A DENGAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR AMAN DAN NYAMAN PADA
GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL : OSTEOARTHRITIS DI
PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI MULIA 2 CENGKARENG
PADA TANGGAL 2-4 APRIL 2018
DISUSUN OLEH :
2015750022
TAHUN 2018
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah memberikan limpahan nikmat kepada
hamba-hamba nya, Shalawat serta salam tidak lupa pula saya ucapkan kepada
Suri Tauladan Nabi Muhammad Sallahualaihiwasalam, keluarga, sahabat dan
seluruh pengikut sunnah nya sampai akhir zaman. Atas segala Rahmat dan
karunia-Nya yang telah dilimpah kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan
Pada Lansia Ny. A Dengan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Aman Dan Nyaman
Pada Gangguan Sistem Muskuloskeletal : Osteoartritis Di Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Mulia 2 pada tanggal 2 sampai 4 April 2018.
Laporan Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan Program Studi DIII
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ilmiah ini masih banyak terdapat
kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh
penulis. Namun berkat bantuan dan bimbingan serta arahan dari berbagai pihak
akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Dengan selesainya Karya Tulis ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini, terutama kepada :
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, tenaga
keperawatan, khususnya penulis, sehingga dapat digunakan sebagai bahan
daalam menambah ilmupengetahuaan dibidang keperawatan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................................. 4
1. Tujuan Umum ................................................................................ 4
2. Tujuan Khusus ............................................................................... 4
C. Lingkup Masalah .................................................................................. 5
D. Metode Penulisan ................................................................................. 5
E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 5
BAB IV : PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan ...................................................................... 99
B. Diagnosa Keperawatan......................................................................... 101
C. Perencanaan Keperawatan ................................................................... 104
D. Pelaksaanan Keperawatan .................................................................... 104
E. Evaluasi Keperawatan .......................................................................... 105
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 106
B. Saran .................................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
Menua atau menjadi tua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses
berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam
maupun luar tubuh yang masih dikategorikan sebagai hal yang alamiah.
Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa lanjut usia rentan
terkena berbagai penyakit antara lain pada sistem muskuloskeletal. Salah
satu penyakit yang menyerang sistem muskuloskeletal pada lanjut usia
2
Penyebab dari osteoartritis untuk sekarang masih belum jelas tetapi faktor
resiko osteoartritis dapat diketahui dari beberapa hal diantaranya adalah
umur. Perubahan fisik dan biokimia yang terjadinya sejalan dengan
bertambahnya umur dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan
endapannya berbentuk pigmen yang berwarna kuning, proses degenerasi
ini disebabkan oleh proses kondrosit yang merupakan unsur penting rawan
sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali stress biomekanik tertentu.
Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahkannya polisakarida
protein yang membentuk matriks disekeliling kondrosit yang
mengakibatkan kerusakan tulang rawan sehingga osteoarthritis banyak
terjadi pada lanjut usia.
Tanda gejala yang biasa muncul pada lanjut usia yang mengalami
osteoarthritis adalah nyeri sendi, nyeri bertambah dengan aktifitas dan
membaik dengan istirahat, kekakuan paling ringan pada pagi hari namun
terjadi berulang-ulang sepanjang hari, krepitasi, deformitas, dan adanya
tanda-tanda peradangan. Hal ini akan berdampak kepada kebutuhan dasar
manusia pada lanjut usia yang akan terganggu seperti, mengganggu
kebutuhan aktivitas yang disebabkan oleh adanya hambatan gerak sendi,
deformitas dan perubahan gaya berjalan. Selain itu mengganggu
kebutuhan rasa aman dan nyaman yang disebabkan oleh adanya nyeri di
daerah tulang dan persendian yang terkena osteoarthritis.
3
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tersusunnya karya ilmiah yang menguraikan/mendeskripsikan
pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pemenuhan kebutuhan dasar aman dan nyaman klien : nyeri klien
dengan masalah kesehatan gangguan sistem muskuloskeletal :
osteoarthritis.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menguraikan/mendeskripsikan hasil pengkajian kebutuhan
dasar klien dengan masalah kesehatan gangguan sistem
muskuloskeletal : osteoarthritis.
b. Mampu menguraikan/mendeskripsikan masalah keperawatan
kebutuhan daar klien dengan masalah kesehatan gangguan sistem
muskuloskeletal : osteoarthritis.
c. Mampu menguraikan/mendeskripsikan rencana tindakan
keperawatan.
d. Mampu menguraikan/mendeskripsikan tindakan keperawatan
kebutuhan dasar klien dengan masalah kesehatan gangguan sistem
muskuloskeletal : osteoarthritis.
e. Mampu menguraikan/mendeskripsikan hasil evaluasi kebutuhan
dasar klien dengan masalah kesehatan gangguan sistem
muskuloskeletal : osteoarthritis.
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat pada teori
dan kasus dengan masalah kesehatan gangguan sistem
muskuloskeletal : osteoarthritis.
g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat
serta dapat mencari solusi.
5
C. Lingkup Masalah
Penulisan karya tulis ilmiah ini merupakan pembahasan tentang pemberian
asuhan keperawatan pada Lansia Ny.A Dengan Pemenuhan Kebutuhan
Dasar Aman Dan Nyaman Nyeri Pada Gangguan Sistem Muskuloskeletal :
Osteoarthritis Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2 Cengkareng
Pada Tanggal 2-4 April 2018.
D. Metode Penelitian
Metode dalam penulisan makalah ini menggunakan metode studi
kepustakaan dan deskriptif. Dalam metode deskriptif pendekatan yang
digunakan adalah studi kasus, dimana penulis mengelola satu kasus
menggunakan proses keperawatan dan hasil asuhan keperawatan di
deskripsikan dengan menggunakan kaidah penulisan ilmiah. Dalam
metode ini disebutkan juga bagaimana penulis memperoleh data atau
informasi (wawancara secara langsung dari klien Ny.A dan tidak langsung
dari petugas kesehatan observasi dan pemeriksaan fisik).
E. Sistematika Penulisan
Penulisan karya tulis ilmiah ini disusun secara sistematis yang
terdiri dari :
BAB III : Tinjauan kasus yang merupakan laporan dari hasil lapangan
tentang asuhan keperawatan usia lanjut meliputi pengkajian
keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan
keperawatan, pelaksanaan keperawatan dan evaluasi
keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3. Teori Menua
Teori penuaan secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu teori
penuaan secara biologi dan teori penuaan psikososial.
a. Teori Biologi
Teori biologis dalam proses menua mengacu pada asumsi bahwa
proses menua merupakan perubahan yang terjadi dalam struktur
dan fungsi tubuh selama masa hidup (Zairt).
1) Teori error
Menurut teori ini proses penua diakibatkan oleh menumpuknya
berbagai macam kesalahan sepanjang kehidupan manusia akibat
kesalahan tersebut menyebabkan kerusakan metabolisme dan
kerusakan sel dan fungsi sel secara perlahan.
