Tempat :
Aang Hidayat K
3211128
Mengetahui,
II. ANAK
A. Pengertian Anak
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak
merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi
(0-1 tahun) usia bermain/toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5), usia
sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun). Rentang ini berada
antara anak satu dengan yang lain mengingat latar belakang anak berbeda.
Pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan
yaitu rentang cepat dan lambat.
Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep
diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik adalah semua anak tidak
mungkin pertumbuhan fisik yang sama akan tetapi mempunyai perbedaan
dan pertumbuhannya. Demikian juga halnya perkembangan kognitif juga
mengalami perkembangan yang tidak sama. Hal tersebut juga dapat
dipengaruhi oleh latar belakang anak. Perkembangan konsep diri ini sudah
ada sejak bayi, akan tetapi belum terbentuk secara sempurna dan akan
mengalami perkembangan seiring dengan pertambahan usia pada anak.
Demikian juga pola koping yang dimiliki anak hampir sama dengan
konsep diri yang dimiliki anak. Bahwa pola koping pada anak juga sudah
terbentuk mulai bayi, hal ini dapat kita lihat pada saat bayi anak menangis.
Salah satu pola koping yang dimiliki anak adalah menangis seperti
bagaimana anak lapar, tidak sesuai dengan keinginannya, dan lain
sebagainya. Kemudian perilaku sosial pada anak juga mengalami
perkembangan yang terbentuk mulai bayi. Pada masa bayi perilaku social
pada anak sudah dapat dilihat seperti bagaimana anak mau diajak orang
lain, dengan orang banyak dengan menunjukkan keceriaan. Hal tersebut
sudah mulai menunjukkan terbentuknya perilaku social yang seiring
dengan perkembangan usia. Perubahan perilaku social juga dapat berubah
sesuai dengan lingkungan yang ada, seperti bagaimana anak sudah mau
bermain dengan kelompoknya yaitu anak-anak (Azis, 2005).
c. Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu
nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan
beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan
berperan.infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi
seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan
terhadap serotipe jenis yang lainnya (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000).
d. Host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan
mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih
mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus
dengue tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika
seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu
mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dengan pula
terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue huntuk pertama kalinya
jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta.
(Soedarto, 1990)
3. PATOFISIOLOGI
Infeksi Virus Dengue Perbanyak diri di hepar
PGE2 Hipotalamus Dilepaskan C3a dan C5a (peptida) Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
Melepaskan histamin
Hipovolemia
pembuluh darah
Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus hanya dapat hidup
dalam sel yang hidup, sehingga harus bersaing dengan sel manusia terutama dalam
kebutuhan protein. Persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan tubuh
manusia.sebagai reaksi terhadap infeksi terjadi (1) aktivasi sistem komplemen
sehingga dikeluarkan zat anafilaktosin yang menyebabkan peningkatan permiabilitas
kapiler sehingga terjadi perembesan plasma dari ruang intravaskular ke
ekstravaskular, (2) agregasi trombosit menurun, apabila kelainan ini berlanjut akan
menyebabkan kelainan fungsi trombosit sebagai akibatnya akan terjadi mobilisasi sel
trombosit muda dari sumsum tulang dan (3) kerusakan sel endotel pembuluh darah
akan merangsang atau mengaktivasi faktor pembekuan.
Ketiga faktor tersebut akan menyebabkan (1) peningkatan permiabilitas kapiler; (2)
kelainan hemostasis, yang disebabkan oleh vaskulopati; trombositopenia; dan
kuagulopati (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000).
4. Manifestasi KLINIS infeksi virus dengue
a. Demam
Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 – 7 hari kemudian turun
menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung demam,
gejala – gejala klinik yang tidak spesifik misalnya anoreksia. Nyeri punggung ,
nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyetainya.
(Soedarto, 1990 ).
b. Perdarahan
Perdaran biasanya terjadi pada hari ke 2 dan 3 dari demam dan umumnya terjadi
pada kulit dan dapat berupa uji tocniguet yang positif mudah terjadi perdarahan
pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura. ( Soedarto, 1990). Perdarahan ringan
hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan
haematemesis. (Nelson, 1993). Perdarahan gastrointestinat biasanya di dahului
dengan nyeri perut yang hebat. (Ngastiyah, 1995).
c. Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak yang
kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati
teraba kenyal harus di perhatikan kemungkinan akan tejadi renjatan pada penderita .
(Soederita, 1995).
d. Renjatan (Syok)
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai
dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung
hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada
masa demam maka biasanya menunjukan prognosis yang buruk. (soedarto ; 1990).
5. KLASIFIKASI DHF
Derajat I
Panas 2 – 7 hari , gejala umumtidak khas, uji taniquet hasilnya positif
Derajat II
Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala – gejala pendarahan
spontan seperti petekia, ekimosa, epimosa, epistaksis, haematemesis,
melena, perdarahan gusi telinga dan sebagainya.
Derajat III
Penderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti
nadi lemah dan cepat (> 120 / menit) tekanan nadi sempit (< 20 mmHg)
tekanan darah menurun (120 / 80 mmHg) sampai tekanan sistolik
dibawah 80 mmHg.
Derajat IV
Nadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur (denyut jantung > - 140
mmHg) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
a. Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7
hari, Uji tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
b. Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan
spontan seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan
gusi.
c. Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan
cepat (>120x/mnt ) tekanan nadi sempit ( 120 mmHg ), tekanan darah
menurun, (120/80 120/100 120/110 90/70 80/70 80/0
0/0 )
d. Derajat IV
Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teatur (denyut jantung
140x/mnt) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak
biru.
Apabila titer HI pada fase akut > 1/1280 maka kadang titernya dalam
stadium rekonvalensi tidak naik lagi. (UPF IKA, 1994)
Pada renjatan yang berat maka diperiksa : Hb, PCV berulangkali (setiap jam
atau 4-6 jam apabila sudah menunjukan tanda perbaikan) faal haemostasis
x-foto dada, elektro kardio gram, kreatinin serum.
Klinis:
- Demam tinggi dengan mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari.
- Menifestasi perdarahan petikie, melena, hematemesis (test rumple leed).
- Pembesaran hepar.
- Syock yang ditandai dengan nadi lemah, cepat, tekanan darah menurun,
akral dingin dan sianosis, dan gelisah.
Laboratorium:
- Trombositopenia (< 100.000/ uL) dan terjadi hemokonsentrasi lebih dari
20%.
8. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
Pemberantasan Dengue Haemoragic Fever (DHF) seperti juga penyakit
menular laibn didasarkan atas meutusan rantai penularan, terdiri dari virus,
aedes dan manusia. Karena sampai saat ini belum terdapat vaksin yang efektif
terdapat virus itu maka pemberantasan ditujukan pada manusia terutama pada
vektornya. (Soemarmo, 1998)
Indikasi rawat tinggal pada dugaan infeksi virus dengue (UPF IKA, 1994 )
yaitu: Panas 1-2 hari disertai dehidrasi (karena panas, muntah, masukan
kurang) atau kejang–kejang.
Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati uji torniquet
positif/negatif, kesakitan, Hb dan Ht/PCV meningkat, Panas disertai
perdarahan, Panas disertai renjatan.
Grade I dan II
Hiperpireksia (suhu 400C atau lebih) diatasi dengan antipiretika dan “surface
cooling”. Antipiretik yang dapat diberikan ialah golongan asetaminofen,asetosal
tidak boleh diberikan
Umur 6 – 12 bulan : 60 mg / kaji, 4 kali sehari
Terapi cairan
1) infus cairan ringer laktat dengan dosis 75 ml / kg BB / hari untuk anak
dengan BB < 10 kg atau 50 ml / kg BB / hari untuk anak dengan BB < 10 10
kg bersama – sama di berikan minuman oralit, air bauh susu secukupnya
2) Untuk kasus yang menunjukan gejala dehidrasi disarankan minum sebanyak
– banyaknya dan sesering mungkin.
3) Apabila anak tidak suka minum sama sekali sebaiknya jumlah cairan infus
yang harus diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan penderita dalam kurun
waktu 24 jam yang diestimasikan sebagai berikut :
100 ml/Kg BB/24 jam, untuk anak dengan BB < 25 Kg
75 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 26-30 kg
60 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 31-40 kg
50 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 41-50 kg
Obat-obatan lain : antibiotika apabila ada infeksi lain,
antipiretik untuk anti panas, darah 15 cc/kgBB/hari perdarahan
hebat.
Dengan Renjatan ;
Grade III
DX. KEPERAWATAN
1. Gangguan kesehatan : sus. Febris pada An. W b/d KMK mengenal adanya masalah kesehatan anggota keluarga dengan DB
2. Resiko munculnya penyakit yang disebabkan karena lingkungan rumah yang kurang terpelihara b/d KMK untuk memelihara
lingkungan rumah yang dapat menunjang kesehatan.
TUJUAN KRITERIA EVALUASI R. INTERVENSI
No. Dx
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDARD
1. Gangguan kesehatan Setelah dilakukan Setelah 30 menit
: sus. Febris pada tindakan keperawatan: pertemuan, keluarga
An. W b/d KMK keluarga dapat dapat :
mengenal adanya mengetahui tentang Menyebutkan Keluarga AT : < Bantu
masalah kesehatan DB pengertian DB mampu menyebutkan 5.000 klien untuk
anggota keluarga pengertian DB mengidentifikasi
dengan DB pengertian DB
Mengidentifika Keluarga Tanda Bantu klien
si tanda dan gejala DB mampu dan gejala mengidentifikasi
mengidentifikasi hipertensi , a.l : tanda dan gejala DB
tanda dan gejala DB - Le
mas, pusing,
peningkatan suhu
tubuh
Mengetahui Keluarga Keluarga Bantu klien untuk
penyebb DB mampu dapat menyebutkan mengidentifikasi
mengidentifikasi : pengetahuan DB
penyebab DB - umur
- obesita
- meriko
- gaya hidup
TUJUAN KRITERIA EVALUASI R. INTERVENSI
No. Dx
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDARD
2. Resiko munculnya Setelah dilakukan Setelah dilakukan
penyakit yang tindakan keperawatan, pendidikan kesehatan
disebabkan karena keluarga dapat selama 20 menit, keluarga
lingkungan rumah memelihara dapat :
yang kurang lingkungan rumah Mengidentifik Keluarga Keluarga Bantu klien
terpelihara b/d KMK yang dapat menunjang asi tempat di sekitar dapat menyebutkan dapat mengidentifikasi
untuk memelihara kesehatan rumah yang kurang tempat disekitar menyebutkan : tempat di sekitar
lingkungan rumah memenuhi kriteria rumah yang kurang ventilasi kurang, rumah yang kurang
yang dapat kesehatan sehat keadaan rumah memenuhi
menunjang lembab. kesehatan.
kesehatan
Menyebutkan Keluarga dapat Keluarga Bantuk
akibat yang terjadi jika menyebutkan akibat dapat menyebutkan klien
lingkungan rumah yang terjadi jika akibat lingkungan mengidentifikasi
kurang sehat lingkungan lembab kurang sehat : akibat yang terjadi
dan kurang ventilasi - DB jika lingkungan
- Gan rumah kurang sehat
gguan pernafasan
- Diar
e
- DB
D
- ISP
A
- Asm
a
No. Dx Tujuan Khusus Tanggal Implementasi Evaluasi
1. Gangguan kesehatan : Setelah dilakukan 14/11-06 - Mengkaji S : Keluarga mengatakan:
sus. Febris pada An. pendidikan kesehatan pengetahuan klien dan keluarga - Tahu tentang
W b/d KMK mengenal selama 30 menit keluarga tentang penyakit DB hipertensi, tetapi tidak mampu
adanya masalah dapat : - Menjelaskan menyebutkan secara lisan
kesehatan anggota - Menyebut pengertian hipertensi - Mengetahui tanda-
keluarga dengan DB kan pengertian DB - Menjelaskan tanda tanda penderita DB
- Menyebuk dan gejala DB
tan tanda dan gejala - Menginformasikan O : Keluarga mampu menyebutkan 3
DB pada klien dan keluarga tentang dari 6 tanda dan gejala DB
- Mengetah komplikasi (bahaya) yang dapat
ui penyebab DB muncul pada penderita DB A : Masalah teratasi kurang
- Menyebut - Menjelaskan pada optimal
kan komplikasi DB keluarga cara perawatan pasien DB
- Mengetah P : Validasi untuk pertemuan
ui cara-cara perawatan selanjutnya
pada penderitaDB
Resiko munculnya Setelah dilakukan penkes 19/11-06 - Beri motivasi pada keluarga untuk S : Klien mengatakan :
penyakit yang selama 20 menit, keluarga memberikan diit pada an. W sesuai - Pintu jarang dibuka, karena di
disebabkan karena dapat : kebutuhan nutrisinya dan kondisi rumah hanya yang lain sibuk
lingkungan rumah - Mengident sakitnya bekerja
2. yang kurang ifikasi tempat di sekitar O:
terpelihara b/d KMK rumah yang kurang A : Tujuan belum tercapai, pola
untuk memelihara memenuhi kriteria makan Bp. P masih sama
lingkungan rumah kesehatan.
yang dapat menunajgn - Menyebut P : Motivasi keluarga untuk :
kesehatan kan akibat yang terjadi - Memperhatikan diit Bp P
jika lingkungan rumah - Membuka pintu dan jendela
kurang sehat setiap kali ada di rumah, agar
- Menentuk lingkungan rumah tidak lembab.
an keputusan tindakan
yang harus dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif & Suprohaita. (2000). Kapita Slekta Kedokteran Jilid II. Fakultas
Kedokteran UI : Media Aescullapius. Jakarta.