Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN

KONSEP PERJALANAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT

Oleh :

Nama : Ginanjar Satya Narotama

NIM : 15/382683/KG/10357
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jika ditinjau proses yang terjadi pada orang sehat, menderita penyakit dan
terhentinya penyakit tersebut dikenal dengan nama riwayat alamiah perjalanan penyakit
(natural history of disease) terutama untuk penyakit infeksi. Riwayat alamiah suatu
penyakit adalah perkembangan penyakit tanpa campur tangan medis atau bentuk
intervensi lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural. Upaya manusia
dalam menghadapi penyakit tentu saja bermacam-macam. Salah satu contohnya adalah
Levels of Prevention yang dijabarkan oleh Leavell dan Clark dalam bukunya. Oleh karena
itu, makalah ini dibuat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai proses perjalan penyakit,
dan juga proses pencegahan penyakit menurut Leavell dan Clark.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu penyakit?

2. Bagaimana perjalanan dari suatu penyakit?

3. Apa yang menyebabkan penyakit?

4. Bagaimana cara pencegahan penyakit?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari penyakit

2. Mengetahui proses perjalanan dari suatu penyakit

3. Mengetahui apa saja penyebab penyakit

4. Mengetahui cara pencegahan penyakit


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perjalanan Penyakit


Ada tiga pendapat mengenai penyakit yang dapat dipahami secara umum, seperti
yang tersebut dibawah ini :

 Gold Medical Dictionary : Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu
organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga
timbullah gangguan pada fungsi atau struktur dari bagian, organ atau sistem dari
tubuh.

 Van Dale’s Groot Woordenboek der Nederlandse Tal l: Penyakit adalah suatu
keadaan pada mana proses kehidupan tidak lagi teratur atau terganggu
perjalanannya.

 Arrest Hofte Amsterdam : Penyakit bukan hanya berupa kelainan yang dapat dilihat
dari luar saja, akan tetapi juga suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi-
fungsi dalam dari tubuh.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Penyakit adalah suatu keadaan dimana terdapat
gangguan terhadap bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada dalam keadaan yang tidak
normal. Pada kenyataannya, suatu penyakit memiliki tahapan-tahapan saat terjadinya
penyakit tersebut. Diantaranya adalah tahap pre-patogenesa, dan tahap patogenesa.
Tahap patogenesa sendiri kemudian dibagi menjadi tahap inkubasi, tahap penyakit dini,
tahap penyakit lanjut, dan tahap akhir penyakit.

a. Tahap Pre-Patogenesa

Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi
interaksi ini masih diluar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh
manusia dan belum masuk kedalam tubuh pejamu. Pada keadaan ini belum ditemukan
adanya tanda-tanda penyakit dan daya tahan tubuh pejamu masih kuat dan dapat
menolak penyakit. Keadaan ini disebut juga sebagai keadaan sehat.

b. Tahap Patogenesa
Tahap Patogenesa sebagaimana yang tadi telah disebutkan dibagi menjadi tahap
inkubasi, tahap penakit dini, tahap penyakit lanjut, dan tahap akhir penyakit. Pada tahap
patogenesa inilah penyakit mulai berkembang hingga akhirnya dapat disembuhkan
maupun menjadi fatal bagi penderitanya.

i. Tahap Inkubasi
Tahap inkubasi adalah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh pejamu, tetapi
gejala-gejala penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa
inkubasi yang berbeda, ada yang bersifat seperti influenza, penyakit kolera
masa inkubasinya hanya 1-2 hari, penyakit Polio mempunyai masa inkubasi 7-
14 hari, tetapi ada juga yang bersifat menahun misalnya kanker paru-paru,
AIDS dan sebagainya.
Jika daya tahan tubuh tidak kuat, tentu penyakit akan berjalan terus yang
mengakibatkan terjadinya gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh. Pada
suatu saat penyakit makin bertambah hebat, sehingga timbul gejalanya. Garis
yang membatasi antara tampak dan tidak tampaknya gejala penyakit disebut
dengan horison klinik.

ii. Tahap Penyakit Dini


Tahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala penyakit,
pada tahap ini pejamu sudah jatuh sakit tetapi sifatnya masih ringan.
Umumnya penderita masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan
karena itu sering tidak berobat. Selanjutnya, bagi yang datang berobat
umumnya tidak memerlukan perawatan, karena penyakit masih dapat diatasi
dengan berobat jalan.
Tahap penyakit dini ini sering menjadi masalah besar dalam kesehatan
masyarakat, terutama jika tingkat pendidikan penduduk rendah, karena
tubuh masih kuat mereka tidak datang berobat, yang akan mendatangkan
masalah lanjutan, yaitu telah parahnya penyakit yang diderita, sehingga saat
datang berobat sering telah terlambat.

iii. Tahap Penyakit Lanjut


Apabila penyakit makin bertambah hebat, penyakit masuk dalam tahap
penyakit lanjut. Pada tahap ini penderita telah tidak dapat lagi melakukan
pekerjaan dan jika datang berobat, umumnya telah memerlukan perawatan.

