Anda di halaman 1dari 7

Paper Tugas Besar Pengauditan Lanjutan 2

Oleh:

Anggun Mita Tri Kusumawardani

55519120027

Profil Perusahaan

PT. Bekasi Asri Pemula Jakarta, Tbk, perusahaan mulai melakukan kegiatan
komersial sejak tahun 2004 dan kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan sampai
dengan saat ini adalah real estat. Perusahaan mengelola proyek perumahan Taman
Alamanda yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat. Perusahaan berdomisili di Jakarta
dengan kantor pusatnya beralamat di Gedung Tomang Tol Lantai 2, Jalan Arjuna No. 1,
Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat.

Pada tanggal 19 Desember 2007, Perusahaan memperoleh Pernyataan Efektif


dari Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.S-6498/BL/2007 untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana atas 150.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100 per
saham, dengan harga penawaran sebesar Rp150 per saham. Pada tanggal 14 Januari
2008, seluruh saham ini telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Selisih lebih antara
harga penawaran saham dengan nilai nominal per saham setelah memperhitungkan
biaya penerbitan saham dicatat sebagai “Tambahan Modal Disetor” yang disajikan
sebagai bagian dari ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian

Analisis

The Risk Of Fraud

Risiko audit adalah risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi
pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung
salah saji material.

1. Risiko bawaan (Inherent risk) merupakan kerentanan asersi terhadap salah saji
(misstatement) yang material, dengan mengasumsikan bahwa tidak ada

1
pengendalian yang berhubungan. Risiko salah saji (misstatement) seperti itu
lebih besar dalam beberapa asersi laporan keuangan dan saldo-saldo atau
pengelompokan yang berhubungan daripada yang lainnya. Risiko ini
dipertimbangkan pada tahap perencanaan audit. Sebagai contoh, perhitungan
yang rumit lebih mungkin disajikan salah jika dibandingkan dengan perhitungan
yang sederhana. Akun yang terdiri dari jumlah yang berasal estimasi akuntansi
cenderung mengandung risiko lebih besar dibandingkan dengan akun yang
sifatnya relatif rutin dan berisi data berupa fakta. Dalam perusahaan ini
disebutkan menurut saya yakni akun pinjaman yang diterima pada awalnya
diukur pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara
langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh liabilitas keuangan
tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
2. Risiko Pengendalian (Control Risk) merupakan risiko bahwa suatu salah saji
yang material yang akan terjadi dalam asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi
secara tepat waktu oleh pengendalian perusahaan. Risiko ini merupakan fungsi
keefektifan perancangan dan operasi pengendalian internal dalam mencapai
tujuan entitas yang relevan untuk menyusun laporan keuangan entitas. Beberapa
risiko pengendalian akan selalu ada karena keterbatasan yang melekat pada
pengendalian internal. Dalam perusahaan ini keterbatasan yang melekat ialah
pengendalian pada kredit perumahan oleh konsumen. Karena hal tersebut
sudah menjadi risiko perusahaan.
3. Risiko Deteksi (Detection Risk) merupakan risiko bahwa auditor tidak dapat
mendeteksi salah saji yang material dalam suatu perusahaan. Risiko ini
merupakan fungsi keefektifan prosedur audit dan aplikasinya oleh auditor. Hal ini
sebagian muncul dari ketidakpastian yang ada ketika auditor tidak memeriksa
semua saldo akun atau kelompok transaksi untuk mengumpulkan bukti tentang
asersi lainnya. Saldo akun akun yang mungkin salah deteksi ialah kas dan setara
kas, piutang usaha pihak ketiga, piutang non-usaha, pihak ketiga aset real
estate, uang muka dan biaya dibayar dimuka, pajak dibayar dimuka piutang non-
usaha pihak berelasi, aset tetap - setelah dikurangi akumulasi, penyusutan

2
sebesar, uang muka jangka panjang aset lain-lain, utang bank jangka pendek
utang kontraktor biaya yang masih harus dibayar, utang pajak uang muka
diterima tempo dalam satu tahun, utang bank, utang pembiayaan konsumen,
liabilitas imbalan kerja karyawan, utang bank jangka panjang, modal saham,
modal dasar, modal ditempatkan dan disetor penuh,tambahan modal disetor
penghasilan komprehensif lain.

Internal Control

Prinsip pengendalian internal COSO:


1. Lingkungan pengendalian adalah rangkaian standar, proses dan struktur
yang menjadi dasar dalam penyelenggaraan pengendalian intern di
seluruh organisasi. Dewan pengawas dan manajemen puncak
menciptakan irama pada level tertinggi organisasi mengenai pentingnya
pengendalian intern dan standar perilaku yang diharapkan. Sub-
komponen lingkungan pengendalian mencakup integritas dan nilai etika
yang dianut organisasi; parameter-parameter yang menjadikan dewan
pengawas mampu melaksanakan tanggung jawab tata kelola; struktur
organisasi serta pembagian wewenang dan tanggung jawab (dalam
perusahaan ini terjadi penggantian dewan komite pada tahun 2007);
proses untuk merekrut, mengembangkan, dan mempertahankan individu
yang kompeten; serta kejelasan ukuran kinerja, insentif, dan imbalan
untuk mendorong akuntabilitas kinerja. Lingkungan pengendalian yang
dihasilkan akan berdampak luas terhadap sistem pengendalian intern
secara keseluruhan.
2. Penilaian risiko. Auditor memperoleh pengetahuan tentang proses
penilaian risiko manajemen dengan menentukan bagaimana manajemen
mengeidentifikasi risiko yang relevan pada pelaporan keuangan PT.
Bekasi Asri Pemula Jakarta, Tbk, mengevaluasi kepentingan mereka dan
kemungkinan terjadinya dan memutuskan tindakan yang diperlukan untuk
menangani risiko itu.

3
3. Aktivitas Pengendalian adalah kebijakan dan prosedur, sebagai tambahan
untuk yang termasuk dalam empat komponen lain, yang membantu
memastikan bahwa tindakan yang perlu
(1) Pemisahan kewajiban yang memadai;
Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan dari penjualan real estate diakui dengan metode sebagai
berikut:
(i) Pendapatan dari penjualan bangunan rumah dan bangunan sejenis
lainnya beserta kavling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full
accrual method) apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:
1. Proses penjualan telah selesai;
2. Harga jual akan tertagih;
3. Tagihan penjual tidak akan bersifat sub-ordinasi di masa yang akan
datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan
4. Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit
bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi
adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara
signifikan dengan unit bangunan tersebut.
(ii) Pendapatan dari penjualan kavling tanah tanpa bangunan yang tidak
memerlukan keterlibatan penjual dalam pendirian pembangunan diakui
dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila seluruh kriteria
berikut terpenuhi:
1. Jumlah pembayaran oleh pembeli paling sedikit 20% dari harga jual
yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh
pembeli;
2. Harga jual akan tertagih;
3. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang
akan diperoleh pembeli;
4. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak
berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual; dan

4
5. Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan
penjual dalam pendirian bangunan di atas kavling tersebut.
(iii) Pendapatan dari penjualan dari penjualan bangunan pasar yang
belum selesai pembangunannya diakui dengan metode persentase
penyelesaian (percentage of completion method) apabila seluruh kriteria
berikut terpenuhi:
1. Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu pondasi bangunan
telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah
terpenuhi;
2. Jumlah pembayaran oleh pembeli paling sedikit 20% dari harga jual
yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali
oleh pembeli; dan
3. Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat
diestimasi dengan andal.
(iv) Pendapatan sewa yang timbul dari sewa operasi dicatat dengan
metode garis lurus selama masa sewa dan diakui dalam pendapatan
sesuai dengan sifat operasinya.
(2) Otorisasi yang sesuai dari transaksi dan aktivitas;
(3) Dokumen dan catatan yang memadai;
(4) Pengendalian fisik atas aset dan catatan
Daftar Aset:
 Kendaraan
 Peralatan proyek
 Peralatan kantor
 Peralatan kantor pemasaran.
4. Informasi dan Komunikasi. Manajemen harus memperoleh, menghasilkan, dan
menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas, baik dari sumber internal
maupun eksternal. Hal tersebut diperlukan agar komponen pengendalian intern
yang lain berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. Sementara itu,
komunikasi merupakan proses berulang (iterative) dan berkelanjutan untuk
memperoleh, membagikan dan menyediakan informasi. Komunikasi internal

5
harus menjadi sarana diseminasi informasi di dalam organisasi, baik dari atas ke
bawah, dari bawah ke atas, maupun lintas fungsi.
5. Pengawasan. Suatu kendali utama yang tersedia dalam perusahaan kecil adalah
pengetahuan dan perhatain dari puncak operasi, yang sering merupakan
manajer-pemilik. Suatu kepentingan pribadi dalam organisasi dan hubungan erat
dengan personil membuat evaluasi yang saksama atas kompetensi karyawan
dan efektivitas dari keseluruhan sistem yang mungkin.

Auditor memperoleh informasi tentang pengendalian internal dan menggunakan


informasi itu sebagai dasar perencanaan audit.

Profesional Liability

 Integritas
Setiap auditor harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan profesional dan
hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya. Auditor harus menjaga
integritasnya dalam menjalin kerjasama dengan PT. Bekasi Asri Panula, Tbk.
 Objektivitas
Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur
secara intelektual, tidak berprasangka, serta bebas dari benturan kepentingan
atau dibawah pengaruh pihak lain. Seorang anggota harus memelihara
objektivitas dan bebas dari konflik kepentingan dalam menunaikan tanggung
jawab profesional. Seorang anggota dalam praktik publik seharusnya menjaga
independensi dalam fakta dan penampilan saat memberikan jasa auditing dan
atestasi lainnya
 Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Seorang anggota profesi harus selalu mengikuti standar-standar etika dan teknis
profesi terdorong untuk secara terus menerus mengembangkan kompetensi dan
kualitas jasa, dan menunaikan tanggung jawab profesional sampai tingkat
tertinggi kemampuan anggota yang bersangkutan. Kehati-hatian ini juga
berdampak pada opini yang auditor buat.

6
 Kerahasiaan
Seorang akuntan profesional harus menghormati kerahasiaan informasi yang
diperolehnya sebagai hasil dari hubungan profesional dan bisnis serta tidak
boleh mengungapkan informasi apa pun kepada pihak ketiga tanpa izin yang
benar dan spesifik, kecuali terdapat kewajiban hukum atau terdapat hak
profesional untuk mengungkapkannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan
setelah hubungan antara anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.
 Perilaku Profesional

Seorang auditor profesional harus patuh pada hukum dan perundang-undangan


yang relevan dan harus menghindari tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi.

Anda mungkin juga menyukai