Oleh
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
insuviensi fungsi insulin, yang dapat disebabkan oleh produksi insulin oleh
terjadi antara lain penyebab utama gagal ginjal, neuropati (kerusakan saraf) di
kaki yang meningkatkan kejadian ulkus kaki, infeksi dan bahkan keharusan
pemakaian glukosa oleh otot yang aktif (Mutu and Yuda, 2019).
2
Proses penuaan pada lansia diikuti adanya penurunan berbagai fungsi
organ atau jaringan didalam tubuh termasuk sel beta pangkreas yang efeknya
akibat diabetes dan 4% meninggal sebelum usia 70 tahun. Pada tahun 2030
2013).
3
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa
usia 55-64 tahun menempati posisi tertinggi sebesar 6,3%, disusul usia 65-74
kadar gula darah pada penduduk umur ≥ 15 tahun yang bertempat tinggal di
menular seperti DM, tahun 2017 sebanyak 5237 jiwa, dan mengalami
berat badan, latihan olahraga, dan diet. Banyak penderita DM yang lebih
terkontrolnya kadar gula darah, akan tetapi hal ini harus diimbangi dengan
4
Latihan jasmani merupakan salah satu dari empat pilar utama
yaitu senam kaki diabetes. Terapi ini dilakukan untuk mengontrol serta
jasmani secara rutin dengan durasi 30-60 menit dengan frekuensi 3-5 kali
sehingga lebih banyak reseptor insulin dan reseptor menjadi lebih aktif yang
Senam kaki diberikan pada penderita DM baik tipe 1, tipe 2 dan tipe
lainnya. Senam kaki juga baik dilakukan sebagai pencegahan dini sejak
B. Rumusan Masalah
masalah yaitu
1. Berapa kadar glukosa darah sebelum dilakukan senam kaki diabetes pada
pasien DM tipe II ?
2. Berapa kadar glukosa darah setelah dilakukan senam kaki diabetes pada
pasien DM tipe II ?
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
2. Manfaat teoritis
Manfaat pada penelitian ini, tentunya hasil penelitian ini dapat digunakan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Konsep DM
a. Pengertian DM
7
keturunan. DM tipe 1 disebabkan oleh adanya peradangan pada sel
Pada usia dewasa, kadar insulin dalam tubuh normal atau tinggi.
gula darah tinggi, juga kadar insulin tinggi atau normal. Keadaan
8
1. Obesitas
3. Kurang olahraga
muda
c. Etiologi
resistensi insulin.
9
1) Infeksi virus
2) Kegemukan
4) Proses menua
5) Stress
d. Patofisiologi DM tipe II
penyusutan fungsi sektorik sel beta. Insulin tidak peka dalam merespon
kelainan khas dini pada diabetes melitus, biasanya terjadi ketika kadar
kadar gula darah puasa telah merapat ke angka 140 mg/dL. (Arisman,
2010)
10
tidak akan mampu menyerap balik glukosa yang tersaring sehingga
dalam darah, dan berdampak lebih buruk pada kinerja sel-sel beta
vital.
11
Pada prinsipnya, bertambahnya keluaran glukosa hati
12
a) Banyak minum
b) Banyak kencing
d) Mudah lelah
jarum
d) Mudah mengantuk
e) Penglihatan kabur
(Hidayat, 2017).
13
f. pemeriksaan penunjang diabetes melitus
1) Pemeriksaan GDS
3) Tes toleransi
Ada 2 jenis faktor resiko terjadinya diabetes melitus, yaitu faktor yang
dapat di ubah dan tidak dapat diubah. Faktor yang dapat diubah yaitu,
1) Kebiasaan merokok
2) Tingkat pendidikan
3) Pekerjaan
4) Aktvitas fisik
5) Komsumsi alkohol
14
1) Jenis kelamin
2) Riwayat keluarga
3) Umur
h. Penatalaksanaan
3) Pengobatan farmakologis
15
Beberapa penelitian membuktikan bahwa latihan fisik mampu
neuropati, gagal ginjal, dan kaki diabetik yang dapat daitandai sebagai
nurlinawati, 2018).
16
Aerobik berasal dari kata aero yang artinya oksigen. Jadi aerobic
musik yang sengaja dibuat hingga muncul keselarasan antara gerakan dan
aerobik bukan hanya senam aerobik, tapi masih bnayk jenis senam seperti
(Muriyati, 2018).
lebih banyak terbuka sehingga lebih banyak tersedia reseptor insulin dan
17
memperkuat otot-otot kecil pada kaki serta mencegah terjadinya kelainan
menggunakan 2 alat utama yaitu koran dan kursi, senam ini dapat
dilakukan dimana saja dan kapan saja, tanpa mengganggu aktivitas lain
(Ratnasari, 2019).
reseptor insulin yang tersedia dan aktif, sehingga glukosa darah dapat
selama 30-60 menit, dengan frekuensi 3-5 kali per minggu dan tidak lebih
18
dari 2 hari berturut-turut tidak melakukan senam (Ruben, Rottie and
Karundeng, 2016).
sebagai berikut.
19
3) Dengan meletakkan salah satu tumit dilantai, angkat telapak kaki
kali.
sebanyak 10 kali.
20
6) Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Lalu gerakkan jari-jari
kaki tersebut dan gerakkan ujung jari-jari kaki ke arah wajah lalu
9) Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat, lalu putar kaki
tersebut seperti bola dengan kedua belah kaki. Lalu buka kembali
21
12) Sebagian koran tersebut di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan
kedua kaki.
kedua kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang
utuh tadi.
B. Kerangka Teori
22
BAB III
A. Kerangka Konsep
2013).
disusunlah pola pikir variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
tipe II
Keterangan :
: Variabel Dependen
: Variabel Independen
23
B. Variabel Penelitian
C. Definisi Konseptual
resistensi insulin dan disfungsi sekresi insulin oleh sel β (Bilous and
Donelly, 2014).
membantu peredaran darah pada bagian kaki. Selain itu senam kaki
D. Definisi Operasional
terdiri dari
24
1. Diabetes melitus tipe II adalah suatu kondisi kronis saat pangkreas
3. Alat ukur yang digunakan yaitu alat ukur gula darah (Glukometer) dan
E. Hipotesis Penelitian
yaitu Ada pengaruh senam kaki terhadap perubahan kadar glukosa darah
25