OLEH :
pada right shoulder berupa limitasi rom e.c. frozen shoulder capsular
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
kasus ini, dengan judul “Gangguan Aktivitas Fungsional Pada Right Shoulder Berupa
Sholawat dan taslim semoga tercurah atas Nabi Muhammad SAW beserta
kasus ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, namun berkat do’a, bimbingan,
arahan dan motivasi dari berbagai pihak, saya mampu menyelesaikan satu tahapan
menyelesaikan studi. Harapan saya semoga laporan kasus yang diajukan ini dapat
diterima dan diberi kritikan serta masukan yang dapat semakin memperbaiki laporan
kasus ini.
pihak yang telah membantu dalam menyusun laporan kasus ini, besar harapan dan
iii
Makassar, 4 maret 2020
Penulis
DAFTAR ISI
Biomekanik .............................................................................................. 13
iv
2.2 Definisi Frozen Shoulder ................................................................. 17
2.5 Patomekanisme…………………………………………………..... 20
Anamnesis ...................................................................................... 26
CHARTS .......................................................................................... 26
Problem FT ...................................................................................... 28
Planning ............................................................................................ 29
Program FT ………………………………………………….......... 29
v
BAB I
PENDAHULUAN
yang sangat tinggi pada fungsi anggota gerak atas. Tangan dan lengan sebagai
peran utama, sehingga bila ada gangguan tentu akan mengganggu mobilitas dan
membatasi gerakan pasif dan aktif sendi bahu ke segala arah, termasuk fleksi,
abduksi, dan rotasi. Frozen shoulder merupakan salah satu kondisi patologi pada
ekstremitas atas dimana gerakan bahu menjadi kaku dan terbatas akibat
mengalami kondisi ini adalah bahu non-dominan, pada 6-17 persen pasien, bahu
yang lain akan terkena dalam jangka waktu 5 tahun. Frozen shoulder hanya sering
muncul hanya pada satu bahu saja, yang diakibatkan karena idiopatik atau karena
kondisi lainnya, dalam beberapa kasus keluhan dapat terjadi selama dua hingga
tiga tahun, beberapa studi menjelaskan bahwa 40% pasien mengalami gejala
persisten dan ringan diluar tiga tahun, dan 15% memiliki kondisi disabilitas
dompet di saku pakaian, serta gerakan- gerakan lainnya yang melibatkan sendi
dalam menggerakkan sendi bahu. Selain itu, luas gerak sendi bahu penderita
frozen shoulder juga terbatas ketika digerakkan oleh orang lain (secara pasif).
fungsiactivity daily living (ADL) maupun dalam fungsi sosial dan pekerjaan
(Kadek,2017).
Gangguan fungsi ADL, sosial, dan pekerjaan yang dialami penderita frozen
Elektro terapi yang digunakan pada kasus frozen shoulder berupa: Infra Red
Secara anatomi, sendi bahu merupakan sendi yang kompleks pada tubuh
manusia, tulang utama yang membentuk bahu adalah humerus, scapula, dan
clavicula. Sedangkan sendi bahu merupakan sendi sinovial tipe ball and socked,
gerakan yang terjadi pada sendi bahu selalu berkaitan dengan seluruh sub sistem
dalam shoulder compleks yang terdiri dari 5 persendian, yaitu glenohumeral joint,
ligamen, jaringan, otot, tendon, nervus, bursa, sinofial dan cartilage. Struktur-
a. Os.Scapula
b. Os.Clavicula
sternum (tulang dada) pada sendi Sternoclavicularis pada bagian ujung lateral
5
c. Os.Humerus
terletak anatara bahu dan siku. Pada sistem rangka, terletak diantara tulang
tiga bagian yaitu bagia atas humerus, corpus humerus (badan humerus dan
dari Os.Scapula. pada persendian ini terdapat dua bursa yaitu bursa
caput humeri tepat diatas sepertiga tengah humerus itu disebut tuberositas
major dan tuberositas minor. Terdapat dua cekungan pada ujung bawah
os.humerus yaitu fossa coronoidea fossa olecrani. (Kelley, MJ,. et al. 2013).
costovertebral-transversal joint
a. Glenohumeral Joint
6
terbentuk dari caput humerus dan cavitas glenoid, dikelilingi oleh kapsul
fibrosa dan membran sinovial pada bagian internal (Neuman, 2002). Caput
diameter 3cm dan arahnya ke superior, medial, dan posterior. Sudut bulatan
scapula hanya 160º, sehingga 2/3 permukaan caput humeri tidak dilingkupi
oleh sendi glenohumeral joint antara lain fleksi, ekstensi, abduksi, endorotasi
(Snell, 1991)
b. Acromionclavicular Joint
scapula dan clavicula bagian lateral. Sendi ini adalah synovial joint yang
terjadi akibat gangguan pada struktur tulang dari persendian bahu, seperti
c. Sternocalvicular Joint
d. Scapulothoracal Joint
diantara tulang rusuk kedua dan ketujuh, dengan margo medial berada ± 6
al 2014).
8
e. Costovertebral Joint
adalah costa 1-2-3-4 yang secara bertahap mengikuti gerak lengan atas
seperti intervertebral joint dengan winging dan rotasi. Pada Frozen Shoulder
Bahu merupakan anggata gerak atas yang mempunyai mobilitas yang luas
karena memiliki bentuk ball and socket dengan bentuk socked dari kavitas
gleinodalis yang datar. Mobilitas yang luas dari sendi bahu tersebut, maka bahu
selain untuk stabilitas dari sendi bahu kompleks, juga menghasilkan gerakan
bahu, tiap otot bahu dapat menyokong lebih dari satu gerakan bahu. Tendon
Ada empat otot yang terlibat dalam mengangkat lengan dari samping dan
memutar bahu keberbagai arah. Mekanisme rotator cuff juga menjaga kestabilan
sendi bahu dengan menyangga caput humeri di soket glenoid. Otot yang terlibat
2007)
a. M. supraspinatus
b. M. infraspinatus
c. M. teres minor
d. M. subscapularis
a. Ligament coracohumeral
b. Ligament coracocravicular
akromioklavikular.
c. Ligament glenohumeral
Ligament ini Terdiri dari ligamen superior, tengah, dan inferior, ketiga
d. Ligament coracoacromiale
12
peran penting dalam stabilitas bahu melalui pengekangan statis dan interaksi
otot, dan struktur tulang. Hanya dengan posisinya yang lebih tinggi dari sendi
e. Ligament interclavicular
f. Ligament costoclavicular
g. Ligament sternoclavicular
13
h. Ligament acromioclavicular
Bursa – bursa yang ada pada shoulder Bursa adalah kantong kecil berisi
cairan yang terdapat disekitar sendi bursa mengandung cairan synovial yang
memudahkan pergerakan normal dari beberapa sendi pada otot dan mengurangi
pergesekan ketika otot bergerak. Bursa terletak pada sisi yang mengalami
gesekan, terutama ditempat dimana tendon atau otot melewati tulang. Terdapat
Terletak pada tendon otot teres mayor dan tendon latisimus dorsi.
d) Bursa subdeltoideus
banyak cara. Ketika otot kontraksi, tendon menarik tulang dan menyebabkan
terjadinya gerakan. Tendon yang sehat berwarna putih dan memiliki tekstur
fibroelastik. Bentuknya pun bisa bervariasi dari bentuk tali bulat, sabuk straps,
sampai bentuk pita pipih. Dalam jaringan matriks ekstraselular, element tendon
mengandung 90 – 95% tenoblast dan tenosit. Adapun tendon yang melekat pada
b) Tendon subscapularis
c) Tendon infraspinatus
d) Tendon supraspinatus
e) Teres minor
15
ikat penahan-berat yang relatif padat, tetapi tidak sekuat tulang. Dalam
kehidupan pasca lahir sesudah tidak tumbuh lagi, jaringan ini hanya ditemukan
pada dua jenis tempat. Tempat pertama, sejumlah bangunan tulang rawan
rawan berbentuk tapal kuda pada dinding trakea. Peranan cincin ini ialah
mencegah dinding trakea, yang sebenarnya hanya terdiri atas jaringan ikat biasa,
agar tidak kolaps saat udara dihirup memasuki paru. Bangunan tulang rawan
berbentuk tidak beraturan juga terdapat pada dinding jalan napas yang lebih kecil
yang menunju paru. Juga terdapat lempeng-lempeng tulang rawan pada laring,
hidung, dan dinding bagian medial tuba auditori (yang menghubungkan telinga
udara antara kedua rongga itu). Tulang rawan juga terdapat pada tulang iga (yang
kedua tertinggalnya tulang rawan seumur hidup ialah pada persendian. Pada
sendi yang bergerak bebas, ujungujung tulang dibalut tulang rawan. Dalam hal
ini tulang rawan itu disebut tulang rawan sendi, dan unsur interselnya (yang
dikenal sebagai matriks) membentuk permukaan pelincir yang licin pada ujung
sendi tulang. Tulang rawan juga terdapat pada beberapa sendi yang tidak dapat
bergerak bebas.
16
dan terletak pada sisi yang menghadap cavum sinovial. Ketidakseimbangan pada
yang terjadi pada kapiler plasma ke interstitial sinovial dikurangi dengan selisih
dari tekanan osmotik koloid efektif yang melintasi dinding kapiler. Bersamaan
dengan ultrafiltrasi plasma sebagai bahan dasar cairan sinovial, sel-sel pada
pekat dan licin. b. Interstisial sinovial Dari pembuluh kapiler menuju cavum
sinovial, dan dari cavum sinovial menuju pembuluh limfe, terdapat barisan sel-
sel. Di antara barisan sel tersebut, terdapat suatu celah interseluler yang memiliki
sinovial: hal ini melawan filtrasi kapiler dan meningkatkan penyerapan dari
ekstensi, tekanan intraartikuler lebih rendah dari tekanan atmosfer. Pada tekanan
anyaman dari pembuluh limfe terminal yang terletak pada perbatasan sinovial-
partikel yang keluar dari cavum sinovial. Subsinovial tersusun atas jaringan ikat
jaringan ikat di sekitar sendi dan berperan sebagai jaringan penyokong dan
1.3 BIOMEKANIK
a. Gerakan arthokinematika
terjadi karena rolling dan sliding caput humerus pada fossa glenoid. Arah
slide berlawana arah dengan shaft humerus. Pada gerakkan fleksi shoulder
caput humerus slide ke arah posterior dan inferior, pada gerakan ekstensi slide
b. Gerakan osteokinematika
Gerakan fleksi yaitu pada bidang sagital dengan axis pusat caput
Gerakan ekstensi yaitu gerakan pada bidang sagital menjahui posisi anatomis.
Bergerak pada bidang frontal. Otot penggerak utama m. Pectoralis mayor dan
lengan searah axis longitudinal yang menjahui midline tubuh. Otot penggerak
adalah tubuh yang bergerakkan disekitar axis. Tulang pada sistem lokomotor
mewakili lever yang digerakkan otot atau gaya disekitar axis sendi. Ada
beberapa lever dengan dua lengan, dimana beban dan gaya bergerak dikedua
sisi axis, dan lever dengan satu lengan, dimana beban dan gaya bergerak pada
Terdapat 3 tipe lever yaitu 1. Lever dengan 2 lengan: beban dan gaya
bergerak dikedua sisi axis, contohnya sendi hip berdiri dengan satu kaki
dilihat dari bidang ftontal. 2. Lever dengan satu lengan : beban bergerak
antara axis dan gaya disisi yang sama dengan axis contohnya
sagittal. 3. Lever dengan satu lengan: gaya bergerak antara axis dan beban
c. Muscle inbalance
Otot agonis adalah otot yang berperan sebagai penggerak utama dalam
suatu gerakan. Otot antagonis adalah otot yang bekerja berpasangan untuk
berkontraksi maka otot antagonis akan bekerja berlawan yakni otot antagonis
akan rileksasi. Contohnya ketika biceps sebagai otot agonis berkontraksi maka
d. Ritme Scapulohumeral
fossa glenoid diposisikan pada posisi yang lebih stabil dalam kaitannya
antara skapula dan humerus, pertama kali diterbitkan oleh Codman pada
1930-an. Interaksi ini penting untuk fungsi shoulder yang optimal. Ritme atau
rasio scapulohumeral secara signifikan lebih besar (lebih sedikit gerak skapula
dan lebih banyak gerakan humerus) dalam bidang sagital daripada bidang
digunakan. Menurut kerangka kerja rasio 2:1, fleksi atau abduksi 90 ° dalam
dan gerakan sendi bahu. Ada pola kinematik skapular tiga dimensi selama
elevasi lengan normal yang mencakup rotasi ke atas, posterior tilt dan
e. Posisi Kapsuler
Posisi close pack dari Glenohumeral joint adalah abduksi dan Rotasi
Eksternal.
3) Capsular Pattern
Pola kapsular dari sendi Glenohumeral ditandai oleh rotasi eksternal yang
(Physiopedia).
BAB II
Subacromial
Kronik
Differentiation Test
25
yang mengakibatkan lingkup gerak sendi (LGS) pada bahu terbatas, mungkin
timbul karena adanya trauma, mungkin juga timbul secara perlahan-lahan tanpa
tanda-tanda atau riwayat trauma. Keluhan utama yang dialami adalah nyeri dan
penurunan kekuatan otot penggerak sendi bahu dan keterbatasan LGS terjadi
baik secara aktif atau pasif. Biasanya pasien yang menderita frozen shoulder
menjangkau beban yang lebih tinggi, mengangkat beban lebih dari 10 kg dan
menggosok punggung saat mandi karena perlengketan kapsul sendi dan tulang
rawan yang diakibatkan oleh peradangan yang mengenai kapsul sendi sehingga
akan timbul nyeri ketika gerakan yang dimaksud dilakukan (Wagola & Widodo,
2016).
dengan serangkaian nyeri dan keterbatasan gerak aktif dan pasif. Frozen shoulder
pasien yang berumur 40-60 tahun dengan faktor predisposisi yang tidak jelas
shoulder sendiri tidak begitu dipahami. Dalam pendapat lain frozen shoulder
adalah penyakit kronis dengan gejala khas berupa nyeri bahu dan pembatasan
26
berupa nyeri bahu dan keterbatasan lingkup gerak sendi bahu yang dapat
sering dialami oleh orang berusia 40-60 tahun dan memiliki riwayat trauma
sering kali ringan. Penyebab frozen shoulder tidak diketahui, tetapi sangat identik
dengan adanya semburan AC dan kipas angin yang terlalu sering. Diduga
immobilisasi seperti yang dijelaskan di atas ada juga faktor predisposisi lainnya
pasca operasi payudara atau dada dan infark miokardia, dari dalam sendi
2.2 Etiologi
Frozen shoulder dapat terjadi akibat suatu proses idiopatic atau akibat
frozen shoulder sering terjadi pada dekade ke empat atau ke enam Rotator cuff
tendinopati, bursitis subacromial akut, patah tulang sekitar collum dan caput
dari pasien degan kelainan ini akan mengalamai frozen shoulder. Pasien dengan
diabetes mellitus dan pasien yang tidak menjadalani fisioterapi juga memiliki
resiko tinggi. Penggunaan sling terlalu lama juga dapat menyebabkan frozen
shoulder. Frozen shoulder dapat terjadi setelah imobilisasi yang lama akibat
trauma atau operasi pada sendi tersebut. Biasanya hanya satu bahu yang terkena,
akan tetapi pada sepertiga kasus pergerkana yang terbatas dapat terjadi
sindroma yang ditandai dengan adanya keterbatasan gerak idiopatik pada bahu
yang biasanya menimbulkan rasa nyeri pada fase awal. Sebab-sebab sekunder
meliputi perubahan stuktur pendukung dari dan sekitar sendi bahu dan penyakit
endokrin atau penyakit sistemik yang lain(Wagola & Widodo, 2016). Faktor
b. Frozen shoulder (capsulitis adhesive) paling sering terjadi pada orang berusia
40-60 tahun dan biasanya wanita lebih banyak terkena dari pada pria.
c. Gangguan endokrin
lain misalnya masalah thyroid dapat pula mencetuskan kondisi ini (Donatelli,
2012).
28
d. Trauma sendi
Pasien yang memiliki riwayat pernah mengalami cedera pada sendi bahu atau
fraktur) dan disertai imobilisasi sendi bahu dalam waktu yang lama akan
e. Kondisi sistemik
f. Aktivitas
golf, renang, permainan raket seperti tenis dan badminton, dan olahraga
melempar, bahkan panjat tebing telah diminati banyak orang. Orang lainnya
ada juga yang meluangkan waktu untuk belajar dan bermain alat musik.
Semua kegiatan ini dapat menuntut kerja yang luar biasa pada otot dan
jaringan ikat pada sendi bahu. Demikian pula, diperlukan berbagai lingkup
gerak sendi dan penggunaan otot tubuh bagian atas dan bahu yang sangat
spesifik dan tepat untuk setiap kegiatan. Akibat dari peningkatan jumlah
individu dari segala usia terlibat dalam berbagai kegiatan tersebut, gangguan
sendi bahu seperti frozen shoulder sekarang muncul dengan frekuensi yang
2.3 Epidemiologi
shoulder, dan lebih banyak menyerang pada wanita. Kasus frozen shoulder
sendiri memiliki prevalensi 2-5% dari populasi general dan pada kondisi bahu
yang tidak dominan resiko terjadinya menjadi meningkat. Pada sebuah studi
terdapat hasil 40% pasien yang mengalami frozen shoulder mengalami nyeri
yang cenderung sedang selama 2-3 tahun dan dari kasus tersebut 15%memiliki
disabilitas jangka panjang. (Hand, at all, 2008 dalam Salsabila, N et al, 2019)
2.4 Patomekanisme
sendinya. Dimana bila terjadi gangguan pada kapsul sendinya maka keterbatasan
gerak yang terjadi adalah pola kapsuler. Pola kapsuler pada bahu adalah external
rotasi lebih terbatas daripada abduksi lebih terbatas dari internal rotasi. Salah satu
gerakan yang terhambat adalah abduksi shoulder dimana pada gerakan abduksi
gerakan tertentu pada sendi bahu. Besar kemungkinan keterbatasan sendi dalam
derajat keluhan pada saat pemeriksaan dalam keadaan nyata yang menunjukkan
cairan synovium pada sekitar kapsul sendi dan mengakibatkan reaksi fibrosus,
glenohumeral, peningkatakn pada ressesus axilaris, dan pada kapsul sendi bagian
posterior terjadi kontraktur sehingga yang khas pada kasus frozen shoulder
lokal berupa inflamasi pada membran sinovial dan kapsul sendi glenohumeral
Bahu yang immobile terlalu lama akan menyebabkan statis vena dan
sehingga terjadi kematian atau nekrosis sel fungsional (otot, tendon, ligamen)
menjadi terbatas. Gangguan luas gerak sendi juga timbul karena kekentalan dan
jumlah cairan synovial yang berubah akibat adanya penebalan dan perlekatan
timbul nyeri. Nyeri tersebut bersifat lokal, dan lebih berat dirasakan apabila
Stadium freezing Nyeri pada bahu adalah tanda utama pada stadium ini. Nyeri
(painful stage) muncul secara bertahap dan semakin lama semakin
memburuk. Ketika nyeri memburuk, luas gerak sendi bahu
mulai berkurang. Stadium ini berlangsung 6 minggu hingga
9 bulan.
Nyeri mungkin berkurang pada stadium ini, atau muncul
Stadium stiffness hanya ketika sendi digerakkan. Tetapi, kekakuan dan
(frozen stage) restriksi bahu meningkat. Keadaan ini menyebabkan luas
gerak sendi bahu sangat terbatas. Stadium ini berlangsung
4-6 bulan, dan selama itu pula aktivitas sehari-hari akan
terganggu, sehingga otot bahu berisiko mengalami atrofi.
Menurut suharti, 2018, Manifestasi klinik dari kasus frozen shoulder adalah
a. Nyeri
1) Nyeri Akut
atau cedera telah terjadi. Jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada
penyembuhan; nyeri ini umumnya terjadi kurang dari enam bulan dan
biasanya kurang dari satu bulan. Untuk tujuan definisi, nyeri akut dapat
enam bulan.
2) Nyeri Kronik
penyebab atau cedera spesifik. Meski nyeri akut dapat menjadi signal
Dengan beberapa adanya tanda dan gejala klinis yang ditemukan pada
2.6 Penatalaksanaan FT
dkk, 2002). Teori vaskular menyatakan bahwa aplikasi terapi panas dapat
darah hingga 30ml per 100 gram dari jaringan lunak (Michel, 2003 dalam
Emawatti, 2013).
b. Terapi latihan
Terapi latihan ini merupakan salah satu tindakan yang dalam pelaksanaannya
2007).Terdiri dari :
1) Passive exercise adalah suatu latihan yang dilakukan dengan gerakan yang
dihasilkan dengan tenaga atau kekuatan dari luar tanpa adanya kontraksi
34
yaitu :
2) Active Execise adalah latihan gerak aktif dengan menggerakkan suatu segmen
tubuh yang dilakukan karena adanya kekuatan otot dari tubuh itu
1) Assistive active exercise yaitu gerakan yang terjadi oleh karena adanya
kerja dari otot yang bersangkutan, melawan pengaruh gravitasi dan dalam
2) Free active exercise yaitu gerakan yang dilakukan sendiri oleh pasien tanpa
adanya bantuan dimana gerak yang dihasilkan adalah kontraksi otot dengan
4) Edukasi
Beberapa bentuk edukasi diberikan pada pasien frozen shoulder dextra yaitu:
posisi tangan kanan untuk diam dalam waktu yang lama, Pasien dapat
35
melakukan kompres hangat pada bahu kanannya ± 15 menit jika nyeri timbul,
berat pada bahu dan keterbatasan luas gerak sendi. Pada keadaan ini,
pasien tidak merasa kaku pada persendian bahu. Pada pemeriksaan fisik,
caput humerus sering dapat teraba dari luar, atau tidak terabanya caput
membedakan penyakit ini dengan frozen shoulder selain temuan dari riwayat
penyakit pasien.
total) atau nyeri yang ringan (bila parsial). Luas gerak sendi pasien
gerakan abduksi aktif atau dengan kata lain drop-arm test positif (secara
Gejala rotator cuff tendinitis mirip dengan frozen shoulder fase awal
abduksi aktif atau dengan kata lain drop-arm test positif. Tendinitis rotator
cuff ini sering mengenai tendon otot supraspinatus dan biceps brachii
Gejala utama bursitis ini adalah nyeri pada daerah bahu. Dapat
dijumpai keterbatasan luas gerak sendi, tetapi tidak sesempit dan sekompleks
dan sensasi seperti ditusuk-tusuk jarum atau baal pada bagian leher
tangan dan bagian tubuh lain, yang disebabkan oleh penekanan cabang-
struktur internal untuk memeriksa cedera pada ligamen, tendon, dan otot.
37
MANAJEMEN FISIOTERAPI
Nama : Tn. R
Usia : 36 tahun
Alamat :-
Pekerjaan` : PNS
Agama : Islam
Vital sign
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 360
1.1.2 CHARTS
2) Tetapi sejak 3 bulan yang lalu pasien merasakan nyeri yang sangat
3) Tetapi sejak 1 minggu yang lalu pasien baru menyadari tidak dapat
mengikat rambutnya.
keluhan lainnya.
3.1.2.3 Assymetry
1) Inspeksi Statis :
2) Inspeksi Dinamis :
aksila).
3) Tes Orientasi:
4) Palpasi:
3.1.2.4 Restrictive
perawat
Latisimus dorsi
3) Neurogen : (-)
primary impingement.
7) MMT:
MMT
Regio Jenis Gerakan
Dextra Sinistra
Shoulder Flexi 3 5
Ektensi 3 5
42
Abduksi 3 5
Adduksi 3 5
Endorotasi 3 5
Eksorotasi 3 5
8) ROM Shoulder
3.1.2.8 Problem FT
abduksi,adduksi,endorotasi,dan eksorotasi.
praying)
3.1.2.9 Planning
nya
43
Latisimus dorsi
3.1.2.10 Program FT
SWD F: 3x/minggu
I: 80 MHz
44
T: contraplanar
T: 10 menit
Muscle weakness dan spasme otot
4. Manual therapy F: 3x/minggu
(NMT) I: 8x hit,3x repetisi
T: Friction
T: 3 menit
Exercise Therapy F: 2x/minggu
I: 8x hit, 8x rep
T: Streching (Hold
Relax)
T: 3 menit
5 Keterbatasan ROM Shoulder Manual Therapy F: 3x/minggu
I: 8x hit, 3x rep
T: AROMEX
T: 3 menit
Exercise Therapy F: 3x/minggu
I; 8x hit, 5 rep
T:Traksi-Translasi
T:5 menit
6 Kelemahan otot Exercise Therapy F:3x/minggu
I:8xhit,3rep
T:Strengthening
T:3 menit
7 Gangguan ADL Exercise Therapy F: 3x/minggu
I: 8x hit,3x repetisi
T: PNF
T: 4 menit
1. Evaluasi sesaat
2. Home program
a) Hindari gerrakan yang menghentak dan tiba-tiba serta mengurangi beban berat
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, A. (2009). Pengaruh Terapi TENS dan Exercise terhadap Nyeri pada
Penderita Frozen Shoulder di RSUD dr. Moewardi Surakarta. Thesis. UNS,
Surakarta,
Suharti, A., Sunandi, R., & Abdullah, F. (2018). Penatalaksanaan Fisioterapi pada
Frozen Shoulder Sinistra Terkait Hiperintensitas Labrum Posterior Superior di
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto. Jurnal Vokasi Indonesia,
6(1).
Wagola, T., & Widodo, A. (2016). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Frozen
Shoulder Dekstra EC Capsulitis Adesiva Dengan Modalitas Infra Red (IR)
46
Cluett, J., 2007. Frozen Shoulder. Diakses tanggal 23 maret 2018, dari
http://www.orthopedics.about.com/cs/frozenshoulder/a/frozenshoulder.htm