Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 1

TEKNIK PRODUKSI MIGAS

Disusun Oleh:

Novri Yanti
1710024427032

TEKNIK PERTAMBANGAN
YAYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI ( STTIND ) PADANG
2020
A. Secondari Recovery
(Water Flooding) Secara umum proses perolehan minyak (oil recovery) di
reservoir terdiri dari teknik produksi primer (primary oil recovery), teknik produksi
sekunder (secondary oil recovery), dan teknik perolehan tersier (tertiary oil recovery.
Teknik produksi sekunder (secondary oil recovery) dilakukan ketika produksi minyak
menurun akibat terjadinya penurunan tekanan reservoir.
Teknik secondary oil recovery dapat dilakukan dengan menginjeksikan fluida
seperti air dan/atau gas ke dalam reservoir untuk meningkatkan tekanan dan volume
efisiensi penyapuan minyak di dalam reservoir. Berdasarkan jalur injeksi gas menuju
reservoir, metode injeksi gas dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pemulihan
tekanan, pertahanan tekanan, dan gas pendorong. Dalam metode pemulihan tekanan,
gas diinjeksikan ke formasi (hidrokarbon yang terbentuk di sekitar reservoir) melalui
satu sumur, sedangkan sumur produksi lainnya ditutup sampai tekanan pulih di
sepanjang reservoir.
Dalam metode pertahanan tekanan, gas yang berasal dari sumur produksi ditekan
dan diinjeksikan ke sumur tertentu sebelum tekanan reservoir seluruhnya habis. Dalam
metode ini, beberapa sumur dioperasikan sebagai sumur injeksi, dimana yang lain
dioperasikan sebagai sumur produksi. Selain gas, air juga biasa digunakan dalam
metode pertahanan tekanan, dimana air diinjeksikan ke sumur produksi melalui sumur
injeksi dan air akan mendorong minyak melalui batuan reservoir menuju sumur
produksi, metode ini biasa disebut dengan water flooding.
Dalam metode pendorong gas, gas diinjeksi ke reservoir di bawah tekanan dan
aliran gas kontinu dipertahankan dari sumur injeksi ke sumur produksi. Aliran gas
mendorong minyak dalam bentuk film atau gelembung gas menuju sumur produksi. air
yang dihasilkan dari diproduksinya minyak akan menjadi limbah yang mencemari
lingkungan sehingga diperlukan cara yang tepat untuk memanfaatkannya. maka,
munculah ide untuk merencanakan sumur injeksi waterflooding Waterflooding
merupakan metode penginjeksian fluida ke dalam reservoir, dimana air sebagai media
injeksi akan diinjeksikan kedalam reservoir sehingga diharapkan air akan mendorong
minyak yang ada pada lapisan reservoir untuk sampai kesumur produksi dan sampai ke
permukaan. Injeksi air waterflooding ini juga bertujuan dalam mempertahankan
tekanan reservoir yang berkurang sehingga terjadi juga proses pressure maintenance,
dan prosesnya dilakukan pada zona reservoir.Penentuan dilakuknnya injeksi
inididasarkan pada beberapa pertimbangan diantaranya :
1. Mobilitas pendesakan yang menguntungkan (cukup rendah)
2. Berat kolom air dalam sumur membantu menekan, sehingga mengurangi tekanan
injeksi.
3. Fluida pendesak (air) mudah tersebar di dalam reservoir.
Efisiensi pendesakan baik Mekanisme kerjanya adalah dengan menginjeksikan
air ke dalam formasi yang berfungsi untuk mendesak minyak menuju sumur produksi
(produser) sehingga akan meningkatkan produksi minyak ataupun dapat juga berfungsi
untuk mempertahankan tekanan reservoir (pressure maintenance) Injeksi air ini sangat
banyak digunakan, alasannya antara lain:
1. Mobilitas yang cukup rendah
2. Air mudah didapatkan
3. Pengadaan air cukup murah
4. Berat kolom air dalam sumur injeksi turut memberikan tekanan, sehingga cukup
banyak
5. mengurangi tekanan injeksi yang perlu diberikan di permukaan Mudah tersebar ke
daerah reservoir, sehingga efisiensi penyapuannya cukup tinggi
6. Memiliki efisiensi pendesakan yang sangat baik
7. Secara umum pemilihan pola pendesakan yang cocok untuk reservoir tergantung
pada lokasi.
Tipe sumur yang digunakan dalam injeksi fluida ada tiga yaitu :
1. Pola injeksi irregularr(takberaturan) Willhite (1986) mengemukakan topologi atau
kemiringan dari lubang bor kemungkinan hasil dari sumur injeksi atau sumur
produksi dengan lokasi yang tidak seragam.
2. Pola injeksi pheriferal Pendesakan pheriferal sumur injeksi ditempatkan dibatas luar
dari reservoir, karakteristik utama pada pendesakan ini adalah :
a) Secara umum pendesakan pheriferal memiliki nilai maksimum dalam
perolehan minyak dengan air yang diproduksikan minimum.
b) Untuk pendesakan pheriferal yang sukses, permeabilitas formasi harus cukup
besar untuk memudahkan pergerakan air yang diinjeksikan.
c) Karena tidak biasanya sedikit jumlah sumur injektor dibandingkan dengan
jumlah produksi, sehingga air yang dinjeksikan hingga fillup membutuhkan
waktu yang lama.
d) Hasil pendesakan pheriferal lebih sukar dipredik. Fluida yang mendesak oil
bank cenderung lewat (past) hingga ke sumur produksi.
e) Secara umum laju injeksi sebuah masalah karena sumur injeksi terus menerus
mendorong air yang lebih besar
3. Pola injeksi regular (beraturan)
Pengembangan disetiap lapangan yang umum digunakan dalam proyek injeksi
air menggunakan penyusunan pola yang beraturan.

B. Enhanced Oli Recovery (Eor)


EOR adalah suatu metode yang digunakan untuk meningkatkan cadangan
minyak pada suatu sumur dengan cara mengangkat volume minyak yang sebelumnya
tidak dapat diproduksi atau bisa dikatakan EOR ini adalah optimisasi pada suatu sumur
minyak agar minyak-minyak yang kental, berat, poor permeability dan irregular
faultlines bisa diangkat ke permukaan.
Enchanced Oil Recovery (EOR) atau perolehan minyak tahap lanjut merupakan
suatu metode yang diaplikasikan untuk meningkatkan (recovery) produksi hidrokarbon
dari reservoir minyak apabila metode primary recovery dan secondary recovery tidak
efisiensi lagi untuk menguras minyak. Atau cara memperoleh minyak dengan
menginjeksikan suatu zat yang berasal dari energi luar reservoir, seperti energi
mekanik, energi kimia dan energi termik.
Hal yang paling utama dari semua metode EOR yaitu untuk meningkatkan
efisiensivolumetric sweep (makroskopik) dan efisiensi pengurasan (mikroskopik)
apabila dibandingkan dengan metode water flooding. Salah satu mekanisme dalam
meningkatkan volumetric sweep yaitu dengan mengurangi mobility ratio antara fluida
yang mendorong dan fluida yang di dorong. Selain itu, dengan menggunakan EOR
dapat mengurangi jumlah minyak yang terjebak dikarenakan adanya tekanan kapiler
dengan cara mengurangi interfacial tension antara fluida yang mendorong dan fluida
yang didorong.
Ada dua hal yang menjadi latar belakang dilakukannya metode EOR,yaitu :
1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu hal-hal yang tidak terkait dengan kondisi reservoir misalnya
kenaikan harga minyak dan meningkatnya permintaan akan konsumsi bahan bakar
fosil. Saat ini harga minyak terus meningkat sedangkan di lain sisi produksi
minyak dunia terus menurun.
2. Faktor Internal
Faktor internal yaitu hal-hal yang berkaitan dengan keadaan reservoir tertentu
yang memungkinkan perolehan minyak dapat ditingkatkan setelah kondisi
primary dan hal ini sangat berkaitan dengan kondisi fluida dan batuan reservoir.
Ada beberapa metode EOR, yaitu: thermal recovery, gas miscible dan chemical
flooding. Metode thermal dan gas miscible flooding dipilih untuk mengubah
karakteristik fluida. Sedangkan chemical flooding dapat mengubah karakteristik fluida
dan batuan.
1. Thermal Recovery Pada thermal recovery, metode yang digunakan dengan cara
memanaskan minyak mentah dalam formasi untuk mengurangi viskositas dan
menguapkan sebagian dari minyak sehingga menurunkan rasio mobilitas. Selain itu,
peningkatan panas mengurangi tegangan permukaan dan meningkatkan
permeabilitas minyak. EOR tipe thermal recovery ini pertama kali diterapkan di
Venezuela pada tahun 1960.
2. Gas Miscible Gas miscible biasanya digunakan sebagai metode tersier karena
pemulihan nya melibatkan peng-injeksi-an gas alam, nitrogen atau karbon dioksida
ke dalam reservoir. Gas-gas ini dapat mendorong minyak melalui reservoir atau
akan ikut larut di dalam minyak sehingga menurunkan viskositas dan meningkatkan
aliran minyak tersebut. Gas injection EOR yang paling popular adalah karbon
dioksida EOR(CO2-EOR). Pertama kali digunakan di Amerika Serikat pada awal
1970-an di Texas. Hampir setengah dari EOR yang digunakan di AS adalah bentuk
injeksi gas.
3. Chemical Flooding Prinsip kerja chemical flooding-EOR ini adalah membebaskan
minyak yang terperangkap di dalam reservoir. Metode ini menggunakan long
chained moleculs yang berupa polimer dan di-injeksikan ke dalam reservoir untuk
meningkatkan efisiensi waterflooding atau untuk meningkatkan efektivitas
surfaktan.
Jenis-jenis Metoda EOR yang telah dikenal antara lain:
1. Injeksi tak tercampur Injeksi tak tercampur adalah menginjeksikan suatu fuida ke
dalam reservoir untuk mempertahankan energi reservoir sehingga secara fisik
mendesak minyak di dalam reservoir mendekati sumur produksi. Fluida injeksi yang
biasa digunakan untuk injeksi tak tercampur adalah air atau biasa dikenal dengan
water flooding. Mekanismenya adalah air diinjeksi dari sumur injeksi kemudian
bergerak untuk mendorong minyak supaya mengalir menuju sumur produksi.
2. Injeksi tercampur Injeksi tercampur (Miscible displacement) didefnisikan sebagai
pendesakan suatu fluida terhadap fluida lain untuk bercampur dan membentuk suatu
fasa yang homogenmsehingga tidak tampak lagi batas dari masingmasing fluida.
Hasil dari pencampuran tersebut dapat keluar dari pori-pori batuan dengan mudah.
Tujuan pendesakan tercampur ini adalah untuk menurunkan viskositas fluida
reservoir (minyak) serta meningkatkan laju alirnya, sehingga minyak lebih mudah
diproduksikan. Yang termasuk jenis pendesakan tercampur antara lain : injeksi
Karbondioksida (CO2), Injeksi Gas Inert (gas yang tidak reaktif, contohnya N2),
injeksi gas yang diperkaya (enrich gas drive) dan injeksi gas kering pada tekanan
tinggi. Contoh pendesakan tercampur dengan injeksi CO2. (sumber: energy.gov)
3. Injeksi Kimia Injeksi kimia (chemical injection) adalah salah satu jenis Metoda EOR
dengan jalan menambahkan zat-zat kimia ke dalam air injeksi untuk menaikkan
perolehan minyak sehingga akan menaikkan efisiensi penyapuan dan atau
menurunkan saturasi minyak sisi yang tertinggal di reservoir. Injeksi kimia ini
sangat berpotensi untuk berhasil dengan baik jika diterapkan pada reservoir-
reservoir yang telah sukses dilakukan injeksi air namun masih banyak minyak yang
belum bisa diambil. Dengan kata lain injeksi polymer akan semakin mengefektifkan
efek dari injeksi air yang telah dilakukan. Ada tiga macam zat kimia yang biasa
digunakan dalam injeksi kimia, yaitu: surfactant (zat aktif permukaan),alkalin
(kaustik) dan polymer.

