Referat Herpes Simpleks
Referat Herpes Simpleks
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat anugerah, petunjuk dan
“Herpes Simplex”.
Referat ini berisi tentang definisi sampai tatalaksana pada pasien dengan
diagnosis Herpes Simplex. Referat ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penulis
Daftar Isi
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1
2.1 Definisi..........................................................................................................3
2.2 Epidemiologi.................................................................................................3
2.3 Etiologi..........................................................................................................5
2.4 Patogenesis....................................................................................................5
2.6 Diagnosis.......................................................................................................18
2.8 Penatalaksanaan............................................................................................25
2.9 Komplikasi....................................................................................................26
2.10 Prognosis.....................................................................................................27
BAB 4 KESIMPULAN.......................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................39
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu penyakit menular tersebut adalah penyakit herpes simpleks. Herpes
simpleks adalah penyakit yang disebabkan oleh Herpes Simplex Virus (HSV)
yang merupakan virus DNA.Virus ini terdiri dari dua kelompok utama yang dapat
menginfeksi manusia, yaitu VHS tipe 1 dan tipe 2. Pada manusia, HSV bersifat
Infeksi Herpes simpleks virus (HSV) dapat berupa kelainan pada daerah
orolabial atau herpes orolabialis serta daerah genital dan sekitarnya atau herpes
genitalis, dengan gejala khas berupa adanya vesikel berkelompok di atas dasar
Penyakit herpes simpleks ini tersebar kosmopolit dan menyerang baik pria
maupun wanita. Infeksi primer oleh virus herpes simplek tipe I biasanya dimulai
pada usia anak-anak, sedangkan infeksi virus herpes simplek tipe II biasanya
terjadi pada dekade II dan III, dan berhubungan dengan peningkatan aktivitas
dengan hampir 100 juta episode kejadian pertahun. Rekurensi akibat reaktivasi
virus ini diinduksi oleh stres emosi, demam tinggi,paparan sinar ultraviolet,trauma
1
jaringan oral atau jaringan saraf, kondisi imunosupresi,dan gangguan hormon
(Marlina, 2013).
yang hidup dengan infeksi HSV-2 di seluruh dunia pada tahun 2003 sejumlah 536
juta. Wanita lebih banyak yang terinfeksi dibanding pria, dengan perkiraan 315
juta wanita yang terinfeksi dibandingkan dengan 221 juta pria yang terinfeksi.
Jumlah yang terinfeksi meningkat sebanding dengan usia terbanyak pada 25-39
tahun. Sedangkan, jumlah infeksi HSV-2 baru pada kelompok usia 15-49 tahun di
seluruh dunia pada tahun 2003 sejumlah 236 juta, di antaranya 12,8 juta adalah
1.2 TUJUAN
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Herpes simpleks adalah infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes
simplek (virus herpes hominis) tipe I dan tipe II yang ditandai oleh adanya vesikel
yang berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah
(Indriatmi, 2018).
2.2 EPIDEMIOLOGI
I (HSV-1) berhubungan dengan usia, dan status sosial ekonomi. Sebanyak 20-
40% dari populasi mengalami episode terkena herpes labialis. Frekuensi episode
muncul satu kali pertahun, namun terdapat bukti bahwa frekuensi dan derajat
keparahan dari rekurens HSV-1 akan menurun seiring berjalannya waktu (Wald,
2007).
Penyakit herpes simpleks ini tersebar kosmopolit dan menyerang baik pria
maupun wanita. Infeksi primer oleh virus herpes simplek tipe I biasanya dimulai
pada usia anak-anak, sedangkan infeksi virus herpes simplek tipe II biasanya
terjadi pada dekade II dan III, dan berhubungan dengan peningkatan aktivitas
3
Gambar Distribusi Jenis Kelamin dan Usia pada Pasien Herpes Simpleks di Dunia
mengalamai herpes genital, dan tiap tahunnya presentase pasien yang mengalami
antibodi HSV-2. Faktor risiko pada penyakit herpes simpleks adalah usia lanjut,
wanita, ras hitam, status sosialekonomi rendah, tingkat edukasi yang rendah,
4
penyakit infeksi menular seksual yang mendahului, dan jumlah pasangan seksual
(Fatahzadeh, 2007).
2.3 ETIOLOGI
(Murtiastutik, 2005)
memiliki morfologi yaitu diliputi dengan lipid dan merupakan virus dengan DNA
double-staranded. Kedua jenis HSV ini menginfeksi sel secara multipel, tumbuh
2.4 PATOFISIOLOGI
infeksi. Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan bereplikasi atau memperbanyak
diri serta menimbulkan kelainan pada kulit. Selanjutnya melalui serabut saraf
sensorik virus menuju ganglion saraf sakralis dan berdiam diri disana. Bila ada
faktor pencetus (trigger factor) virus akan reaktivasi dan multiplikasi kembali
5
Infeksi HSV pada sel host akan menyebabkan lesi pada epidermis,
sebagian besar pada permukaan mukosa, dan terjadi penyebaran virus ke sistem
saraf dan bertahan menjadi infeksi laten di saraf, yang mana virus dapat
Infeksi HSV dibagi menjadi 3 fase. Yang pertama, infeksi akut, fase laten,
dan fase rekurens atau reaktivasi viurs. Selama fase infeksi akut, virus bereplikasi
menyebar dengan cepat ke saraf sensoris terminal, dimana virus tersebut berjalan
Pada fase laten, terjadi karena DNA dari virus akan dipertahankan sebagai
episome dan pentraskripsian dari ekspresi gen HSV akan dibatasi. Pada fase
HSV-2 terjadi di ganglia sakralis. Tingkat reaktivasi dari HSV dipengaruhi dari
kuantitas DNA virus pada fase laten di ganglia. Reaktivasi dapat terjadi apabila
terdapat pencetus seperti paparan ultraviolet, infeksi, trauma, dan stress (Marquez,
2008).
penyakit dari HSV dan tingkat rekurens berkorelasi dengan kemampuan imunitas
seluler tubuh. Pasien dengan penurunan ringan dari imunitas selular akan
6
mengalami peningkatan risiko rekurens dan perlambatan dari penyembuhan lesi
(Marquez, 2008).
Penelitian pada manusia dan tikus menyebutkan bahwa terdapat peran dari
limfosit T CD8 dan CD4, sel sitokin inflamatori seperti interferon-γ yang
inokulasi dan jaringan neural regional pada infeksi primer. Pengawasan imun
peran dari limfosit CD8 yang spesifik terhadap HSV dan rendahnya kadar protein
7
Gambar Perjalanan Penyakit Herpes Simpleks
8
Gambar Patogenesis Virus Herpes Simpleks
Virus harus kontak dengan dengan permukaan mukosa atau kulit yang
abrasi untuk terbentuknya infeksi. Dengan adanya replikasi virus di tempat infeksi
primer, kapsid ditranspor secara retrograde melalui saraf ke serabut saraf ganglia
dorsalis. Semakin parah infeksi primer, yang dinilai dari ukuran dan jumlah lesi,
9
Gambar Perjalanan Virus Herpes Simpleks
Masa inkubasi pada penyakit herpes simpleks yaitu berkisar dari 3 hingga
7 hari. Lesi pada penyakit ini dibagi menjadi lesi primer dan lesi rekuren. Gejala
a. Lesi primer :
Dapat asimptomatis
Timbul lesi berupa vesikel yang mudah pecah, erosi, atau ulkus dangkal
Setelah timbul lesi, dapat terjadi demam, malaise dan nyeri otot
pinggang ke atas terutama di daerah mulut dan hidung, biasanya dimulai pada
usia anak-anak. Penyebaran virus dapat terjadi melalui kontak kulit. Virus ini
10
dapat menyebabkan herpes ensefalitis. Infeksi primer dari virus herpes
daerah genital, juga dapat menyebabkan herpes meningitis dan infeksi pada
karena infeksi HSV-1. Gejala dari herpes bagian oral pada lesi primer meliputi
lesi ulseratif yang dapat muncul di palatum durum dan palatum molle, lidah,
mukosa bukal. Pasien dengan faringitis menunjukkan adanya lesi ulseratif dan
Pada infeksi HSV- 2 akan ditemukan lesi pada genital. Lesi yang dapat
minggu untuk sembuh. Pada pasien pria, lesi umumnya muncul di glan penis
atau di batang penis. Sedangkan pada perempuan, lesi dapat muncul di vulva,
perineum, pantat, dan serviks. Lesi tersebut biasanya dibarengi dengan rasa
nyeri, gatal, disuria, adanya sekret dari vagina dan uretra, dan adanya
limfadenopati inguinal. Tanda dan gejala sistemik yang umum muncul adalah
retensi urin, nuralgia, dan konstipasi dapat juga muncul. Servisitis HSV dapat
muncul pada lebih dari 80% perempuan dengan infeksi primer. Pada kasus ini
akan muncul adanya sekret purulen dan berdarah dari vagina, dan pada
pemeriksaan nampak area kemerahan yang luas, lesi uleratif yang luas pada
daerah serviks dan dapat ditemukan pula servisitis nekrotik (Marquez, 2008).
11
Gambar Perjalanan Penyakit Infeksi Primer Herpes Genital
simpleks tipe I didaerah genital dan pada daerah rongga mulut disebabkan
Infeksi primer berlangsung lebih berat dan lama, kira-kira 3 minggu dan
sering disertai juga dengan gejala sistemik seperti demam, malaise, dan
berkelompok diatas kulit yang sembab dan eritetematosa, berisi cairan jernih
muncul menjadi tidak jelas. Infeksi sekunder ini umumnya terjadi pada orangn
12
80% dengan infeksi herpes simplek pada genitelia eksterna akan disertai
b. Fase laten
Pada fase ini tidak akan ditemukan gejala klinis pada pasien, namun
virus herpes simpleks dapat ditemukan dalam keadaan tidak aktif pada
c. Lesi rekuren :
Lesi vesikuloulseratif
13
Permukaan lesi didahului oleh rasa gatal, panas dan nyeri
Gambaran Vesikel
Pada lesi rekuren, virus herpes simpleks yang dalam keadaan tidak aktif
berupa trauma fisik (demam, infeksi, kurang tidur, hubungan seksual, dan lain-
lain), trauma psikis (gangguan emosional, menstuasi), dan dapat pula timbul
akibat jenis makanan dan minuman yang mencetus timbulnya infeksi rekuren
(Indriatmi, 2018).
Gejala klinis yang timbul pada lesi rekuren ini akan lebih ringan
10 hari. Sering ditemukan gejala prodromal lokal sebelum timbul lesi berupa
vesikel yaitu muncul rasa panas, gatal, dan nyeri. Infeksi rekurens ini dapat
timbul ditempat yang sama (loco) atau tempat lain atau tempat sekitarnya (non
14
Reaktivasi dari virus dari infeksi rimer pada HSV-1 meliputi daerah
fasial perioral, terutama bibir, dimana bibir bagian bawah merupakan tempat
paling sering terinfeksi. Tempat lain yang dapat terinfeksi hidung, dagu, dan
pipi. Pada pasien dengan rekurensi yang sering, tempat lesi akan sedikit
kumpulan dari vesikel-vesikel dan ulkus, atau fisura linier pada ginggiva dan
anterior palatum durum. Gejala prodromal yang dapat muncul yakni nyeri,
panas, gatal pada daerah lesi. Meski pada pasien dengan imunokompeten,
papul. Kemudian stadium sakit (disease stages) meliputi vesikel, ulkus, dan
dan sisa pembengkakan. Lesi yang terjadi berlangsung selama kurang lebih 5
15
Gambar Rekuren Herpes Simpleks Labialis
(Sumber: Marquez, 2008)
multipel vesikel pada area genital. Lesi ini dapat muncul di tempat yang sama
dengan infeksi primer dan dapat juga berbeda. Rekurensi dari lesi genital ini
dapat didahului dengan gejala prodromal yaitu nyeri, gatal, rasa terbakar, dan
tanda-tanda lain yang lebih ringan dibandingkan dengan lesi primer. Tanpa
pengobatan, lesi biasanya dapat sembuh dalam 6-10 hari (Marquez, 2008).
16
Gambar Herpes Genitalia Rekuren
HSV dapat pula mengenai lokasi lain. Mekanisme yang menunjang ialah
virus akan penetrasi ke sel keratinosit sehingga muncul gejala. Herpetic whithlow
merupakan infeksi HSV pada jari dengan cara inokulasi langsung atau melalui
munculnya penyakit ini sebagian besar disebabkan HSV-1, namun HSV-2 dapat
Pada tempat infeksi akan muncul eritematus dan edematus. Lesi biasanya tampak
pada ujung jari dan dapat menjadi pustul dan sangat nyeri. Demam dan
17
Gambar Herpetic Whitlow
2.6 DIAGNOSIS
penunjang.
a. Anamnesis
b. Gejala klinis
c. Pemeriksaan penunjang
- Tzanck test
18
Dilakukan dengan pewarnaan giemsa dan dinyatakan positif apabila
Ukuran dari sel dibandingkan dengan neutrofil (lebih besar giant cell).
- Kultur jaringan
spesimen akan terbukti postif dalam kurun waktu 48-96 jam setelah
ketika kultur pada lesi diambil saat fase vesikel terutama ketika spesimen
- Tes virologi
19
Tes virologi yang dapat dilakukan adalah Polymerase Chain Reaction
lesi ulseratif. Kultur virus dan PCR mengisolasi HSV untuk memprediksi
20
Tabel Kelebihan dan Kekurangan Pemeriksaan Penunjang
dengan impetigo vesikobulosa. Pada daerah genital harus dibedakan dengan ulkus
1. Impetigo Vesikobulosa
Kelainan kulit pada impetigo vesikobulosa berupa eritem, bula, dan bula
datang berobat, vesikel/bula telah memecah sehingga yang tampak hanya koleret
21
Gambar Impetigo Bulosa
2. Herpes zoster
virus varisela zoster yang menyebar ke jaringan saraf dan kulit dengan segmen
eritematosa disertai nyeri radicular unilateral yang umumnya terbatas pada satu
dermatom.
3. Ulkus durum
Chancre (ulkus durum) sifilis biasanya muncul sebagai lesi tunggal yang tidak
menyakitkan dan tidak berulang. Ulkus tersebut biasanya bulat, dasarnya ialah
jaringan granulasi berwarna merah dan bersih, diatasnya hanya tampak serum.
22
Gambar Chancre pada sifilis primer
eksudat abu-abu kekuningan diatas dasar jaringan granulasi. Ulkus kecil, lunak
pada perabaan, tidak terdapat indurasi, berbentuk cawan, pinggir tidak rata, sering
Gambar Chancroid
5.Limfogranuloma Venereum
dan tidak nyeri, dapat berupa erosi, papul miliar, vesikel, pustul, dan ulkus.
Umumnya penderita tidak datang berobat pada fase ini, tetapi pada waktu terjadi
23
A B
24
Tabel Diagnosis Banding Infeksi HSV-1
2.8 PENATALAKSANAAN
a. Simptomatis:
- Analgesik, kompres
b. Antivirus:
25
- Valaciclovir 500mg sehari 2 kali selama 7-10 hari
a. Lesi ringan:
b. Lesi berat :
c. Lesi rekuren lebih dari 8 kali dalam setahun diberikan terapi supresif
selama 6 bulan
DNA virus. Secara klinis, obat ini bermanfaat bila penyakit sedang aktif. Bila
2.9 KOMPLIKASI
- Radikuloneuropati
- Ensepalitis HSV
26
- Hepatitis
- Monoartikular artritis
- Bell’s palsy
2.10 PROGNOSIS
psikologik akan memberatkan pasien. Pengobatan secara dini dan tepat memberi
prognosis yang lebih baik, yakni masa penyakit berlangsung lebih singkat dan
yang lama atau fisik yang sangat lemah, menyebabkan infeksi ini dapat menyebar
ke alat-alat dalam dapat fatal. Prognosis akan lebih baik seiiring dengan
27
BAB 3
1. Prevalence of Herpes Simplex Vrus Type 1 and Type 2 in Persons Aged 14-
menyebutkan bahwa prevalensi infeksi HSV-1 di pasien dengan rentang usia 14-
usia. Mulai dari usia 14-19 tahun sebesar 27%, hingga 41,3%, 54,1% dan 59,7%
pada rentang usia 20-29, 30-39, 40-49 tahun. Menurut jenis kelamin, perempuan
Sedangkan pada HSV-2 prevalensi pada usia 14-49 tahun sebesar 12.1%.
prevalensi meningkat sejalan dengan bertambahnya usia, mulai dari 0,8% pada
28
usia 14-19 tahun, hingga 7,6%, 13,3% dan 21,2% pada usia 20-29, 30-39, 40-49
tahun. Menurut jenis kelamin, prevalensi infeksi HSV-2 lebih banyak terjadi pada
Menurut Looker (2015) menyebutkan bahwa, dari total pasien dengan usia
15-49 tahun yang memiliki penyakit herpes simpleks yang disebabkan oleh HSV-
2 sebanyak 417 juta, prevalensi HSV-2 pada usia 15-49 tahun di dunia pada
tahun 2012 sebesar 11,3%. Prevalensi tertinggi di Afrika (31,5%) diikuti oleh
Amerika (14,4%). Dan prevalensi pada wanita lebih besar dibandingkan dengan
laki-laki (14,8% dan 8%), yakni sebanyak 267 juta wanita dan 150 juta laki-laki
yang terinfeksi.
29
Tabel Presentase Prevalensi Infeksi HSV-2
2010-2011 didapatkan data yakni dari total sampel 76 pasien, sebanyak 40 pasien
dibandingkan dengan laki-laki karena anatomi dari alat genital, yakni permukaan
Laki-laki 36 47,4
Perempuan 40 52,6
Total 76 100,0
30
Sedangkan berdasarkan usia, pada kelompok usia 25-29 tahun lebih
mendominasi dari keseluruhan data yakni sebanyak 22 pasien (28,9%) dan yang
terendah yaitu pada kelompok usia 45-49 tahun yakni sebanyak 4 pasien (5,3%).
Menurut peneliti, hal ini terjadi karena pada usia 25-29 tahun merupakan usia
15-19 5 6,6
20-24 16 21,1
25-29 22 28,9
30-34 17 22,4
35-39 7 9,2
40-44 5 6,6
45-49 4 5,3
Total 76 100,0
31
Gambar Distribusi Pasien Baru Herpes Genitalis di Divisi IMS URJ Kesehatan
Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode 2005-2007
Gambar Distribusi Jenis Kelamin Pasien Baru Herpes Genitalis di Divisi IMS URJ
Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode 2005-2007
Gambar Distribusi Status Perkawinan Pasien Baru Herpes Genitalis di Divisi IMS URJ
Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode 2005-2007
32
Gambar Distribusi Pasangan Seksual Pasien Baru Herpes Genitalis di Divisi IMS URJ
Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode 2005-2007
Gambar Distribusi Waktu Coitus Suspectus Pasien Baru Herpes Genitalis di Divisi IMS
URJ Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode 2005-2007
Gambar Distribusi Waktu Keluhan Utama Pasien Baru Herpes Genitalis di Divisi IMS
URJ Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode 2005-2007
33
Gambar Distribusi Bentuk Lesi pada Pasien Baru Herpes Genitalis di
Divisi IMS URJ Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya
periode 2005-2007
Gambar Distribusi Lokasi Lesi pada Pasien Baru Herpes Genitalis di Divisi IMS
URJ Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode 2005-2007
34
Gambar Distribusi Diagnosis pada Pasien Baru Herpes Genitalis di Divisi IMS
URJ Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode 2005-2007
Gambar Distribusi Pengobatan pada Pasien Baru Herpes Genitalis di Divisi IMS
URJ Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode 2005-2007
Gambar Distribusi KIE pada Pasien Baru Herpes Genitalis di Divisi IMS URJ
Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode 2005-2007
35
4. Penelitian Retrospektif: Gambaran Klinis Herpes Simpleks Genitalis
(Bonita, 2017)
Infeksi herpes simpleks genitalis di Divisi IMS URJ Kesehatan Kulit dan
Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya dalam kurun waktu 5 tahun( 2011-2015),
sebanyak 102 pasien, yaitu 1,8% dari 5.838 pasien Divisi IMS URJ Kesehatan
Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya atau 0,08% dari 120.385
pasien yang datang ke URJ Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
Tabel Distribusi Bentuk Lesi Pasien Herpes Simpleks Genitalis di Divisi Infeksi
Menular Seksual (IMS) Unit Rawat Jalan (URJ) Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD
Dr. Soetomo Surabaya Periode tahun 2011-2015
36
Tabel Distribusi Pemeriksaan Laboratorium Pasien Herpes Simpleks Genitalis di
Divisi Infeksi Menular Seksual (IMS) Unit Rawat Jalan (URJ) Kesehatan Kulit dan
Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2011-2015
5. Data Distribusi Jenis Kelamin dan Usia pada Pasien Herpes di RSUD
5-14 tahun 0 0
15-24 tahun 2 0
25-44 tahun 7 0
45-64 tahun 0 0
>65 tahun 0 0
Total 9 0
37
Dari data diatas pasien Herpes Simplex paling banyak diderita oleh pasien
perempuan. Khususnya rentang usia 25 – 44 tahun. Diikuti pada usia 15-44 tahun.
38
BAB 4
KESIMPULAN
mukokutaneus dan disebabkan oleh Herpes Simplex Virus. Terdapat 2 tipe virus
yang menyebabkan herpes simpleks, yaitu HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 sebgian
Gejala klinis dibagi menjadi 3 fase, yakni lesi primer, fase laten, dan lesi rekuren.
bergerombol di atas dasar eritema dan disertai rasa nyeri. Tatalaksana yang
39
DAFTAR PUSTAKA
Hidayatullah, Jakarta
Indriatmi, Wresti., 2018, Herpes Simpleks: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,
Jatmiko A., Nurharini F., Dewi D., Murtiastutik D., 2009, Penderita Herpes
Kumar S., Chandy M., Pathogenesis and Life Cycle of Herpes Simplex Virus
Legoff J., Pere H., Belec L., 2014, Diagnosis of Genital Herpes Simplex Virus
40
Looker K., et al, 2015, Global Estimates of Prevalent and Incidency Herpes
Medicine, America
McQuillan G., et al, 2018, Prevalence of Herpes Simplex Virus Type 1 and Type
2 in Persens Aged 14-49 : Unitad States, 2015-2016, NCHS Data Brief, No.
304
Marlina E., Soebadi B., 2013, Penatalaksanaan Infeksi Herpes Simpleks Oral
Murtiastutik D., Martodihardjo S., 2005, Pedoman Diagnosis dan Terapi SMF
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin: Herpes Simplex, RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, Surabaya
Usatine R., Tinitigan R., 2010, Nongenital Herpes Simplex Virus, University of
Wald A., Corey L., 2007, Human Herpesviruses: Persistence in the Population:
41