Mikologi 10-15 New
Mikologi 10-15 New
Disusun oleh :
b. Mikroskopis
Morfologi mikroskopik dari Aspergillus fumigatus adalah, hifa bersepta
dan hialin, serta umumnya fertil. Konidiofor berdinding halus dan
tebal, bersepta, membengkak dibagian ujung (disebut vesikula)
membawa sterigma dimana tumbuh konidia, tidak berwarna, panjang
dapat mencapai 300 µm. Vesikula berbentuk kubah yang berdiameter
20-30 µm. Konidia membentuk rantai yang berwarna hijau, coklat,
atau hitam dan permukaan
halus (Raper et al., 1977)
c. Isolasi Aspergillus fumigatus
Untuk membantu menegakkan diagnosa penyakit ini salah
satunya adalah pemeriksaan laboratorium, diantaranya berupa
sediaan langsung maupun kultivasi pada media untuk mengetahui
spesies penyebabnya. Dalam mengisolasi jamur dipergunakan media
pembiakan yaitu suatu bahan terdiri dari suatu campuran nutrisi/zat-
zat makanan tertentu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur.
Isolasi jamur juga memerlukan suatu habitat yang mempunyai
kelembaban tinggi dan oksigen yang cukup untuk kelangsungan
hidupnya (Devise, 1987). Media pembiakan yang dianggap paling
baik dan biasa digunakan salah satunya adalah Sabouraud Glukosa
Agar dengan atau tanpa antibiotic dengan komposisi glukosa 4%.
Medium tersebut mengandung glukosa yang merupakan sumber
nutrisi bagi pertumbuhan jamur.
Sampel dimasukkan kedalam cawan petri yang sebelumnya telah
disterilisasi ditanamkan ke permukaan media SDA lalu diinkubasi
pada suhu ruang selama 1-2 minggu. Biakan diamati pada hari ke-2
dan seterusnya. Apabila ada pertumbuhan koloni yang diduga
Aspergillus fumigatus, maka harus dilakukan pemeriksaan
mikroskopis dengan membuat slide kultur.
2. Aspergillus flavus
Morfologi
a. Makroskopis
Koloni pada medium Czapek’s Dox mencapai diameter 3-5 cm dalam
waktu 7 hari, dan berwarna hijau kekuningan karena lebatnya
konidiofor yang terbentuk.
b. Mikroskopik
Kepala konidia khas berbentuk bulat, kemudian merekah menjadi
beberapa kolom dan berwarna hijau kekuningan hingga hijau tua
kekuningan. Koniodiofor berwarna hialin, kasar dan dapat mencapai
panjang 1,0 mm (ada yang sampai 2,5mm). vesikula berbentuk bulat
hingga semibulat dan berdiameter 25-45 µm. fialid terbentuk langsung
pada vesikula atau pada metula dan berukuran (6-10) x (4,0-5,5) µm.
Metula berukuran (6,5-10) x (3-5) µm. Konidia berbentuk bulat hingga
semibulat, berdiameter 3,6 µm, hijau pucat dan berduri. Sklerotia
seringkali dibentuk pada koloni yang baru, bervariasi dalam ukuran
dan dimensi dan berwarna coklat hingga hitam
c. Isolasi jamur pengamatan mikroskopis jamur Aspergillus flavus
1. Biji kacang tanah di rendam dalam H2SO4 10% selama 10 menit
2. Masukan 5 biji kacanhg tanah tersebut kedalam masing-msing
cawan petri yang telah terisi media PDA dengan cara ditekekan
dengan pinset
3. Biarkan pada suhu kamar selama 5-7 hari dan di amati bila ada
pertumbuhan koloni jamur
4. Periksa biakan tersebut untuk membuktikan apakah koloni
tersebut mengandung Aspergillus flavus
5. Pemeriksaan dilakukan dengan cara mikroskopis yaitu dengan
pemeriksaan KOH 10% lalu dilihat di bawah mikroskop dengan
perbesaran 10x dan 40x
3. Penicillium
Morfologi
a. Makroskopis
Permukaan koloni berwarna abu- abu, hijau kebiruan, hijau tua, dan
putih pada bagian tepi. Sebalik koloni berwarna kuning kecokelatan.
Tekstur seperti beludru (velvety) hingga powdery. Topografi/
permukaan koloni yang terbentuk mempunyai alur radial seperti ruji-
ruji ban sepeda yang berpusat di tengah (rugose). Alur radialnya
memiliki permukaan rata/ datar (flat).
b. Mikroskopis
Secara mikroskopis konidiofor hialin, tegak, agak kasar, konidia
berwarna hijau keabu – abuan berbentuk bulat atau subglobose dan
bersel satu serta kepala fialid tajam.
Perhatikan struktur konidiofora, sterigma (fialid) dan konidia. Bila
terdapat percabangan sebelum sterigma, maka percabangan itu
disebut metula
Salah satu media yang biasa digunakan untuk tempat tumbuhnya jamur
adalah batang kayu. Jamur yang tumbuh pada batang kayu memiliki kemampuan
dalam menguraikan substrat kayu. Jamur kayu dibagi menjadi 2 kelompok sesuai
dengan kemampuannya dalam mengurai substrat kayu yaitu white rot dan brown
rot. Jamur yang termasuk ke dalam kelompok white rot yaitu jamur yang mampu
menguraikan lignin, selulosa dan hemiselulosa yang terkandung di dalam kayu.
Sedangkan jamur yang termasuk ke dalam brown rot adalah jamur yang hanya
mampu menguraikan selulosa dan hemiselulosa (Artiningsih, 2006).
Genus penicilium merupakan jenis jamur yang tumbuh pada media yang
mengandung lignin. Bahkan jamur Penicillium sp dapat mengingkatkan
pertumbuhan tanaman pada tanah gambut karena membantu menyediakan
unsur hara bagi tanaman tersebut yang dilakukan dengan cara mendegradasi
sisa sisa bahan organik (termasuk senyawa lignin) pada tanah gambut (Yuleli,
2009).
Sumber :
Gandjar I, Samson RA, Tweel-Vermeulen Kvd, Oetari A, Santoso I. 2000.
Pengenalan Kapang Tropik Umum. Edisi Pertama. Jakarta(ID): Yayasan
Obor Indonesia.
Gandjar I, Sjamsuridzal W, Octari A. 2006. Mikologi: Dasar dan Terapan.
Jakarta(ID): Yayasan Obor Indonesia.
Artiningsih T. 2006., Aktivitas Ligninolitik Jenis Ganoderma pada
Berbagai Sumnber Karbon. Jurnal Biodiversitas, Vol 7, No 4 :
307-311. Balai Penelitian Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor
Artiningsih T. 2006. Aktivitas Ligninolitik Jenis Ganoderma pada Berbagai
Sumber Karbon. Jurnal Biodiversitas. Vol 7. No 4: 307-311. Balai
Penelitian Mikrobiologi. Pusat Penelitian Biologi. Lembaga Ilmu
Pendidikan Indonesia (LIPI) : Bogor.
Yuleli. 2009. Penggunaan Beberapa Jenis Fungi untuk menigkatkan
Pertumbuhan Tanaman Karet (Tesis). Universitas Sumatera Utara.
Sekolah Pascasarjana. Program Studi Biologi.
Muhilal dan Karyadi.1985.Aflatoxin in Nut and Grains.Gizi Indonesia