Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebersihan tangan adalah proses pembersihan kotoran dan

mikroorganisme pada tangan yang di dapat melalui kontak dengan pasien,

petugas kesehatan lain dan permukaan lingkungan (flora transien) dengan

menggunakan sabun/antiseptik dibawah air mengalir atau menggunakan hand

rub berbasis alkohol. Pembersihan Tangan dengan Cairan Antiseptik

(Handrub) adalah Mencuci tangan dengan menggunakan cairan antiseptik yg

berbahan dasar alkohol gel di seluruh permukaan tangan untuk

meminimalkan pertumbuhan mikroorganisme tanpa menggunakan air dan

handuk (pada tangan yang bersih). Pembersihan Tangan dengan Sabun

Antiseptik/Cairan/Larutan dan Air Mengalir (Handwash) adalah Mencuci

tangan dengan air mengalir dengan menggunakan sabun/cairan antiseptik yg

bertujuan membersihkan tangan dari transien mikroorganisme di tangan (pada

tangan yang kotor). Pembersihan Tangan Bedah (Surgical Handwash) pada

tindakan operasi. (Nurbaety, dkk 2019).

Setiap pasien yang masuk rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya

berhak mendapatkan pelayanan yang aman dan bermutu. Salah satu upaya

agar pasien aman adalah dengan menerapkan Patient safety, hal ini sesuai

dengan undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan dan undang-

undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit. (HIPPII pusat, 2017).

1
2

Menurut WHO (2019). Ada 5 momen cuci tangan, Moment 1 (before

touching a patient) yang artinya sebelum menyentuh pasien, Moment 2

(before a procedure) yang artinya sebelum prosedur, Moment 3 (after a

procedure or body fluid exposure risk) yang artinya setelah prosedur atau

risiko pajanan cairan tubuh, Moment 4 (after touching a patient) yang artinya

setelah menyentuh pasien, Moment 5 (after touching a patient's

surroundings) dan yang terakhir artinya setelah menyentuh lingkungan

pasien.

Infeksi nosokomial yang lebih dikenal dengan Healthcare-associated

infections (HAIs) sudah mempengaruhi kesehatan ratusan juta pasien di

seluruh dunia setiap tahun. Salah satu implementasi dari patient safety adalah

upaya menurunkan risiko Healthcare Associated Infections (HAIs) yaitu

infeksi yang didapat di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

pada saat masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk

infeksi didapat di rumah sakit muncul setelah pasien pulang, juga infeksi bisa

terjadi pada petugas kesehatan karena pekerjaannya (CDC, 2007 dalam

HIPPII pusat 2017).

Tenaga kesehatan mengetahui cara melakukan cuci tangan, namun

masih rendah dalam pelaksanaannya. Sekitar 90% tenaga perawatan

kesehatan tidak membersihkan tangannya secara efektif (WHO, 2018).

Tenaga kesehatan di Amerika tahun 2017 sekitar 61% tidak membersihkan

tangannya (Pan American Health Organization (PAHO, 2017).


3

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sunarni, dkk. (2020)

pengetahuan perawat mayoritas pada kategori baik sebanyak 40 responden

(75,5%) dan perilaku kepatuhan perawat five moment for hand hygiene

mayoritas kategori baik sebanyak 41 responden (77,4%). Hasil uji statistik

dengan uji Spearman Rank diperoleh nilai p value 0,000 < 0,05. Kesimpulan

ada hubungan pengetahuan perawat dengan perilaku kepatuhan five moment

for hand hygiene di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

Hasil Penelitian Nilawati, Galuh (2018) Hal ini menunjukkan bahwa

lima saat mencuci tangan hanya beberapa saat 3 setelah menyentuh cairan

tubuh pasien yang beresiko dan saat-4 setelah menyentuh pasien semua

perawat mencuci tangan mereka dengan lebih dari 75% cuci perawat tangan

tidak prosedur operasi standart yang tepat dan saat mencuci tangan yang

paling jarang adalah saat untuk-1 sebelum menyentuh pasien.

Sedangkan menurut Yulianti, dkk (2018) Berdasarkan hasil penelitian

di Bangsal Rawat Inap RS PKU Muhamadiyah Yogyakarta, diketahui bahwa

perawat dengan tingkat pengetahuan tinggi dengan penerapan cuci tangan

yang baik sebanyak 23 perawat atau 67,6%, sedangkan pada perawat yang

tingkat pengetahuannya sedang dengan penerapan cuci tangan yang baik

sebanyak 4 perawat atau 11,8%. Perawat dengan tingkat pengetahuan tinggi

dengan penerapan cuci tangan yang cukup baik sebanyak 3 perawat atau

8,8%, sedangkan pada perawat yang tingkat pengetahuannya sedang dengan

penerapan cuci tangan yang cukup baik sebanyak 4 perawat atau 11,8%.

Berdasarkan hasil uji statistik antara dua variabel diperoleh nilai p=0,019,
4

yang berarti nilai p lebih besar dari alpha (0,05), dengan demikian Ho ditolak

dan Ha diterima, yang berarti ada hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan perawat dengan penerapan cuci tangan pada perawat sebagai

upaya pencegahan infeksi nosokomial di RS PKU Muhammadiyah

Yogyakarta.

Cuci tangan juga diakui sebagai ukuran yang utama untuk

mencegahnya penularan mikroorganisme dan mengurangi terjadinya HAIs.

Kebersihan tangan dianggap penting sebagai cara yang mudah dan efektif

untuk mencegah HAIs (Shinde & Mohide, 2014). Tangan petugas kesehatan

adalah penghubung yang paling umum untuk penyebaran infeksi. Kebersihan

tangan dari petugas kesehatan sangat memengaruhi penyebaran infeksi

(Allegranzi & Pittet, 2009). Sebuah studi menyatakan bahwa dengan mencuci

tangan dapat menurunkan 20%-40% kejadian HAIs. Namun pelaksanaan cuci

tangan itu sendiri belum mendapat respon yang baik. Di negara berkembang,

kegagalan dalam pelaksanaan cuci tangan sering diakibatkan oleh

keterbatasan dana untuk mengadakan fasilitas cuci tangan dan kurangnya

kepatuhan petugas kesehatan untuk mentaati prosedur. Studi di Amerika

Serikat menunjukkan tingkat kepatuhan perawat melakukan cuci tangan

masih sekitar 50% dan di Australia masih sekitar 65%. Sama halnya dengan

program cuci tangan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang

sudah sejak tahun 2008 tetapi sampai saat ini kepatuhan perawat melakukan

cuci tangan hanya sekitar 60%. Hal ini dapat menjadi tantangan yang cukup
5

besar bagi tim pengendali infeksi rumah sakit untuk mempromosikan

program cuci tangan ini (Perdalin, 2010 dalam Dewi, JK, 2017).

Setiap tahun, ratusan juta pasien di seluruh dunia dipengaruhi oleh

infeksi terkait perawatan kesehatan. Lebih dari setengah dari infeksi dapat

dicegah dengan membersihkan tangan saat melakukan perawatan pasien.

Infeksi yang terjadi akibat perawatan kesehatan ini biasanya terjadi ketika

kuman yang ditransfer oleh tangan penyedia layanan kesehatan menyentuh

pasien. Dari 100 pasien rawat inap, setidaknya 7 di Negara maju dan 10 di

Negara-negara berkembang akan memperoleh infeksi terkait perawatan

kesehatan. Diantara pasien sakit kritis dan rentan di unit perawatan intensive,

angka itu meningkat menjadi sekitar 30/100 (WHO, 2013 dalam Rundiyati,

Endah 2015).

Dari Hasil penelitian Safiya, FI & Ardia Putra 2019 didapatkan nilai

mean dari pengetahuan 11,6 dan nilai mean sikap 16,3. Nilai P-Valueantara

pengetahuan dengan sikap adalah 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada

hubungan antara pengetahuan dengan sikap perawat dalam penerapan hand

hygiene.

Berdasarkan kasus/fenomena dilapangan bahwasannya manajemen

dirumah sakit belum ketat dalam pelaksanaan kebersihan tangan/cuci tangan

yang dilakukan oleh petugas pelayanan kesehatan. Saya mendapati pada saat

praktik klinik di RSU Cut Nyak Dhien Langsa. Pada Saat melakukan survey

awal di Rumah Sakit tersebut peneliti mewawancarai 6 orang perawat dengan

latar belakang pendidikan yang berbeda yaitu, 2 orang Akademi Kebidanan, 3


6

orang Akademi Keperawatan, dan 1 orang Ners. Didapati bahwa mereka

sudah mendapatkan penyuluhan dan pendidikan tentang Kebersihan tangan

dari Pihak Manajemen Rumah Sakit, selanjutnya peneliti melakukan

observasi kepada perawat tersebut mereka masih belum patuh terhadap cuci

tangan, mereka hanya mencuci tangan setelah kontak dengan pasien dan tidak

melaksanakan five Moments secara baik.

Maka dari hal itu demi meningkatkan pelayanan kesehatan perlu

penerapan manajemen yang patuh akan penerapan Cuci Tangan yang benar.

Maka dari penjelasan dan berdasarkan data di atas peneliti tertarik untuk

meneliti Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Perawat Tentang Cuci

Tangan Yang Benar Pada Five Moments Di Ruang Rawat Inap RSU CND

Langsa Tahun 2020.

B. Rumusan Masalah

Hasil Survey peneliti mendapati bahwa mereka sudah mendapatkan

penyuluhan dan pendidikan tentang Kebersihan tangan dari Pihak Manajemen

Rumah Sakit, tetapi saat peneliti mengobservasi kepada perawat tersebut

mereka masih belum patuh terhadap cuci tangan, mereka hanya mencuci

tangan setelah kontak dengan pasien dan tidak melaksanakan five Moments

secara baik.Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai

“Hubungan Pengetahuan dan Sikap Perawat Tentang Cuci Tangan Yang

Benar Pada Five Moments Di Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Langsa

Tahun 2020”.
7

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui apakah ada Hubungan Pengetahuan dan Sikap Perawat

Tentang Cuci Tangan Yang Benar Pada Five Moments Di Rumah Sakit

Umum Cut Nyak Dhien Langsa.

2. Tujuan Khusus

a) Mengetahui pengetahuan perawat di Rumah Sakit Umum Cut Nyak

Dhien Langsa.

b) Mengetahui sikap perawat dalam cuci tangan five moment di Rumah

Sakit Umum Cut Nyak Dhien Langsa.

c) Mengetahui pengetahuan dan sikap perawat tentang cuci tangan yang

benar pada five moment di Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien

Langsa.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tambahan

kepada mahasiswa mengenai Hubungan Pengetahuan dan pelaksanaan

five moment perawat di Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Langsa

2. Bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pemasukan bagi

Praktisi Keperawatan mengenai bahan acuan yang efektif yang dapat


8

digunakan oleh perawat dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya. Hasil penelitian ini juga dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam meningkatkan pengetahuan dan pelaksaanaan cuci

tangan five moment oleh perawat untuk mengurangi risiko infeksi

nosokomial di pelayanan kesehatan.

3. Bagi Penelitian Keperawatan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi

peneliti-peneliti lain yang ingin membahas masalah yang berkaitan

dengan penelitian ini dan dapat menjadi sumber referensi pada penelitian

selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai