Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG

EMESIS GRAVIDARUM DENGAN UPAYA PENCEGAHAN


HIPEREMESIS DI BPS WAHYUNINGSIH WONOSARI GUNUNG KIDUL
TAHUN 20091

Uswatun Khasanah Habibi2, Ismarwati, SKM., S.S.T. 3

INTISARI

Emesis gravidarum menjadi fenomena tersendiri bagi wanita hamil


khususnya pada usia kehamilan muda. Banyak diantara mereka yang tidak dapat
mengatasi rasa mual dan muntah sehingga keadaan berlanjut pada derajat yang
lebih tinggi dan mengakibatkan menurunnya kesehatan ibu hamil. Tujuan dari
penelitian ini adalah diketahuinya hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang emesis gravidarum dengan upaya pencegahan
hiperemesis.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian survey analitik dengan
pendekatan waktu cross sectional. Responden penelitian ini adalah semua ibu
hamil trimester I, kehamilan yang diinginkan, tidak memiliki riwayat penyakit
maag dan memeriksakan diri di Bidan Praktek Swasta (BPS) Wahyuningsih
Wonosari, dengan jumlah responden 30 orang, pengumpulan data dengan
kuesioner.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 2 responden atau 6,7% dari 30
responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi, dan 18 responden atau
60,0% dari 30 responden memiliki pengetahuan sedang, serta 10 responden atau
33,3% dari 30 responden memiliki pengetahuan rendah. Dari hasil uji statistik
korelasi non parametrik yaitu analisis Kendal Tau didapatkan hasil Zhitung 4,1986
lebih besar dari Ztabel pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar 1,960, artinya ada
hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang emesis
gravidarum dengan upaya pencegahan hiperemesis. Saran bagi penyedia layanan
kesehatan yaitu bidan dapat meningkatkan perannya untuk memberikan informasi
lebih lengkap pada ibu hamil.

Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, emesis gravidarum, upaya pencegahan


Kepustakaan : 17 buku, 2 internet (1998- 2008)
Jumlah halaman : xii, 61 halaman, 7 tabel, 2 gambar, 16 lampiran

____________________
1
Judul Karya Tulis Ilmiah
2
Mahasiswa D III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Yogyakarta
3
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta
PENDAHULUAN perubahan fisik, psikologis maupun
Janin dalam rahim dan hormonal. Perubahan hormonal
ibunya merupakan satu kesatuan sering menyebabkan beberapa
yang saling mempengaruhi. ketidaknyamanan pada saat
Kesehatan ibu yang optimal akan kehamilan, salah satu
meningkatkan kesehatan, ketidaknyamanan tersebut adalah
pertumbuhan dan perkembangan emesisis gravidarum atau yang lebih
janin (Manuaba, 1998). Perawatan dikenal dengan mual muntah pada
intensif kesehatan ibu dan anak saat kehamilan. Banyak ibu hamil
selama masa kehamilan sangat yang tidak dapat mengatasi rasa mual
berperan penting untuk menurunkan dan muntah sehingga keadaan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan berlanjut pada derajat yang lebih
Angka Kematian Bayi (AKB) tinggi dan mengakibatkan
sebagai indikator kesehatan ibu dan menurunnya kesehatan ibu hamil.
bayi. Mual dan muntah tidak bisa
Dewasa ini status kesehatan dianggap ringan karena saat usia
ibu dan anak di Indonesia masih kehamilan muda, organ-organ vital
tertinggal di negara-negara ASEAN. janin mulai terbentuk sehingga dapat
Hal ini tercermin dari masih mengakibatkan terhambatnya
tingginya Angka Kematian Ibu yaitu pertumbuhan janin yang dikandung,
248 per 100.000 kelahiran hidup karena zat-zat besi yang seharusnya
(SDKI, 2007) dan Angka Kematian diserap oleh janin terbuang bersama
Bayi sebesar 26,9 per 1000 kelahiran dengan terjadinya muntah
hidup (SDKI, 2007). Penanganan (Wiknjosastro, Hanifa, 1999).
masalah ini tidaklah mudah, karena Emesis gravidarum adalah salah satu
faktor yang melatarbelakangi ketidaknyamanan yang biasa terjadi
kematian ibu dan bayi sangat di pagi hari pada waktu bangun
komplek. dengan keluhan kepala pusing, mual
Mual dan muntah bukan ringan sampai muntah. Keadaan ini
merupakan faktor utama penyebab disebabkan oleh gangguan
kematian ibu di Indonesia, tetapi metabolisme karbohidrat. Bila
kejadian mual dan muntah cukup muntah terjadi terus menerus
besar yaitu 60% sampai 80% pada sedangkan asupan makanan kurang,
primigravida dan 40% sampai 60% dapat menyebabkan gangguan
pada multigravida serta satu diantara suasana kehidupan sehari-hari. Bila
1000 kehamilan gejala yang dialami hal ini berlanjut, tubuh akan
menjadi lebih berat (Wiknjosastro, kekurangan cairan sehingga sirkulasi
Hanifa, 1999). Secara umum mual darah dan metabolisme tubuh
dan muntah dalam kehamilan terjadi terganggu ( Manuaba 1999 : 102 ).
pada 50% - 90% wanita hamil, 91% Selama bulan-bulan pertama masa
terjadi pada trimester pertama dan kehamilan jantung, hati, paru-paru,
hanya 3% pada trimester akhir ginjal, sistem saraf dan organ lain
(Majalah Obstetri dan Ginekologi dari bayi sedang tumbuh pesat.
Indonesia, 2002). Bahan baku untuk membuat organ
Mual muntah dalam kehamilan ini disediakan melalui plasenta yang
merupakan hal fisiologis yang biasa tumbuh dengan cepat dan ini berasal
dialami setiap ibu hamil, karena dari makanan yang ibu santap.
terjadi beberapa perubahan yaitu Muntah yang berlebihan akan
menyebabkan cairan tubuh makin berkelompok maupun konseling
berkurang sehingga darah menjadi secara individu mengenai
kental (hemokonsentrasi) yang dapat penanganan ibu hamil dengan
melambatkan peredaran darah. Hal keluhan mual muntah atau emesis.
tersebut bisa mengurangi konsumsi Beberapa cara yang dapat digunakan
oksigen dan makanan ke jaringan untuk mengurangi keluhan emesis
yang bisa menimbulkan kerusakan antara lain melalui diet kaya protein
jaringan dan memperburuk keadaan dan karbohidrat komplek, banyak
janin dan kondisi ibu hamil. Selain minum cairan, menghindari
itu muntah yang berlebihan dapat pandangan aroma dan rasa dari
menyebabkan pecahnya pembuluh makanan yang merangsang mual
darah kapiler pada lambung sehingga muntah, makan lebih sering tetapi
muntah bercampur darah. dalam porsi kecil dan sebelum
Pembesaran bayi dalam rahim merasa lapar, makan sebelum rasa
sangat tergantung dari asupan nutrisi mual menyerang, memenuhi
ibu hamil. Muntah yang berlebihan kebutuhan tidur dan istirahat untuk
akan membuat tubuh kehilangan mengurangi stress serta
cairan dan hal ini akan mengganggu mengkonsumsi pil vitamin sesuai
sirkulasi darah dan metabolisme resep. Hal tersebut dilakukan untuk
tubuh janin sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil
menyebabkan bayi tumbuh kecil dalam melakukan pencegahan
dalam rahim atau Intra Uterine terhadap hiperemesis gavidarum.
Growth Retardation (IUGR) Dalam upaya meningkatkan
(Wesson, Nicky,2002). derajat kesehatan masyarakat,
Masyarakat pada umumnya pemerintah telah menyusun Rencana
menganggap bahwa emesis adalah Pembangunan Jangka Menengah
mual muntah yang biasa dialami oleh Nasional (RPJMN) bidang kesehatan
setiap wanita hamil, hal tersebut 2005-2009. Salah satu tujuan dari
disebabkan pengetahuan yang penyusunan RPJMN adalah untuk
dimiliki tentang akibat emesis dan mencegah dan menanggulangi
cara pencegahan agar tidak terjadi hiperemesis serta menurunkan
hiperemesis masih rendah. Factor- prevalensinya minimal 20% pada
faktor yang mempengaruhi tahun 2009 agar terwujud derajat
kurangnya pengetahuan ibu hamil kesehatan yang optimal (DepKes RI,
adalah sumber informasi yang masih 2005). Selain itu, dalam kasus
terbatas dan pengalaman yang hiperemesis pemerintah telah
sedikit, selain itu pendidikan juga memberikan kebijakan yang tertuang
berpengaruh terhadap penerimaan dalam Kepmenkes RI
dan pengembangan pengetahuan No.900/Menkes/SK/VII/2002 BAB
yang didapatkannya. Beberapa faktor V Pasal 16 disebutkan bahwa bidan
tersebut juga mempengaruhi dalam mempunyai kewenangan untuk
upaya pencegahan sehingga tidak memberikan asuhan kebidanan pada
jarang kejadian emesis tidak ibu hamil dengan hiperemesis
tertangani dengan benar. Dalam hal gravidarum derajat I. Sedangkan
ini seorang bidan dapat untuk hiperemesis derajat lanjut
melaksanakan salah satu perannya harus dirujuk ke pelayanan kesehatan
yaitu sebagai pendidik, bidan dapat yang lebih lengkap untuk
memberikan penyuluhan secara
mendapatkan penanganan yang Berdasarkan latar belakang
sesuai. masalah tersebut dapat ditarik
Bidan Praktik Swasta (BPS) rumusan masalah yaitu “ Apakah ada
merupakan pelayanan kesehatan bagi hubungan yang signifikan antara
ibu hamil paling dasar yang tingkat pengetahuan ibu hamil
memberikan pelayanan bagi tentang emesis gravidarum dengan
kesehatan ibu dan anak termasuk upaya pencegahan hiperemesis di
antenatal care (ANC). Salah satu BPS Wahyuningsih Wonosari
BPS di Gunung Kidul adalah BPS Gunung Kidul Yogyakarta Tahun
Wahyuningsih, dari studi 2009 ?”.
pendahuluan yang dilakukan oleh Tujuan dari penelitian ini
penulis pada tanggal 5 November antara lain: Diketahuinya hubungan
2008 sampai dengan 30 Januari 2009 yang signifikan antara tingkat
terdapat 90 kunjungan ibu hamil, pengetahuan ibu hamil tentang
dengan rata-rata kunjungan per bulan emesis gravidarum dengan upaya
25-30 ibu hamil. Dari jumlah pencegahan hiperemesis di BPS
kunjungan tersebut diperoleh ibu Wahyuningsih Wonosari Gunung
hamil trimester I sebanyak 67 Kidul Yogyakarta, diketahuinya
(74,44%) ibu hamil dan 33 (36,67%) tingkat pengetahuan ibu hamil
ibu hamil mengalami emesis serta 10 tentang emesis gravidarum di BPS
(11,11%) ibu hamil mengalami Wahyuningsih Wonosari Gunung
hiperemesis. Selain itu, penulis juga Kidul Yogyakarta tahun 2009,
melakukan wawancara kepada 4 ibu diketahuinya upaya pencegahan
hamil yang mengalami emesis hiperemesis pada ibu hamil di BPS
gravidarum, didapatkan data 3 dari 4 Wahyuningsih Wonosari Gunung
ibu hamil yang mengalami emesis Kidul Yogyakarta tahun 2009.
gravidarum tidak mengetahui cara
untuk mengurangi bahkan mencegah PENELITIAN
keluhan mual muntah yang dialami Penelitian ini menggunakan
sehingga dapat semakin memburuk metode survey korelasional yaitu
dan menjadi hiperemesis gravidarum suatu metode penelitian yang
dan harus dirawat ke pelayanan dilakukan dengan tujuan menemukan
kesehatan yang lebih lengkap untuk ada tidaknya hubungan tanpa
mendapatkan penanganan yang melakukan suatu perlakuan.
sesuai. Populasi pada penelitian ini adalah
Berdasarkan data dari studi semua ibu hamil trimester I,
pendahuluan tersebut, maka penulis kehamilan yang direncanakan atau
tertarik untuk melakukan penelitian diinginkan, tidak memiliki riwayat
mengenai hubungan tingkat penyakit maag dan memeriksakan
pengetahuan ibu hamil tentang kehamilannya ke BPS Wahyuningsih
emesis gravidarum dengan upaya Wonosari Gunung Kidul serta
pencegahan hiperemesis di BPS bersedia ikut serta dalam proses
Wahyuningsih Wonosari Gunung penelitian. Jumlah populasinya
Kidul Yogyakarta tahun 2009. sebanyak 30 orang.
Masalah ini diambil sesuai dengan Metode pengambilan sampel
profesi penulis yang nantinya akan yang digunakan adalah non-random
memberikan asuhan kepada ibu (non– probability sample) yaitu
hamil. pengambilan sample yang tidak
didasarkan atas kemungkinan yang Tabel 2 Deskripsi Karakteristik
dapat diperhitungkan. Tehnik yang Responden Berdasarkan Pendidikan
digunakan adalah sampel jenuh, Terakhir di BPS Wahyuningsih
yaitu seluruh anggota populasi Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta
Tahun 2009
dijadikan sampel. Analisis hubungan
dalam penelitian ini menggunakan No. Pendidikan Frekuensi Persentase
rumus Kendall Tau karena skala 1. Tamat SD 1 3 %
yang digunakan adalah ordinal dan 2. Tamat SLTP 8 27 %
ordinal. 3. Tamat SLTA 14 47 %
4. Tamat Perguruan 7 23 %
Tinggi
HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah 30 100%
Pengambilan data pada
Sumber: Data primer 2009
penelitian dilakukan dari bulan Mei
2009 sampai dengan Juni 2009, di
Tabel di atas menunjukkan
BPS Wahyuningsih yang terletak di
karakteristik responden berdasarkan
Jl. Jogja Wonosari Km 7, Gunung
pendidikan terakhir responden.
Kidul, Yogyakarta. Distribusi
Berdasarkan tabel di atas dapat
frekuensi berdasarkan karakteristik
diketahui bahwa sebagian besar
tersebut dapat dilihat pada tabel
pendidikan terakhir responden adalah
berikut:
tamatan SLTA yaitu sebanyak 14
Tabel 1 Deskripsi Krakteristik
orang (47%). Sedangkan yang paling
Responden Berdasarkan Umur di
sedikit adalah responden yang
BPS Wahyuningsih Wonosari
pendidikan terakhirnya tamatan SD
N Umur Frekuensi Perse yaitu 1 orang responden (3%).
o. ntase
1. >30 Tahun 3 10 % Tabel 3 Deskripsi Karakteristik
2. 26 – 30 Tahun 13 43 % Responden Bedasarkan Frekuensi
3. 21 - 25 Tahun 10 33 % Kehamilan di BPS Wahyuningsih
4. <20 Tahun 4 13 % Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta
100 %
Tahun 2009
Jumlah 30
Sumber: Data primer 2009 No. Kehamilan Frekuensi Persentase
Ke
Tabel di atas menunjukkan 1. Pertama 20 67 %
karakteristik responden berdasarkan 2. Kedua 7 23 %
umur responden. Jumlah responden 3. Ketiga 3 10 %
pada penelitian ini adalah 30 orang.
Responden terbanyak adalah yang Jumlah 30 100%
berumur 26-30 tahun yaitu sebanyak Sumber: Data primer 2009
13 orang (43 %) dan responden Tabel di atas menunjukkan
paling sedikit adalah yang berumur karakteristik responden berdasarkan
>30 tahun yaitu sebanyak 3 orang frekuensi kehamilan. Tabel tersebut
(10 %). menunjukkan bahwa sebagian besar
responden merupakan kehamilan
pertama yaitu sebanyak 20 orang (67
%). Sedangkan responden yang
paling sedikit adalah yang
mengalami kehamilan ketiga
sebanyak 3 orang (10%).
orang responden (43%) mempunyai
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Tingkat upaya yang kurang. Dapat
Pengetahuan Ibu Hamil tentang disimpulkan bahwa sebagian besar
Emesis Gravidarum di BPS responden mempunyai upaya yang
Wahyuningsih Wonosari Gunung
cukup terhadap pencegahan
Kidul Yogyakarta Tahun 2009
hiperemesis gravidarum.
Kategori Jumlah Persentase
Tinggi 2 7% Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
Hamil tentang Emesis Gravidarum
Sedang 18 60 % dengan Upaya Pencegahan
Rendah 10 33 % Hiperemesis
Jumlah 30 100%
Untuk mengetahui hubungan
Sumber: Data primer 2009 antara tingkat pengetahuan ibu hamil
Tabel di atas menunjukkan tentang emesis gravidarum dengan
bahwa 2 orang responden (7%) upaya pencegahan hiperemesis
mempunyai tingkat pengetahuan gravidarum, maka dilakukan analisis
yang tinggi, 18 orang responden menggunakan uji statistik Kendal
(60%) mempunyai tingkat Tau. Hubungan tingkat pengetahuan
pengetahuan sedang dan 10 orang ibu hamil tentang emesis gravidarum
responden (33%) mempunyai tingkat dengan upaya pencegahan
pengetahuan yang rendah tentang hiperemesis gravidarum dapat dilihat
emesis gravidarum. Dapat pada tabel silang berikut ini.
disimpulkan bahwa sebagian besar
responden mempunyai tingkat Tabel 6 Hubungan Tingkat
pengetahuan yang sedang tentang Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
emesis gravidarum. Emesis Gravidarum dengan Upaya
Pencegahan Hiperemesis
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Upaya Gravidarum
Pencegahan Hiperemesis Gravidarum
di BPS Wahyuningsih Wonosari Tingkat Upaya Pencegahan
Total
Gunung Kidul Yogyakarta Tahun Pengetahuan Baik Cukup Kurang
2009 f % f % f % F %
Kategori Jumlah Persentase Tinggi 1 3 1 3 0 0 2 7
Baik 1 3% Sedang 0 0 14 47 4 13 18 60
Cukup 16 53 %
13 Rendah 0 0 1 3 9 30 10 33
Kurang 43 %
Total 1 3 16 53 13 43 30 100
Jumlah 30 100%
Sumber: Data primer 2009 Sumber: Data primer 2009

Tabel di atas menunjukkan Berdasarkan data di atas


sebanyak 1 orang responden (3%) dapat diketahui bahwa sebagian
mempunyai upaya pencegahan besar responden mempunyai tingkat
hiperemesis gravidarum yang baik, pengetahuan sedang dengan upaya
16 orang responden (53%) pencegahan hiperemesis gravidarum
mempunyai upaya cukup dan 13 cukup sebanyak 14 responden (47%).
Sedangkan yang paling sedikit memburuk serta cara mencegah
adalah responden tingkat emesis agar tidak menjadi
pengetahuan yang tinggi dengan hiperemesis. Sedangkan pengetahuan
upaya pencagahan hiperemesis yang dimiliki akan berhubungan
gravidarum cukup dan responden dengan sikap individu dalam
tingkat pengetahuan rendah dengan menanggapi suatu rangsang. Hal ini
upaya pencegahan hiperemesis sejalan dengan pendapat dari
gravidarum cukup yaitu masing- Notoatmodjo (2005) menyebutkan
masing sebanyak 1 responden (3%) pengetahuan mempermudah
dari seluruh responden. terjadinya sikap yang baik pada diri
Untuk mengetahui hubungan seseorang.
tingkat pengetahuan ibu hamil Melalui konseling yang
tentang emesis gravidum dengan diberikan pada saat pemeriksaan
upaya pencegahan hiperemesis kehamilan dapat meningkatkan
gravidarum di BPS Wahyuningsih pengetahuan ibu hamil khususnya
Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta pada trimester I tentang akibat dan
tahun 2009, maka dilakukan analisis cara pencegahan ketidaknyamanan
uji korelasi dengan menggunakan yang biasa dialami yaitu emesis agar
statistik nonparametrik yaitu analisis tidak bertambah parah dan menjadi
korelasi Kendall Tau. Hasil uji hiperemesis gravidarum.
korelasi Kendall Tau diperoleh Upaya pencegahan
koefisien korelasi sebesar 0,541 hiperemesis adalah suatu perilaku
dengan p = 0,000. Hasil perhitungan pencegahan yang dilakukan ibu
uji statistik Kendal Tau yang telah hamil atas respon dari rangsang
dilakukan secara komputerisasi potensi terjadinya hiperemesis. Hal
kemudian dimasukkan ke dalam ini sejalan dengan pendapat
rumus Z untuk mencari nilai Zhitung Notoatmodjo (2003) yang
Berdasarkan hasil menyatakan perilaku pencegahan
perhitungan maka dapat diketahui merupakan kegiatan yang dapat
nilai Zhitung sebesar 4,1986 dengan diamati baik secara langsung atau
nilai Ztabel pada taraf signifikansi 5% tidak langsung sebagai bentuk reaksi
adalah sebesar 1,960. Oleh karena dari adanya rangsang. . Dari hasil
nilai Zhitung lebih besar dari Ztabel penelitian dapat diketahui bahwa
pada taraf signifikansi 5%, maka sebagian besar responden
dapat disimpulkan bahwa ada mempunyai upaya pencegahan yang
hubungan yang signifikan antara cukup.
tingkat pengetahuan ibu hamil Pada penelitian ini upaya
tentang emesis gravidarum dengan pencegahan hiperemesis dapat
upaya pencegahan hiperemesis diwujudkan dengan cara mengurangi
gravidarum di BPS Wahyuningsih keluhan emesis yang sering dialami
Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta ibu hamil pada trimester I agar tidak
Tahun 2009. Sehingga hipotesis bertambah parah dan menjadi
dalam penelitian ini diterima. hiperemesis. Salah satu cara untuk
Pengetahuan responden meningkatkan upaya pencegahan
dalam kategori sedang dikarenakan hiperemesis adalah dengan
kurangnya informasi yang meningkatkan pengetahuan ibu hamil
didapatkan ketika konseling melalui leaflet, konseling terfokus
mengenai akibat emesis bila semakin pada ibu hamil trimester I.
Hasil penelitian menunjukkan adalah dengan menambah tingkat
bahwa sebagian besar responden pengetahuan yang dimiliki ibu hamil.
mempunyai tingkat pengetahuan Terbukti dari penelitian ini bahwa
sedang tentang emesis gravidarum ibu yang memiliki tingkat
dengan upaya pencegahan pengetahuan sedang memiliki upaya
hiperemesis gravidarum pada pencegahn terhadap hiperemesis
kategori cukup yaitu sebanyak 14 yang baik. Sehingga semakin baik
responden (47%), sedangkan pengetahuan ibu tentang emesis
responden yang mempunyai tingkat gravidarum maka akan semakin baik
pengetahuan rendah cenderung pula upaya pencegahan hiperemesis
mempunyai upaya yang kurang yaitu gravidarum.
sebanyak 9 orang (30%). Hal ini
menunjukkan bahwa arah hubungan KESIMPULAN DAN SARAN
antara tingkat pengetahuan dengan Kesimpulan
upaya pencegahan hiperemesis 1. Tingkat pengetahuan ibu hamil
gravidarum adalah positif. Artinya tentang emesis gravidarum di
semakin tinggi tingkat pengetahuan BPS Wahyuningsih Wonosari
maka akan baik upaya pencegahan Gunung Kidul Yogyakarta Tahun
dan semakin rendah tingkat 2009 sebagian besar dalam
pengetahuan maka akan semakin kategori sedang, yaitu sebanyak
kurang upaya pencegahan 18 orang (60%).
hiperemesis gravidarum yang 2. Upaya pencegahan hiperemesis
dilakukan. di BPS Wahyuningsih Wonosari
Berdasarkan hasil analisis Gunung Kidul Yogyakarta Tahun
dengan uji Kendal Tau, diperoleh 2009 sebagian besar dalam
nilai Zhitung sebesar 4,1986 dengan kategori cukup, yaitu sebanyak
nilai Ztabel pada taraf signifikansi 5% 16 orang (53,3%).
adalah sebesar 1,960 dengan nilai 3. Ada hubungan signifikan antara
signifikansi 0,005 (p<0,05). Hasil ini tingkat pengetahuan ibu hamil
dapat disimpulkan bahwa terdapat tentang emesis gravidarum
hubungan yang signifikan antara dengan upaya pencegahan
tingkat pengetahuan ibu hamil hiperemesis di BPS
tentang emesis gravidarum dengan Wahyuningsih Wonosari Gunung
upaya pencegahan hiperemesis Kidul Yogyakarta tahun 2009,
gravidarum di BPS Wahyuningsih yang ditunjukkan dengan nilai
Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta karena nilai Zhitung >Ztabel
Tahun 2009. Hasil penelitian ini (4,1986>1,960) dan signifikansi
sesuai dengan hipotesis yang disusun sebesar 0,000 (p<0,05).
dalam penelitian yaitu ada hubungan
signifikan antara tingkat pengetahuan Saran
ibu hamil tentang emesis gravidum
dengan upaya pencegahan 1. Bagi Bidan di BPS Wahyuningsih
hiperemesis gravidarum di BPS Diharapkan peran serta bidan
Wahyuningsih Wonosari Gunung dalam meningkatkan pengetahuan
Kidul Yogyakarta tahun 2009. ). Hal ibu hamil, khususnya pada ibu
ini disebabkan karena cara yang hamil trimester I dengan
paling efektif untuk meningkatkan memberikan konseling yang lebih
upaya pencegahan hiperemesis terfokus misalnya mengenai salah
satu ketidaknyamanan yang biasa Harianto, Trisno. 2005. Ibu Hamil
terjadi pada ibu hamil trimester I tak Harus Ngemil, diakses
seperti emesis gravidarum meliputi tanggal 15 Desember 2008.
akibat emesis gavidarum bila www.indomedia.com.
semakin memburuk, cara
pencegahan emesis gravidarum Imam, Saeful. 2001. Atasi Mual dan
agar tidak berubah menjadi Muntah Lewat Pola Makan.
hiperemesis, sebelum ada keluhan diakses tanggal 15 Desember
emesis dari pasien. 2008. Jurnal Ilmiah Kedokteran
UI. www.tabloit-nakita.com.
2.Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu
yang berminat dapat melakukan Kebidanan, Penyakit
penelitian dengan mengendalikan Kandungan dan Keluarga
beberapa variabel pengganggu Berencana untuk Pendidikan
yang dapat membuat bias pada Bidan. Jakarta: ECG.
hasil penelitian seperti tingkat
pendidikan, frekuensi kehamilan _______, I.B.G. 1999. Ilmu
dan melakukan pengawasan Kebidanan, Penyakit
terhadap pengisian kuesioner untuk Kandungan & Keluarga
mengurangi subyektifitas, untuk Berencana Untuk Pendidikan
membuat homogenitas responden Bidan. Jakarta: EGC.
sehingga didapatkan hasil
penelitian yang lebih baik.
Marshall, R. N., Connie. 2000. Awal
DAFTAR PUSTAKA Menjadi Ibu Petunjuk Lengkap
bagi Calon Ibu. Jakarta: Arcan.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pedekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Mochtar, R.1998. Sinopsis Obstetri
Fisiologi dan Patologi, Jilid I,
Azwar, S. 2003. Sikap Manusia Edisi Kedua. Jakarta: EGC.
Teori dan
Pengukurannya.Yogyakarta:
Notoatmojo, Soekidjo. 2002.
Pustaka Pelajar.
Metode Penelitian
Kesehatan. Jakarta:
Marliana, Eli.2001. Hubunga
Rineka Cipta.
Dukungan Sosial Keluarga
Dengan Emesis Gravidarum
__________________. 2003.
Pada Kehamilan Trimester I di
Pengantar Pendidikan
RSUP Dr.Sarjito Yogyakarta
Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka
Hall, Robert E. 1998. Pedoman Cipta.
Medis untuk Wanita
Hamil. Bandung: Pionir
Jaya.. Progestian, P., Indarti, J., Nuranna,
L. 2002. Diagnosis dan
Pengobatan Rasional
Hiperemesis Gravidarum. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Jakarta: Majalah Obstetri dan Sarwono Prawirohardjo.
Ginekologi Indonesia, Volume
26, No. 2.

Purwaningsih, T.2001. Faktor-Faktor


Yang Mempengaruhi Mual dan
Muntah Pada Ibu Hamil
Trimester I

Rahmat, J. 2003. Psikologi


Komunikas. Bandung: P.T
Remaja Rosda Karya.

Sufatmawati.2003. Uji Efektifitas


Pemberian Tablet Vit B6
10mg Terhadap
Pengurangan Gejala Mual
Muntah Pada Ibu Hamil
Trimester I Di Puskesmas
Prembun

Sugiyono. 2002. Statistika untuk


Penelitian, Cetakan Keempat.
Bandung: ALFABETA.

________. 2005. Statistika untuk


Penelitian. Bandung:
ALFABETA.

________. 2006. Statistika untuk


Penelitian, Cetakan
kesembilan. Bandung:
ALFABETA.

________. 2007. Statistika untuk


Penelitian. Bandung:
ALFABETA.

Wesson, Nicky. 2002. Morning


Sickness. Jakarta: Prestasi
Pustaka.

Wiknjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu


Kebidanan, Edisi ketiga.

Anda mungkin juga menyukai