Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kami
kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon pemakluman bila
isi makalah ini ada kekurangan dan tulisan yang kami buat kurang tepat atau
menyinggung perasaan pembaca, serta kritik dan saran dari pembaca sangatlah
diharapkan, atas kritik dan saran kami ucapan banyak terima kasih.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga Allah Swt memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan
mamfaat.
i
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
akan bisa terlepas dari kehidupan orang lain. Manusia tidak akan bisa
yang membuatkan makanannya atau paling tidak yang membuat bahan untuk
manusia lainnya.
Salah satu peran yang paling penting dalam kehidupan manusia adalah
transaksi jual beli. Kegiatan jual beli ini pada umumnya telah dilakukan sejak
dahulu kala dengan berbagai macam sistem mulai dari barter, uang komoditas
Ini adalah era dimana uang kertas yang biasa dipegang dalam genggaman
tangan ataupun dalam saku tidak lagi terasa karena mereka telah berubah
1
menjadi bentuk digital. Maka alat pembayaran sekarang menjadi e-
Terlepas dari dinamika yang terjadi pada transaksi jual beli baik dari
adalah apakah jual beli yang sekarang sudah sesuai dengan syariat Islam. Pada
kali ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang jual beli dalam Islam.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
yaitu secara bahasa dan secara istilah. Secara bahasa, jual beli berasal dari
Ada juga yang mengartikan sebagai aktivitas menukar harta dengan harta.
arti depa. Mengapa depa? Karena pada saat itu orang arab mengulurkan
depa mereka saat melakukan transaksi jual beli yang kemudian diiringi
kepemilikian (taqabudh).
Adapun secara istilah, jual beli dalam Islam adalah transaksi tukar
beserta akad yang benar baik yang dilakukan dengan cara verbal/ucapan
3
Selain itu, bila merujuk pada kitab fiqhus sunnah yang ditulis oleh
ulama Sayyid Sabiq maka pengertian jual beli dalam Islam menjadi
sebuah transaksi tukar menukar harta yang dilakukan suka sama suka atau
bisa juga disebut proses memindahkan hak kepemilikan kepada pihak lain
syariah.
Apa saja yang termasuk di dalam koridor syariah? Paling tidak ada dua
hal yang harus diperhatikan agar jual beli termasuk dalam koridor syariah
Syarat jual beli dalam Islam mengikut pada rukun yang disertakan
diperhatikan diantaranya berakal dan dua orang yang berbeda. Jual beli
yang dilakukan oleh orang yang tidak waras maka jual beli itu tidak sah.
diantaranya,:
4
3. Dimiliki sendiri oleh penjual, tidak diperkenankan menjual barang
syarat jual beli pada umumnya. Adapun jual beli saat ini yang berlangsung
pada dunia online akan ada bahasannya pada sub bab berikutnya.
Terakhir, terkait dengan nilai uang/nilai tukar barang yang dijual maka
2. Dapat diserahterimakan/dipindahkan,
3. Ada manfaatnya,
5
B. Ayat Al-Qur’an tentang jual beli dan terjemahannya
Terjemah Arti:
dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu
terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya
Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-
6
C. Tafsir mufradat qur’an surah al-baqarah ayat 275
7
D. Tafsir ayat al-qur’an tentang jual beli
berdiri dari kuburnya kelak pada hari kiamat kecuali seperti berdirinya orang
memakan harta riba. Mereka tidak membedakan antara riba dengan hasil jual-
beli itu seperti riba dalam hal kehalalannya. Karena keduanya sama-sama
yang umum dan khusus. Dan Allah mengharamkan riba karena di dalamnya
terdapat kezaliman dan tindakan memakan harta orang lain secara batil tanpa
8
imbalan apapun. Maka barangsiapa menerima nasihat dari Rabbnya yang
berisi larangan dan peringatan terhadap riba, lalu ia berhenti memungut riba
dan bertaubat kepada Allah dari perbuatan itu, maka ia boleh memiliki harta
riba yang telah diambilnya di masa lalu tanpa dosa, dan urusan masa
mengambil riba setelah ia mendengar adanya larangan dari Allah dan ia telah
mengetahui hujjah yang nyata, maka ia pantas masuk neraka dan kekal di
menghalalkan memakan riba itu, atau maksudnya adalah tinggal di sana dalam
jual beli itu sama dengan riba, “qalu innama al-bai’u mitslu ar-riba.” sekilas
praktik jual beli itu sama dengan riba memang hampir mirip karena sama-
sama adanya tambahan (ziyadah) yaitu nilai lebih pada pokoknya. Hanya saja,
jual beli disebut margin dalam pertukaran barang dengan uang. Sedangkan
riba adalah kelebihan dari pokok pinjaman uang atau nilai lebih dari
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, “wa ahalla allah al-bai’a
waharrama ar-riba.” dengan pengertian bahwa pada jual beli ada pertukaran
atau pergantian yang seimbang yaitu barang dari pihak penjual kepada
9
pembeli. Sedangkan pada riba tidak ada penyeimbangan langsung kecuali
Sebagaimana dengan ayat-ayat yang lain, Allah memberikan solusi dari setiap
solusi minuman madu pada ayat yang lain. Pada ayat ini, larangan Allah
langsung disertai dengan solusinya yaitu larangan riba diberikan solusi jual
juga tentang proses jual beli dalam hak pilih (khiyar) yaitu hadis dari
Abdullah bin Umat ra, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda, “jika dua orang
hak, atau salah seorang diantara keduanya memberi pilihan kepada yang lain”.
kepada yang lain, lalu keduanya menetapkan jual beli atas dasar pilihan itu,
riba dihentikan karena orang-orang yang suka terlibat dengan transaksi riba
akan masuk ke dalam neraka, “waman ‘ada fa’ula’ika ashhabu an-nari hum
fiha khaliduna”. Sekali lagi, sebagai ganti riba supaya tidak termasuk dalam
10
b. Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, Di Bawah Pengawasan
Syaikh Dr. Shalih Bin Abdullah Bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
modal pokok), mereka itu tidaklah bangkit berdiri di akhirat kelak dari kubur-
setan karena penyakit gila. Hal itu karena sesungguhnya mereka mengatakan,
“Sesungguhnya jual beli itu sama dengan praktek ribawi dalam kehalalan
jual beli dan mengharamkan transaksi ribawi, karena dalam jual beli terdapat
manfaat bagi orang-orang secara individual dan masyarakat, dan karena dalam
hilangnya harta dan kehancuran. Maka siapa saja yang telah sampai padanya
keuntungan yang telah berlalu sebelum ketetapan pengaraman. Tidak ada dosa
atas dirinya padanya. Dan urusannya dikembalikan kepada Allah terkait apa
yang akan terjadi pada dirinya pada masa yang akan datang. Apabila dia
tentang itu, maka sungguh dia pantas memperoleh siksaan dan hujjah telah
11
tegak nyata di hadapannya. Oleh sebab itu, Allah berfirman, “Maka mereka
harta pokok, tidak bangkit dari kubur mereka diakhirat kecuali seperti
karena tekanan penyakit gila. Hal itu karena mereka berkata, "Sesungguhnya
jual beli itu tidak lain kecuali sama dengan riba." Yakni kedua-duanya halal
Dia menjelaskan bahwa Dia menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba,
karena jual beli mengandung manfaat bagi pribadi dan masyarakat dan karena
yang telah mengetahui larangan riba dari Allah lalu dia menghentikannya,
maka untuknya apa yang telah berlalu sebelum dia mengetahui larangan, tidak
ada dosa atasnya, sedangkan perkaranya yang akan datang kembali kepada
Allah. Bila ia tetap teguh diatas taubatnya, maka Allah tidak akan menyia-
nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. Namun siapa yang kembali
kepada riba lalu dia tetap melakukannya padahal dia telah mengetahui
12
d. Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI
dengan mengambil atau menerima kelebihan atas modal dari orang yang
pikiran dan hati mereka selalu tertuju pada materi dan penambahannya. Itu
dibangkitkan dari kubur dalam keadaan sempoyongan, tidak tau arah yang
akan mereka tujudan akan mendapatkan azab yang pedih. Yang demikian itu
karena mereka berkata dengan bodohnya bahwa jual beli sama dengan riba
Mereka beranggapan seperti itu, padahal Allah telah menghalalkan jual beli
sangat merugikan salah satu pihak. Barang siapa mendapat peringatan dari
Tuhannya, setelah sebelumnya dia melakukan transaksi riba, lalu berhenti dan
tidak melakukannya lagi, maka apa yang diperolehnya dahulu sebelum datang
larangan menjadi miliknya, yakni riba yang sudah diambil atau diterima
13
sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan, dan urusannya kembali
kepada Allah. Barang siapa yang mengulangi transaksi riba setelah peringatan
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ayat yang melarang riba ini bila disimak lebih jauh mengandung banyak
tidak ada larangan syar`i di dalamnya. Jual beli sendiri memiliki arti memiliki
harta dengan harta melalui ijab qabul dengan keridhaan keduanya. Jual beli
B.
15
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka Pelajar
Referensi: https://tafsirweb.com/1041-quran-surat-al-baqarah-ayat-275.html
https://qazwa.id/blog/jual-beli-dalam-islam/
https://www.sakaran.com/2018/11/terjemah-per-kata-al-baqarah-ayat-
274.html
16