Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Lansia adalah manusia yang berumur di atas usia 60 tahun dan merupakan
suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang,
terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun (Wijayanti, 2008). Pada lanjut usia terjadi
kemunduran sel-sel karena proses penuaan yang dapat berakibat pada kelemahan
organ, kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam penyakit terutama penyakit
degeneratif. Hal ini akan menimbulkan masalah kesehatan, sosial, ekonomi dan
psikologis (Depkes, 2008).
Individu yang memasuki masa lansia sering dianggap sebagai individu yang tuna
karya (tidak dibutuhkan lagi tenaga dan pikirannya). Anggapan semacam ini membuat
individu tidak bisa lagi menikmati masa lansia dengan hidup santai dan ikhlas. Ketakutan
menghadapi masa lansia, membuat banyak individu mengalami problem serius baik dari
sisi kejiwaan maupun fisik. Muncullah perasaaan sedih, takut, cemas, putus asa,
bingung, yang semuanya jelas mengganggu fungsi fungsi kejiwaan dan organiknya.
Gejala gejala itu semua jika muncul pada individu yang memasuki masa lansia akan
mengakibatkan dirinya menderita post power syndrome. Post power syndrome
merupakan sebuah perubahan keadaan yang dialami oleh individu yang telah pensiun
diikuti dengan munculnya berbagai macam. Individu yang mengalami post power
syndrome dapat dilihat dari gejala gejalanya yaitu ditandai dengan diliputi rasa kecewa,
bingung, kesepian, ragu-ragu, khawatir, takut, putus asa, ketergantungan, kekosongan,
dan kerinduan. Harga dirinya juga menurun, merasa tidak lagi dihormati dan terpisah
dari kelompok. Perubahan ini biasanya tidak begitu disadari oleh yang bersangkutan.
Semua berujung kepada sikap marah marah yang tidak menentu. Sudah terbiasa
memerintah siapapun kini tak ada lagi yang mau diperintah. Biasanya yang menjadi
sasaran marah adalah keluarga terdekat, isteri, anak, dan bisa jadi malah pembantu
yang menjadi korban.
Gejala gejala post power syndrome tersebut dapat terjadi pada semua individu
yang telah memasuki masa lansia. Hal ini disebabkan karena ketika lansia banyak yang
berubah pada seperti kehilangan harga diri atau hilangnya jabatan menyebabkan
hilangnya perasaan atas pengakuan diri, kemudian kehilangan fungsi eksekutif- fungsi
yang memberikan kebanggaan diri, kehilangan perasaan sebagai individu yang memiliki
arti dalam kelompok tertentu, kehilangan orientasi kerja, kehilangan sumber penghasilan
terkait dengan jabatan terdahulu (Pitaloka (2008).
1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Sasaran mampu mengetahui tentang bagaimana menjadi sehat di usia senja
2. Tujuan khusus
Setelah mendapat penyuluhan tentang “sehat di usia senja”, diharapkan peserta
mampu:
a. Mengetahui pengertian lansia
b. Mengetahui perubahan pada lansia
c. Mengetahui masalah pada lansia
d. Mengetahui definisi, tanda dan gejala, penyebab post power syndrome
e. Mengetahui cara mencegah post power syndrome pada lansia
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN

“SEHAT DI USIA SENJA”

PADA PENGAJIAN RUTIN WARGA DESA SRIGONCO KECAMATAN BANTUR

KABUPATEN MALANG

Oleh:

Siti Roslinda Rohman

Nadifatus Susana

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2016
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN

“SEHAT DI USIA SENJA”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Jiwa


di Desa Srigonco, Kab. Malang

Oleh :
Siti Roslinda Rohman
Nadifatus Susana

Telah diperiksa kelengkapannya pada :


Hari :
Tanggal :

Perseptor Klinik Perseptor Akademik

Ns. Soebagijono, S.Kep, M.M. Kes Ns. Retno Lestari, S.Kp, MN


NIP. 19681009 1999003 1003 NIP. 19800914 200502 2001

Anda mungkin juga menyukai