Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIV

A. Pengkajian
Nama Kepala Keluarga : Tn. R.M
Alamat Lengkap : Desa Bilalang 2 Dusun 5 RT 9
Komposisi Keluarga : Istri Ny. H.P, anak (sdri L.M usia 17 tahun (klien) dan sdra
AAM usia 5 tahun)
Tipe Keluarga : Nuclear Family
Latar Belakang Budaya : Budaya yang diikuti adalah budaya dan adat Bolaang
Mongondow.
Identitas Agama : Islam
Status Kelas Sosial : Masyarakat biasa
Rekreasi Keluarga : Jarang dilakukan

1. Data perkembangan dan sejarah keluarga


Termasuk pada keluarga dengan anak remaja. Perkembangan yang belum terpenuhi
yaitu mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
Riwayat keluarga inti :
a. Ayah : Tn. RM. TB 167 cm, BB 83 kg, SB 36 0C, TD 110/70 mmHg, nadi 80
x/menit, respirasi 18 x/menit tidak ada keluhan saat ini.
b. Ibu : Ny. HP. TB 156 cm, BB 65 kg, SB 36 0C, TD 120/80 mmHg, nadi 80
x/menit, respirasi 16 x/menit tidak ada keluhan saat ini.
c. Anak : Anak pertama Sdri. LM. TB 153 cm, BB 40 kg, SB 380C, TD 100/70
mmHg, nadi 88 x/menit, respirasi 24 x/menit keluhan saat ini batuk,
panas, flu (sudah 3 hari) dan sedang dalam perawatan HIV. Pada bulan
Agustus 2019 baru diketahui menderita HIV dan sudah mendapatkan
terapi di Puskesmas.
d. Anak : Anak kedua Sdra. AAM. TB 96 cm, BB 20 kg, SB 360C, nadi 80 x/menit,
respirasi 20 x/menit tidak ada keluhan saat ini.
e. Riwayat kesehatan dari orang tua ayah menerita DM (ibu dari ayah).
2. Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah adalah rumah permanen, memiliki kamar mandi/wc (kloset
jongkok) SPAL dialirkan ke sungai.
b. Terdapat akses jalan di depan rumah, pengangutan sampah terjangkau.
c. Hubungan tentangga terjalin baik, dan bermukim di komunitas/daerah pedesaan.
Termasuk masyarakat biasa, etnis Mongondow, bahasa sehari hari adalah bahasa
Mongondow dan bahasa Indonesia.
d. Pekerjaan ayah bertani dan pengemudi bentor, pekerjaan Ibu sebagai ibu rumah
tangga.
e. Mereka tinggal di rumah tersebut sudah sekitar 14 tahun, sebelumnya mereka
tinggal di rumah orang tua ayah. Perkumpulan keluarga yang diikuti adalah arisan
keluarga waktu pertemuannya 1 bulan sekali. Ny. HP juga mengikuti Dasa Wisma
Desa Bilalang 2.
f. Sistem pendukung keluarga adalah ibu dari ayah, saudara ibu dari ayah dan
keluarga mempunyai hubungan baik dengan pelayanan faskes di Desa.
3. Data Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi dalam keluarga berjalan baik tetapi klien tidak terbuka tentang
privasinya dan tentang kesehatannya (HIV), klien terbuka setelah beberapa waktu
kemudian kepada orang tuanya.
b. Struktur peran dalam keluarga berjalan sesuai dengan perannya masing masing.
Tidak terdapat konflik.
c. Nilai dalam keluarga sesuai dengan peran masing masing anggota keluarga.
Pengaruh nilai yang dianut dalam kesehatan keluarga sangat dominan, terbukti
dengan Tn. RM sangat peduli dan bersedia melakukan apa saja demi kesehatan
anggota keluarganya.
4. Data Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif.
Fungsi afektif dalam keluarga ini berjalan baik, setiap anggota keluarga saling
respon positif atas kebutuhan dan peran masing masing anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi.
1) Tingkat kedisiplinan dalam keluarga ini relatif kurang ditandai dengan
pergaulan klien yang melebihi batas usia.
2) Bila anggota keluarga melakukan suatu tindakan tidak nampak penghargaan
dan atau hukuman yang diberikan kepada anggota keluarga tersebut.
3) Keluarga memberikan otonomi seutuhnya pada anak pertama dan
ketergantungan pada anak ke-2.
4) Terlihat kasih sayang diantara keluarga.
5) Tidak ada pelatihan perilaku sesuai usia.
c. Fungsi perawatan kesehatan
1) Kemampuan keluarga mengenai masalah kesehatan.
a) Secara umum setiap anggota keluarga mengetahui jika ada diantara
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan, memahami tanda
dan gejala dari gangguan kesehatan yang dialami. Persepsi keluarga jika
ada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan, tidak panik dan
segera mengambil tindakan untuk pengobatan. Untuk menjaga kesehatan
keluarga dalam kehidupan sehari hari menjaga kebersihan rumah dan
halaman, makan makanan yang sehat, memiliki perilaku sehat seperti
mandi minimal 2 kali sehari, menggosok gigi setelah makan dan sebelum
tidur, cuci tangan sebelum makan.
b) Khusus klien Sdri. LM tidak secara langusng terbuka kepada orang tua
kalau menderita HIV. Klien membuka diri setelah beberapa waktu
kemudian. Keluarga belum mengetahui tanda-tanda dan perawatan HIV.
Persepsi keluarga panik, sedih, kecewa tetapi segera mengambil tindakan
untuk pengobatan. Untuk menjaga kesehatan klien keluarga selalu
berkonsultasi dengan tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Klien
bersikap proaktif dalam upaya pengobatan penyakit.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat.
Setiap anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan, kepala keluarga
mengambil keputusan untuk membawa ke fasilitas kesehatan untuk
mendapatkan pengobatan tanpa harus meminta persetujuan anggota keluarga
lain.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan sesuai dengan petunjuk tenaga kesehatan, diantaranya:
a) Keluarga belum mengetahui diet HIV.
b) Sdri. LM belum melakukan diet HIV
c) Sdri. LM melakukan diet HIV setelah mendapat informasi dari tenaga
kesehatan pada saat pemeriksaan.
d) Kepala keluarga bertanggunjawab terhadap belanja kebutuhan keluarga dan
Ny. HP bertanggungjawab dalam mengolah bahan makanan.
e) Dalam pemberian makanan dan jadual makanan bagi anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan, keluarga mengikuti anjuran tenaga
kesehatan.
f) Jumlah jam tidur anggota keluarga bervariasi dan belum memenuhi jam
tidur sesuai perkembangan.
g) Keluarga tidak memiliki kebiasaan berolahraga. Untuk mengerakkan tubuh
yang dilakukan adalah aktifitas harian dalam rumah seperti menyapu,
membersihkan rumah, ke kebun.
h) Keluarga sering mengkonsumsi kopi.
i) Kebiasaan minum obat bagi keluarga jika mengalami masalah kesehatan
adalah mengikuti resep dari tenaga kesehatan. Obat obatan yang diberikan
oleh tenaga kesehatan disimpan di tempat yang tidak dapat dijangkau anak
anak.
j) Kebiasaan yang dilakukan oleh keluarga agar terhindar dari masalah
kesehatan adalah menjaga kebersihan rumah dan halaman, menjaga
kebersihan makanan, makan makanan yang bergizi, menjaga pola tidur.
Jika ada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan maka
perawatan yang dilakukan oleh keluarga sesuai dengan petunjuk tenaga
kesehatan.
k) Dalam kasus tertentu seperti ketika klien belum terbuka tentang penyakit
yang dideritanya (HIV) kepada orang tua, oleh keluarga mengkaitkan
penyakit klien dengan nilai nilai kepercayaan masyarakat.
4) Kemampuan keluarga memodifiksi lingkungan yang sehat.
a) Lingkungan fisik.
Kondisi rumah baik dari segi pencahayaan, pertukaran udara cukup baik,
pengaturan meubelair dan perabotan rapi.
b) Lingkungan psikologis.
Keharmonisan dalam keluarga baik, kebutuhan pribadi setiap anggota
keluarga dipenuhi oleh kepala keluarga dengan tetap menjaga hal hal yang
sifatnya privasi pada masing-masing angota keluarga.
5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.
a) Keluarga sangat memanfaatkan layanan fasilitas keseahatan.
b) Layanan kesehatan mudah dijangkau oleh keluarga baik itu Poskesdes dan
atau Puskesmas.
c) Keluarga menggunakan BPJS dalam layanan kesehatan
d) Keluarga menggunakan motor darat sebagai alat transportasi ke fasilitas
layanan kesehatan
e) Belum ada masalah yang ditemukan selama keluarga memanfaatkan
fasilitas layanan kesehatan.
d. Fungsi ekonomi
1) Dalam pemenuhan kebutuhan keluarga, kepala keluarga berkebun dan
mengemudi bentor.
2) Jumlah penghasilan antara Rp. 1.000.000 – 3.000.000 dan jumlah pengeluaran
juga diantara Rp. 1.000.000 – 3.000.000
3) Agar kebutuhan dapat tercukupi, keluarga mengelola pendapatan dengan
hemat dan belanja sesuai yang dibutuhkan.
e. Fungsi reproduksi.
Keluarga memiliki dua orang anak. Keluarga mengikuti program keluarga
berencana. Tidak terjadi disfungsi reproduksi.
5. Data Koping Keluarga
a. Koping internal.
1) Terdapat perbedaan koping dalam keluarga. Klien Sdri. LM bertahan dengan
carannya sendiri.
2) Tingkat stresor meningkat jika kebutuhan ekonomi belum terpenuhi
dibandingkan dengan kebutuhan sosial. Dalam mengatasi tingkat stresor ini
kepala keluarga selalu bersikap realitas dengan kondisi dan kebutuhan
keluarga, menerapkan musyawarah dalam keluarga untuk memecahkan
masalah keluarga.
b. Koping eksternal.
1) Kepala keluarga selalu mencari informasi melalui teman atau masyarakat
dilingkungan sekitar yang berhubungan dengan pekerjaan tambahan untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi.
2) Kepala keluarga selalu berhubungan baik dengan keluarga besar dalam
menopang kebutuhan kebutuhan ekonomi.
B. Analisi Data
No Data Etiologi Masalah
1 Data Subjektif : Ketidakmampuan Risiko infeksi pada
 Sdri LM menderita HIV sejak keluarga dalam sdri. LM keluarga
bulan Agustus 2019. merawat anggota Tn. RM
 Sdri LM mengeluh panas, batuk keluarga yang
dan flu sudah 3 hari. menderita HIV
 Keluarga tidak mengetahui tanda
tanda dan perawatan HIV
 Keluarga tidak pernah mendapat
informasi akurat tentang HIV
 Keluarga belum mengetahui diet
HIV
 Sdri. LM belum menjalankan diet
HIV
 Keluarga mengetahui diet HIV
dari tenaga medis setelah
melakukan pemerksaan yaitu
kurangi makanan yang
mengandung lemak.
 Berat badan sdri. LM mengalmi
penurunan.
2 Data Objektif :
TB 153 cm
BB 40 kg
SB 380C
TD 100/70 mmHg
Nadi 88 x/menit
Respirasi 24 x/menit

C.

Anda mungkin juga menyukai