iv. Tahap Akhir Penyakit


Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir. Berakhirnya perjalanan
penyakit tersebut dapat berada dalam lima keadaan, yaitu :
1. Sembuh sempurna : penyakit berakhir karena pejamu sembuh secara
sempurna, artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada keadaan
sebelum menderita penyakit.
2. Sembuh tetapi cacat : penyakit yang diderita berakhir dan penderita
sembuh. Sayangnya kesembuhan tersebut tidak sempurna, karena
ditemukan cacat pada pejamu. Adapun yang dimaksudkan dengan cacat,
tidak hanya berupa cacat fisik yang dapat dilihat oleh mata, tetapi juga
cacat mikroskopik, cacat fungsional, cacat mental dan cacat sosial.
3. Karier : pada karier, perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena
gejala penyakit memang tidak tampak lagi. Padahal dalam diri pejamu
masih ditemukan bibit penyakit yang pada suatu saat, misalnya jika daya
tahan tubuh berkurang, penyakit akan timbul kembali. Keadaan karier ini
tidak hanya membahayakan diri pejamu sendiri, tetapi juga masyarakat
sekitarnya, karena dapat menjadi sumber penularan
4. Kronis : perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit tidak
berubah, dalam arti tidak bertambah berat dan ataupun tidak bertambah
ringan. Keadaan yang seperti tentu saja tidak menggembirakan, karena
pada dasarnya pejamu tetap berada dalam keadaan sakit.
5. Meninggal dunia : terhentinya perjalanan penyakit disini, bukan karena
sembuh, tetapi karena pejamu meninggal dunia. Keadaan seperti ini
bukanlah tujuan dari setiap tindakan kedokteran dan keperawatan.

Banyak teori yang yang menjelaskan awal berkembangnya penyakit, namun secara
lebih rinci penyebab terjadinya suatu penyakit dijelaskan melalui Segitiga Epidemiologi,
yaitu suatu diagram yang menggambarkan hubungan dari tiga penyebab utama penyakit
yakni agent, host, dan environment atau lingkungan.

a. Agent

Penyakit dapat disebabkan oleh berbagai unsur seperti unsur biologis yang
dikarenakan oleh mikro organisme (virus, bakteri, jamur, parasit, protozoa, metazoa, dll),
unsur nutrisi karena bahan makanan yang tidak memenuhi standar gizi yang ditentukan,
unsur kimiawi yang disebabkan karena bahan dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh
sendiri (karbon monoksid, obat-obatan, arsen, pestida, dll), unsur fisika yang disebabkan
oleh panas, benturan, dll, serta unsur psikis atau genetik yang terkait dengan heriditer
atau keturunan. Demikian juga dengan unsur kebiasaan hidup (rokok, alcohol, dll),
perubahan hormonal dan unsur fisioloigis seperti kehamilan, persalinan, dll.

b. Host

Host atau penjamu ialah keadaan manusia yang sedemikan rupa sehingga menjadi
faktor risiko untuk terjadinya suatu penyakit. Faktor ini di sebabkan oleh faktor intrinsik.
Faktor penjamu yang biasanya menjadi faktor untuk timbulnya suatu penyakit sebagai
berikut :

i. Umur. Misalnya, usia lanjut lebih rentang unutk terkena penyakit


karsinoma, jantung dan lain-lain daripada yang usia muda.

ii. Jenis kelamin (seks). Misalnya , penyakit kelenjar gondok, kolesistitis,


diabetes melitus cenderung terjadi pada wanita serta kanker serviks yang
hanya terjadi pada wanita atau penyakit kanker prostat yang hanya terjadi
pada laki-laki atau yang cenderung terjadi pada laki-laki seperti hipertensi,
jantung, dll.

iii. Ras, suku (etnik). Misalnya pada ras kulit putih dengan ras kulit hitam yang
beda kerentangannay terhadapa suatu penyakit.
iv. Genetik (hubungan keluarga). Misalnya penyakit yang menurun seperti
hemofilia, buta warna, sickle cell anemia, dll.

v. Status kesehatan umum termasuk status gizi, dll.

vi. Bentuk anatomis tubuh

vii. Fungsi fisiologis atau faal tubuh

viii. Keadaan imunitas dan respons imunitas

ix. Kemampuan interaksi antara host dengan agent

x. Penyakit yang diderita sebelumnya

xi. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial dari host sendiri

c. Environment

Faktor lingkungan adalah faktor yang ketiga sebagai penunjang terjadinya penyakit,
hal ini karena faktor ini datangnya dari luar atau bisa disebut dengan faktor ekstrinsik.
Faktor lingkungan ini dapat dibagi menjadi:

i. Lingkungan Biologis (flora & fauna)


Mikro organisme penyebab penyakit reservoar, penyakit infeksi (binatang,
tumbuhan). Vektor pembawa penyakit umbuhan & binatang sebagai
sumber bahan makanan, obat dan lainnya
ii. Lingkungan Fisik
Yang dimaksud dengan lingkungan fisik adalah yang berwujud geografik dan
musiman. Lingkungan fisik ini dapat bersumber dari udara, keadaan tanah,
geografis, air sebagai sumber hidup dan sebagai sumber penyakit, Zat kimia
atau polusi, radiasi, dll.
iii. Lingkungan Sosial Ekonomi
Yang termasuk dalam faktor lingkungan soial ekonomi adalah sistem
ekonomi yang berlaku yang mengacu pada pekerjaan sesorang dan
berdampak pada penghasilan yang akan berpengaruh pada kondisi
kesehatannya. Selain itu juga yang menjadi masalah yang cukup besar
adalah terjadinya urbanisasi yang berdampak pada masalah keadaan
kepadatan penduduk rumah tangga, sistem pelayanan kesehatan setempat,
kebiasaan hidup masyarakat, bentuk organisasi masyarakat yang
kesemuanya dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan terutama
munculnya bebagai penyakit.

2.2. Konsep Pencegahan oleh Leavell dan Clark


Leavell dan Clark (1965) dalam bukunya Preventive Medicine for The Doctors in His
Community, mengenalkan konsep yang menarik dalam pemikiran tentang tindakan
preventif untuk semua jenis penyakit yang dinamakan Levels Of Prevention atau
tingkatan/tahapan pencegahan. Tingkatan pencegahan ini berkelanjutan, yaitu melalui
periode pre-patogenesis penyakit sampai ke periode rehabilitasi yaitu setelah
penyakitnya sendiri sudah hilang.

a. Tahap Pre-patogenesis
Menurut tingkatan pencegahan Leavell dan Clark pencegahan sesungguhnya (true
prevention) atau primary prevention terjadi pada periode pre-patogenesis dan
melibatkan health promotion dan specific protection. Kegiatan yang termasuk dalam
health promotion adalah edukasi kesehatan, memperhatikan faktor genetik atau
lingkungan yang mungkin mempengaruhi penyakit, memperhatikan perkembangaan fisik
dan mental yang baik, dan periodic selective examinations.

Specific protection, termasuk didalamnya misalnya imunisasi, vaksinasi, memberi


perhatian terhadap personal hygiene dan keselamatan diri, serta pemakaian nutrien
spesifik misalnya vitamin D untuk mencegah riketsia.

b. Tahap Patogenesis
Secondary prevention bisa terjadi pada periode awal dan patogenesis. Termasuk
dalam periode ini adalah early diagnosis dan prompt treatment. Kemudian periode
selanjutnya dan patogenesis adalah kontrol penyakit, termasuk di dalamnya pembatasan
disabilitas, yaitu tindakan preventif agar akibat dan komplikasi penyakit bisa
diminimalkan.

Untuk lebih jelasnya, tabel 1 di bawah ini menggambarkan aplikasi konsep


pencegahan dari Leavell dan Clark spesifik untuk karies gigi.

Periode Pre-patogenesis Periode Patogenesis


(Primary Prevention) Secondary Prevention Tertiary
Prevention
Health Specific Early diagnosis Disability Rehabilitation
promotion protection dan prompt limitation
treatment
Health Good oral Periodic Treatment Replacement of
education in Hygiene detailed oral of well lost tooth
oral hygiene Fluoridation of examinations developed structures by
public water with X-rays lesions appropriate
supplies appliances
(bridge, dentures,
etc) to restore
harmony and
function
Good standard Topical fluoride Prompt Pulp capping
of nutrition application treatment of
incipient lesions
Diet planning Avoidance of Extension of Root-canal
sticky foods, therapy into theraphy
particularly vicinity of
between meals lesions for
prevention of
secondary
lesions
Periodic Tooth Attention to Restoration
screening or brushing or Developmental of natural
inspection rinsing after defects teeth
eatin
Dental Compulsory Extractions
prophylaxis examinations
of school
children
Treatment of Orthodontic
highly treatment
susceptible but
uninvolved
areas in highly
susceptible
persons
(sealants)
Preventive
orthodontics
BAB III

KESIMPULAN

1. Penyakit adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk dan
fungsi tubuh sehingga berada dalam keadaan yang tidak normal

2. Tahapan terjadinya suatu penyakit dibagi menjadi tahap pre-patogenesis dan


tahap patogenesis

3. Tahap patogenesis suatu penyakit dibagi lagi menjadi empat tahap, yaitu tahap
inkubasi, penyakit dini, penyakit lanjut, dan tahap akhir penyakit

4. Penyebab penyakit dijelaskan melalui Segitiga Epidemiologi, yang berisi tiga


penyebab utama penyakit yakni agent, host, dan lingkungan

5. Pencegahan penyakit menurut Leavell dan Clark juga terbagi menjadi tahap pre-
patogenesis dan tahap patogenesis

6. Pada tahap pre-patogenesis dilakukan health promotion dan specific protection

7. Tahap patogenesis pada pencegahan menurut Leavell dan Clark meliputi


pencegahan sekunder dan tersier
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, E. 2003. Pengantar Epidemiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Bustan, M.N. 2002. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta

Leavell, H.R. dan Clark, E.G. 1965. Preventive Medicine for The Doctor in His Community,
ed.3. Mc. Graw Hill Book Co. New York .

Anda mungkin juga menyukai