I. Latar Belakang
Pemanfaatan rotan oleh masyarakat yang hidup di dalam dan sekitar hutan telah
berlangsung lama. Begitu pula halnya di Desa Nanga Lauk, rotan sejak lama sudah
digunakan untuk berbagai keperluan seperti sebagai tali pengikat rakit, bahan untuk
alat penangkap ikan, bahan pembuat perabot rumah rumah tangga seperti
keranjang, pemukul kasur, tikar dan lainnya.
Pemanfaatan ini pada umumnya hanya dilakukan secara subsisten, sehingga
perhatian untuk mengelola rotan secara berkelanjutan tidak begitu tinggi. Tidak
banyak warga setempat yang begitu terampil untuk mengolah rotan menjadi barang
serbaguna, hanya beberapa orang tua perempuan yang masih memiliki keahlian
dalam menganyam rotan, dan beberapa orang tua laki-laki yang terampil membuat
perangkap ikan dari rotan. Sementara itu produk-produk yang berasal dari rotan
masih banyak peminatnya baik di tingkat lokal, nasional maupun luar negri.
Peningkatan kapasitas masyarakat di Desa Nanga Lauk menjadi kebutuhan manakala
mereka mulai menyadari bahwa sumber daya rotan yang ada di desa mereka
memiliki nilai ekonomis.
Kebutuhan untuk pengembangan bisnis rotan ini teridentifiksi dari hasil diskusi
kelompok terfokus saat assessment program livelihood yang dilakukan pada bulan
Oktober 2016. Kebutuhan program ini kemudian direspon oleh program ADB TA-
8331 INO.
Untuk mengembangkan kemampuan masyarakat Desa Nanga Lauk dalam mengolah
rotan menjadi produk bernilai jual tinggi dengan desain atau jenis produk sesuai
dengan permintaan pasar dan untuk membuka wawasan masyarakat tentang
peluang-peluang pasar yang dapat ditembus dalam bisnis produk berbahan rotan
dinilai perlu dilakukan pelatihan dan belajar secara langsung dengan pengembang
produk rotan yang telah maju.
Melalui pogram ADB TA-8331 INO, livelihood program, PRCF Indonesia memfasilitasi
kegiatan kunjungan belajar dalam rangka meningkatkan kapasitas masyarakat Desa
Nanga Lauk dalam mengembangkan industry rotan serta membangun jaringan bisnis
dengan komunitas pelaku usaha rotan di Desa Sriwangi Kecamatan Boyan Tanjung,
Kapuas Hulu, Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang, Kecamatan Sejangkung
Kabupaten Sambas dan Kota Pontianak pada tanggal 25 September s/d 1
Oktober2017.
II. Tujuan
1. Peserta mengenal dan memahami akses pasar bambu dan rotan.
2. Peserta mengenal dan memahami kebutuhan rotan untuk industry bambu
3. Peserta mengenal dan memahami bisnis pengolahan rotan dan bambu sebagai
alternative lain peningkatan income masyarakat.
4. Pengembangan model produk olahan berbahan rotan.
5. Membangun kerjasama dengan komunitas pelaku usaha rotan di daerah lain
6. adanya rencana tindak lanjut.
III. Output
1. Terbangunnya komunikasi awal kerjasama antara kelompok rotan Desa Nanga
Lauk dan pengembang rotan di Desa Sri Wangi, Desa Seluas, Desa Parit Raja dan
Desa Piantus Kecamatan Sejangkung.
2. Kebutuhan bahan baku rotan di Desa Sri Wangi, Seluas dan Sejangkung diketahui
dan teranalisis
3. Pengembangan model olahan rotan yang sesuai dengan permintaan pasar
V. Deskripsi Kegiatan
VII. Penutup