Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SISTEM REPRODUKSI (KODYLOMA)

Dosen Pengampu : Ns. Beti Haerani, M.Kep


DI
S
U
S
U
N
OLEH :
Nama : Rian Azhari
Nim : 1420118012

S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADRUDDIN
2019/2020
BAB I
PEMBAHASAN

A. Konsep
a. Definisi
Kutil Genitalis atau dengan nama lain Kondiloma Akuminata
merupakan kutil di dalam atau di sekeliling vagina, penis atau dubur, yang
ditularkan melalui hubungan seksual.
Kondiloma Akuminata adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh virus, Virus Papiloma Humanus (VPH) dengan kelainan
berupa fibroepitelioma pada kulit dan mukosa. Sinonim penyakit ini disebut
jengger ayam, kutil kelamin, dan genital warts.
Kondiloma akuminata adalah kelainan kulit berbentuk vegetasi
bertangkai dengan permukaan berjenjot yang disebabkan oleh virus.
Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata) merupakan kutil di dalam atau
di sekeliling vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui hubungan
seksual.
Kondiloma akuminata (KA) adalah infeksi menular seksual dengan
kelainan berupa fibroepitelioma pada kulit dan mukosa (Zubier, 2009).
b. Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah virus papilloma. Pada wanita, virus
papiloma tipe 16 dan 18, yang menyerang leher rahim tetapi tidak
menyebabkan kutil pada alat kelamin luar dan bisa menyebabkan kanker leher
rahim.
Virus tipe ini dan virus papiloma lainnya bisa menyebabkan tumor
intra-epitel pada leher rahim (ditunjukkan dengan hasil Pap-smear yang
abnormal) atau kanker pada vagina, vulva, dubur, penis,mulut, tenggorokan
atau kerongkongan.
Beberapa faktor-faktor resiko yang mempengaruhi :
1. Aktivitas Seksual
Kondiloma akuminata atau infeksi HPV sering terjadi pada
orang yang mempunyai aktivitas seksual yang aktif dan
mempunyai pasangan seksual lebih dari 1 orang (multiple).
Wanita dengan lima atau lebih pasangan seksual dalam lima
tahun memiliki resiko 7,1% mengalami infeksi HPV (anogenital
warts) dan 12,8% mengalami kekambuhan dalam rentang waktu
tersebut. Pada penelitian yang lebih luas, yang melibatkan wanita
berusia 18-25 tahun yang memiliki tiga kehidupan seksual dengan
pasangan yang berbeda berpotensi untuk terinfeksi HPV.
2. Penggunaan Kontrasepsi
Penelitian pada 603 mahasiswa yang menggunakan alat
kontrasepsi oral ternyata menunjukkan adanya hubungan terjadinya
infeksi HPV pada servik. Namun hubungan pasti antara alat
kontrasepsi oral dengan angka kejadian terjadinya kondiloma
akuminata masih menjadi perdebatan di dunia.
3. Merokok
Hubungan antara merokok dengan terjadinya kondiloma
akuminata masih belum jelas. Namun pada penelitian ditemukan
adanya korelasi antara terjadinya infeksi HPV pada seviks dengan
penggunaan rokok tanpa filter (cigarette) dengan cara pengukuran
HPV DNA.
4. Kehamilan
Penyakit ini tidak mempengaruhi kesuburan, hanya pada masa
kehamilan pertumbuhannya makin cepat, dan jika pertumbuhannya
terlalu besar dapat menghalangi lahirnya bayi dan dapat timbul
perdarahan pasca persalinan. Selain itu dapat juga menimbulkan
kondiloma akuminata atau papilomatosis laring (kutil pada saluran
nafas) pada bayi baru lahir. Keluhan keputihan yang di alami dapat
terjadi akibat adanya kondiloma di vagina dan serviks, atau
mungkin juga keputihan oleh sebab lain seperti jamur misalnya.
5. Imunitas
Kondiloma juga sering ditemukan pada pasien yang
immunocompromised (misal HIV).

c. Patofisiologi
Sel dari lapisan basal epidermis diinvasi oleh HPV. HPV merupakan
kelompok virus DNA double-strand. Sekitar 30 jenis HPV dapat menginfeksi
traktus anogenital. Virus ini menyebabkan lokal infeksi dan muncul sebagai
lesi kondiloma papilomatous. Infeksi HPV menular melalui aktivitas seksual.
HPV yang berhubungan dengan traktus genital dibagi dalam kelompok resiko
rendah dan resiko tinggi yang didasarkan atas genotipe masing-masing.
Sebagian besar kondiloma genital diinfeksi oleh tipe HPV-6 atau HPV-11.
Sementara tipe 16, 18, 31, 33, 45, 51, 52, 56, 68, 89 merupakan resiko tinggi.
Papiloma virus bersifat epiteliotropik dan reflikasinya tergantung dari
adanya epitel skuamosa yang berdeferensisasi. DNA virus dapat ditemui pada
lapisan bawah epitel, namun struktur protein virus tidak ditemukan. Lapisan
basal sel yang terkena ditandai dengan batas yang jelas pada dermis. Lapisan
menjadi hiperplasia (akantosis), pars papilare pada dermis memanjang.
Gambaran hiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali bila kutil telah ditemui pada
waktu yang lama atau pengobatan yang tidak berhasil, dimana stratum
korneum hanya mengandung 2 lapisan sel yang parakeratosis. Koibeytes
terpancar – pencar keluar dari lapisan terluar dari kutil genialia. Merupakan sel
skuamosa yang zona mature perinuclear yang luas dibatasi dari peripheral
sitoplasma.
Intinya bisa diperluas dan hyperchromasi, dua atau lebih nuklei/inti
bisa terlihat. Penelitian ultrastruktural menunjukkan adanya partikel-partikel
virus pada suatu bagian nuklei sel. Koilositosis muncul untuk menunjukkan
kembali suatu efek sitopatik spesifik dari HPV.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN CONDYLOMA

1. Pengkajian keperawatan
a. Biodata
Meliputi nama, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor registrasi
b. Keluhan utama
Nyeri genetalia
c. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang sering muncul antara lain :
Gatal
Nyeri genetalia
Panas tinggi
d. Data yang perlu di kaji :
 Data subjektif
a. Klien mengatakan panas seluruh badan]
b. Klien mengatakan lemah dan lelah
c. Klien mengeluh gatal
d. Klien mengeluh cemas dan takut akan kematian
 Data objektif
a. Nadi : > 100x/menit
b. RR : > 24x/menit
c. Penurunan fungsi seksualitas
d. Ditemukan edema sekitar genetalia
e. Kesulitan BAK/BAB
f. Gelisah
g. Ditemukan virus HVP
 Pemeriksaan fisik
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik secara seksama ditemukan :
a. Bintil-bintil timbul sejak tiga bulan yang lalu, semakin lama
bertambah banyak, besar, dan sebagian besar menyerupai jengger
ayam
b. Pasien tidak dalam keadaan hamil
c. Terdapat nanah pada genetalia
d. Ditemukan darah diluar menstruasi
e. Status genetalia dalam batas normal
f. Status dermatovenereologis : papul multiple, vegetasi berbentuk
jengger ayam, warna merah muda, keputihan, konsistensi lunak,
permukaan verukosa, ukuran bervariasi antara 3 cm higga 3x2x1 cm,
ditemukan didaerah labium mayus dan labium minus dekstra dan
sinestra, fluor albus tidak ditemukan.
 Pemeriksaan penunjang
pada pemeriksaan histopatologis : ditemukan jaringan dengan pelapis
epitel tatah berlapis yang mengalami akantosis yang terdiri dari sel-sel
keilosit, sub epitel tampak jaringan ikat dengan sebukan sel-sel radang
limfosit. Tidak ditemukan tanda-tanda keganasan.
2. Diagnose keperawatan
a. Gangguan volume cairan tubuh b.d pemenuhan kebutuhan cairan
b. Nyeri akut b.d aktivitas proses penyakit
c. Intoleransi aktivitas b/d produksi energi tubuh menurun
3. Rencana keperawatan
Dx 1 : gangguan volume cairan tubuh b.d pemenuhan kebutuhan cairan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
volume cairan tubuh pasien terpenuhi dengan
Kriteria hasil :
1. Menunjukkan perbaikan keseimbangan cairan dibuktikan oleh haluan urine
individu adekuat
2. TTV stabil
3. Membrane mukosa lembab
Intervensi :
1. Awasi haluan urine dan berat jenis, observasi warna urin dan hemates sesuai
indikasi
R/ : Pergantian cairan harus titrasi untuk meyakinkan rata-rata pengeluaran
urine 30-50 ml/jam.
2. Selidiki perubahan mental
R/ : Penyimpangan pada tingkat kesadaran dapat mengidentifikasikan
ketidakadekuatan volume sirkulasi atau penurunan perfusi serebral.
3. Awasi pemeriksaan laboratorium, berikan obat sesuai indikasi

Dx 2 : Nyeri akut b.d aktivitas proses penyakit


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharpak nyeri
hilang dengan
Kriteria hasil :
1. Menunjukkan kemampuan untuk membantu dalam tindakan kenyamanan
umum dan mampu untuk tidur dengan tepat
2. Menunjukkan nyeri hilang
Intervensi :
1. Kaji nyeri, perhatikan lokasi, karakteristik, intensitas skala 0-10
R/ : menghilangkan nyeri, meningkatkan kenyamanan dan meningkatkan
istirahat.
2. Dorong klien penggunaan teknik relaksasi
R/ : membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan kembali
perhatian, dapat meningkatkan kemampuan koping, menurunkan nyeri
dan ketidaknyamanan.
3. Kolaborasu obat sesuai indikasi (analgesic)
R/ : membantu pasien evaluasi derajat ketidaknyamanan dan keefektivan
analesik atau menyatakan terjadinya komplikasi.
Dx 3 : Intoleransi aktivitas b/d produksi energi tubuh menurun
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, aktivitas pasien
dapat meningkat secara optimum / fungsi tercapai dengan
Kriteria hasil :
1. Pasien mampu melakukan aktivitas biasa dengan normal tanpa bantuan
perawat/orang terdekat
2. Pasien mengatakan lebih bertenaga dan tidak lemas
Intervensi :
1. Pantau respon fisiologis terhadap aktivitas, misalnya perubahan tekanan darah
dan frekuensi jantung serta pernafasan
R/ : Toleransi sangat bervariasi tergantung pada tahap proses penyakit, status
nutrisi, keseimbangan cairan, serta oksigenasi.
2. Berikan tindakan kenyamanan seperti gosokan punggung, perubahan posisi,
atau penurunan stimulus dalam ruangan (misalnya lampu redup)
R/ : Menurunkan tegangan otot dan kelelahan serta meningkatkan rasa nyaman
3. Evaluasi laporan kelelahan. Perhatikan kemampuan tidur / istirahat dengan
tepat
R/ : Menentukan derajat dari ketidakmampuan pasien
4. Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan /
dibutuhkan
R/ : Mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu dalam pemilihan
intervensi
5. Dorong pasien untuk melakukan aktivitas ringan, bila mungkin. Tingkatkan
tingkat partisipasi pasien sesuai toleransi pasien
R/ : Meningkatkan rasa membaik dan mencegah terjadinya frustasi pada
pasien
6. Rencanakan periode istirahat adekuat
R/ : Mencegah kelelahan berlebihan dan menghemat energi untuk proses
penyembuhan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Human papillomavirus (HPV) merupakan infeksi menular seksual yang paling
banyak dijumpai. Insidennya meningkat sejak 30 tahun terakhir. Penyakit ini dijumpai
pada usia produktif terutama pada orang dewasa. Hasil studi ini didapatkan kelompok
usia produktif yaitu usia 16-30 tahun yang terbanyak menderita kondiloma akuminata
yang merupakan kelompok usia seksual aktif. Kondiloma merupakan penyakit yang
tidak life threatening. Jika tidak diobati kondiloma akuminata dapat hilang sendiri,
tetap sama, atau berkembang dalan ukuran dan jumlahnya. Infeksi HPV umumnya
transien tetapi persisten bergantung pada tipe HPV dan status imum host. Setiap tahun
satu juta kasus baru didiagnosa, duapertiga diantaranya adalah wanita.
Kondiloma adalah kutil yang berlokasi di area genetalia (uretra, genetaliadan
rectum), kandiloma merupak penyakit menular seksual dan berpengaruh buruk bagi
kedua pasangan. Kondiloma akuminata merupakan tonjolan-tonjolan yang berbentuk
bunga kola atau kutil yang meruncing kecil yang bertumbuh kembanga sampai
membentuk kelompok yang berkembang terus menularkan secara seksual.
Kondiloma akuminata dijumpsi pada berbagai bagian penis atau biasanya
didapatkan melalui hubungan seksual melewati liang rectal disekitar anus, pada
wanita dijumpai pada permukaan mukosa pada vulva, serviks, pada perineum atau
disekitar anus.

Anda mungkin juga menyukai