4. Injeksi Thermal (Panas) Injeksi Thermal ialah menginjeksi fluida dengan


temperature tinggi ke dalam reservoir yang ditujukan untuk menurunkan viskositas
minyak. Injeksi thermal sangat cocok dilakukan pada reservoir, reservoir yang
mengandung minyak berviskositas tinggi (kental) dimana peningkatan perolehan
minyak dilakukan dengan cara memperbaiki efisiensi pendesakan dan efisiensi
penyapuan. Dengan kata lain terkurasnya minyak di dalam reservoir menjadi lebih
mudah dikarenakan minyak yang dipanasi akan ebih mudah bergerak di dalam
reservoir dan mudah diproduksikan.

5. Microbial Enhanced Oil Recovery (MEOR) MEOR adalah suatu metoda pengurasan
minyak tahap lanjut dengan cara menginjeksikan mikroba ke dalam reservoir.
Mikroba yang diinjeksikan dapat berasal dari tempat lain atau dari reservoir itu
sendiri. Jenis mikroba yang digunakan adalah bakteri pengurai sulfat yang
ditemukan dari formasi minyakyang dapat mendegradasi minyak berat di dalam
reservoir sehingga mudah mengalir, contohnya yaitu Desulfovibrio
Hydrocarbonaclasticus dan Desulfovibrio Halohydro-carbonaclasticus. Metoda
MEOR ini sangat efisien dan efektif jika diterapkan pada sumur minyak yang
mengandung minyak dengan kadar paraffin yang tinggi, karena mekaniseme hidup
dari jenis bakterinya membutuhkan rantai tak jenuh hidrokarbon sebagai media
makanan dan sumber energi untuk pertumbuhannya.

Anda mungkin juga menyukai