Anda di halaman 1dari 29

KEPERAWATAN GERONTIK

“ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DALAM PENDEKATAN


KELOMPOK”

KELOMPOK 2 :

DIAN SHAFA FADHILAH

EKA ALVIANITA

ERINA DWI SARTIKA

FITRI NUR ARIFAINI

HANA IQOMATUL IHSANIAH

HENI HERLINA

ILMAIDA NURMALIYA

M. AKMAL SULUFU

RIZKI DEDY PRATAMA

PRODI D.IV KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2016/2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya kelompok masih
diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Tugas ini
berjudul“Asuhan Keperawatan Lansia Dalam Pendekatan Kelompok”ini disusun untuk
memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah Keperawatan Gerontik.

Kami menyadari bahwa tugasinimasihjauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kelompok harapkan. Dan semoga makalah ini dapat
dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, masyarakat dan
pembaca.

Bandar Lampung, Maret 2017

Kelompok
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 DEFINISI

Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke


atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides,
1994).
Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Pada Kelompok yang dikategorikan
lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process. Ilmu yang
mempelajari fenomena penuaan meliputi proses menua dan degenerasi sel termasuk
masalah-masalah yang ditemui dan harapan lansia disebut gerontology (Cunningham
&Brookbank, 1988).

Gerontology berasal dari kata Geron/Geronto( bahasa yunani) yang berarti


orangtua dan logos = ilmu. Sedangkan Geriartri merupakan bagian dari ilmu
kedokteran untuk orang lanjut usia. Geriartri berasal dari kata Geros yang berarti
lanjut usia dan eatriea = kesehatan. Yosaputra (1987) mendefinisikan Geriatri sebagai
ilmu yang mempelajari, membahas, meneliti proses menua dan segala macam
penyakit jasmani dan rohani yang mungkin mengenai manusia lanjut usia, serta
bagaimana cara mencegah dan mengobatinya. Geriatri juga bisa diartikan sebagai
cabang dari ilmu kedokteran yang mempelajari aspek-aspek klinis, preventif maupun
terapeutik bagi klien lanjut usia.

Keperawatan gerontik didefinisikan sebagai ilmu yang membahas fenomena


biologis, psiko dan sosial serta dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan dasar
manusia dengan penekanan pada upaya prevensi dan promosi kesehatan sehingga
tercapai status kesehatan yang optimal bagi lanjut usia. Aplikasi secara praktis
Keperawatan gerontik adalah dengan menggunakan proses keperawatan (pengkajian,
diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi).

2.2 BATASAN-BATASAN LANSIA


WHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi :
1. Midle age (usia pertengahan) yaitu kelompok usia 45-59 tahun
2. Elderly, antara 60-74 tahun
3. Old, antara 75-90 tahun
4. Very old, lebih dari 90 tahun
Klasifikasi lansia berdasarkan kronologis usia, yaitu :
1. Young old: 60-75 tahun
2. Middle old: 75-84 tahun
3. Old-old: >85 tahun
Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) lansia merupakan kelanjutan dari
usia
dewasa yang dibagi menjadi empat bagian, yaitu :
1. Fase iuventus, antara 25 -40 tahun
2. Fase verilitas, antara40 -50 tahun
3. Fase prasenium, antara 55 – 65 tahun
4. Fase senium, lebih dari 65 tahun

Sedangkan menurut Undang-undang No. 4 Tahun 1965 pasal 1, merumuskan


bahwa seseorang dapat dinyatakan sebagai orang jompo atau lanjut usia setelah yang
bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak memupunyai atau tidak berdaya mencari
nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menrima nafkah dari orang
lain.

2.3 ASPEK-ASPEK PENGKAJIAN KELOMPOK


1. DATA INTI
a). Riwayat/sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas dan
studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut.
b). Data demografi
Mengkaji jumlah komunitas berdasarkan usia, jenis kelamin, status perkawinan,
suku dan agama.
c). Vital statistik
- Angka kematian
- Penyebab kematian
- Angka pertambahan anggota
- Angka kematian
d). Status kesehatan komunitas
- Berdasarkan kelompok umur (bayi, balita, usia sekolah, remaja, lansia)
- Berdasarkan kelompok khusus di masyarakat (ibu hamil, pekerja industri,
kelompok penderita penyakit kronis, menular)

1). Keluhan yang dirasakan saat ini :


- pusing
- nyeri sendi
- demam
- diare
- batuk sulit tidur
- cemas/stress
- nyeri lambung
- nyeri pinggang
- sesaknafas
- mual dan muntah
- kurang nafsu makan
- cepat lelah
- jantung berdebar-debar, dll
2) Tanda-tanda vital :
- tekanan darah
- nadi, respiratory rate
3) Kejadian penyakit saat ini :
- ISPA
- Hipertensi
- Diabetes melitus
- Stroke
- Penyakit ginjal
- Penyakit asthma
- TB Paru
- Penyakit kulit
- Penyakit mata
- Penyakit rheumatik
- Penyakit jantung
- Ganguan jiwa
- Kelumpuhan
- Penyakit menahun lainnya, dll
4) Riwayat penyakit keluarga
5) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari :
- pola pemenuhan nutrisi
- pola pemenuhan cairan
- pola istirahat tidur
- pola eliminasi
- polaaktifitas gerak
- pola pemenuhan kebersihan diri
6) Status psikososial :
- komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan
- hubungan dengan orang lain
- peran di masyarakat
- kesedihan yang dirasakan
- stabilitas emosi
- penelantaran anak/lansia
- perlakuan yang salah dalam kelompok/perilaku tindak kekerasan
7) Status pertumbuhan dan perkembangan
8) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
9) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
10) Pola perilaku tidak sehat :
- merokok
- minum kopi
- minum alkohol
- penyalahgunaan obat tanpa resep
- penyalahgunaan obat terlarang
- pola konsumsi tinggi garam. Lemak, purin

2. DATA LINGKUNGAN FISIK


a. Pemukiman :
1) luas bangunan
2) bentuk bangunan (rumah, petak, asrama, paviliun)
3) jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen
4) atap rumah : genting, seng, welit, ijuk, kayu, asbes
5) dinding : tembok, kayu, bambu, lainnya sebutkan
6) lantai : semen, tegel, keramik, tana, kayu, lainnya
7) ventilasi : kurang/lebih dari 15% luas lantai
8) pencahayaan : baik, kurang
9) penerangan : baik, kurang
10) kebersihan : baik, kurang
11) pengaturan ruangan dan perabot : baik, kurang
12) kelengkapan alat rumah tangga : lengkap, tidak
b. Sanitasi
1) penyediaan air bersih (MCK)
2) penyediaan air minum
3) pengelolaan jamban; jenis, jumlah, jarak dengan sumber air
4) sarana pembuangan limbah (SPAL)
5) pengelolaan sampah
6) polusi udara, air, tanah, suara
7) sumber polusi; pabrik, rumah tangga, industri lainnya
c. Fasilitas
1) peternakan, perikanan, dll
2) pekarangan
3) sarana olahraga
4) taman, lapangan
5) ruang pertemuan
6) sarana hiburan
7) sarana ibadah
d. Batas-batas wilayah
e. Kondisi geografis

3. PELAYANAN KESEHATAN DAN SOSIAL


a. Pelayanan Kesehatan
b. Fasilitas sosial (pasar, toko, dll)

4. EKONOMI
a. Jenis pekerjaan
b. Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c. jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
d. jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan usia lanjut

5. KEMANAN DAN TRANSPORTASI


a. Kemanan
1) sistem keamanan lingkungan
2) penanggulangan kebakaran
3) penanggulangan bencana
4) penanggulangan polusi udara, air, tanah
b. Transportasi
1) kondisi jalan
2) jenis transportasi yang dimiliki

6. POLITIK DAN PEMERINTAHAN


a. Sistem pengorganisasian
b. Struktur organisasi
c. Kelompok organisasi dalam komunitas
d. Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

7. SISTEM KOMUNIKASI
a. Sarana umum komunikasi
b. Jenis dan alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
c. Cara penyebaran informasi
8. PENDIDIKAN
a. Tingkat pendidikan komunitas
b. Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal & informal)
1) jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
2) sumber daya yang tersedia
c. Jenis bahasa yang digunakan
9. REKREASI
a. Kebiasaan rekreasi
b. Fasilitas tempat rekreasi

2.4 ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK LANSIA

Pengkajian KelompokUsiaLanjut
A. DATA UMUM
1. Identitas Panti Sosial Tresna Werdha
a. Nama : Panti Sosial Tresna Werdha
b. Alamat : Jalan Sumber Mlaten No.3 RT 01 RW 13 Kec. Lawang , Jawa
Timur
B. DATA INTI
1. Sejarah berdirinya Panti Werdha
Panti Sosial Tresna Werdha Pandaan didirikan pada tanggal 1 Oktober 1979
dengan nama Sasana Tresna Werdha (STW) “Sejahtera” Pandaan yang mula-mula
berkapasitas 30 orang, dan pada tanggal 17 Mei 1982 oleh Menteri Sosial Bapak
Saparjo diresmikan pemakaiannya berdasarkan KEP. MENSOS RI NO.
32/HUK/KEP/VI/82 dengan kapasitas tampung 110 orang dan menempati area
seluas 16.454 m2 dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Selatan : Dusun Klampok

Sebelah Utara : Dusun Tengger

Sebelah Timur : Dusun Sukun

Sebelah Barat : Dusun Rajeg


Pada tahun 1994 mengalami pembakuan penamaan UPT Pusat/Panti/Sasana
dilingkungan Departemen Sosial sesuai SK Mensos RI. No. 14/HUK/1994 dengan
nama Panti Sosial Tresna Werdha “Sejahtera” Pandaan. Melalui SK Mensos RI
No. 8/HUK/1998 ditetapkan termasuk kategori panti percontohan tingkat Provinsi
dengan kapasitas tampung 110 orang Perda No. 12 th 2000 tentang Dinas Sosial
Provinsi Jawa Timur bahwa Panti Sosial Tresna Werdha Pandaan, merupakan unit
pelaksana teknis Dinas sosial Provinsi Jawa Timur. Dengan keluarnya Perda No.
14 th 2002 yang merubah Perda No. 12 th 2000 tentang Dinas Sosial yang berisi
bahwa Panti Sosial Tresna Werdha Pandaan berubah menjadi Panti Sosial Tresna
Werdha Pandaan-Bangkalan yang merupakan unit pelaksana teknis dari Dinas
Sosial Provinsi Jawa Timur.

2.Data Demografi (Distribusi Lansia)


Jumlah lansia: 30 orang yang akan dijadikan responden
Distribusi lansia berdasarkan :
2.1 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan rentang usia lansia menurut WHO
No Rentang usia Jumlah Prosentase%
Usia pertengahan
0%
1 (middle age) 0
45-59 tahun
Lanjut usia(elderly)
2 20 66,7 %
60-74 tahun
Lanjut usia tua (old)
3 10 33,3%
75-90 tahun
Usia sangat tua (very old)
4 0 0%
Di atas 90 tahun
Jumlah 30 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 2.1 diketahui bahwa dari 30 lansia, rentang usia yang paling banyak
adalah usia 60-74tahun (66,7%) dan usia 75-90 tahun (33,3%)

2.2 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin


No Jenis kelamin Jumlah Prosentase%
1 Perempuan 18 60 %
2 Laki-laki 12 40 %
Jumlah 30 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 2.2 diketahui bahwa dari 30 lansia jenis kelamin yang paling
banyak adalah perempuan (60%) dan paling sedikit laki-laki sebanyak (40%)

2.3 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan status perkawinan


No Status perkawinan Jumlah Prosentase%
1 Sudah kawin 29 93 %
2 Belum kawin 1 7%
Jumlah 30 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 2.3 diketahui bahwa dari 30 lansia, status perkawinan yang paling
banyak adalah sudah kawin (93 %) dan paling sedikit belum kawin (7%)

2.4 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan agama


No Agama Jumlah Prosentase%
1 Islam 15 50 %
2 Kristen 10 33 %
3 Katolik 2 6,6 %
4 Budha 3 10,4 %
Jumlah 30 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 2.4 diketahui bahwa dari 30 lansia, agama paling banyak dianut
adalah agama islam berjumlah 15 orang (50%), sedangkan agama yang paling sedikit
dianut adalah agama khatolik (6,6%)

2.5 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan suku


No. Suku Jumlah Presentase %
1 Lampung 10 33 %
2 Jawa 12 40%
3 Batak 5 16,6%
4 Bali 3 10,4%
Jumlah 30 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 2.5 diketahui bahwa dari 30 lansia, suku terbanyak adalah suku
jawa yang berjumlah 12 orang (40%).

3. Vital statistic
Data status kesehatan kelompok usia lanjut:
3.1 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan masalah kesehatan saat ini
No Jenis penyakit Jumlah Prosentase%
1 Hipertensi 3 10 %
2 Post stroke 1 3,3 %
3 Demensia 19 63,3 %
4 Diabetes Melitus 3 10 %
5 Dermatitis 4 13,4 %
Jumlah: 30 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.1 diketahui bahwa dari 30 lansia paling banyak menderita jenis
penyakit demensia sejumlah 19 orang (63,3%) sedangkan paling sedikit lansia
menderita post stroke sejumlah 1 orang (3,3%)

3.2 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan tekanan darah


No Tekanan darah Jumlah Prosentase%
1 <100/70 mmHg - -%
2 100/70-150/100 mmHg 30 100 %
3 150/100-200/130 mmHg - -%
4 >200/130 mmHg - -%
Jumlah 30 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.2 diketahui bahwa dari 30 lansia paling banyak memiliki tekanan
darah dalam rentang 100/70-150/100 mmHg sejumlah 30 orang (100%)

3.3 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan nadi


No Frekuensi nadi Jumlah Prosentase%
1 <60 kali/menit - -%
2 60-80 kali/menit 30 100 %
3 >80 kali/menit - -%
Jumlah: 30 -%
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.3 diketahui bahwa dari 30 lansia, berdasarkan pemeriksaan
semuanya memiliki frekuensi nadi 60-80 kali/menit
3.4 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan kegiatan hidup sehari-hari
3.4.1 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan pola makan
No Pola Makan Jumlah Prosentase%
1 1 porsi habis 10 33,3 %
2 ½ porsi habis 20 66,7 %
Jumlah: 30 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.4.1 diketahui bahwa dari 30 lansia, pola makan paling sedikit
menghabiskan 1 porsi sejumlah 10 orang (33,3%) sedangkan yang paling banyak
menghabiskan hanya ½ porsi sejumlah 20 orang (66,7%).

3.4.2 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan pola minum

No Pola Minum Jumlah Prosentase%


1 120-360 cc/hari 2 6,67 %
2 360-600 cc/hari 27 90 %
3 >600 cc/hari 1 3,33 %
Jumlah: 30 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.4.2 diketahui bahwa dari 30 lansia, pola minum paling banyak
menghabiskan 360-600cc/hari sejumlah 27 orang (90%)

3.4.3 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan istirahat tidur


No Istirahat tidur Jumlah Prosentase%
1 Pagi - -%
2 Siang 15 50 %
3 Malam 30 100 %
Jumlah: 25 150 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.4.3 diketahui bahwa dari 30 lansia, waktu istirahat tidur paling
banyak cenderung tidur di malam hari sejumlah 100%

3.4.4 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan eliminasi (BAK)


No BAK Jumlah Prosentase%
1 2-4 kali/hari 20 66,7 %
2 5-7 kali/hari - 0%
3 >7kali/hari - 0%
4 Menggunakan pampers 10 33,3 %
Jumlah: 30 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.4.4 diketahui bahwa dari 30 lansia, paling banyak BAK 2-4
kali/hari sejumlah 20 orang (66,7 %)

3.4.5 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan eliminasi (BAB)


No BAB Jumlah Prosentase%
1 1-2 kali/hari 19 63,3 %
2 1-3 kali/minggu 1 3,3 %
3 Menggunakan pampers 10 33,3 %
Jumlah: 30 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.4.5 diketahui bahwa dari 30 lansia,hampir 33,3 % menggunakan
pampers, dan 63,3 % BAB 1-2 kali/hari

3.4.6 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan tingkat kebersihan diri mandi

No Mandi Jumlah Prosentase%


1 1-2 kali/hari 8 26,7 %
2 1 kali / hari 10 33,3 %
3 jarang 12 40 %
Jumlah: 30 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.4.6 diketahui bahwa dari 30 lansia,hampir 40 % lansia jarang
mandi.

3.4.7 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan tingkat kebersihan rambut

No Mencuci rambut Jumlah Prosentase%


1 1 kali/hari 3 10 %
2 2 hari sekali 7 23,3 %
3 jarang 20 66,7 %
Jumlah: 30 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.4.7 diketahui bahwa dari 30 lansia,hampir 66,7 % lansia jarang
membersihkan rambut.

3.4.8 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan tingkat kerusakan intelektual dengan


menggunakan SPMSQ (Short Portable Mental Status Quesioner)
No Tingkat kerusakan intelektual Jumlah Prosentase%
1 Fungsi intelektual utuh 5 16,7 %
Fungsi intelektual kerusakan
2 10 33,3 %
ringan
Fungsi intelektual kerusakan
3 12 40 %
sedang
Fungsi intelektual kerusakan
4 3 10 %
berat
Jumlah 30 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.4.8 diketahui bahwa dari 30 lansia, paling banyak mengalami
kerusakan intelektual sedang dengan jumlah 12 orang (40 %)

3.4.9 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan aspek kognitif dengan menggunakan


MMSE (Mini Mental Status Exam)
No Aspek kognitif Jumlah Prosentase%
1 Tidak ada gangguan kognitif 5 16,7 %
2 Gangguan kognitif sedang 22 73,3 %
3 Gangguan kognitif berat 3 10 %
Jumlah 30 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.4.9 diketahui bahwa dari 30 lansia, paling banyak mengalami
gangguan kognitif sedang dengan jumlah 22 orang (73,3 %)
3.4.10 tabel distribusi frekuensi berdasarkan kegiatan di panti (Kegiatan Senam Tera )

No Minat senam jumlah Presentase %


1 Mintat Tinggi 12 40 %
2 Minat Rendah ( malas ) 18 60 %
Jumlah 30 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.4.10 diketahui bahwa dari 30 lansia, paling banyak lansia kurang
meminati untuk melakukan kegiatan senam tera sebanyak 18 orang ( 60 % )
dikarenakan kurangnya minat, kurangnya kesadaran, kurangnya informasi tentang
kesehatan dan kecacatan fisik.

3.4.11 Tabel distribusi frekuiensi berdasarkan kegiatan kebersihan lingkungan di


panti

No Mengikuti kegiatan jumlah Presentase %


1 Rajin 12 40 %
2 Malas 18 60 %
Jumlah 30 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.4.11 diketahui bahwa dari 30 lansia, paling banyak lansia kurang
kurang sadar dalam mengikuti dan menjaga kebersihan lingkungan panti sebanyak 18
orang ( 60 % ) dikarenakan kurangnya kesadaran, kurangnya informasi tentang
kesehatan lingkungan.

C. DATA SUB SISTEM


1. Lingkungan Fisik
1.1 Lingkungan Fisik Ruang Santa Maria

No. Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi


1 Bed / Kasur 13 Baik
2 Meja oma opa 14 Baik
4 Lemari 2 pintu 7 Baik
5 Telepon 1 Baik
6 Stop kontak Bel 13 Baik
7 Kamar mandi ukuran 2 x 2 7 Baik
meter
8 Jendela 32 Baik
9 Pintu masuk 2 pintu 6 Baik
10 Ventilasi 46 Baik
11 Lampu Ruangan 12 Baik
12 Lampu Kamar Mandi 7 Baik
13 Televisi 2 Baik
14 Kursi Roda 5 Baik
15 Jam dinding 3 Baik
16 Kalender 4 Baik
17 Kipas Angin 1 Baik
18 Ruang Kosong 1 Baik
19 Gantungan Pakaian 7 Baik

1.2.Lingkungan Fisik
a) Sarana Perumahan
Kontruksi bangunan permanen, luas bangunan sekitar 1 hektar, lantai bagian dalam
ruangan keramik dan bagian luar ruangan di paving, penerangan dan pencahayaan
baik, semua ruangan dan lorong diberi lampu, tiap ruangan memiliki ventilasi udara,
kebersihan terjaga, setiap hari disapu dan dipel (setiap melakukan tindakan, seperti
setelah makan, setelah mandi, dll, jumlah ruangan kamar ada 5, yaitu:
1.  Ruang VIP tiap kamar berisi 1 orang, ada 5 kamar (Santo Yusuf)
2.  Ruang Kelas I tiap kamar berisi 2 orang, ada 7 kamar (Santa Maria)
3.  Ruang Kelas II tiap kamar berisi 4 orang, ada 6 kamar (Santo Antonius)
4.   Ruang Kelas IIIA tiap kamar berisi 5 orang, ada 6 kamar (Santo Michael)
5.   Ruang Kelas IIIB tiap kamar berisi 12 orang, ada 2 kamar (SantoFransiscus Assisi)

Selain ruang kamar tersebut ada ruangan lain, yaitu:


1.    Ruang Administrasi
2.   Ruang Serbaguna
3.   Ruang Jahit/Gudang
4.    Ruang Gizi
5.    Ruang Makan Asrama
6.    Ruang Isolasi
7.    Ruang Klinik
8.    Ruang Perawat
9.    Ruang Obat
10.  Ruang Temu Keluarga
11. Ruang Makan Oma Opa/Fisioterapy
12.  Ruang Dapur
13.  Ruang Aula
14.  Ruang Cuci Baju
15.  Ruang Doa
16.  Asrama
17.  Ruang Kepala Ruangan
18.  Ruang Jenazah

b) Pekarangan:
Pekarangan cukup luas, keadaan tertata rapi, dan dimanfaatkan untuk menanam
tanaman hias, sayuran dan buah.

c) Sarana Sumber Air Bersih


Sumber air memadai, bersumber dari PDAM dan pompa air. Tersedia pula kran
khusus air hangat, tetapi kadang tidak tersedia

d) Sarana Pembuangan Sampah


Tempat pembuangan sampah baik, sampah-sampah tersebut dibakar. Sampah basah
maupun kering tidak dibedakan, sampah dikumpulkan menjadi satu dan ditaruh di
samping kanan bangunan dan jika sudah berkumpul akan dibakar

e) Sarana Pembuangan Kotoran Manusia


Pembuangan pampers dimasukkan dalam cerobong kemudian dibakar. Pembungan
kotoran manusia melalui kloset dan di tampung dalam septic tank

f) Sarana Mandi
Di setiap ruang terdapat kamar mandi, keadaannya bersih pencahayaannya terang,
kran untuk air hangat dan dingin, kloset untuk BAB dan BAK bentuknya kloset
duduk, lantai dari keramik jadi agak licin dan terdapat tempat pegangan bagi lansia
untuk meminimalisir resiko jatuh.

g) Sarana SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah)


Panti tidak memiliki sarana pengolahan limbah cair

2. Pelayanan Kesehatan dan Sosial


Panti Sosial Tresna Werdha adalah unit pelaksanaan teknis dari Dinas Sosial Provinsi
Jawa Timur yang mempunyai tugas memberikan pelayanan sosial bagi para lansia,
sehingga mereka dapat menikmati sisa hidupnya dengan diliputi ketentraman lahir dan
batin.

Kegiatan yang ada di panti ini tidak hanya berasal dari Dinas Sosial tetapi ada juga
kegiatan yang bekerja sama dengan Departemen Agama, bimbingan mental agama
yang ada di wisma-wisma, dengan Debdikbud untuk pengadaan kegiatan dan lain
sebagainya. Selain itu, panti bekerjasama dengan RSUD Sidoarjo, RSU Malang,
Puskesmas Pandaan, RSU Bangil, Pemda setempat untuk menunjang kondisi
kesehatan para lansia.

3.Transportasi, Keamanan, dan Keselamatan


Untuk kegiatan di dalam panti biasanya para lansia hanya berjalan kaki untuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Panti juga menyediakan kendaraan berupa mobil
untuk keadaan darurat, misalnya keadaan dimana lansia harus segera mendapat
penanganan di rumah sakit. Selain itu, masing-masing wisma juga dijaga oleh tenaga
keamanan yang diperkerjakan di panti tersebut.

4. Politik dan Pemerintahan


Panti Sosial Tresna Werdha Pandaan merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Dinas
Sosial Provinsi Jawa Timur yang memiliki struktur organisasi sesuai dengan Perda
Provinsi Jawa Timur No. 14 Tahun 2002 yang terdiri dari: Kepala Panti, Kelompok
Jabatan Fungsional, Ka. Sub. Bagian Tata Usaha, Ka. Sie Unit Pelayanan Sosial
Pandaan dan Bangkalan. Panti Sosial Tresna Werdha juga memiliki prosedur
pelayanan yang sistemastis untuk mencapai lansia yang sejahtera. Panti Sosial Tresna
Werdha Pandaan memiliki 33 pegawai yang memiliki peran dan fungsinya masing-
masing.

5.  Komunikasi
Di setiap ruangan terdapat telepon agar mudah berkomunikasi, Panti Sosial Tresna
Werdha memiliki fasilitas ruang tamu dan aula yang biasa dimanfaatkan oleh para
lansia untuk berkumpul dan melakukan aktivitas sehari-hari.

6. Ekonomi
Seluruh dana kegiatan yang diadakan di Panti berasal dari APBD/Dinas Sosial
Provinsi Jawa Timur.

7. Rekreasi
Para lansia biasa mengisi waktunya dengan berbagai aktivitas yang diselenggarakan oleh
panti. Di sela-sela aktivitas biasanya mereka mengobrol, membaca koran atau sekedar
menonton TV di dalam ruangan rekreasi yang disediakan sebagai fasilitas panti. Selain itu
lansia juga bisa berjalan-jalan di kebun belakang panti dan disana terdapat kolam ikan
yang bisa digunakan untuk memancing.
PENGKAJIAN FOKUS KEPERAWATAN KELOMPOK

Nama kelompok lansia : Lansia Panti Werdha Pangesti Lawang

Faktor-faktor yang Korelasi dengan masalah Data Focus


berhubungan
Ketidakmampuan petugas Resiko meningkatnya DS :
panti untuk melatih Kerusakan fungsi intelektual  Ada 12 pasien tidak bisa menjawab tanggal lahir, nama ibu, umur, tidak
kemampuan intelektual lansia bisa berhitung, termasuk intelektual sedang
   Ada 10 pasien tidak bisa menjawab tanggal lahir, tidak bisa berhitung,
termasuk intelektual ringan
  Ada 3 pasien tidak bisa menjawab semua pertanyaan, termasuk
kerusakan intelektual berat
  Ada 5 pasien yang bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar,
intelektual utuh
DO :
    Kerusakan intelektual berat 3 orang
    Kerusakan intelektual sedang 12 orang
    Kerusakan intelektual ringan 10 orang
Kurangnya minat lansia dalam Resiko meningkatnya DS:
melakukan personal higine kerusakan integritas kulit Banyak lansia di wisma binaan mengatakan bahwa di lingkungan wisma
banyak yang malas mandi dan membersihkan diri sehingga baunya
kurang sedap.

DO:

1. Berdasarkan data diketahui bahwa dari 30 lansia,hampir 40 % lansia


jarang mandi.
2. Berdasarkan data diketahui bahwa dari 30 lansia,hampir 66,7 %
lansia jarang membersihkan rambut.

Kurangnya pengetahuan lansia Risiko penurunan derajat DS:


tentang pentingnya menjaga kesehatan 1) Banyak lansia mengatakan malas untuk mengikuti senam tera
kesehatan 2) Banyak lansia mengatakan tidak menghabiskan makanannya

DO:
1) Berdasarkan data yang didapat diketahui bahwa dari 30 lansia,
pola makan paling banyak menghabiskan hanya ½ porsi
sejumlah 20 orang (66,7%).
2) Berdasarkan data yang didapat diketahui bahwa dari 30 lansia,
paling banyak lansia kurang meminati untuk melakukan kegiatan
senam tera sebanyak 18 orang ( 60 % )

SKORING
Kriteria Skor Keterangan
No Masalah Keperawatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Resiko meningkatnya 5 5 5 5 5 5 5 4 39 Keterang Kriteria:
kerusakan fungsi intelektual 1. Sesuai dengan peran perawat komunitas
2. Resiko terjadi atau jumlah yang beresiko
3. Resiko parah
4. Potensi untuk pendidikan kesehatan
2 Resiko meningkatnya 5 5 5 4 4 4 3 3 33 5. Intres untuk komnitas
kerusakan integritas kulit 6. Kemungkinan diatasi
7. Relevan dengan program
8. Tersedianya sumber daya

Keterangan Pembobotan
Resiko penurunan derajat 5 5 4 4 3 3 3 3 30 1. Sangat Rendah
3
kesehatan 2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat Tinggi

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nama kelompok lansia : Lansia Panti Werdha Pangesti Lawang
Masalah : Lansia dengan demensia

No DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko meningkatnya Kerusakan fungsi intelektual Ketidakmampuan petugas panti untuk melatih kemampuan
1
intelektual lansia
2 Resiko meningkatnya kerusakan integritas kulit Kurangnya minat lansia dalam melakukan personal higine
Risiko penurunan derajat kesehatan Kurangnya pengetahuan lansia tentang pentingnya menjaga kesehatan
3

RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Sasaran Strategi Rencana Hari/ Tempat Dana Sumber Penanggu
Keperawatan
Kegiatan Tgl ng Jawab
1. Resiko Setelah Lansia Memberikan 1. Memberikan Sabtu , Panti Rp APBD M. Akmal
meningkatnya dilakukan Panti pelatihan dan pelatihan 11 Werdha 250.000,00 Provinsi Sulufu
kerusakan asuhan Werdha kegiatan intelektual Maret Pangesti Jawa
fungsi keperawatan, Pangesti kelompok wellness 2017 Lawang Timur
intelektual kelompok Lawang lansia lansia
lansia dapat 2. Melakukan
mempertahank kegiatan
an kemampuan senam otak
intelektual kelompok
lansia lansia

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No. Dx Waktu Implementasi Evaluasi
1. 1.  Melatih Intelektual wellness Evaluasi struktur :
- Alat tersedia sesuai kebutuhan
Hari pertama  Hari pertama (tema: gambar) - Ruangan tersedia untuk melakukan
16-03-2015 Lansia diminta untuk mencari 10 kegiatan
(09.00) gambar yang sama sesuai dengan - Media cukup untuk kegiatan
undian yang diambil - Waktu pelaksanaan dilakukan tepat
waktu
Hari kedua  Hari kedua (tema: kata) Evaluasi Proses:
17-10-2015 Lansia diminta untuk mencari 10 kata - Masing-masing anggota menjalankan
(09.00) baik atau buruk sesuai dengan undian peran yang sudah diberikan dengan baik
yang diambil - Moderator menjalankan tugasnya
- Ketua, sekretaris dan bendahara
Hari ketiga  Hari ketiga (tema: kalimat) menjalankan tugasnya.
18-10-2015 Lansia diminta untuk melaksanakan 3 Evaluasi hasil:
(09.00) tindakan sesuai dengan kalimat - 80% lansia mampu untuk mencari 10
perintah yang tertulis di kertas di gambar dan 10 kata sesuai dengan
dalam kantong perintah
- 85% lansia dapat melaksanakan
tindakan sesuai perintah
Minggu , 19
Maret 2017 2. Kegiatan Kelompok Senam Otak - 100% lansia mengikuti kegiatan senam
(09.00 WIB) otak dengan antusias
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun keatas (UU No. 13 Tahun
1998). Sejalan dengan program keluarga berencana yang telah dicanangkan
dan dilaksanakan oleh pemerintah, pada tahun 2000 jumlah lansia
berdasarkan sensus penduduk adalah sekitar 7,5% dari jumlah penduduk
Indonesia atau sekitar 15,9 juta orang berusia diatas 60 tahun (BPS dan
SUPAS 1995 dan 2000). Didalam kehidupan nasional, usia lanjut dapat
merupakan sumber daya yang bernilai karena pengetahuan, pengalaman
hidup serta kasrifan yang dimiliki yang dapat dimanfaatkan unutk upaya
peningkatan mutu kehidupan keluarga dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai