- USU, Medan.
Salemba Medica.
Potter, PA. & Perry, AG 2005.
Departemen Kesehatan RI.
Fundamental Keperawatan. Penerbit
(2010). Kebijakan Pelayanan
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Keperawatan Surat Ketetapan /02/I/2010
RS Putri hijau Tk II Medan. Rusmegawati. (2011). Pengaruh
Supervisi Reflektif Interaktif Terhadap
Doenges, ME. (2002). Penerapan
Keterampilan Berfikir Kritis Perawat
Proses Keperawatan dan Diagnosa
Dalam Melakukan Asuhan Keperawatan
Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran
di Irna RS. Dr. H.M Ansari Saleh Banjar
EGC. Jakarta.
Masin. Tesis FIK UI. Tidak
Gilles, DA. (2005). Dipublikasikan.
Manajemen keperawatan Suatu
Sumijatun. (2010). Konsep Dasar
Pendekatan Sistem. Edisi ke dua.
Menuju Keperawatan Profesional.
Hariyati, Tutik Sri. (2014). Penerbit CV. Trans Info Media Cetakan
Perencanaan Pengembangan Dan Utilisasi pertama, Jakarta., Medan.
Tenaga Keperawatan. Jakarta: PT Raja
Syaiin. (2008). Manajemen
Grafindo Persada
Sumber Daya Manusia. Penerbit PT.
Bumi Aksara, Jakarta.
Wiwik, H. (2008). Pengaruh Perawat Pelaksana Dalam Peningkatan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Asuhan Kualitas Asuhan Keperawatan. IKESMA
Keperawatan dalam Pengkajian dan
Simamora, R. H. (2009).
Implementasi di rumah Sakit
Dokumentasi Proses Keperawatan.
Bhayangkara Medan. Skripsi FKM-
Jember. University Press
USU.Medan.
Simamora, R. H. (2010).
Simamora, R. H.(2008). Peran
Komunikasi Dalam Keperawatan.
Manajer Perawat Dalam Pembinaan Etika
Jember: University Press

Anda mungkin juga menyukai