Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DAN STRUKTUR MODAL

TERHADAP KINERJA KEUANGAN


(Studi pada Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2013)

Fajrul Marinda
Moch Dzulkirom AR
Muhammad Saifi
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email: fajrul_marinda@yahoo.co.id

ABSTRACT

The main objective of the study is to know the impact of the investment opportunity set (IOS) on the capital
structure, the effect of the investment opportunity set (IOS) on capital structure, and the effect of capital
structure on financial performance in property and real estate companies listed on the Indonesian Stock
Exchange. Study use secondary data that published on the Indonesia Stock Exchange in the year 2011-2013,
the research data analysis using methods of data analysis Generalized Structured Component Analysis
(GeSCA) with a sample of 42 companies from a population of 52 companies based on purposive sampling
technique. The result of this study is the investment opportunity set (IOS) has positive significant impact on
capital structure, investment opportunity set (IOS) positive unsignificant impact on financial performance,
as well as capital structure positive significant impact on financial performance.

Keywords: investment opportunity set (IOS), capital structure, and financial performance

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh investment opportunity set (IOS) terhadap struktur
modal, pengaruh investment opportunity set (IOS) terhadap struktur modal, dan pengaruh struktur modal
terhadap kinerja keuangan pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2011-2013, analisis data penelitian ini menggunakan metode analisis data Generalized
Structured Component Analysis (GeSCA) dengan sampel 42 perusahaan dari populasi sebanyak 52
perusahaan berdasarkan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini adalah investment opportunity set
(IOS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, investment opportunity set (IOS)
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan, serta struktu modal berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja keuangan.

Kata Kunci: investment opportunity set (IOS), struktur modal, dan kinerja keuangan

PENDAHULUAN kemampuan pemberdayaan sumber daya yang


Pada hakekatnya operasional manajemen dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien.
sebuah perusahaan mempunyai satu kesamaan Untuk mengukur kinerja keuangan suatu
tujuan yaitu memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan, digunakan pendekatan-pendekatan
perusahaan. Hal tersebut berkaitan erat dengan tertentu serta adanya tolok ukur penilaian untuk

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 14 No. 1 September 2014| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
menentukan nilai kinerja keuangan secara adalah struktur modal perusahaan tersebut.
keseluruhan. Tolok ukur utama untuk kinerja Pemaksimalan kinerja keuangan perusahaan dapat
keuangan adalah peningkatan angka laba melalui dilihat dari seberapa besar penggunaan utang
peningkatan penjualan dengan pemanfaatan modal jangka pendek, utang jangka panjang dan modal
investasi yang telah dilakukan. pemegang saham untuk digunakan sebagai sumber
Perusahaan yang Go Public memiliki pembiayaan dalam menjalankan kegiatan
kewajiban untuk memberikan gambaran posisi operasional perusahaan.
keuangan secara tertulis di Bursa Efek Indonesia Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki
(BEI). Laporan tersebut dapat dianalisis oleh beberapa indeks sektoral. Kesemua Indeks saham
berbagai pihak yang berkepentingan seperti sektoral yang tercatat di BEI diklasifikan kedalam
investor penjamin, perbankan, asuransi, atau pihak sembilan sektor menurut klasifikasi industri yang
lain yang bermaksud mengadakan mitra, akuisisi, telah ditetapkan BEI dan diberi nama JASICA
atau keperluan lainnya. Tingkat kinerja keuangan (Jakarta Industrial Classification). Salah satu
suatu perusahaan yang meliputi aset, pendapatan sektor tersebut adalah sektor properti dan real
serta keuntungan, secara langsung mencerminkan estate.
kondisi perusahaan tersebut. Jadi dapat dipahami Sektor properti sebagai salah satu sektor
jika manajemen selalu mengupayakan dan yang penting di Indonesia. Sektor properti
mengkondisikan agar kinerja keuangan merupakan indikator penting untuk menganalisis
perusahaan berada dalam nilai maksimum. kesehatan ekonomi suatu negara. Industri properti
Penilaian kinerja keuangan dilakukan juga merupakan sektor yang pertama memberi
untuk beberapa tujuan yang berpengaruh dengan sinyal jatuh atau sedang bangunnya perekonomian
kegiatan seperti pangambil alihan perusahaan oleh sebuah negara. Selain alasan tersebut, diambilnya
pihak lain, penggabungan perusahaan, sektor ini sebagai objek penelitian karena sektor
kepemilikan dalam perusahaan, pemberian kredit ini merupakan salah satu sektor yang
dan sebagainya. Penilaian kinerja keuangan sangat volatililitasnya cukup tinggi. Hal ini terlihat pada
bermanfaat bagi perusahaan untuk mengetahui indeks saham sektor properti dan real estate dari
sampai sejauh mana keberhasilan yang telah tahun 2010‐2012 pada gambar dibawah ini.
dicapai oleh perusahaan dapat terus meningkat.
Penilaian kinerja keuangan perusahaan pada
dasarnya dilihat dari berapa tingkat keuntungan
atau profitabilitas yang dicapai perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional perusahaan.
Profitabilitas perusahaan ini sering dihubungkan
dengan volume penjualan, total aktiva dan modal
sendiri.
Salah satu faktor yang harus diperhatikan Keterangan:
dalam upaya memaksimalkan kinerja keuangan Indeks Property dan Real Estate
perusahaan yaitu faktor kebijakan atau keputusan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Gambar 1 Indeks Saham Properti dan Real Estate
investasi yang dilakukan. Hal tersebut merupakan
Sumber:Bursa Efek Indonesia (www. idx.co.id)
gambaran bagaimana perusahaan menggunakan
keuntungan yang dimiliki untuk dikembangkan
Meningkatnya pertumbuhan properti di
guna meningkatkan pendapatan secara maksimal.
Indonesia diindikasikan dengan banyaknya
Selain itu, perusahaan juga harus mampu
masyarakat yang menginvestasikan modalnya di
memanfaatkan investment opportunity set yang
industri properti. Penyebabnya adalah supply
berkaitan dengan potensi pengembangan pasar.
tanah bersifat tetap sedangkan demand akan selalu
Hal penting lainnya adalah pemilihan kebijakan
besar seiring pertambahan penduduk. Investasi di
keuangan secara tepat, yang mendukung
bidang properti pada umumnya bersifat jangka
pelaksanaan kebijakan lainnya diatas.
panjang dan akan bertumbuh sejalan dengan
Faktor lain yang harus diperhatikan dalam
pertumbuhan ekonomi.
upaya pemaksimalan kinerja keuangan perusahaan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 14 No. 1 September 2014| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
KAJIAN PUSTAKA modal merupakan bagian dari struktur keuangan
Investment Opportunity Set (IOS) dan merupakan sumber pembiayan jangka panjang
Menurut Myers (1997) Investment yang digunakan perusahaan, yang terdiri dari
Opportunity Set (IOS) merupakan keputusan utang jangka panjang, saham preference, dan
investasi dalam bentuk kombinasi antara aktiva saham biasa.
yang dimiliki (asset in place) dan pilihan investasi Menurut Syamsuddin (2009:54) untuk
yang akan datang dengan Net Present Value mengukur tingkat utang perusahaan mengunakan
(NPV) positif dana kan mempengaruhi nilai rasio berikut yaitu:
perusahaan. Menurut Kallapur dan Trombley a. Debt to Asset Ratio (DAR)
(2001) pertumbuhan merupakan kemampuan Debt to Asset Rasio (DAR) adalah
perusahaan untuk meningkatkan size-nya, pengukuran jumlah aktiva perusahaan yang
sementara IOS merupakan opsi untuk berinvestasi dibiayai oleh utang atau modal. Semakin
pada suatu proyek yang memiliki Net Present tinggi debt to asset ratio semakin besar
Value positif. jumlah pinjaman yang digunakan dalam
Nilai IOS dapat dihitung dengan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan
kombinasi berbagai jenis proksi yang (Syamsuddin, 2009:71). Debt to Asset Ratio
mengimplementasikan nilai aktiva di tempat diukur dengan rumus:
(berupa nilai buku aktiva, ekuitas maupun
perusahaan) dan nilai kesempatan bertumbuh
suatu perusahaan di masa depan (berupa nilai
pasar perusahaan) (Smith dan Watss 1992 ). Sumber: Syamsuddin, 2009:71
Proksi IOS yang digunakan peneliti secara umum
diklasifikasikan menjadi tiga proksi, yaitu: b. Debt to Equity Rasio (DER)
pertama, proksi berdasarkan harga merupakan DER (Debt to Equity Ratio) digunakan
proksi yang menyatakan bahwa prospek untuk mengukur sejauh mana perusahaan
pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dibiayai dengan hutang. Rasio ini
dalam harga pasar. Kedua, proksi berdasarkan menunjukkan hubungan antara jumlah utang
investasi, mengungkapkan bahwa suatu kegiatan yang diberikan oleh para kreditur dengan
investasi yang besar memiliki hubungan positif jumlah modal sendiri yang diberikan oleh
dengan nilai IOS perusahaan dan Ketiga, proksi pemilik perusahaan (Syamsuddin, 2009:71).
berdasarkan varian menyatakan suatu opsi akan Adapun perhitungan Debt Equity Ratio adalah
lebih bernilai jika menggunakan variabilitas sebagai berikut:
ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang
tumbuh.

Struktur Modal Sumber: Syamsuddin, 2009:71


Menurut Riyanto (2001:216) struktur
modal adalah perimbangan atau perbandingan Kinerja Keuangan
antara utang jangka panjang dengan modal Pada dasarnya kinerja keuangan
sendiri. Definisi lain dikemukakan oleh Van perusahaan merupakan suatu tingkat hasil kerja
Horne dan Wachowics (2010:232) struktur modal yang dicapai suatu organisasi dalam suatu periode
merupakan komposisi pembelajaran yang operasional yang dibandingkan dengan sasaran,
biasanya mengacu pada proporsi utang jangka standar dan kriteria yang telah ditetapkan
panjang, saham preference, dan modal sendiri sebelumnya (Siegel dan Marconi, 1989, dalam
yang disajikan dalam neraca perusahaan. Ernawan, 2004). Kinerja perusahaan antara lain
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dapat dilihat dari data keuangan yang dihasilkan
disimpulkan bahwa struktur keuangan merupakan dalam suatu periode tertentu. Rasio-rasio
perpaduan dari seluruh item yang ada di sisi kanan keuangan seperti Return on Asset, Return on
neraca perusahaan yang mencerminkan pendanaan Equity, Price Earning Ratio dapat menjadi
aktiva secara keseluruhan, sedangkan struktur indikator keuangan yang mencerminkan kinerja

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 14 No. 1 September 2014| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
keuangan yang dicapai (Weston dan Copeland, c. Rasio penilaian
2010:237). Rasio-rasio penilaian adalah ukuran kinerja
Penilaian kinerja keuangan dilakukan yang paling menyeluruh untuk suatu
untuk beberapa tujuan yang berpengaruh dengan perusahaan karena mencerminkan pengaruh
kegiatan seperti pangambil alihan perusahaan oleh gabungan dari rasio hasil pengembalian dan
pihak lain, penggabungan perusahaan, risiko.
1) Price to Earning Ratio (PER)
kepemilikan dalam perusahaan, pemberian kredit
Rasio PER mencerminkan banyak
dan sebagainya. Penilaian kinerja keuangan sangat pengaruh yang kadang-kadang saling
bermanfaat bagi perusahaan untuk mengetahui menghilangkan yang membuat
sampai sejauh mana keberhasilan yang telah penafsirannya menjadi sulit.
dicapai oleh perusahaan dapat terus meningkat. 2) Rasio harga pasar terhadap nilai buku
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan (Market to Book Ratio)
dapat diukur dengan menggunakan ukuran-ukuran Rasio ini mengukur nilai yang diberikan
kinerja berupa 1) Rasio profitabilitas, 2) rasio pasar keuangan kepada manajemen dan
pertumbuhan, dan 3) ukuran penilaan (Weston dan organisasi perusahaan sebagai sebuah
Copeland, 2010:237). perusahaan yang terus tumbuh.
a. Rasio profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur efektivitas
manajemen berdasarkan hasil pengembalian METODE PENELITIAN
yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Jenis penelitian yang digunakan dalam
Beberapa rasio profitabilatas yang digunakan penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan
adalah: menggunakan analisis eksplanatif. Menurut
1) Laba operasi bersih terhadap penjualan Zainuddin dan Masyhuri (2008:13), “Penelitian
(OPM) kuantitatif adalah penelitian yang tidak
Laba operasi bersih memfokuskan pada mementingkan kedalaman data, yang penting
hasil operasi mengukur arus kas sebelum
dapat merekam data sebanyak-banyaknya dari
pengurangan beban bunga pajak dan
pajak pengahasilan. populasi yang luas”. Pada penelitian kuantitatif
2) Return on Asset (ROA) penekanan analisnya biasanya pada data-data yang
Rasio ini mengukur efektivitas berupa angka kemudian diolah dengan metode
pemakaian total sumber daya oleh statistik.
perusahaan. Penelitian ini akan menguji hipotesis.
3) Net Profit Margin (NPM) Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini
Rasio ini dipengaruhi oleh intensitas adalah investment opportunity set (IOS)
modal dalam industri tempat perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan,
bergerak. Untuk menghasilkan investment opportunity set (IOS) berpengaruh
pengembalian atas modal atau ekuitas terhadap struktur modal, dan struktur modal
yang sama, diperlukan hasil berpengaruh terhadap kinerja keungan. Sampel
pengembalian atas penjualan yang lebih
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tinggi.
perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di
4) Return on Equity (ROE)
Return on equity mengukur BEI periode tahun 2010-2012 dengan
pengembalian nilai buku kepada pemilik menggunakan teknik purposive sampling.
perusahaan (baik pemegang saham biasa
maupun pemegang saham preference). Variabel penelitian
Semakin tinggi return yang diperoleh Menurut Sugiyono (2008:38) menjelaskan
semakin baik kedudukan pemilik “variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk
perusahaan. apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
b. Rasio pertumbuhan dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
Rasio pertumbuhan mengukur sebaik apa hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”.
perusahaan mempertahan posisi ekonomisnya Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:
di dalam industrinya.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 14 No. 1 September 2014| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Tabel 1 Indikator dan Variabel Penelitian c. Tobin’s Q (X1,3)
Simbol Variabel Indikator obin’s Q didefinisikan sebagai nilai
X1.1 MVE/BVE pasar dari perusahaan dibagi dengan
X1.2 MVA/BVA replacement cost dari aset.
Investment X1.3 Tobin's Q
X1 [(saham harga pasar)
Opportunity Set X1.4 CAP/MVA inventory]
obin s Q
X1.5 CAP/MVE

X2.1 DAR Sumber: Myers, 1997


X2 Struktur Modal
X2.2 DER
Y1 ROE d. Capital Expenditur to Market Value
Y Kinerja Keuangan Asset (CAP/MVA) (X1,4)
Y2 ROA
Rasio ini menunjukkan adanya aliran
Agar dapat mengukur konsep atau tambahan modal perusahaan berdasarkan nilai
kejadian, maka peneliti membuat definisi pasar aktiva. Rasio ini dapat dihitung
operasional karena suatu definisi operasiona`l menggunakan rumus:
merupakan petunjuk dalam mengukur suatu nilai buku t nilai buku t 1
PM
variabel. Definisi operasional dalam penelitian ini (saham beredar harga pasar)
dijabarkan masing-masing sebagai berikut:
1. Variabel Eksogen (X1), yaitu Investment Sumber: Myers, 1997
Opportunity Set (IOS) yang diukur dengan
proksi: e. Capital Expenditur to Book Value Asset
a. Market Value Equity to Book Value (CAP/BVA) (X1,5)
Equity (MVE/BVE) (X1,1) Rasio ini menunjukan adanya aliran
Rasio ini menjelaskan bahwa pasar tambahan modal perusahaan berdasarkan nilai
menilai return dari investasi perusahaan di buku aktiva. Rasio ini dapat dihitung
masa depan akan lebih besar dari return yang menggunakan rumus:
diharapkan dari ekuitasnya. Perusahaan yang nilai buku t nilai buku t1
P
mempunyai rasio MVE/BVE tinggi memiliki
pertumbuhan aktiva dan ekuitas yang besar.
Sumber: Myers, 1997
[saham beredar harga pasar]
M 2. Variabel Eksogen (X2), yaitu Kebijakan
struktur modal yang diukur dengan proksi:
Sumber: Myers, 1997

b. Market Value Assets to Book Value Asset a. Debt to Asset Ratio (DAR) (X2,1)
(MVA/BVA) (X1,2) Debt Asset Rasio (DAR) adalah
pengukuran jumlah aktiva perusahaan yang
Dengan dasar pemikiran bahwa prospek
dibiayai oleh utang atau modal. Semakin
pertumbuhan perusahaan terefleksi dalam
tinggi debt asset ratio semakin besar jumlah
harga saham, pasar menilai perusahaan yang
pinjaman yang digunakan dalam
sedang bertumbuh memiliki nilai aktiva yang
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan
lebih besar dari nilai bukunya.
(Syamsuddin, 2009:71). Debt Asset Ratio
[ (saham beredar harga pasar)] diukur dengan rumus:
M otal tang
100
otal ktiva
Sumber: Myers, 1997
Sumber: Syamsuddin, 2009:71

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 14 No. 1 September 2014| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
b. Debt to Equity Ratio (DER) (X2,2) metodologi penelitian sosial yang pada intinya
Rasio ini menunjukkan hubungan antara digunakan untuk menelusuri data historis. Teknik
jumlah utang yang diberikan oleh para dokumenter yang digunakan dalam penelitian ini
kreditur dengan jumlah modal sendiri yang adalah dokumen resmi yakni berupa bahan-bahan
diberikan oleh pemilik perusahaan atau informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan
(Syamsuddin, 2009:71). Adapun perhitungan seperti laporan keuangan tahunan perusahaan.
Debt Equity Ratio adalah sebagai berikut:
otal tang Analisis Data
100
otal kuitas Metode analisis data dalam penelitian ini
menggunakan Generalized Structured Component
Sumber: Syamsuddin, 2009:71 Analysis (GeSCA) dengan bantuan GeSCA
software yang dapat dijalankan melalui website
3. Variabel Endogen (Y), yaitu Kinerja dengan alamat www.sem-gesca.org atau
Keuangan Perusahaan yang diukur dengan www.sem-gesca.com. Teknik analisis data dengan
proksi: menggunakan GeSCA dipandang tepat karena
a. Return on Asset (ROA) (Y1) model dalam penelitian ini berbentuk struktural
Rasio ini mengukur efektivitas dan memiliki indikator yang bersifat formatif.
pemakaian total sumber daya oleh Generalized structured component analysis
perusahaan. ROA merupakan pengukuran (GeSCA) dikembangkan oleh Heungsun Hwang,
kemampuan perusahaan secara keseluruhan di Hec Montreal dan Yhoshio Takane pada tahun
dalam menghasilkan keuntungan dengan 2004. Tujuannya adalah menggantikan faktor
jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dengan kombinasi linier dari indikator (variabel
dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, manifes) di dalam analisis SEM. Pendekatan
semakin baik keadaan suatu perusahaan. analisis ini menggunakan metode kuadrat terkecil
aba ersih (least square) di dalam proses pendugaan
100
otal ktiva parameter. GSCA dikembangkan untuk
menghindari kekurangan dari PLS (partial least
Sumber: Weston dan Copeland, 2010 square), yaitu dilengkapi dengan prosedur
optimalisasi global , dan juga tetap
b. Return on Equity (ROE) (Y2) mempertahankan prosedur optimalisasi lokal
Return on equity mengukur (seperti pada PLS). Metode GSCA juga dapat
pengembalian nilai buku kepada pemilik diterapkan pada hubungan antar variabel yang
perusahaan (baik pemegang saham biasa kompleks (bisa rekursif dan tidak rekursif),
maupun pemegang saham preference). melibatkan higher-order komponen (faktor) dan
Semakin tinggi return yang diperoleh perbandingan multi-group.
semakin baik kedudukan pemilik perusahaan.
ROE dihitung menggunakan rumus: Evaluasi Model GeSCA
aba ersih Seperti halnya model Partial Least Square
100
otal kuitas (PLS), evaluasi terhadap model GeSCA dilakukan
tiga tahap (Ghozali, 2013: 17). Pertama evaluasi
Sumber: Weston dan Copeland, 2010 terhadap model pengukuran (outer model) dengan
melihat convergent validity, discriminant validity,
Teknik Pengumpulan Data composite reliability dan average variance
Teknik pengumpulan data dimaksudkan extracted. Tahap kedua evaluasi model
untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, strukturalnya (inner model) dengan melihat
akurat dan terpercaya. Metode pengumpulan data koefisien jalur dari variabel eksogen ke endogen
pada penelitian ini adalah dengan teknik dan melihat nilai signifikansi. Tahap ketiga
dokumentasi. Menurut Bungin (2008:144) teknik melihat overall goodness fit model dengan uji FIT,
dokumentasi adalah salah satu metode AFIT, GFI dan SRMR.
pengumpulan data yang digunakan dalam

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 14 No. 1 September 2014| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PEMBAHASAN variabel yang ada sebesar 0.284. Keragaman
Analisis Goodness of FIT Investment Opportunity Set, Struktur Modal, dan
Tabel 2. Hasil model FIT Kinerja Keuangan yang dapat dijelaskan oleh
Model Fit model adalah sebesar 28.4% dan sisanya (71.6%)
FIT 0.284 dapat dijelaskan oleh variabel yang lain. Berarti
AFIT 0.276 model kurang baik untuk menjelaskan fenomena
yang dikaji.
NPAR 12
b. AFIT = 0.553
Sumber : Data diolah (lampiran 2)
Jika dilihat dari nilai AFIT, keragaman
Investment Opportunity Set, Struktur Modal, dan
a. FIT = 0.284
Kinerja Keuangan yang dapat dijelaskan oleh
FIT menunjukkan varian total dari semua
model adalah sebesar 0.276 atau 27,6% dan
variabel yang dapat dijelaskan oleh model
sisanya (44,7%) dapat dijelaskan oleh variabel
tertentu. Nilai FIT berkisar dari 0 sampai 1. Jadi,
yang lain.
model yang terbentuk dapat menjelaskan semua

Analisis pengukuran atau Outer Model

Tabel 3. Measurement Model


Variable Loading Weight SMC
Estimate SE CR Estimate SE CR Estimate SE CR

IOS AVE = 0.000, Alpha =0.702


MVE/BVE 0 0 0 2.090 0.324 6.44* 0 0 0
MVA/BVA 0 0 0 -0.896 0.615 1.46 0 0 0
Tobin's Q 0 0 0 -1.204 0.474 2.54* 0 0 0
CAP/MVA 0 0 0 -0.677 0.549 1.23 0 0 0
CAP/BVA 0 0 0 0.347 0.382 0.91 0 0 0

Struktur Modal AVE = 0.000, Alpha =0.532


DAR 0 0 0 0.496 0.263 1.89 0 0 0
*
DER 0 0 0 0.552 0.250 2.21 0 0 0

Kinerja Keuangan AVE = 0.000, Alpha =0.772


ROA 0 0 0 -1.064 0.393 2.71* 0 0 0
*
ROE 0 0 0 1.488 0.353 4.22 0 0 0
CR* = significant at .05 level
Sumber: Data diolah (Lampiran 2)

a. Variabel Investment Opportunity Set (IOS) estimate indikator MVE/BVE tersebut paling
Untuk variabel Investment Opportunity Set besar di antara indikator lain yakni sebesar 2.090.
terdapat lima indikator yang mempengaruhi Berdasarkan nilai titik kritis yang diperoleh,
terbentuknya variabel. Jika dilihat dari nilai nilai ratio MVE/BVE memberikan pengaruh yang
estimate pada weight yang diperoleh untuk signifikan terhadap variabel investment
masing-masing indikator, indikator MVE/BVE opportunity set karena nilai titik kritis yang
adalah yang paling dapat mendeskripsikan diperoleh yaitu sebesar 6.44 signifikan pada
variabel Investment Opportunity Set. Nilai tingkat kepercayaan 95%.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 14 No. 1 September 2014| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
b. Variabel Struktur Modal
Untuk variabel struktur modal terdapat dua Nilai koefisien jalur Investment
indikator yang mempengaruhi terbentuknya Opportunity Set (IOS) terhadap Struktur Modal
variabel. Jika dilihat dari nilai estimate pada adalah 0.670 dan signifikan pada 0.05 yang berarti
weight yang diperoleh untuk masing-masing Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh
indikator, indikator Debt Equity Ratio (DER) positif terhadap struktur modal yang berarti
adalah yang paling dapat mendeskripsikan semakin tinggi investment opportunity set maka
variabel kinerja. Nilai estimate indikator tersebut semakin tinggi pula struktur modal.
paling besar di antara indikator yang lain yakni Nilai koefisien jalur Investment
sebesar 0.552. Opportunity Set (IOS) terhadap Kinerja Keuangan
Berdasarkan nilai titik kritis yang diperoleh, 0.228 dan tidak signifikan pada 0.05 yang berarti
Debt Equity Ratio (DER) memberikan pengaruh investment opportunity set berpengaruh positif
signifikan terhadap variabel struktur modal karena tetapi tidak signifikan terhadap kinerja keuangan.
nilai titik kritis yang diperoleh yaitu sebesar 2.21 Hal ini disebabkan karena titik kritis IOS terhadap
signifikan pada tingkat kepercayaan 95%. kinerja keuangan hanya 1.53 dan tidak signifikan.
c. Variabel Kinerja Keuangan Pengaruh IOS terhadap kinerja keuangan yang
Untuk variabel kinerja keuangan terdapat dua tidak signifikan dikarenakan penambahan jumlah
indikator yang mempengaruhi terbentuknya aktiva tidak selalu mempengaruhi kinerja
variabel. Jika dilihat dari nilai estimate pada keuangan.
weight yang diperoleh untuk masing-masing Nilai koefisien jalur Struktur Modal
indikator, indikator Return On Equity adalah yang terhadap Kinerja Keuangan adalah 0.460 dan
paling dapat mendeskripsikan variabel kinerja signifikan pada 0.05 yang berarti struktur modal
keuangan. berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
Nilai estimate indikator tersebut paling besar Hal ini berarti semakin tinggi struktur modal maka
di antara indikator yang lain yakni sebesar 1.488. akan menyebabkan kinerja keuangan semakin
Berdasarkan nilai titik kritis yang diperoleh, tinggi juga.
Return On Equity (ROE) memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap variabel kinerja karena
nilai titik kritis yang diperoleh yaitu sebesar 4.22
signifikan pada tingkat kepercayaan 95%.

Analisis Model Struktural atau Inner Model


Analisis inner model GeSCA pada intinya
menguji hipotesis dalam penelitian. Model
struktural dievaluasi dengan melihat nilai
Gambar 3. Hasil Analisis Jalur Hipotesis
koefisien parameter jalur Investment Opportunity
Set (IOS) terhadap Struktur Modal, Investment
Opportunity Set (IOS) terhadap Kinerja
KESIMPULAN DAN SARAN
Keuangan, dan Struktur Modal terhadap Kinerja
Kesimpulan
Keuangan. Dan nilai koefisien determinasi R2. Berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis
Tabel 4. Koefisien Jalur Structural Model
pertama dapat diketahui bahwa investment
Path Coefficients opportunity set berpengaruh tidak signifikan
Estimate SE CR terhadap kinerja keuangan. Hasil pengujian
IOS->Struktur Modal 0.670 0.063 10.64* GeSCA menujukkan koefisien jalur sebesar 0,228
IOS->Kinerja Keuangan 0.228 0.149 1.53 dan nilai titik kritisnya sebesar 1,53 tidak
Struktur Modal->Kinerja signifikan pada level 0,05. Hal ini disebabkan oleh
0.460 0.152 3.02* nilai MVA/BVA, CAP/MVA, dan CAP/BVA
Keuangan
CR* = significant at .05 level yang tidak signifikan, ini membuktikan bahwa
Sumber: Data diolah (Lampiran 2)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 14 No. 1 September 2014| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
penambahan aktiva tidak selalu meningkatkan stabil atau bahkan naik, sehingga akan
kinerja keuangan. membuat kinerja keuangan perusahaannya
Berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis juga ikut stabil atau bahkan juga ikut naik.
kedua dapat diketahui bahwa investment 2. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk
opportunity set berpengaruh signifikan terhadap menindak lanjuti penelitian yang mengambil
struktur modal. Hasil pengujian GeSCA persoalan yang sama diharapkan untuk
menunjukkan koefisien jalur sebesar 0,670 dan menambah jumlah indikator kinerja
titik kritis sebesar 10,64 signifikan pada level keuangan, seperti Net Profit Margin (NPM).
0,05. Hasil signifikan tersebut menandakan bahwa Penelitian ini hanya terbatas pada satu sektor
tinggi rendahnya struktur modal dipengaruhi oleh saja, yaitu properti dan real estate. Peneliti
investment opportunity set. Koefisien jalur yang selanjutnya diharapkan mengetahui
bertanda positif menunjukkan bahwa hubungan bagaimana pengaruhnya pada sektor lain
atau pengaruh antara investment opportunity set dengan periode yang lebih lama agar hasilnya
dengan struktur modal adalah berbanding lurus. lebih akurat.
Artinya semakin tinggi investment opportunity set
yang meliputi M / , M / , obin’s DAFTAR PUSTAKA
Q, CAP/MVA, dan CAP/BVA sebagai Bungin, Burhan. (2008). Metodologi Penelitian
indikatornya, maka struktur modal yang meliputi Kualitatif. Jakarta: Kendana Pemuda
Debt Asset Ratio (DAR) dan Debt Equity Ratio Media Group.
(DER) akan semakin tinggi juga. Ernawan, Erni R. (2004). Pengaruh Budaya
Berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis Organisasi dan Orientasi Etika Terhadap
ketiga dapat diketahui bahwa struktur modal Kinerja Perusahaan Manufaktur. Majalah
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Usahawan No. 09 TH XXXIII September
Hasil signifikan tersebut menandakan bahwa 2004. Jakarta
tinggi rendahnya kinerja keuangan dipengaruhi
oleh struktur modal. Hasil pengujian GeSCA Ghozali, Imam. 2013. Generalized Struktured
menunjukan nilai koefisien jalur sebesar 0,460 Component Analysis (GeSCA): Model
dan titik kritis sebesar 3,02. Koefisien jalur yang Persamaan Struktural Berbasis
Komponen. Semarang: Badan Penerbit
bertanda positif menunjukkan bahwa hubungan
Univesrsitas Diponegoro.
atau pengaruh antara struktur modal dengan
Kallapur, S dan M.A. Trombley. 2001. The
kinerja keuangan adalah berbanding lurus. Artinya Assosiation Between Investment
semakin tinggi struktur modal yang meliputi Debt Opportunity Set Proxies And Realized
Asset Ratio (DAR) dan Debt Equity Ratio (DER), Growth. Journal Of Bussines Finance And
maka kinerja keuangan yang meliputi Return On Accounting.
Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) akan
Myers, S. 1997. Determinant of Corporate
semakin tinggi juga.
Borrowing. Journal of financial
economics.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar
atas, adapun saran yang dapat peneliti berikan Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat.
adalah sebagai berikut: Yogyakarta: BPFE.
1. Kinerja keuangan perusahaan berdasarkan Smith, C.W and R.L. Watts. 1992. The Investment
hasil penelitian lebih dipengaruhi oleh Opportunity Set and Corporate Financing,
variabel struktur modal, untuk itu manajemen Devidend, and Compensation Policies.
perusahaan harus lebih memperhatikan Journal of Financial Economic.
variabel ini. