Anda di halaman 1dari 37

KEPERAWATAN GERONTIK

“ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DALAM PENDEKATAN


KELOMPOK”

KELOMPOK 2 :

DIAN SHAFA FADHILAH

EKA ALVIANITA

ERINA DWI SARTIKA

FITRI NUR ARIFAINI

HANA IQOMATUL IHSANIAH

HENI HERLINA

ILMAIDA NURMALIYA

M. AKMAL SULUFU

RIZKI DEDY PRATAMA

PRODI D.IV KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2016/2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya kelompok masih
diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Tugas ini
berjudul“Asuhan Keperawatan Lansia Dalam Pendekatan Kelompok”ini disusun untuk
memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah Keperawatan Gerontik.

Kami menyadari bahwa tugasinimasihjauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kelompok harapkan. Dan semoga makalah ini dapat
dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, masyarakat dan
pembaca.

Bandar Lampung, Maret 2017

Kelompok
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 DEFINISI

Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke


atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides,
1994).
Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Pada Kelompok yang dikategorikan
lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process. Ilmu yang
mempelajari fenomena penuaan meliputi proses menua dan degenerasi sel termasuk
masalah-masalah yang ditemui dan harapan lansia disebut gerontology (Cunningham
&Brookbank, 1988).

Gerontology berasal dari kata Geron/Geronto( bahasa yunani) yang berarti


orangtua dan logos = ilmu. Sedangkan Geriartri merupakan bagian dari ilmu
kedokteran untuk orang lanjut usia. Geriartri berasal dari kata Geros yang berarti
lanjut usia dan eatriea = kesehatan. Yosaputra (1987) mendefinisikan Geriatri sebagai
ilmu yang mempelajari, membahas, meneliti proses menua dan segala macam
penyakit jasmani dan rohani yang mungkin mengenai manusia lanjut usia, serta
bagaimana cara mencegah dan mengobatinya. Geriatri juga bisa diartikan sebagai
cabang dari ilmu kedokteran yang mempelajari aspek-aspek klinis, preventif maupun
terapeutik bagi klien lanjut usia.

Keperawatan gerontik didefinisikan sebagai ilmu yang membahas fenomena


biologis, psiko dan sosial serta dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan dasar
manusia dengan penekanan pada upaya prevensi dan promosi kesehatan sehingga
tercapai status kesehatan yang optimal bagi lanjut usia. Aplikasi secara praktis
Keperawatan gerontik adalah dengan menggunakan proses keperawatan (pengkajian,
diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi).

2.2 BATASAN-BATASAN LANSIA


WHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi :
1. Midle age (usia pertengahan) yaitu kelompok usia 45-59 tahun
2. Elderly, antara 60-74 tahun
3. Old, antara 75-90 tahun
4. Very old, lebih dari 90 tahun
Klasifikasi lansia berdasarkan kronologis usia, yaitu :
1. Young old: 60-75 tahun
2. Middle old: 75-84 tahun
3. Old-old: >85 tahun
Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) lansia merupakan kelanjutan dari
usia
dewasa yang dibagi menjadi empat bagian, yaitu :
1. Fase iuventus, antara 25 -40 tahun
2. Fase verilitas, antara40 -50 tahun
3. Fase prasenium, antara 55 – 65 tahun
4. Fase senium, lebih dari 65 tahun

Sedangkan menurut Undang-undang No. 4 Tahun 1965 pasal 1, merumuskan


bahwa seseorang dapat dinyatakan sebagai orang jompo atau lanjut usia setelah yang
bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak memupunyai atau tidak berdaya mencari
nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menrima nafkah dari orang
lain.

2.3 ASPEK-ASPEK PENGKAJIAN KELOMPOK


1. DATA INTI
a). Riwayat/sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas dan
studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut.
b). Data demografi
Mengkaji jumlah komunitas berdasarkan usia, jenis kelamin, status perkawinan,
suku dan agama.
c). Vital statistik
- Angka kematian
- Penyebab kematian
- Angka pertambahan anggota
- Angka kematian
d). Status kesehatan komunitas
- Berdasarkan kelompok umur (bayi, balita, usia sekolah, remaja, lansia)
- Berdasarkan kelompok khusus di masyarakat (ibu hamil, pekerja industri,
kelompok penderita penyakit kronis, menular)

1). Keluhan yang dirasakan saat ini :


- pusing
- nyeri sendi
- demam
- diare
- batuk sulit tidur
- cemas/stress
- nyeri lambung
- nyeri pinggang
- sesaknafas
- mual dan muntah
- kurang nafsu makan
- cepat lelah
- jantung berdebar-debar, dll
2) Tanda-tanda vital :
- tekanan darah
- nadi, respiratory rate
3) Kejadian penyakit saat ini :
- ISPA
- Hipertensi
- Diabetes melitus
- Stroke
- Penyakit ginjal
- Penyakit asthma
- TB Paru
- Penyakit kulit
- Penyakit mata
- Penyakit rheumatik
- Penyakit jantung
- Ganguan jiwa
- Kelumpuhan
- Penyakit menahun lainnya, dll
4) Riwayat penyakit keluarga
5) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari :
- pola pemenuhan nutrisi
- pola pemenuhan cairan
- pola istirahat tidur
- pola eliminasi
- polaaktifitas gerak
- pola pemenuhan kebersihan diri
6) Status psikososial :
- komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan
- hubungan dengan orang lain
- peran di masyarakat
- kesedihan yang dirasakan
- stabilitas emosi
- penelantaran anak/lansia
- perlakuan yang salah dalam kelompok/perilaku tindak kekerasan
7) Status pertumbuhan dan perkembangan
8) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
9) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
10) Pola perilaku tidak sehat :
- merokok
- minum kopi
- minum alkohol
- penyalahgunaan obat tanpa resep
- penyalahgunaan obat terlarang
- pola konsumsi tinggi garam. Lemak, purin

2. DATA LINGKUNGAN FISIK


a. Pemukiman :
1) luas bangunan
2) bentuk bangunan (rumah, petak, asrama, paviliun)
3) jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen
4) atap rumah : genting, seng, welit, ijuk, kayu, asbes
5) dinding : tembok, kayu, bambu, lainnya sebutkan
6) lantai : semen, tegel, keramik, tana, kayu, lainnya
7) ventilasi : kurang/lebih dari 15% luas lantai
8) pencahayaan : baik, kurang
9) penerangan : baik, kurang
10) kebersihan : baik, kurang
11) pengaturan ruangan dan perabot : baik, kurang
12) kelengkapan alat rumah tangga : lengkap, tidak
b. Sanitasi
1) penyediaan air bersih (MCK)
2) penyediaan air minum
3) pengelolaan jamban; jenis, jumlah, jarak dengan sumber air
4) sarana pembuangan limbah (SPAL)
5) pengelolaan sampah
6) polusi udara, air, tanah, suara
7) sumber polusi; pabrik, rumah tangga, industri lainnya
c. Fasilitas
1) peternakan, perikanan, dll
2) pekarangan
3) sarana olahraga
4) taman, lapangan
5) ruang pertemuan
6) sarana hiburan
7) sarana ibadah
d. Batas-batas wilayah
e. Kondisi geografis

3. PELAYANAN KESEHATAN DAN SOSIAL


a. Pelayanan Kesehatan
1) lokasi sarana kesehatan
2) sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan & kader)
3) jumlah kunjungan
4) sistem rujukan
b. Fasilitas sosial (pasar, toko, dll)
1) lokasi
2) kepemilikan
3) kecukupan

4. EKONOMI
a. Jenis pekerjaan
b. Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c. jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
d. jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan usia lanjut

5. KEMANAN DAN TRANSPORTASI


a. Kemanan
1) sistem keamanan lingkungan
2) penanggulangan kebakaran
3) penanggulangan bencana
4) penanggulangan polusi udara, air, tanah
b. Transportasi
1) kondisi jalan
2) jenis transportasi yang dimiliki

6. POLITIK DAN PEMERINTAHAN


a. Sistem pengorganisasian
b. Struktur organisasi
c. Kelompok organisasi dalam komunitas
d. Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

7. SISTEM KOMUNIKASI
a. Sarana umum komunikasi
b. Jenis dan alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
c. Cara penyebaran informasi

8. PENDIDIKAN
a. Tingkat pendidikan komunitas
b. Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal & informal)
1) jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
2) sumber daya yang tersedia
c. Jenis bahasa yang digunakan
9. REKREASI
a. Kebiasaan rekreasi
b. Fasilitas tempat rekreasi

2.4 ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK LANSIA

Pengkajian KelompokUsiaLanjut
A. DATA UMUM
1. Identitas Panti Werdha:
a. Nama : Panti WerdhaPangesti
b. Alamat : Jalan Sumber Mlaten No.3 RT 01 RW 13 Kec. Lawang Kab.
Malang
B. DATA INTI
1. Sejarah berdirinya Panti Werdha
Panti WerdhaPangesti ini adalah milik yayasan suster Misericordia yang
tinggal di rumah sakit Panti WaluyoSawahan, di jalan nusakambangan 56 Malang.
Panti tersebut diresmikan pada tanggal 17 November 2008 dan ditempati tanggal
27 Desember 2008.Dahulu sebelum berada di Sumber Wuni ± 30 tahun dan pindah
ke sumbermlaten no 3 Lawang karena tempat yang dulu diminta pemiliknya.
2.Data Demografi (Distribusi Lansia)
Jumlah lansia: 14 orang yang akan dijadikan responden
Distribusi lansia berdasarkan :
2.1 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan rentang usia lansia menurut WHO
No Rentang usia Jumlah Prosentase%
Usia pertengahan
0%
1 (middle age) 0
45-59 tahun
Lanjut usia(elderly)
2 7 50 %
60-74 tahun
Lanjut usia tua (old)
3 7 50 %
75-90 tahun
Usia sangat tua (very old)
4 0 0%
Di atas 90 tahun
Jumlah 14 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 2.1 diketahui bahwa dari 14lansia, rentang usia yang paling banyak
adalah usia 60-74tahun dan usia 75-90 tahun (50%)

2.2 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin


No Jenis kelamin Jumlah Prosentase%
1 Laki-laki 4 29 %
2 Perempuan 10 71 %
Jumlah 14 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 2.2 diketahui bahwa dari 14lansia jenis kelamin yang paling banyak
adalah perempuan (71%) dan paling sedikit laki-laki sebanyak 29%

2.3 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan status perkawinan


No Status perkawinan Jumlah Prosentase%
1 Sudah kawin 13 93 %
2 Belum kawin 1 7%
Jumlah 14 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 2.3 diketahui bahwa dari 14 lansia, status perkawinan yang paling
banyak adalah sudah kawin (93 %) dan paling sedikit belum kawin (7%)

2.4 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan agama


No Agama Jumlah Prosentase%
1 Islam 2 14 %
2 Kristen 7 50 %
3 Katolik 2 14 %
4 Budha 3 22 %
Jumlah 14 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 2.4 diketahui bahwa dari 14 lansia, agama paling banyak dianut
adalah agama Kristen berjumlah 7 orang (50%), sedangkan agama yang paling sedikit
dianut adalah agama Islam dan Katolik berjumlah masing-masing 2 (14%)

2.5 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan suku


No. Suku Jumlah Presentase %
1 Lampung 2 14 %
2 Jawa 7 50 %
3 Batak 2 14 %
4 Bali 3 22 %
Jumlah 14 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 2.5 diketahui bahwa dari 14 lansia, suku terbanyak adalah suku
jawa yang berjumlah 7 orang (50%).

3. Vital statistic
Data status kesehatan kelompok usia lanjut:
3.1 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan masalah kesehatan saat ini
No Jenis penyakit Jumlah Prosentase%
1 Hipertensi 3 21 %
2 Post stroke 1 7%
3 Demensia 13 93 %
4 Diabetes Melitus 3 21 %
5 Dermatitis 4 28 %
Jumlah: 24 170 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.1 diketahui bahwa dari 14 lansia paling paling banyak menderita
jenis penyakit demensia sejumlah 13 orang (93%) sedangkan paling sedikit lansia
menderita hipertensi sejumlah 2 orang (20%)

3.2 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan tekanan darah


No Tekanan darah Jumlah Prosentase%
1 <100/70 mmHg - -%
2 100/70-150/100 mmHg 14 100 %
3 150/100-200/130 mmHg - -%
4 >200/130 mmHg - -%
Jumlah 14 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.2 diketahui bahwa dari 14 lansia paling banyak memiliki tekanan
darah dalam rentang 100/70-150/100 mmHg sejumlah 14 orang (100%)

3.3 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan nadi


No Frekuensi nadi Jumlah Prosentase%
1 <60 kali/menit - -%
2 60-80 kali/menit 14 100 %
3 >80 kali/menit - -%
Jumlah: 14 -%
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.3 diketahui bahwa dari 14 lansia, berdasarkan pemeriksaan
semuanya memiliki frekuensi nadi 60-80 kali/menit

3.4 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan kegiatan hidup sehari-hari


3.4.1 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan pola makan
No Pola Makan Jumlah Prosentase%
1 1 porsi habis 9 64 %
2 ½ porsi habis 5 36 %
Jumlah: 14 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.4.1 diketahui bahwa dari 14 lansia, pola makan paling banyak
menghabiskan 1 porsi sejumlah 9 orang (64%) sedangkan yang paling sedikit
menghabiskan hanya ½ porsi sejumlah 5 orang (36%).

3.4.2 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan pola minum


No Pola Minum Jumlah Prosentase%
1 120-360 cc/hari 2 14 %
2 360-600 cc/hari 11 79 %
3 >600 cc/hari 1 7%
Jumlah: 14 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.4.2 diketahui bahwa dari 14 lansia, pola minum paling banyak
menghabiskan 360-600cc/hari sejumlah 11 orang (79%)

3.4.3 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan istirahat tidur


No Istirahat tidur Jumlah Prosentase%
1 Pagi - -%
2 Siang 11 79 %
3 Malam 14 100 %
Jumlah: 25 179 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.4.3 diketahui bahwa dari 14 lansia, waktu istirahat tidur paling
banyak cenderung tidur di malam hari sejumlah 100%

3.4.4 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan eliminasi (BAK)


No BAK Jumlah Prosentase%
1 2-4 kali/hari 5 36 %
2 5-7 kali/hari 1 7%
3 >7kali/hari - -%
4 Menggunakan pampers 8 57 %
Jumlah: 14 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.4.4 diketahui bahwa dari 14 lansia, paling banyak BAK 2-4
kali/hari sejumlah 5 orang (36%)

3.4.5 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan eliminasi (BAB)


No BAB Jumlah Prosentase%
1 1-2 kali/hari 5 36 %
2 1-3 kali/minggu 1 7%
3 Menggunakan pampers 8 57 %
Jumlah: 14 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.4.5 diketahui bahwa dari 14 lansia,hampir 57 % menggunakan
pampers, dan 36% BAB 1-2 kali/hari

3.4.6 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan alat bantu


No Alat bantu Jumlah Prosentase%
1 Tanpa alat bantu 3 21 %
2 Kursi roda 6 43 %
3 Walker 1 7%
4 Bantuan total (bedrest) 4 29 %
Jumlah: 14 100 %

Interpretasi data
Berdasarkan table 3.4.6 diketahui bahwa dari 14 lansia, paling banyak menggunakan
alat batu kursi roda dengan jumlah 6 orang (43%) sedangkan paling sedikit
menggunakan walker sejumlah 1 orang (7%) dan yang bedrest ada4 .

3.4.7 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan tingkat kerusakan intelektual dengan


menggunakan SPMSQ (Short Portable Mental Status Quesioner)
No Tingkat kerusakan intelektual Jumlah Prosentase%
1 Fungsi intelektual utuh 1 7%
Fungsi intelektual kerusakan
2 1 7%
ringan
Fungsi intelektual kerusakan
3 8 57 %
sedang
Fungsi intelektual kerusakan
4 4 29 %
berat
Jumlah 14 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.4.7 diketahui bahwa dari 14 lansia, paling banyak mengalami
kerusakan intelektual sedang dengan jumlah 8 orang (57%)

3.4.8 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan aspek kognitif dengan menggunakan


MMSE (Mini Mental Status Exam)
No Aspek kognitif Jumlah Prosentase%
1 Tidak ada gangguan kognitif 1 7%
2 Gangguan kognitif sedang 9 64 %
3 Gangguan kognitif berat 4 29 %
Jumlah 14 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.4.8 diketahui bahwa dari 14 lansia, paling banyak mengalami
gangguan kognitif sedang dengan jumlah 9 orang (64%)

3.4.9 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan tingkat kemandirian dalam kehidupan


sehari-hari (Indeks Barthel)
No Tingkat kemandirian Jumlah Prosentase%
1 Memerlukan bantuan total 4 29 %
Memerlukan bantuan pada
2 5 36 %
beberapa aktivitas
Memerlukanbantuan
3 3 21 %
minimal/ringan
4 Mandiri 2 14 %
Jumlah 14 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan table 3.4.9 diketahui bahwa dari 14 lansia, tingkat kemandiriannya
paling banyak memerlukan bantuan pada beberapa aktivitas dengan jumlah 5 orang
(36%)

3.4.10 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan keseimbangan dengan menggunakan


pengkajian keseimbangan (TINETTI BALANCE +TINETTI GAIT 1993)
No Keseimbangan Jumlah Prosentase%
1 Resiko jatuh tinggi 7 50 %
2 Resiko jatuh sedang 4 28 %
3 Resiko jatuh rendah 3 22 %
Jumlah 14 100 %
Interpretasi data
Berdasarkan tabel 3.4.10 diketahui bahwa dari 14 lansia dengan menggunakan
pengkajian keseimbangan diketahui jumlah tertinggi masuk dalam kategori resiko
jatuh tinggisejumlah 7 orang (50 %).
C. DATA SUB SISTEM
1. Lingkungan Fisik
1.1 Lingkungan Fisik Ruang Santa Maria

No. Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi


1 Bed / Kasur 13 Baik
2 Meja oma opa 14 Baik
3 CCTV 5 Baik
4 Lemari 2 pintu 7 Baik
5 Telepon 1 Baik
6 Stop kontak Bel 13 Baik
Kamar mandi ukuran 2 x 2
7 7 Baik
meter
8 Jendela 32 Baik
9 Pintu masuk 2 pintu 6 Baik
10 Ventilasi 46 Baik
11 Lampu Ruangan 12 Baik
12 Lampu Kamar Mandi 7 Baik
13 Televisi 2 Baik
14 Kursi Roda 5 Baik
15 Jam dinding 3 Baik
16 Kalender 4 Baik
17 Kipas Angin 1 Baik
18 Ruang Kosong 1 Baik
19 Gantungan Pakaian 7 Baik

1.2.Lingkungan Fisik Panti Werdha Pangesti


a) Sarana Perumahan
Kontruksi bangunan permanen, luas bangunan sekitar 1 hektar, lantai bagian dalam
ruangan keramik dan bagian luar ruangan di paving, penerangan dan pencahayaan
baik, semua ruangan dan lorong diberi lampu, tiap ruangan memiliki ventilasi udara,
kebersihan terjaga, setiap hari disapu dan dipel (setiap melakukan tindakan, seperti
setelah makan, setelah mandi, dll, jumlah ruangan kamar ada 5, yaitu:
1.  Ruang VIP tiap kamar berisi 1 orang, ada 5 kamar (Santo Yusuf)
2.  Ruang Kelas I tiap kamar berisi 2 orang, ada 7 kamar (Santa Maria)
3.  Ruang Kelas II tiap kamar berisi 4 orang, ada 6 kamar (Santo Antonius)
4.   Ruang Kelas IIIA tiap kamar berisi 5 orang, ada 6 kamar (Santo Michael)
5.   Ruang Kelas IIIB tiap kamar berisi 12 orang, ada 2 kamar (SantoFransiscus Assisi)
Selain ruang kamar tersebut ada ruangan lain, yaitu:
1.    Ruang Administrasi
2.   Ruang Serbaguna
3.   Ruang Jahit/Gudang
4.    Ruang Gizi
5.    Ruang Makan Asrama
6.    Ruang Isolasi
7.    Ruang Klinik
8.    Ruang Perawat
9.    Ruang Obat
10.  Ruang Temu Keluarga
11. Ruang Makan Oma Opa/Fisioterapy
12.  Ruang Dapur
13.  Ruang Aula
14.  Ruang Cuci Baju
15.  Ruang Doa
16.  Asrama
17.  Ruang Kepala Ruangan
18.  Ruang Jenazah

b) Pekarangan:
Pekarangan cukup luas, keadaan tertata rapi, dan dimanfaatkan untuk menanam
tanaman hias, sayuran dan buah.

c) Sarana Sumber Air Bersih


Sumber air memadai, bersumber dari PDAM dan pompa air. Tersedia pula kran
khusus air hangat, tetapi kadang tidak tersedia

d) Sarana Pembuangan Sampah


Tempat pembuangan sampah baik, sampah-sampah tersebut dibakar. Sampah basah
maupun kering tidak dibedakan, sampah dikumpulkan menjadi satu dan ditaruh di
samping kanan bangunan dan jika sudah berkumpul akan dibakar
e) Sarana Pembuangan Kotoran Manusia
Pembuangan pampers dimasukkan dalam cerobong kemudian dibakar. Pembungan
kotoran manusia melalui kloset dan di tampung dalam septic tank

f) Sarana Mandi
Di setiap ruang terdapat kamar mandi, keadaannya bersih pencahayaannya terang,
kran untuk air hangat dan dingin, kloset untuk BAB dan BAK bentuknya kloset
duduk, lantai dari keramik jadi agak licin dan terdapat tempat pegangan bagi lansia
untuk meminimalisir resiko jatuh.

g) Sarana SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah)


Panti tidak memiliki sarana pengolahan limbah cair

2. Pelayanan Kesehatan dan Sosial


a. Jumlah Petugas, terdiri dari:
Jumlah pegawai 40 orang terdiri dari: 36 non paramedis dan 4 tenaga medis
Pengalaman Petugas Mengikuti Pelatihan Kesehatan
Pernah : 1 orang
Belum : 39 orang
Jenis pelatihan : Pelatihan Fisioterapi

b. Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan:


Kegiatan setiap hari Senin hingga Sabtu:
Waktu Kegiatan
03.00 - 04.00 Mandi
07.00 - 08.00 Makan pagi
Ke gereja atau tempat ibadah bagi yang beragama
Katolik, melakukan fisioterapi sesuai jadwal yang
sudah ditentukan serta beberapa lansia ada yang
berjemur, latihan ROM, mobilisasi sambil
08.00 - 10.00
mendengarkan musik. Khusus untuk hari minggu
mulai jam 8-9 diadakan kegiatan penyaluran hobi
dengan senam osteoporosis, menyanyi, joget.
Dilakukan juga Rawat Luka bagi Opa dan Oma
10.00 - 10.30 Makan Snack Pagi
11.00 - 12.00 Makan Siang
13.00 - 14.00 Mandi Sore
14.00 - 16.00 Istirahat tidur siang
16.15 – 16.30 Jalan Sore
17.00 - 18.00 Makan malam
18.00 - 20.00 Santai
20.00 - 03.00 Istirahat tidur malam

3.Transportasi, Keamanan, dan Keselamatan


a.   Sarana jalan dan transportasi di lingkungan kelompok lansia
Lansia biasa menggunakan kursi roda atau walker, untuk berjalan dan sekeliling
tempat terdapat pegangan besi untuk berpegangan saat lansia jalan dan keadaan lantai
tidak licin

b.   Keamanan lingkungan


Terdapat security yang jaga di pos depan, terdapat alat pemadam api, air yang
digunakan bersih berwarna jernih tidak berbau dan udaranya begitu sejuk karena
terdapat banyak tanaman yang rindang dan terdapat CCTV.

c.    Keselamatan
Di sekeliling tempat terdapat pegangan besi untuk berpegangan saat jalan, terdapat
pagar batas pada lantai atas agar lansia tidak kepleset atau jatuh saat jalan. Lantai
kamar mandi tampak licin dan tidak ada keset di depan kamar mandi setiap pasien
duduk di kursi roda diberi tali pengaman.

4. Politik dan Pemerintahan


Struktur organisasi panti werdha. Program-program panti werdha terkait dengan
pengembangan SDM dan mutu pelayanan masih dam proses perencanaan.

5.  Komunikasi
Di setiap ruangan terdapat telepon agar mudah berkomunikasi, dan di setiap tempat
tidur pasien terdapat bel untuk memudahkan pasien memanggil perawat

6. Ekonomi
Persentasi pemasukan dana ekonoomi pada Panti Werdha dalam sebulan sekitar 70%
dari kebutuhan . Sumber pendanaan panti berasal dari bantuan pemerintah (7,8 %),
bantuan donator (6,9 %) dan keluarga pasien (85,3 %).

7. Rekreasi
Pada kelompok lansia di Panti Werdha mengisi kegiatan rekreasi dengan melakukan
nonton bersama , melakukan olahraga ringan seperti jalan-jalan sore di lingkungan
panti
PENGKAJIAN FOKUS KEPERAWATAN KELOMPOK

Nama kelompok lansia : Lansia Panti Werdha Pangesti Lawang


Masalah : Lansia dengan demensia

Faktor-faktor yang Korelasi dengan masalah Data Focus


berhubungan
Penurunan kekuatan fisik dan Resiko jatuh DS : -
gangguan keseimbangan DO :
  Resiko Jatuh tinggi : 7 orang (50%)
Resiko Jatuh Sedang : 4 orang (28%)
Klien yang memerlukan bantuan total : orang(36%)
Klien yang memerlukan bantuan pada beberapa aktivitas : 7 orang (50%)
Klien yang mengalami kerusakan kognitif berat 13 orang
Lantai kamar mandi tampak licin dan tidak ada karpet didepan kamar
mandi
Penurunan fungsi saraf otak Resiko meningkatnya DS :
Kerusakan fungsi intelektual  Ada 8 pasien tidak bisa menjawab tanggal lahir, nama ibu, umur, tidak
bisa berhitung, termasuk intelektual sedang
   Ada 2 pasien tidak bisa menjawab tanggal lahir, tidak bisa berhitung,
termasuk intelektual ringan
  Ada 3 pasien tidak bisa menjawab semua pertanyaan, termasuk
kerusakan intelektual berat
  Ada 1 pasien yang bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar,
intelektual utuh
DO :
    Kerusakan intelektual berat 3 orang
    Kerusakan intelektual sedang 8 orang
    Kerusakan intelektual ringan 2 orang

Penurunan status metabolik Resiko meningkatnya DS:


Gangguan integritas kulit Ada klien yang mengatakan mempunyai luka yang tidak sembuh-
sembuh
Ada klien yang mengatakan mengalami gatal-gatal pada tubuhnya
DO:
Pengkajian kesehatan lansia mempunyai luka basah 2orang dan yang
mempunyai luka kering 1orang
Ada 1 pasien yang memiliki riwayat penyakit DM (terdapat luka
gangren)
Terlihat kemerahan pada kulit yang mengalami gatal-gatal (4 orang)
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama kelompok lansia : Lansia Panti Werdha Pangesti Lawang


Masalah : Lansia dengan demensia

No DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Resiko jatuh berhubungan dengan penurunan kekuatan fisik dan gangguan keseimbangan
2 Resiko meningkatnya Kerusakan fungsi intelektual berhubungan dengan penurunan fungsi saraf otak
3 Resiko Gangguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan sistem metabolik

RENCANA KEPERAWATAN
Nama kelompok lansia : Lansia Panti Werdha Pangesti Lawang
Tujaun Pencapaian Keterangan
No Dx Strategi Rencana Kegiatan
Umum Khusus Kriteria Standar Tempat Waktu
1. Resiko jatuh Melakukan - Bina hubungan saling percaya -Menciptakan
berhubu- ini / demon antara perawat dengan klien lingkungan
ngan - Identitas karakteristik yang aman
denganpenu lingkungan yang dapat -Mengiden-
runan meningkatkan potensi jatuh tifikasi resiko
kekuatan - Ajarkan klien ROM yang
fisik dan aktif/pasif, Jika pasien beresiko meningkat-
gangguan jatuh, tempatkan pasien di kan
keseimba- ruangan dekat pegangan kerentanan
ngan - Sediakan alat bantu untuk terhadap
berjalan misalnya ( walker, jatuh
kursi roda, tongkat) -Menghindari
- Sediakan bel dekat pasien cedera fisik
untuk menyadarkan perawat akibat jatuh
jika membutuhkan sesuatu
- Bantu pasien dalam
melakukan ADL
2. Resiko - Pertahankan jadwal sehari- - Memper-
meningkat- tahankan
nya hari yang teratur fungsi
Kerusakan - Ajarkan senam otak ingatan yang
fungsi - Latihlah Intelektual wellness optimal
intelektual lansia - Memper-
berhubu- lihatkan
ngan penurunan
dengan dalam
penurunan perilaku yang
fungsi saraf bingung
otak - Menunjuk-
kan respon
yang sesuai
untuk
stimulasi
taktil, visual
dan auditori
3. Resiko -Kaji luka, adanya epitelisasi, Kondisi luka
Gangguan perubahan warna, edema, menunjukkan
integritas frekuensi ganti balut. adanya
kulit - Kaji adanya nyeri perbaikan
berhubunga - Lakukan perawatan jaringan dan
n dengan tidak
penurunan - Kolaborasi pemberian terinfeksi
sistem antibiotik sesuai indikasi
metabolik

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama kelompok lansia : Lansia Panti Werdha Pangesti Lawang


Masalah : Lansia dengan demensia
Diagnosa Keperawatan Tanggal Implementasi Implementasi
Resiko jatuh berhubungan 08 -10-2015 1. Membina hubungan saling percaya
dengan penurunan kekuatan           Memperkenalkan Identitas
ekstremitas bawah dan           Menjelaskan tujuan
gangguan keseimbangan 2.Mengidentifikasikarakteristik lingkrungan disekitar panti yang
meningkatkan resiko jatuh seperti : disekitar kamar mandi
kondisi lantai yang licin
3. Melatih pasien berpindah dari tempat tidur ke kursi roda
4. Menempatkan pasien di ruangan dekat pegangan, dan memasang
pengaman dekat tempat tidur pasien untuk memperkecil resiko
pasien jatuh saat tidur.
5. Menyediakan alat bantu untuk berjalan misalnya (walker, kursi
roda, tongkat)
6. Menyediakan bel dekat pasien untuk menyadarkan perawat jika
membutuhkan sesuatu
7. Membantu pasien untuk ke kamar mandiuntuk menghindari
pasien beresiko jatuh
Penurunan fungsi intelektual 1. 08-10-2015 1.  Mengarahkan klien untuk mengikuti kegiatan seperti doa,
berhubungan dengan 2. Senam otak makan, terapi modalitas
penurunan fungsi saraf otak 09-10-2015 (09.00) 2. Mengajarkan senam otak, contoh ;
3.Intelektual wellness  Instruktur bilang A lansia menutup mata dengan kedua
tangannya
Hari pertama  Instruktur bilang B lansia memegang pundak kanan dan
12-10-2015 (09.00) kiri
Hari kedua  Instruktur bilang C lansia mengangkat kedua tangannya di
13-10-2015 (09.00) atas kepala
Hari ketiga 3. Melatih Intelektual wellness
14-10-2015 (09.00)   Hari pertama (tema: gambar)
Lansia diminta untuk mencari 10
gambar yang sama sesuai dengan
undian yang diambil
  Hari kedua (tema: kata)
Lansia diminta untuk mencari 10 kata
baik atau buruk sesuai dengan undian
yang diambil
   Hari ketiga (tema: kalimat)
Lansia diminta untuk melaksanakan 3
tindakan sesuai dengan kalimat
perintah yang tertulis di kertas di
dalam kantong
Gangguan integritas kulit 08-10-2015 1.  Mengkaji keadaan luka pasien apa adatanda infeksi atau tidak,
berhubungan dengan status meliputi;
metabolik          Adanya epitalisasi
         Kalor : terasa panas
         Rubor : berwarna kemerahan
         Tumor : ada pembengkakan
         Dolor : terdapat nyeri
2.  Mengkaji luka adanya nyeri atau tidak
dengan menggunakan skala nyeri 0-10 yaitu
0= tidak nyeri, 1-3= nyeri ringan, 4-6= nyeri
sedang, 7-9= berat, 10= sangat berat
3 Melakukan perawatan luka dengan
mengganti balutan 3 hari sekali dengan cara:
         Membuka balutan
         Observasi keadaan luka
         Jika luka basah
a)  Terdapat pes atau tidak, jika terdapat pes harus dikeluarkan
sampai bersih.
b)Membersihkan dengan menggunakan cairan NS
c)      Mengoleskan salep
d)     Menutup luka dengan kassa
Jika luka kering;
a)      Membersihkan luka dengan NS
b)      Mengoleskan salep
c)      Menutup luka dengan kassa kering
4. Berkolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi

EVALUASI
No. Tanggal Catatan
1 09-10-2015 S: -
DX 1 O:
   Frekuensi jatuh 0
   Terdapat pegangan di sisi jalan dan kamar mandi, tersedia kursi roda dan
walker yang mencukupi
   Terdapat bel di dekat tempat tidur lansia
   Karakteristik lingkungan yang dapat meningkatkan potensi jatuh hanya
beberapa saja: jalan menuju ruang Mikael yang menanjak, lantai kamar
mandi licin
A:Kejadian jatuh dan cidera tidak terjadi
P: Pertahankan intervensi 3,4,5,6,7
2 09-05-2015 Kegiatan senam otak:
DX 2 S: Lansia mengatakan mengerti instruksi yang diberikan oleh instruktur
senam, gerakan yang dicontohkan dinilai mudah diikuti
O:
Ada lansia yang mampu menggerakkan tangannya sesuai instruksi dengan
benar
  Instruktur bilang A lansia menutup mata dengan kedua tangannya
  Instruktur bilang B lansia memegang pundak kanan dan kiri pasien
  Instruktur bilang C lansia mengangkat kedua tangannya di atas kepala
Ada lansia yang tidak dapat menjalankan instruksi dengan benar

12-10-2015 Kegiatan Intelektuall wellness hari pertama


S: Lansia mengatakan mengerti gambar-gambar yang harus diambil
O:

No Nama Gambar Benar Salah


1 Albert Ayam 10 0
2 Yukke kupu-kupu 5 5
3 Kung-kung Jeruk 11 1
4 Tyas Ular 10 0
5 Bambang Semut 9 1
6 Minarsih Pesawat 10 0
7 Linda Kucing 10 0
8 Tedjo Pepaya 10 0
9 Sumartini Sepeda 10 0
10 Rita Semangka 10 0
11 Pit kupu – kupu 10 0
12 Daud Semangka 5 5
13 Ibrahim Sandal 10 0
14 Supatmi Pesawat 10 0
15 Margareth Apel 10 0
16 Berta kupu-kupu 7 3
17 Alan Pisang 1 9
18 Hong Gajah 10 0
19 Rubaiah Jeruk 12 2
20 Wi Radio 10 0
12 lansia dapat mengambil gambar dengan benar dan jumlah yang
benar, sedangkan 7 lansia lansia lainnya ada yang mengambil gambar
yang salah dan ada juga yang benar namun jumlahnya lebih atau kurang
dari 10
A: Sebagian masalah teratasi

P: Lanjutkan intervensi 3
3 09-10-2015 S:
DX 3 Lansia mengatakan lukanya sudah mulai membaik
O:
K/U cukup
Luka terlihat bersih
Luka masih dibalut dengan kassa
A : Sebagian masalah teratasi

P : Lanjutkan intervensi 3

EVALUASI
No. Tanggal Catatan
1 10-10-2015 S: -
DX 1 O:
   Frekuensi jatuh 0
   Terdapat pegangan di sisi jalan dan kamar mandi, tersedia kursi roda
dan walker yang mencukupi
   Terdapat bel di dekat tempat tidur lansia
   Karakteristik lingkungan yang dapat meningkatkan potensi jatuh
hanya beberapa saja: jalan menuju ruang Mikael yang menanjak, lantai
kamar mandi licin
A:Kejadian jatuh tidak terjadi
P: Pertahankan intervensi 3,4,5,6,7
2 10-10-2015 Kegiatan senam otak menggunakan alat bantu:
DX 2 S: Lansia mengatakan mengerti instruksi yang diberikan oleh instruktur
senam dan dapat menggerakkan tangan sesuai kode yang diberikan
instruktur
O:
Ada lansia yang mampu menggerakkan tangannya sesuai instruksi dengan
benar :
  Instruktur bilang A lansia mengangkat tangan kanan yang
memegang kertas warna pink
  Instruktur bilang B lansia mengangkat tangan kiri yang memegang
kertas warna biru
  Instruktur bilang C lansia mengangkat kedua tangan
Ada lansia yang tidak dapat menjalankan instruksi dengan benar
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi 3

Kegiatan Intelektuall wellness hari kedua


13-10-2015 S: Lansia mengatakan mengerti kata-kata yang harus diambil
O:

No Nama Kata Benar Salah


1 Albert Baik 9 1
2 Yukke Buruk 7 3
3 Kung-kung Buruk 6 4
4 Tyas Baik 10 0
5 Bambang Buruk 1 9
6 Minarsih Baik 6 4
7 Linda Buruk 5 5
8 Tedjo Baik 10 0
9 Sumartini Buruk 10 0
10 Rita Baik 9 1
11 Pit Baik 10 0
12 Daud Buruk 7 3
13 Ibrahim Buruk 10 0
14 Supatmi Buruk 10 0
15 Margareth Baik 10 0
16 Berta Baik 10 0
17 Alan Baik 5 5
18 Hong Baik 10 0
19 Rubaiah Buruk 7 3
20 Wi Baik 8 2
Dari jumlah 20 lansia, 10 lansia dapat mengambil kata dengan benar dan
jumlah yang benar, sedangkan sisanya ada yang mengambil kata yang
salah dan ada juga yang benar namun jumlahnya lebih atau
kurang dari 10
A: Sebagian masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi 3

3 10-10-2015 S : Lansia mengatakan lukanya sudah mulai membaik


DX 3 O:
      K/U cukup
      Luka terlihat bersih
      Luka masih dibalut dengan kassa
A : Sebagian masalah teratasi

P : Lanjutkan intervensi 3

Anda mungkin juga menyukai