2) Teori outoimun
Pada teori ini, penuaan dianggap disebabkan oleh adanya
penurunan fungsi system immun. Perubahan yang terjadi
meliputi penurunan sistem immun humoral, yang dapat menjadi
faktor predisposisi pada orang tua:
10
b) Teori Biologi
1) Teori Aktifitas
Terori ini menyatakan bahwa seorang individu harus mampu
eksis dan aktif dalam kehidupan sosial untuk mencapai
kesuksesan dalam kehidupan dihari tua.Aktifitas dalam teori
11
2) Teori Kontinuitas
Teori ini memandang bahwa kondisi tua merupakan kondisi
yang selalu terjadi secara berkesinambungan yang harus
dihadapi oleh orang lanjut usia.
3) Disanggement theory
Putusnya berhubungan dengan dunia luar seperti dengan
masyarakat, hubungan dengan individu lain.
b. Sel
1) Jumlah sel menurun/lebih sedikit
2) Ukuran sel lebih besar
3) Jumlah cairan tubuh dan cairan intraseluler berkurang
14
c. System persarafan
1) Menurunnya hubungan persarafan
2) Berat otak menurun 10-20% (sel saraf otak setiap orang
berkurang setiap harinya)
3) Respons dan waktu untuk bereaksi lambat, khususnya
terhadap stress
4) Saraf panca-indra mengecil
5) Penglihatan berkurang, pendengaran menghilang, saraf
penciuman dan perasa mengecil, lebih sensitive terhadap
perubahan suhu, dan rendahnya ketahanan terhadap dingin
6) Kurang sensitive terhadap sentuhan
7) Deficit memori
d. Sistem pendengaran
1) Gangguan pendengaran, hilangnya daya pendengaran pada
telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada
yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata,
50% terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.
2) Membrane timpani menjadi atrofi menyebabkan
otosklerosis
3) Terjadi pengumpulan srumen, dapat mengeras karena
meningkatnya keratin
4) Fungsi pendengaran semakin menurun pada lanjut usia
yang mangalami ketengangan/stress
15
e. Sistem penglihatan
1) Sfingter pupil timbul sclerosis dan respon sinar menghilang
2) Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
3) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa), menjadi katarak,
jelas menyebabkan gangguan penglihatan.
4) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi
terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam gelap
5) Penurunan/hilangnya daya akomodasi, dengan manisfestasi
presbyopis, seseorang sulit melihat dekat yang dpemgaruhi
berkurangnya elastisitas lensa
6) Lapang pandang menurun : luas pandang berkurang
7) Daya membedakan warna menurun, terutama warna biru
atau hijau pada skala
f. System kardiovaskuler
1) Katup jantung menebal dan menjadi kaku
2) Elastisitas dinding aorta menurun
3) Kemampuan janntung memompa darah menrun 1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun. hal ini menyebabkan
kontraksi dan volume menurun (frekuensi denyut jantung
maksimal =200 – umur)
4) Curah jantung menurun (isi seenit jantung menurun0
5) Kehilangan elastisitas pembuluh darah, efektivitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi berkuang,
perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa
menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg
mengakibatkan pusing mendadak.
16
h. System pernafasan
1) Otot pernafasan mengalami kelemahan akibat atrofi,
kehilangan kekuatan, dan menjadi kaku
2) Berat otak menurun 10-20% (sel saraf otak setiap orang
berkurang setiap harinya)
3) Respons dan waktu untuk bereaksi lambat, khususnya
terhadap stress
4) Saraf panca indra mengecil
5) Pehlihatan berkurang, pendengaran menghilang, saraf
penciuman dan perasa mengecil, lebih sensitive terhadap
perubahan suhu, dan rendahan ketahanan terhadap dingin
6) Kurang sensitive terhadap sentuhan
7) Deficit memori
17
i. System pencernaan
1) Kehilangan gigi, penyebab utama periodontal disease yang
biasa terjadi setelah umur 30 tahun. Penyebab lain meliputi
kesehatan gigi dan gizi yang buruk
2) Indra pengecap menurun, adanya iritasi selaput lender yang
kronis, atrofi indra pengecap (±80%), hilangnya sensitivitas
saraf pengecap dlidah, terutama rasa manis dan asin,
hilangnya sensitivitas saraf pengecap terhadap rasa asin,
asam, dan pahit.
3) Esophagus melebar
4) Rasa lapar mnurun (sensitivitas lapar menurun), asam
lambung menurun, motilitas dan wktu pengosongan
lambung menurun.
5) Perialitik lemah dan biasanya timbul konstipasi
6) Fungsi absorpsi melemah ( daya absorpsi terganggu
terutama karbohidrat)
7) Hati semakin mengecil dan penyimpanan menurun, aliran
darah berkurang
j. System Reproduksi
Wanita
1) Vagina mengalami kontraktur dan mngecil
2) Ovarium menciut, uterus mengalami atrofi
3) Atrofi payudara
4) Atrofi vulva
5) Selaput lender vagina menrun, permukaan menjadi halus,
sekresi berkurang, sifatnya menjadi alkali dan terjadi
perubahan warna
18
Pria
1) Testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun
ada penurunan secara berangsur-angsur
2) Dorongan seksual menetap samapi usia 70 tahun, asal
kondisi kesehatannya baik, yaitu:
3) Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut
usia.
4) Hubungan seksual secara teratur membantu
mempertahankan kemampuan seksual.
5) Tidak perlu cemas karna prosesnya alamiah sebanyak
±75% pria usia 65 tahun mengalami pembesaran prostat
k. System Genitourinaria
1) Ginjal
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolsime
tubuh, melalui urine darah yang masuk ke ginjal,
disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal yang
disebut nefron (tepatnya di glomerulus). Mengecilnya
nefron akibat atrofi, aliran darah keginjal menurun
sampai 50% sehingga fungsi tubulus berkurang.
Akibatnya, kemampuan mengonsentrasi urine menurun,
berat jenis urine menurun, proteinuria (biasanya ±1),
BUN (blood urea nitrogen) meningkat sampai 21 mg%,
nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
2) Vesika urinaria
Otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200
ml atau menyebabkan frekuensi buang air seni
meningkat. Pada pria lajut usia, vesika urinaria sulit
dikosongkan sehingga mengakibatkan retensi urine
meningkat
19
3) Pembesaran prostat
±75 % dialami oleh pria usia diatas 65 tahun
4) Atrofi vulva
5) Vagina
Seseorang yang semakin menua, kebutuhan seksualnya
masih ada. Tiadak ada batasan umur tertentu kapan
fungsi seksual seseorang berhenti. Frekuensi hubungan
seksual cenderung menurun secara bertahap setiap
tahun, tetapi kapasitas untuk mrnikmatinya berjalan
sampai tua.
l. Sistem integument
1) Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan
lemak.
2) Permukaan kulit cinderung kusam, kasar dan bersisik
(karena kehilangan proses keratinasi serta perubahan
ukuran dan bentuk sel epidermis)
3) Timbul bercak pigmentasi akibat proses melanognesis yang
tidak merata pada permukaan kulit sehingga tampak bintik
– bintik atau noda cokelat
4) Terjadi perubahan pada daerah sekitar mata, tumbuhnya
kerut- kerut halus diujung mata akibat lapisan kulit yang
menipis
5) Respons terhadap trauma menurun
6) Mekanisme proteksi kulit menurun
7) Produksi serum menurun
8) Produksi vitamin D menurun
9) Produksi kulit terganggu
10) Kulit kepala dan rambut menipis an berwarna kelabu
11) Rambut dalam hidung dan telinga menebal
20
m. System musculoskeletal
1) Tulang kehilangan massa (cairan) dan semakin rapuh
2) Gangguan tulang, yakni mudah mengalami demineralisasi
3) Kekuatan dan stabilitas tulang menurun, terutama vertebra,
pergelangan dan paha
4) Kartilago yang meliputi permukaan sendi tulang penyangga
rusak
5) Kifosis
6) Gerakan pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas
7) Gangguan gaya berjalan
8) Kekaukan jaringan penghubung
9) Persendian membesar dan menjadi kaku
10) Tendon mengeut dan mengalami sclerosis
11) Atrofi serabut otot, serabut otot mengecil sehingga gerakan
menjadi laman, otot kram, dan menjadi tremor(perubahan
pada otot cukup rumit dan dipahami )
12) Aliran darah ke otot berkurang sejalan dengan proses
menua
n. System imun
1) Perubahan fungsi system imunologi
2) Kemampuan imunitas tubuh melawan infeksi menurun
3) Kecepatan respon imun menurun
4) Produksi imunoglobukin berkurang jumlahnya sehingga
vaksinasi dalam tubuh kurang efektif melawan penyakit.
21
2. Perubahan kognitif
Perubahan kognitif yang terjadi pada lansia, (dalam buku
“keperawatan lanjut usia”,(Azizah, 2012).
b. IQ (intellegent quocient)
Lansia tidak mengalami perubahan dengan informasi
matematika (analisa, linier, sekuensial) dan perkataan
verbal.Tetapi persepsi dan daya membayangkan (fantasi)
menurun.Walaupun mengalami kontrofersi, tes intelegensia
kurang memperlihatkan adanya penurunan kecerdasan pada
22
c. Kemampuan pemahaman
Kemampuan pemahaman atau menangkap pengertian pada
lansia mengalami penurunan.Hal ini dipengaruhi oleh
konsentrasi dan fungsi pendengarannya lansia yang
mengalami penurunan. Dalam pelayanan terhadap lanjut
usia agar tidak timbul salah paham sebaiknya dalam
komunikasi dilakukan kontak mata (saling pandang).
Dengan kontak mata, mereka akan dapat membaca bibir
lawan bicaranya, sehingga penurunan pendengarannya
dapat diatasi dan dapat lebih mudah memahami maksud
orang lain. Sikap yang hangat dalam komunikasi akan
menimbulkan rasa aman dan diterima, sehingga mereka akan
lebih tenang, lebih senang merasa dihormati.
3. Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan lansia makin berintegrasi dalam
kehidupanya.Lansia makin teratur dalam kehidupan
keagamaanya.Hal ini dapat terlihat dalam berfikir dan bertindak
sehari-hari. Spiritualitas pada lansia bersifat universal, interinsik
dan merupakan proses individu yang berkembang sepanjang
rentan kehidupan. Karena aliran siklus kehilangan tersebut.
Lansia yang telah mempelajari cara menghadapi perubahan
hidup melalui mekanisme keimanan akhirnya dihadapkan pada
tantangan akhir yaitu kematian. Harapan memunginkan individu
dengan keimananspiritual atau religius untuk bersikap untuk
menghadapi krisis kehilangan dalam hidup sampai kematian.
4. Perubahan psikososial
a. Pensiun
Bila seorang pensiun, ia akan mengalami kehilangan-kehilangan
antara lain:
1) Kehilangan finansial
2) Kehilangan status ( dulu punya jabatan yang tinggi dan
segala fasilitasnya)
b. Keluarga (emptiness): kesendirian, kehampaan.
c. Teman: ketika lansia lainnya meninggal, maka muncul
perasaankapan akan meninggal. Berada di rumah terus-
menerus akan cepat pikun (tidak berkembang).
d. Abuse: kekerasan berbentuk verbal (dibentak) dan nonverbal
(dicubit, tidak diberi makan).
e. Masalah hukum: berkaitan dengan perlindungan aset dan
kekayaan pribadi yang dikumpulkan sejak masih muda.
24
2. Klasifikasi
Menurut Yuliana Elin (2009) Osteoarthritis diklasifikasikan
menjadi 2 :
a. Tipe primer (idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit
sebelumnya yang berhubungan dengan osteoarthritis.
b. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah
fraktur.
b. Jenis Kelamin
Wanita lebih sering terkena osteoarthritis pada lutut dan
sendi, dan laki-laki lebih sering terkena osteoarthritis pada
paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan
dibawah 45 tahun frekuensi osteoarthritis kurang lebih
27
c. Genetik
Faktor Herediter juga berperan pada timbulnya
osteoarthritis misal, pada ibu dari seorang wanita dengan
osteoarthritis pada sendi-sendi interfalang distal terdapat 2
kali lebih sering osteoarthritis pada sendi-sendi tersebut,
dan anak-anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga
kali lebih sering dari pada ibu dan anak perempuan dari
wanita tannpa osteoarthritis.
d. Suku
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoarthritis
nampaknya terdapat perbedaan diantaranya masing-masing
suku bangsa, misalnya osteoarthritis lebih jarang pada
orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia.
Osteoarthritis lebih sering dijumpai pada orang-orang
amerika asli dari pada orang kulit putih. Hal ini mungkin
berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan
pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
e. Kegemukan
Berat badan berlebih nyatanya berkaitan dengan
meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoarthritis baik
pada wanita maupun pada pria, kegemukkan ternyata tak
hanya berkaitan dengan osteoarthritis pada sendi yang
menanggung beban, tapi juga dengan osteoarthritis sendi
lain (tangan atau sternoklavikula)
28
f. Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoarthritis
adalah trauma yang menmbulkan kerusakan pada integritas
struktur dan biomekanik sendi tersebut.
h. Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan,
maka rawan sendi akan membal dan menyebabkan sendi
menjadi tidak stabil / seimbang sehingga mempercepat
proses degenerasi.
i. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam
proteglikan yang berlebihan pada seluruh jaringan
penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan sendi,
ligamen, tendo, sinovia, dan kulit. Pada diabetes melitus,
glukosa akan menyebabkan produksi proteaglikan
menurun.
4. Patofisiologi
5. Manifestasi Klinis
d. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan
aktivitas lama dan akan berkurang pada waktu istirahat.
Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang
telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri
biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat
menjalar, misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat
dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas.
Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini
belum dapat diketahui penyebabnya.
31
6. Komplikasi
Komplikasi yang bisa terjadi pada osteoarthritis yaitu nyeri dan
kekauan sendi yang dapat menjadi sangat berat sehingga penderita
tidak bisa beraktivitas.
b. Terapi Farmakologi
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk
osteoartritis, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat
yang diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit,
meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan.
Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja sebagai analgetik
dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat
memperbaiki atau menghentikan proses patologis osteoartritis.
1) Acetaminophen
32
3) Topical Pain
Dalam bentuk cream atau spray yang bisa digunakan
langsung pada kulit yang terasa sakit.
4) Tramadol
Tidak mempunyai efek samping seperti yang ada pada
acetaminophen dan NSAIDs.
6) Corticosteroids
Efektif mengurangi rasa sakit.
7) Hyaluronic Acid
Merupakan glycosaminoglycan yang tersusun oleh
disaccharides of glucuronic acid dan n-acetyanglusamine.
Disebut juga viscosupplementation.
Dari hasil penelitian yang dilakukan 80% pengobatan
dengan menggunakan hyaluronic acid mempunyai efek
yang lebih kecil dibandingkan pengobatan dengan
33
c. Terapi Konservatif
Kompres hangat, mengistirahatkan sendi, pemakaian alat-alat
orthotic untuk menyangga sendi yang mengalami inflamasi.
Message sebaiknya dilakukan oleh orang yang ahli
dibidangnya. Tujuan message tersebut adalah untuk membuat
rileks otot-otot yang spasme dan membantu melancarkan
sirkulasi darah.
2) Proteksi/Perlindungan Sendi
Sendi dijaga dari berbagai aktivitas sehari-hari dan
pekerjaan yang dapat menambah stress/tekanan pada sendi.
34
4) Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoarthritis
yang gemuk menjadi program utama pengobatan
osteoarthritis. Penurunan berat badan seringkali dapat
mengurangi timbulnya keluhandan peradangan.
Pemberian Vitamin C,D,E dan beta karoten, vitamin-
vitamin tersebut bermanfaat untuk mengurangi laju
perkembangan osteoarthritis.
5) Dukungan Psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoarthritis oleh
karena sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya
yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin
menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia
ingin orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien
35
e. Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan
osteoarthritis, meliputi terapi panas dan dingin dan program
latihan yang tepat. Pemakaian panas yang sedang diberikan
sebelum latihan untuk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan.
Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-
obat gosok jangan dipakai sebelum pemanasan.
Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti hidrokolator,
bantalan elektrik, ultrasonik, inframerah, mandi paraffin dan
mandi dari pancuran panas.
f. Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien
osteoarthritisdengan kerusakan sendi yang nyata dengan nyeri
menetap dan kelemahan fungsi. Tindakkan yang dilakukan
adalah osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan atau
ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan
fragmen tulang rawan sendi, pembersihan osteofit.
g. Akupuntur
Dapat mengurangi rasa sakit dan merangsang fugsi sendi.
36
b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering ditemukan pada klien
dengan penyakit muskoloskeletal seperti osteoarhritis
adalah klien mengeluh nyeri pada persendian yang
terkena, adanya keterbatasan gerak yang menyebabkan
keterbatasan mobilitas.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai
penyakit yang di derita oleh klien dari mulai timbulnya
keluhan yang dirasakan sampai klien dibawa ke rumah
sakit, dan apakah pernah memeriksakan diri ke tempat
39
f. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Keadaan umum klien lanjut usia yang mengalami
gangguan muskoloskeletal biasanya lemah.
2) Kesadaran
Kesadaran klien biasanya composmentis dan apatis.
3) Tanda-Tanda Vital
a) Suhu meningkat
b) Nadi meningkat
c) Tekanan darah meningkat atau dalam batas
normal
d) Pernafasan biasanya normal atau mengalami
peningkatan.
40
b) Sistem Sirkulasi
Kaji adanya penyakit jantung, frekuensi nadi
apical, sirkulasi perifer, warna dan
kehangatan.
c) Sistem Persarafan
Kaji adanya hilangnya gerakan, spasme otot,
terlihat kelemahan fungsi. Pergerakan mata,
dilatasi pupil.
d) Sistem Perkemihan
Perubahan pola berkemih seperti
inkontinensia urin, disuria, distensi
kandung kemih, warna dan bau urin, dan
kebersihannya.
e) Sistem Pencernaan
Konstipasi, konsiten feses, frekuensi
eliminasi, auskultasi bising usus, anoreksia,
adanya distensi abdomen, nyeri tekan
abdomen.
f) Sistem Muskoloskeletal
Kaji adanya nyeri berat tiba-tiba/mungkin
terlokalisasi pada area jaringan, dapat
berkurang pada imobilisasi,
41
2. Pola Nutrisi
Menggambarkan masukan nutrisi, balance
cairan, dan elektrolit, nafsu makan, pola
makan, diit, kesulitan menelan, mual/muntah
dan makanan kesukaan.
c) Pola Eliminasi
Menjelaskan pola fungsi eksresi, kandung
kemih, defekasi, ada tidaknya masalah
defekasi, masalah nutrisi dan penggunaan
kateter.
e) Pola Aktivitas
Menggambarkan pola latihan, aktivitas,
fungsi pernafasan dan sirkulasi, riwayat
penyakit jantung, frekuensi, irama.
g. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
a) Led meningkat
b) Protein c reaktif : positif pada masa inkubasi.
c) Asam urat guna mengetahui apakah penyebab
osteoarthritis pada klien disebabkan karena
jumlah asam urat yang berlebih.
2) Foto Rontgen
Menunjukkan penurunan progresif masa kartilago
sendi sebagai penyempitan rongga sendi.
3) Serologi
Cairan sinovial dalam batas normal.
4) Tes Khusus
a) Tes Fluktasi
Caranya : ibu jari dan jari telunjuk dari satu
tangan diletakkan disebelah kiri dan kanan
patella. Bila kemudian suprapatellaris itu
dikosongkan menggunakan tangan lainnya,
maka ibu jari dari jari telunjuk tadi seolah-olah
44
b) Tes Lekuk
Caranya : dengan memakai punggung tangan,
kita mengusapi “lekuk kecil” disebelah medial
patella kearah proximal, sehingga dikosongkan
dari cairannya. Kemudian kita melaksanakan
gerakkan mengusap yang sama pada patella
bagian lateral, maka lekuk kecil yang medial itu
akan kelihatan terisi cairan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah pernyataan yang dibuat
oleh perawat profesional yang memberi gambaran
tentang masalah atau status kesehatan, baik aktual
maupun potensial yang ditetapkan berdasarkan
analisis dan interpretasi data hasil pengkajian.
3. Perencanaan Keperawatan
Tahap perencanaan memberi kesempatan kepada perawat untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan
guna mengatasi masalah yang dialami klien.
N Diagnosa
Perencanaan
o Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Intervensi
1 Nyeri akut/kronis Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri :
berhubungan dengan keperawatan diharapkan klien dapat - Kaji secara komprehensif tentang nyeri, meliputi: lokasi,
agen injuri (biologi, : karakteristik dan skala, durasi, frekuensi, kualitas,
kimia, fisik, 1. Mengontrol nyeri intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor presipitasi.
psikologis) ditandai dengan kriteria : - Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, untuk
dengan klien a. Klien dapat mengetahui komunikasi secara efektif.
melaporkan adanya penyebab nyeri, skala nyeri, - Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikan
nyeri pada persendian, mampu menggunakan tekhnik nyeri.
ekspresi wajah non farmakologi untuk - Kaji latar belakang budaya klien.
meringis. mengurangi nyeri, dan - Tentukan dampak dari ekspresi nyeri terhadap kualitas hidup: pola
tindakan pencegahan nyeri. tidur, nafsu makan, aktivitas, pekerjaan, tanggung jawab peran.
47
Pemberian Analgetik
- Tentukan lokasi nyeri, karakteristik nyeri.
- Berikan obat prinsip 5 benar.
- Cek riwayat alergi obat
- Tentukan lokasi nyeri, karakteristik, kualitas, dan keparahan
sebelum pengobatan.
- Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik
pertama kali.
- Berikan analgetik yang tepat waktu terutama saat nyeri hebat.
- Evaluasi efektivitas analgetik, tanda dan gejala (efek samping).
49
Terapi Aktivitas :
-Tentukan keterbatasan rentang gerak sendi, efek, dan fungsinya.
-Kolaborasi dengan terapi fisik dalam mengembangkan program
latihan.
- Tentukan tingkat motivasi klien dalam mempertahankan atau
meningkatkan rentang gerak sendi.
- Jelaskan pada klien/ keluarga tentang maksud dan rencana latihan
gerak sendi.
- Bantu klien untuk mengatur posisi yang optimal dalam ROM
aktif/pasif.
- Motivasi klien untuk latihan ROM aktif/pasif dan merencanakan
jadwal.
- Bantu latihan ROM sesuai indikasi.
- Motivasi klien untuk membayangkan gerakan tubuhnya sebelum
memulai pergerakan.
-Berikan penguatan postitif selama aktivitas.
51
7 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan asuhan - Kaji kemampuan klien untuk menyediakan alat mandi
berhubungan dengan keperawatan klien dapat - Bantu klien dalam menerima ketergantungan pemenuhan kebutuhan
gangguan menunjukkan perawatan diri : sehari-hari.
muskoloskeletal - Klien mampu ke kamar mandi - Klien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri.
ditandai dengan klien menyediakan perlengkapan mandi
tidak mampu - Klien mampu membersihkan dan
membersihkan mengeringkan tubuh.
54
4. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan guna menjalankan rencana asuhan keperawatan
untuk membantu klien mencapai tujuan. Tindakkan dalam proses ini
meliputi mengkaji kembali klien, memperbarui data dasar, meninjau serta
merevisi rencana asuhan serta melakukan atau mendelegasikan intervensi
keperawatan yang direncanakan (Berman, synder, 2010)
5. Evaluasi
Mengukur respon klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien
kearah pencapaian tujuan. Data dikumpulkan dengan dasar berkelanjutan
untuk mengukur perubahan dalam fungsi, dalam kehidupan sehari-hari, dan
dalam ketersediaan atau penggunaan sumber eksternal.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini akan disampaikan satu kasus pada lanjut usia dengan masalah
osteoarthritis pada Ny.A yang bertempat tinggal di panti sosial tresna
werdha budi mulia 2 cengkareng. Untuk melengkapi data penulis
mengadakan pengambilan data dengan wawancara observasi dan
pemeriksaan fisik.
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengumpulan data merupakan langkah awal pengkajian dalam
melaksanakan asuhan keperawatan lanjut usia. Dari hasil pengumpulan
data pada lanjut usia diperoleh data-data sebagai berikut :
1. Riwayat Kesehatan
a. Identitas Klien
Klien Bernama Ny.A usia 68 tahun bertempat tinggal di Panti
Sosial Tresna Werdha Budhi Mulia 2 Cengkareng, tempat
tanggal lahir klien di Blitar 1 Februari 1950, Klien berjenis
kelamin perempuan, suku klien jawa, klien beragama islam,
pendidikan klien tidak tamat SD, status perkawinan klien
kawin, dan keluarga yang dapat dihubungi tidak ada.
b. Riwayat Keluarga
Klien menikah dengan Tn.F dan mempunyai anak 1.
c. Riwayat Pekerjaan
Status pekerjaan klien saat ini adalah tidak bekerja. Pekerjaan
klien sebelumnya adalah pekerja rumah tangga. Sumber-
59
e. Riwayat Rekreasi
Hobi klien adalah memasak. Klien tidak mengikuti organisasi
apapun. Klien mengatakan untuk hiburannya selama berada di
panti adalah mendengar radio. Terkadang klien mengikuti
panggung ceria yang diadakan oleh pihak panti tetapi
tergantung dengan kondisi kakinya saat ini apakah sedang
merasakan nyeri atau tidak.
f. Status Kesehatan
1) Status Kesehatan Saat Ini
a) Keluhan Saat Ini
Ny.A mengatakan kaki kanannya terasa sakit terutama
di dengkul nya. Ny.A mengatakan kakinya kalau pagi
hari saat baru bangun tidur terasa ngilu dan sulit
bergerak lamanya kurang lebih 15 menit. Ketika ditanya
skala nyeri nya 4. Ny.A mengatakan untuk jalan terasa
sakit dan ngilu sehingga untuk jalan lama klien tidak
kuat dan terkadang timbul bunyi seperti retak atau
bunyi “krek”.
c) Riwayat Obstetrik
Ny.A mengatakan dirinya telah melahirkan 1 orang
anak laki-laki.
b) Pola Makan
Ny.A makan sehari 3 kali yaitu pagi, siang, dan sore
hari.
c) Gaya Hidup
Ny.A mengatakan hanya makan makanan yang berasal
dari panti dan tidak pernah membeli makanan dari luar
panti.
d) Diit Khusus
Tidak ada diit khusus klien makan makanan sama
dengan lansia yang lainnya klien hanya mengindari
makananan seperti kangkung, kol, toge, bayam, dan
ikan.
2) Personal Hygiene
Kebersihan badan, rambut, kuku, mulut, dan genital
(kondisi, pola dan masalah)
a) Kebersihan Badan
-Kondisi
Kulit Ny.A bersih, tidak kotor, Ny.A menggunakan
baju yang bersih dan rapih.
62
-Pola
Ny.A mengatakan biasanya mandi 2x sehari yaitu pagi
dan sore hari menggunakan sabun.
-Masalah
Tidak ada masalah pada kebersihan badan klien.
b) Kebersihan Rambut
-Kondisi
Rambut klien berwarna hitam, tidak kotor, tetapi
sedikit kusut.
-Pola
Ny.A mengatakan biasanya keramas 1xsetiap 2hari
menggunakan shampoo.
-Masalah
Tidak ada masalah pada kebersihan rambut klien.
c) Kebersihan Kuku
-Kondisi
Kuku klien tidak panjang dan terlihat bersih
-Pola
Ny.A mengatakan biasanya dipotong tidak tentu
waktunya.
-Masalah
Tidak ada masalah pada kebersihan kuku klien.
63
d) Kebersihan Mulut
-Kondisi
Gigi Ny.A sedikit kehitaman. Ketika ditanyakan
ternyata dulu sering menyirih, tidak tercium bau pada
mulut klien.
-Pola
Ny.A mengatakan sikat gigi 2x sehari yaitu saat mandi
dengan menggunakan odol.
-Masalah
Tidak ada masalah pada kebersihan mulut.
e) Kebersihan Genital
-Kondisi
Ny.A mengatakan selalu cebok setelah selesai BAB
atau BAK.
-Pola
Ny.A selalu cebok dengan air bersih ketika selesai
BAB atau BAK.
-Masalah
Tidak ada masalah pada kebersihan genitalia klien.
3) Aktifitas/Istirahat
a) Kemampuan Beraktifitas Sehari-Hari
Ny.A mampu beraktifitas sendiri tanpa dibantu oleh
orang lain tetapi aktifitasnya dilakukan dengan pelan-
pelan.
64
c) Pola Tidur
Ny.A tidur dimalam hari dan bangun pagi hari (kurang
lebih mulai jam 20.00 sampai dengan 04.00)
4) Eliminasi
a) Eliminasi Faeses
- Pola
Ny.A mengatakan biasanya BAB 3x seminggu.
- Masalah
Tidak ada masalah dalam proses BAB.
b) Eliminasi urin
- Pola
Ny.A mengatakan biasanya BAK 6x sehari tetapi
tergantung dari jumlah air yang diminumnya hari
itu.
- Masalah
Tidak ada masalah dalam proses urine.
5) Oksigenasi
a) Pola Nafas
Pola nafas klien normal dan teratur.
65
b) Frekuensi/Menit
Frekuensi nafas klien 18x/menit.
6) Spiritual
a) Hubungan Klien Dengan Tuhan
Hubungan klien dengan tuhan baik, Ny.A menyakini
bahwa Allah SWT adalah tuhannya.
h. Tinjauan sistem
1) Kondisi Dari Sistem Tubuh Yang Ada
Semua sistem yang ada pada tubuh klien baik kecuali pada
sistem muskoloskeletal terutama pada ekstermitas bagian
bawah sebelah kanan tepatnya pada lutut Ny.A.
66
3) Penggunaan Protesa
Ny.A tidak menggunakan alat bantu untuk beraktivitas.
2. Pengkajian Psikologi
a. Proses Fikir
Ny.A masih mengingat tentang ceritanya dimasa lalu tentang
dirinya, suaminya sekarang tidak tau dimana keberadaannya .
- Dengan Masyarakat
Selama tinggal di panti sosial tresna werdha budhi
mulia 2 cengkareng hubungan klien dengan teman-
temannya baik, jarang terjadi konflik antara Ny.A
dengan teman-temannya selama di panti sosial
tresna werdha budhi mulia 2 cengkareng.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-Tanda Vital
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Suhu : 36,8 C
4) Nadi : 86 X/Menit
5) Tekanan Darah : 130/80 mmHg
6) Pernafasan : 18 X/Menit
7) Tinggi Badan : 152 Cm
8) Berat Badan : 55 Kg
69
- Mata
Mata klien kurang bisa melihat dengan jelas karena
setelah operasi katarak.
- Hidung
Hidung klien bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
polip, penciuman klien sedikit kurang.
- Telinga
Simetris, ada 2 dikanan dan dikiri, bersih.
2) Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada
pembengkakan vena jugularis.
3) Dada/Thorak
- Dada
Perkembangan dada simetris antara dada kanan dan
dada kiri.
- Paru-Paru
Saat diperkusi bunyi sonor, saat di auskultasi suara
paru-paru vesikuler.
70
- Jantung
Suara jantung 1 dan 2 normal, tidak ada bunyi
tambahan.
4) Abdomen
Perut klien lembek/tidak keras, bising usus kurang lebih
8x/menit.
5) Muskoloskeletal
- Ekstermitas Atas
Pada tangan kiri klien normal tidak ada masalah .
Pada tangan kanan klien terdapat masalah yaitu
adanya benjolan pada bahu, sulit digerakkan, Ny.A
mengatakan benjolannya tersebut karena trauma
akibat jatuh.
- Ekstermitas Bawah
Pada kaki kiri klien tidak ada masalah.
Pada kaki kanan klien terdapat bengkak
Antara kaki kiri klien terdapat perbedaan ukuran
Saat berjalan gaya berjalan Ny.A tidak normal
6) Lain-Lain
- GCS : 15 (Eye : 4, Motoric : 6, Verbal : 5)
- Kekuatan Otot :
4444 4444
4444 4444
7) Keadaan Lingkungan
- Keadaan disekitar klien bersih terutama tempat tidur
klien.
71
5. Informasi Penunjang
a. Diagnosa Medis
Osteoarthritis
b. Laboratorium
Hasil pemeriksaan asam urat pada klien pada tanggal 2 April
2018 :8,4 mg/dl (Normal : Perempuan : 2,6-6 mg/dl, Laki-laki :
3,5-7,2 mg/dl)
c. Terapi Medis
Allupurinol 1 x 1 tablet 100mg.
72
Resume Pengkajian
Klien bernama Ny.A lahir di blitar pada tanggal 1 februari
1950, klien merantau ke jakarta karena di blitar klien tinggal
bersama pamannya (adik dari ayah nya) setelah pisah dengan
suami dan anaknya yang sudah memiliki jalan masing-masing.
Kemudian klien merantau dan bekerja sebagai asisten rumah
tangga. Kurang lebih 1tahun bekerja sebagai asisten rumah
tangga, klien berhenti dari pekerjaannya karena majikan klien
pindah keluar kota, kemudian klien bingung bagaimana cara
akan hidup di jakarta, akhirnya klien memutuskan untuk tidur
di masjid yang ada di daerah rawa badak. Klien terjaring
penertiban dari dinas sosial dan kemudian di titipkan dipanti
sosial tresna werdha budi mulia 2 cengkareng. Saat dikaji pada
hari senin tanggal 2 April 2018 Ny.A kooperatif dengan
perawat. Ny.A memiliki diagnosa medis osteoarthritis. Ny.A
mengatakan kaki kanannya terasa sakit terutama di dengkulnya
yang sebelah kanan. Ny.A mengatakan kakinya kalau pagi hari
saat baru bangun tidur terasa ngilu dan sulit bergerak lamanya
kurang lebih 15 menit. Ketika ditanya skala nyeri nya Ny.A
mengatakan skala nyeri nya 4. Ny.A mengatakan untuk jalan
terasa sakit dan ngilu sehingga untuk jalan lama klien tidak
kuat dan terkadang timbul bunyi seperti retak atau bunyi
“krek”. Saat dikaji keadaan umum klien baik, dengan
kesadaran composmentis dan tanda-tanda vital klien : Suhu :
36,8 C, Nadi : 86 x/menit, tekanan darah : 130/80 mmHg dan
pernafasan : 18 X/Menit. Hasil pemeriksaan asam urat pada
klien tanggal 2 April 2018 : 8,4 mg/dl.
73
DATA FOKUS
ANALISA MASALAH
Data Objektif :
- Klien terlihat menahan
Sakit
- Pada lutut klien terdapat
bengkak dan juga
kemerahan
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran:
Composmentis
- Tanda-Tanda Vital
Suhu : 36,8 C
Nadi 86 x/menit
75
Tekanan Darah :
130/80 mmHg
Pernafasan : 18 x/menit
- Skala Nyeri : 4
- Intenstitas : muncul
pagi hari dan ketika
berjalan
- Durasi : kurang lebih 15
menit.
- Hasil pemeriksaan asam
urat pada klien tanggal 2
April 2018 : 8,4 mg/dl
- Ny.A mendapat terapi
Allupurinol 1 x 1 tablet
100 mg
Data Objektif
- Klien terlihat menahan
Sakit
- Pada lutut klien terdapat
bengkak dan juga
kemerahan
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran :
Composmentis
- Tanda-Tanda Vital
Suhu : 36,8 C
Nadi 86 x/menit
Tekanan Darah :
130/80 mmHg
Pernafasan : 18 x/menit
- Skala Nyeri : 4
- Intenstitas : muncul
pagi hari dan ket berjalan
- Durasi : kurang lebih 15
menit.
-Kekuatan Otot : 4444 4444
4444 4444
77
dilakukannya dengan
pelan-pelan.
- Ny.A mengatakan nyeri
atau sakit pada lututnya
ketika berjalan.
Data Objektif :
- Klien terlihat menahan
Sakit
- Pada lutut klien terdapat
bengkak dan juga
kemerahan
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran :
Composmentis
- Tanda-Tanda Vital
Suhu : 36,8 C
Nadi 86 x/menit
Tekanan Darah :
130/80 mmHg
Pernafasan : 18 x/menit
- Intenstitas : muncul
pagi hari dan ketika
berjalan.
-Kekuatan Otot : 4444 4444
4444 4444
- Terdapat benjolan pada
bahu kanan dan sulit
digerakkan akibat jatuh.
- Saat berjalan gaya berjalan
Ny.A tidak normal.
79
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Data Objektif :
- Klien terlihat menahan
Sakit
- Pada lutut klien terdapat
bengkak dan juga
kemerahan
- Keadaan Umum : Baik
80
- Kesadaran :
Composmentis
- Tanda-Tanda Vital
Suhu : 36,8 C
Nadi 86 x/menit
Tekanan Darah :
130/80 mmHg
Pernafasan : 18 x/menit
- Skala Nyeri : 4
- Intenstitas : muncul
pagi hari dan ketika
berjalan
- Durasi : kurang lebih 15
menit.
- Hasil pemeriksaan asam
urat pada klien tanggal 2
April 2018 : 8,4 mg/dl
- Ny.A mendapat terapi
Allupurinol 1 x 1 tablet
100 mg
Data Subjektif :
- Ny.A mengatakan kaki
kanannya terasa sakit
terutama dengkulnya.
81
- Ny.A mengatakan
kakinya kalau pagi hari
saat baru bangun tidur
terasa ngilu dan sulit
bergerak lamanya
kurang lebih 15 menit.
Data Objektif :
- Klien terlihat menahan
Sakit
- Pada lutut klien terdapat
bengkak dan juga
kemerahan
- Keadaan Umum : Baik
82
- Kesadaran :
Composmentis
- Tanda-Tanda Vital
Suhu : 36,8 C
Nadi 86 x/menit
Tekanan Darah :
130/80 mmHg
Pernafasan : 18 x/menit
- Skala Nyeri : 4
- Intenstitas : muncul
pagi hari dan ketika
berjalan
- Durasi : kurang lebih 15
menit.
-Kekuatan Otot : 4444 4444
4444 4444
- Terdapat benjolan pada
bahu kanan dan sulit
digerakkan akibat jatuh.
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Data Objektif :
- Klien terlihat menahan sakit
- Pada lutut klien terdapat bengkak
dan juga kemerahan
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran :
Composmentis
- Tanda-Tanda Vital
Suhu : 36,8 C
Nadi 86 x/menit
Tekanan Darah :
130/80 mmHg
Pernafasan : 18 x/menit
- Skala Nyeri : 4
- Intenstitas : muncul pagi hari dan
ketika berjalan
- Durasi : kurang lebih 15 menit.
- Hasil pemeriksaan asam urat pada
klien tanggal 2 April 2018 :
85
8,4mg/dl
- Ny.A mendapat terapi Allupurinol
1 x 1 tablet 100 mg
2 Kerusakkan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan kepada 1.Kaji kemampuan aktivitas klien
berhubungan dengan nyeri dan Ny.A selama 3 x 24 jam diharapkan kerusakan 2.Anjurkan klien untuk tetap beraktivitas
ketidaknyamanan ditandai dengan mobilitas fisik dapat teratasi dengan tapi tidak berat.
Data Subjektif kriteria hasil : 3.Anjurkan klien untuk menghindari
- Ny.A mengatakan kaki kanannya klien mampu beraktivitas tanpa adanya hambatan. latihan fisik yang berat dan mengangka
terasa sakit terutama dengkulnya. beban yang berat.
- Ny.A mengatakan kakinya kalau 4.Bantu aktivitas klien.
pagi hari saat baru bangun tidur 5.Informasikan pada klien tentang
terasa ngilu dan sulit bergerak penyakitnya dan latihan Range Of Motion
lamanya kurang lebih 15 menit. (ROM)
- Ketika ditanya skala nyeri nya Ny.A
mengatakan skala nyeri nya 4.
- Ny.A mengatakan untuk jalan terasa
sakit dan ngilu sehingga untuk
jalan lama klien tidak kuat dan
terkadang timbul bunyi seperti retak
86
Data Objektif
- Klien terlihat menahan sakit
- Pada lutut klien terdapat bengkak
dan juga kemerahan
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran :
Composmentis
- Tanda-Tanda Vital
Suhu : 36,8 C
Nadi 86 x/menit
Tekanan Darah :
130/80 mmHg
Pernafasan : 18 x/menit
- Skala Nyeri : 4
87
D.PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Ds:
Klien mengatakan “oh jadi saya mengalami
pengapuran sendi ya sus”
Do:
Klien menyebutkan pengertian, tanda dan gejala
serta penyebab dari penyakitnya.
3 15.30 Mengkaji riwayat jatuh klien Hepy
Ds:
Klien mengatakan pernah jatuh beberapa tahun
yang lalu
Do:
Klien menceritakan riwayat jatuhnya
oleh perawat
Do:
Klien mempraktekkan apa yang sudah dianjurkan
perawat
C. CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal No dx Evaluasi (SOAP) Paraf
Objektif
Tidak ada bengak, kemerahan pada dengkul
klien.
Skala nyeri 1
Analisa
Masalah teratasi
Planning
Pertahankan intervensi
Rabu, 4 April 2 Subjektif: Hepy
2018 Ny.A mengatakan sekarang aktivitasnya lebih
mudah dan tidak nyeri lagi
Objektif
Klien mampu beraktivitas tanpa hambatan
Analisa
Masalah teratasi
Planning
Pertahankan Intervensi
98
Objektif
Klien mempraktekkan cara berjalan dengan
benar apabila lantai disekitar klien licin
Analisa
Masalah Teratasi
Planning
Pertahankan Intervensi
99
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pada tahap pengkajian penulis mengacu pada format pengkajian yang telah
disediakan dari institusi. Tekhnik pengumpulan data pengkajian, penulis
melakukan wawancara dengan klien, melakukan pemeriksaan fisik, observasi
lansung, melihat catatan keperawatan serta hasil-hasil penunjang lainnya.
Pada saat pengkajian penulis mendapatkan kendala untuk memperoleh data
yang lengkap tentang respon terhadap tindakan yang dilakukan oleh perawat
ruangan karena banyak data yang tertulis tidak lengkap, misalnya pada
dokumentasi tidak ada data pemeriksaan diagnostik seperti hasil
laboratorium asam urat, CT-Scan, serta pendokumentasian catatan
keperawatan tidak tercatat lengkap selain itu,minimnya sumber buku tentang
asuhan keperawatan pada lanjut usia dengan osteoarthritis juga menyulitkan
penulis untuk melakukan pengkajian.
Berdasarkan teori tanda gejala ada pada kasus osteoarthritis Ny. A seperti
rasa nyeri pada sendi, kekakuan dan keterbatasan gerak, peradangan,
mekanik, pembengkakan sendi, deformitas dan gangguan fungsi. Gejala yang
dialami oleh Ny.A nyeri pada lutut kanan, dan sulit bergerak terutama pada
pagi hari dengan durasi kurang lebi 15 menit.
Dalam aspek spiritual, berdasarkan pada tinjauan teoritis bahwa lanjut usia
akan semakin matur dalam kehidupan keagamaannya. Dan berdasarkan
tinjauan kasus, Ny.A baik dalam melakukan ibadah klien setiap hari selalu
mengerjakan shalat 5 waktu dengan rutin dimushola yang ada di panti tetapi
apabila nyeri pada lutut kanannya timbul Ny.A melakukan shalat didalam
ruangan saja tetapi ketika nyerinya sudah tidak ada maka klien akan
beribadah seperti biasa di Mushola yang ada di panti. Klien beribadah sama
seperti orang-orang pada umumnya tidak ada kebiasaan kusus, klien juga
mengikuti acara pengkajian setiap pagi di panti.
Selain terdapat persamaan terdapat pula beberapa kesenjangan pada hasil yang
diperoleh dari tinjauan kasus dengan tinjauan teori. Dalam aspek perubahan
fisiologis yang penulis dapatkan dari penyakit pada Ny.A yaitu pada sistem
kardiovaskuler menurut teori lanjut usia cenderung akan mengalami tekanan
darah tinggi akibat pembuluh darah perifer meningkat.
Dalam aspek sosial, menurut teori lanjut usia cenderung memusatkan diri pada
persoalan pribadi dan mempersiapkan diri menghadapi kematian namun
101
berdasarkan hasil yang diperoleh dari penulis pada kasus Ny.A bisa
bersosialisasi dengan baik dan dapat berinteraksi dengan lanjut usia lainnya
yang berada di panti.
Dalam aspek psikologis, menurut teori lanjut usia akan mengalami gejala
psikologis berupa rasa takut, tegang, depresi, mudah sedih, cepat marah,
mudah tersinggung, dan curiga karna pada seorang lanjut usia cenderung
merasa sudah tidak dibutuhkan lagi. Namun pada hasil yang diperoleh dari
tinjauan kasus Ny.A saat diwawancara menunjukan ekspresi wajah senang,
klien juga terbuka dengan masalah-masalah yang dihadapi, klien banyak
bertanya tentang hal yang tidak dimengerti oleh klien. Setelah dikaji hal itu
terjadi karna menurut Ny.A tidak perlu takut atau merasa tidak dibutuhkan
lagi karna menurutnya memang sudah seharusnya seseorang seusia Ny.A
beristirahat dan tidak perlu beraktifitas lebih.
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Perencanaan pada tinjauan kasus tidak jauh berbeda dengan yang ada pada
tinjauan teoritis yaitu diawali dengan menyusun prioritas, menentukan
tujuan, kriteria hasil serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan
pada semua diagnosa yang muncul. Adapun yang menjadi prioritas pada
masalah Ny.A adalah gangguan rasa aman dan nyaman : nyeri.
Hal ini menjadi prioritas karna data-data yang menunjang. Prioritas yang
ada pada teori sudah sesuai dengan kasus Ny.A pada masalah ini perawat
merencanakan tindakan untuk melatih Range Of Motion Klien dengan
tujuan agar sendi klien tidak kaku dan dapat bergerak serta nyeri
berkurang.
D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
kedua mata klien tidak dapat melihat sehingga tidak bisa melihat apa yang
di contohkan perawat, oleh karenanya klien hanya menghafal gerakan-
gerakan range of motion yang dituntun oleh perawat.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi yang penulis lakukan selama tiga hari berturut-turut. Adapun hasil
dari evaluasi tersebut adalah masalah dari ketiga diagnosa teratasi. Yaitu
diagnosa yang teratasi adalah diagnosa gangguan rasa aman dan nyaman:
nyeri, kerusakan mobilitas fisik, dan resiko jatuh. Walaupun saat dilakukan
tindakan keperawatan terdapat hambatan dalam pelaksanaan diagnosa
gangguan rasaaman dan nyaman : nyeri.
106
BAB V
PENUTUP
Pada BAB ini, setelah penulis melakukan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Kepada
Lanjut Usia Ny.A dengan gangguan pada sistem muskoloskeletal : Osteoartrhritis
selama 3 hari dari tanggal 2-4 April 2018 di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi
Mulia 2 Cengkareng, penulis mengambil kesimpulan baik dari tinjauan teoritis
maupun tinjauan kasus yaitu :
A. Kesimpulan
Pada tahap pengkajian dapat disimpulkan bahwa terdapat kesamaan serta
kesenjangan antara teori dengan tinjauan kasus. Kesamaaan yang terdapat
antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus adalah pada penyebab, tanda
gejala, aspek fisik yaitu pada sistem muskoloskeletal, aspek spiritual dan
pentalaksanaan. Sedangkan kesenjangan yang terjadi antara tinjauan kasus
adalah dalam perubahan fisik pada sistem kardiovaskuler, perubahan
sosial dan aspek psikologis.
Evaluasi yang didapatkan oleh penulis pada Ny.A pada saat melakukan
asuhan keperawatan adalah semua diagnosa yang teratasi yaitu diagnosa
gangguan rasa aman dan nyaman : nyeri berhubungan dengan proses
inflamasi, kerusakkan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan
ketidaknyamanan, dan Resiko jatuh berhubungan dengan adanya
peradangan pada persendian ( Arthritis)
B. Saran
Setelah penulis melakukan observasi selama 3 hari di Panti Sosial tresna
wedha budhi mulia 2 cengkareng dan berdasarkan kesimpulan yang telah
dibuat oleh penulis. Penulis menganggap perlunya untuk memberikan
saran agar pelayan asuhan keperawatan dapat dilakukan secara optimal,
khusunya pasien dengan masalah kesehatan gangguan sistem
muskoloskeletal : osteoarthiritis.
Aspriani, Reny Yuli. (2014) Buku ajar asuhan keperawatan gerontik aplikasi
NANDA, NIC dan NOC-Jilid 1. Jakarta : CV. Trans Info Media
Mickey, Stanley. (2006) Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC.