WALIMATUL URSY
Di Susun Oleh
Muddy Luqman
1802110619
1802110587
KATA PENGANTAR
ِ ِبسْ ِم اللَّ ِة الرَّ حْ م
ًن الرِّ ِحى ِْم
Assalamu’alaikum.wr.wb
Puji Syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas makalah yang
berjudul “Walimatul Ursy”dengan tepat waktu.
Harapan kami sebagai penulis agar makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya dan dapat menjadikan makalah ini sebagai sumber ilmu serta untuk menambah
wawasan pengetahuan.
Sebagai penulis makalah ini kami menyadari bahwa dalam penyusunannya masih jauh
dari kata sempurna, karena kami pun juga masih dalam tahap belajar.Oleh sebab itu dengan
penuh kerendahan hati, kami berharap kepada para pembaca agar dapat memberikan kritik
dan saran sebagai penunjang mutu dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Wassalamu’alaikum.wr.wb
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………..……………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….....iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..2
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………...2
D. Metode Penulisan………….…………………………………………......2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................................9
B. Saran……………………………………………………..……………......9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia telah menjadi hal yang wajar apabila terdapat sepasang kekasih yang
akan menjalin hubungan menuju jenjang pernikahan diadakanlah sebuah acara yang
meriah, mengundang penyanyi dangdut terkenal serta mengundang banyak orang untuk
hadir keacara pernikahannya. Setiap ada sepasang kekasih yang akan menikah wajib
hukumnya untuk mengundang penyanyi dangdut, paling minim sekali itu menyewa
soundsystem yang besar yang bertujuan untuk memberikan kabar bahwasanya ditempat
itu ada acara pernikahan.
Sebenarnya tujuannya baik dan sesuai dalam ajaran islam, namun caranya yang
kurang tepat. Dan itu berlaku untuk semua kalangan, tidak peduli kondisi kaum
menengah kebawah. Apabila difikirkan lebih jauh, untuk apa kita melakukan acara yang
seharusnya membuat kita senang tetapi hanya berlaku sesaat? seperti hal diatas, dengan
mengundang penyanyi dangdut, seharian kita dihiburnya namun setelah acara berakhir
sudah, hilang semuanya, bahkan berubah menjadi duka dengan tanggungan hutang
dimana-dimana karena ketidak sanggupan untuk memenuhinya. Sebenarnya ada cara-
cara yang bisa mengundang orang-orang tanpa harus mengeluarkan dana yang besar,
seperti menggunakan masjid sebagai tempat berlangsungnya acara walimah kemudian
berlanjut dirumah yang bersangkutan untuk menyantap makanan dan berbincang-
bincang.
C. TUJUAN MASALAH
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode kepustakaan yang mana
menggunakan metode referensi dari buku-buku dan Internet.
BAB II
PEMBAHASAN
Walimah itiu berasal dari kalimat al-walam yang bermakna sebuah pertemuan yang
diselenggarakan untuk jamuan makan dalam rangka merayakan kegembiraan yang terjadi,
baik berupa perkawinan atau lainnya. Secara mutlak walimah populer digunakan untuk
merayakan kegembiraan pengantin. Tetapi juga digunakan untuk acara-acara yang lain.
Contohnya, sepeti: khitanan (bagi orang sunat) dan aqiqahan (bagi bayi yang baru lahir).
Jadi walimatul ‘ursy dapat diartikan dengan perhelatan dalam rangka mensyukuri nikmat
Allah atas terlaksananya akad perkawinan dengan menghidangkan makanan. Walimah
merupakan sunah yang sangat dianjjurkan menurut jumhur ulama (Ulama Malikiyah,
Hanafiah dan sebagian besar Syafi’iyah).1 Dalam pendapat Imam Malik yang tertera
didalam kitab al-umm karya Imam Syafi’I serta pendapat Zhahiriyah bahwasanya walimah
tersebut hukumnya wajib, karena sabda Nabi kepada Abdurrahman bin Auf,
Zhahir dari sebuah perintah ialah untuk mewajibkan. Sementara Ulama Salaf
berbeda pendapat mengenai waktu pelaksanaan walimah, apakah itu saat akad atau
setelahnya, ketika bersenggama atau setelahnya, atau ketika memulai akad hingga akhir
persenggamaan.2
‘’Beliau bangun pagi sebagai pengantin Zainab. Lantas beliau mengundang orang-
orang’’
Artinya :”Ahmad bin Mani’ telah menceritakan pada kami, Yazid bin Harun telah
menceritakan pada kami, Isa bin Maimun al-Anshori telah mengkhabarkan dari Qosim bin
Muhammad, dari Aisyah berkata: Rasulullah SAW bersabda: umumkanlah pernikahan ini!
Rayakanlah di dalam masjid. Dan pukullah alat musik rebana untuk memeriahkan
(acara)nya.” (H.R. At-Tirmudzi)5
Adanya perintah Nabi, baik dalam arti sunnah atau wajib, mengadakan walimah
mengandung arti sunnah mengundang khalayak ramai untuk menghadiri pesta itu dan
memberi makanan hadirin yang datang. Jumhur ulama berpendapat, bahwa walimah
merupakan suatu hal yang sunnah dan bukan wajib
Adapun hukum menghadiri walimah yaitu: Para ulama Syafi’iyah berkata, jika
seseorang diundang menghadiri acara disuatu tempat yang terdapat kemungkaran seperti
seruling, gendang, atau minuman keras; jikalau ia mampu menghilangkan semua itu maka
4
Imam Muslim, Shohih Muslim, (Beirut-Libanon: Darul Ma’rifah, 2007 M/1428H), Juz. IX, hlm. 234.
5
Ibid, 245.
hukumnya ia wajib hadir, karena menghadiri undangan wajib hukumnya dan demi
menghilangkan kemungkaran. Jika ia tidak mampu menghilangkannya, hendaklah ia tidak
menghadirinya. Sebagaimana yang diriwayatkan Abu Dawud dan Ibnu Umar bahwasanya
Rasulullah saw melarang duduk didepan meja hidangan yang dipenuhi minuman keras6.
Ulama Malikiyah berkata, menghadiri undangan walimah wajib atas orang yang
diundang secara khusus, jika dalam mejalis tersebut tidak ada orang yang merasa tersakiti
dengan kehadirannnya sebab perkara agama, seperti membicarakan harga diri orang lain.
Atau tidak ada pula yang menyakitinya. Atau didalam majlis ada kemungkaran, seperti
duduk beralaskan sutra, wadah terbuat dari emas atau perak yang digunakan untuk makan,
minum, membakar kemenyan dan sebagainya. Atau didalam majlis tersebut terdapat
nyanyian, tarian perempuan, serta alat music selain rebana, seruling dan terompet. Juga
patung-patung hewan dengan bentuk sempurna dan tiga dimensi yang bukan merupakan
ukiran dinding atau gambar diatas lantai. Karena patung-patung hewan diharamkan secara
ijma’ jika berbentuk sempurna dan tiga dimensi.
Hukum alat-alat musik menurut Malikiyah, seruling dan terompet dimakruhkan jika
tidak terlalu berlebihan sehingga dapat melupakan segalanya. Jika terlalu berlebihan maka
diharamkan, seperti alat-alat musik yang lainnya, alat-alat music yang berdawai, nyanyian
yang berisi kata-kata kotor, atau mabuk-mabukan.7
D. Hikmah Walimah
Adapun hikmah yang terkandung dalam pelaksanaan walimatul ‘ursy ialah untuk
mengumumkan kepada khalayak ramai bahwa akad nikah sudah terjadi sehingga semua
pihak mengetahuinya dan tidak ada tuduhan dikemudian hari. Ulama Malikiyah dalam
tujuan untuk memberitahu terjadinya perkawinan itu lebih mengutamakan walimah dari
6
A.J. Wensink/Muhammad Fuad Abdul Baqiy, Al-Mu’jam Al-Mufahras Li Alfazhil Hadits An-
Nabawiyah,(Laiden: Brill, 1936), Jilid. 7, hlm. 321.
7
Imam Muhyiddin An-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, ( Beirut-Libanon: Darul Ma’rifah, 2007), Juz.
IX, Cet. Ke-14, hlm. 234-235.
menghadirkan dua orang saksi dalam akad perkawinan. Berikut uraian hikmah
dilaksanakannya walimah:
1. Sebagai rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah melalui akad nikah /
pernikahan;
3. Sarana untuk mempererat tali silaturahmi baik antara keluarga kedua mempelai atau
antara kedua mempelai dengan masyarakat;
8
Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Kairo: Darul Haisyim, 2003),
Juz. III, hlm. 144.
9
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990), hlm. 127.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Walimah berasal dari kalimat al-walam yang bermakna sebuah pertemuan yang
diselenggarakan untuk jamuan makan dalam rangka merayakan kegembiraan yang
terjadi, baik berupa perkawinan atau lainnya. Secara mutlak walimah populer
digunakan untuk merayakan kegembiraan pengantin. Tetapi juga digunakan untuk
acara-acara yang lain. Contohnya, sepeti: khitanan (bagi orang sunat) dan aqiqahan
(bagi bayi yang baru lahir). Jadi walimatul ‘ursy dapat diartikan dengan perhelatan
dalam rangka mensyukuri nikmat Allah atas terlaksananya akad perkawinan dengan
menghidangkan makanan.
Adapun hukum menghadiri walimah yaitu: Para ulama Syafi’iyah berkata, jika
seseorang diundang menghadiri acara disuatu tempat yang terdapat kemungkaran
seperti seruling, gendang, atau minuman keras; jikalau ia mampu menghilangkan
semua itu maka hukumnya ia wajib hadir, karena menghadiri undangan wajib
hukumnya dan demi menghilangkan kemungkaran. Jika ia tidak mampu
menghilangkannya, hendaklah ia tidak menghadirinya. Sebagaimana yang
diriwayatkan Abu Dawud dan Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah saw melarang
duduk didepan meja hidangan yang dipenuhi minuman keras.
1. Sebagai rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah melalui akad nikah /
pernikahan;
3. Sarana untuk mempererat tali silaturahmi baik antara keluarga kedua mempelai atau
antara kedua mempelai dengan masyarakat;