219110013 Definisi Standar Kinerja Para pakar telah mengemukakan definisi mengenai standar kinerja. Richard I. Henderson (1984) mendefinisikan standar kinerja sebagai satu set standard kinerja melukiskan hasil-hasil yang harus ada setelah penyelesaian suatu pekerjaan dengan memuaskan. William B. Werther, Jr. dan Keith Davis (1993) mendefinisikan standar kinerja sebagai berikut: Standard kinerja merupakan benchmark atau tolak ukur untuk mengukur kinerja karyawan Sementara itu, Performance Appraisal Handbook US Departement of the Interior(1995) mendefinisikan standard kinerja merupakan ekspresi mengenai ambang kinerja, persyaratan, atau harapan yang harus dicapai untuk setiap elemen pada level kinerja tertentu. Standar Kinerja menurut Wilson (dalam Da Sislva, 20212:53) adalah tingkat yang diharapkan suatu pekerjaan tertentu untuk dapat diselesaikan, dan merupakan pembanding (benchmark) atas tujuan atau target yang ingin dicapai, sehingga hasil pekekrjaan merupakan hasil yang diperoleh seorang karyawan dalam mengerjakan pekerjana sesuai persyaratan pekerjaan atau standa kinerja Standar kinerja adalah tolak ukur minimal kinerja yang harus dicapai karyawan secara individual atau kelompok pada semua indikator kinerjanya. Dalam definisi ini, standar kinerja adalah tolak ukur minimal, artinya jika prestasi kinerja karyawan dibawah standar kinerja minimal tersebut, maka kiner-janya tidak dapat diterima, buruk atau sangat buruk. Jika prestasi kinerja seorang pegawai berada tepat atau diatas ketentuan staandar minimal kinerjanya, maka kinerjanya dapat diterima dengan predikat sedang, baik, atau sangat baik Standar Kinerja merupkan tingkat kinerja yang diharapkan dalam suatu organisasi dan merupakan pembanding (benchmark) atau tujuan atau taeget pada pendekatan yang diambil. Standar kerja yang baik harus realistism dapat diukur dan mudah dipahami dengan jelas sehingga bermanfaat baik bagi organisasi maupun para karyawan (Abdullah, 2014:114)
Tujuan Standar Kinerja
Tujuan pokok sistem penilaian kinerja adalah menghasilkan informasi yang akurat dan tepat tentang perilaku dan kinerja anggota-anggota organisasi. Semakin akurat dan tepat informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja, semakin besar potensi nilainya bagi organisasi. Meskipun semua organisasi sama-sama mempunyai tujuan utama yang mendasar tersebut untuk sistem penilaian kinerja mereka, terdapat variasi yang sangat besar dalam penggunaan khusus yang dibuat organisasi atas informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja mereka. Tujuan-tujuan khusus tersebut dapat digolongkan menjadi dua bagian besar, yaitu evaluasi (evaluation), dan pengembangan (development). Kedua tujuan tersebut tidaklah semakin terpisah, tetapi memang secara tidak langsung berbeda dari segi orientasi waktu, metode-metode, dan peran atasan dan bawahan. Penilaian untuk kedua tujuan tersebut haruslah dilaksanakan dalam konteks program konseling, perencanaan karier, penentuan tujuan dan pemantauan kinerja yang berkelanjutan. Dengan memadukan kedua aspek diatas penilaian kinerja haruslah, pertama menyediakan basis bagi keputusan keputusan sumber daya manusia, termasuk promosi, demosi, atau pemberhentian, kedua meningkatkan pendayagunaan sumber daya manusia melalui penempatan pekerjaan yang lebih baik dan spesifikasi kebutuhan pelatihan.
Standar kinerja mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
Pertama, sebagai tolak ukur untuk menentukan keberhasilan dan ketidakberhasilan kinerja ternilai. Kedua, memotivasi karyawan agar bekerja lebih keras untuk mencapai standar. Untuk menjadikan standar kinerja yang benar-benar dapat memotivasi karyawan perlu dikaitkan dengan reward atau imbalan dalam system kompensasi. Ketiga, memberikan arah pelaksanaan pekerjaan yang harus dicapai, baik kuantitas maupun kualitas. Keempat, memberikan pedoman kepada karyawan berkenaan dengan proses pelaksanaan pekerjaan guna mencapai standar kinerja yang ditetapkan.