Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PROGRAM PUSKESMAS TLOGOSARI KULON

KELUARGA BERENCANA

Oleh:

Uswatun Ulfah Mainuroh


1503088

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas sebagai organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat. Melalui
program dan kegiatannya, puskesmas berperan serta mewujudkan keberhasilan
pembangunan kesehatan Indonesia, khususnya di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif
yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian.
Peningkatan dan  perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu
usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi
akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan
kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia
tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan
dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya
untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM

A. Pengertian
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang
mengatur  banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi
ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan
kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya
perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang
sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri
kehamilan dengan aborsi

B. Tujuan
1. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama
dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan
kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
2. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari
satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk
tercapainya keluarga bahagia.
3. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan
menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan
berkualitas.
4. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu
keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan
produktif dari segi ekonomi.
5. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
6. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi
C. Manfaat
1. Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka sehingga dapat
memutuskan  bila dan kapan mereka ingin hamil dan memiliki anak. Wanita
dapat mengambil jeda kehamilan selama sedikitnya dua tahun setelah melahirkan,
yang memberikan banyak manfaat bagi perempuan dan bayi mereka.
2. Wanita yang hamil segera setelah melahirkan berisiko memiliki kehamilan yang
buruk. Mereka lebih mungkin menderita kondisi medis yang serius atau
meninggal selama kehamilan. Bayi mereka juga lebih cenderung memiliki
masalah kesehatan (misalnya lahir dengan berat badan rendah). Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa secara global, 100.000 kematian
ibu dapat dicegah setiap tahun, jika semua wanita yang tidak ingin anak lagi
mampu menghindari kehamilan. Kematian ini terjadi sebagian besar di negara
berkembang di mana cakupan kontrasepsi rendah.
3. Wanita lebih dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial, mencari pekerjaan dan
meraih  pendidikan ketika mereka menggunakan alat kontrasepsi dan tidak
berisiko hamil. Karena kegiatan ini umumnya meningkatkan status perempuan
dalam masyarakat, kontrasepsi secara tidak langsung mempromosikan hak-hak
dan status perempuan.
4. Memberikan manfaat kesehatan non-reproduksi. Metode kontrasepsi hormonal
gabungan (yaitu estrogen dan progesteron) dapat menurunkan risiko kanker
ovarium dan endometrium. Injeksi progesteron juga melindungi terhadap kanker
ini dan juga terhadap fibroid rahim. Kontrasepsi implan dan sterilisasi wanita
telah terbukti mengurangi risiko penyakit radang  panggul.
5. Mencegah efek kesehatan jiwa dari kehamilan yang tidak diinginkan dan
mengurangi aborsi.
6. Kemampuan untuk mengontrol kesuburan juga memungkinkan wanita untuk
lebih mengontrol aspek lain dari kehidupan mereka, misalnya memutuskan kapan
dan mengapa mereka menikah. Sejak kontrasepsi tersedia secara luas pada 1970-
an, pola perkawinan telah  berubah. Wanita sekarang menikah dan memiliki anak
di usia yang lebih matang dan rata-rata memiliki anak lebih sedikit. Perubahan
demografis cenderung telah mengurangi beban emosional dan ekonomi untuk
membesarkan anak, karena keluarga sekarang biasanya memiliki lebih banyak
waktu untuk mengumpulkan sumber daya keuangan sebelum kelahiran anak.
Ukuran keluarga yang lebih kecil juga berarti bahwa orang tua memiliki lebih
banyak waktu dan sumber daya yang diberikan per anak.
D. Pelaksanaan Program
1. KB Suntik
Metode Keluarga Berencana ini dapat menghalangi ovulasi (masa subur),
mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental, menghambat sperma dan
menimbulkan perubahan pada rahim. Cara kerja KB suntik pun dapat mencegah
terjadinya pertemuan sel telur dengan sperma dan mengubah kecepatan
transportasi sel telur
2. Pil KB
Komposisi Pil KB Andalan berbentuk kemasan untuk dikonsumsi selama 28 hari.
Terdiri dari 21 tablet pil berwarna kuning yang setiap tabletnya mengandung 0.15
mg Levonorgestrel (hormon Progestin) dan 0.03 mg Etinilestradiol (hormon
Estrogen) dan 7 tablet salut gula  berwarna putih yang tidak mengandung
hormon.
3. IUD / AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Komposisi Batang plastik berbentuk T berukuran 3 cm dengan balutan tembaga
seluas kurang lebih 380 mm2. Mekanisme Kerja IUD Andalan akan mencegah
pelepasan sel telur sehingga tidak akan terjadi pembuahan. Selain itu mengurangi
mobilitas sperma ag`r tidak dapat membuahi sel telur serta mencegah sel telur
yang telah dibuahi menempel pada dinding Rahim . Kualitas IUD Andalan efektif
mencegah kehamilan hingga 99,4% apabila dipasang sesuai dengan prosedur oleh
bidan atau dokter terlatih.
BAB III
EVALUASI PROGRAM

A. Hasil Kegiatan Program


N PUSKESM KELURAHA JUMLA PESERTA KB PESERTA KB
O AS N H PUS BARU AKTIF
JUMLA % JUMLA %
H H
1 PUSKESMA TLOGOSARI 7.283 186 2,55 5.517 75,75%
S KULON %
MUKTIHARJ 4.786 152 3,18 3.677 76,83%
TLOGOSAR
O KIDUL %
I KULON
KALICARI 1.617 92 5,69 1.798 111,19
% %
GEMAH 2.425 118 4,87 1.342 55,34%
%
JUMLAH 16.111 5484 3,40 12.334 76,56%
%

B. Rencana Tindak Lanjut


a. Penyuluhan dan memberikan pendidikan kesehatan terhadap masyarakat tentang
program keluarga berencana
b. Melakukan pendataan dan survey tentang jenis KB yang dipakai
c. Pendokumentasian di setiap kegiatan imunisasi

Anda mungkin juga menyukai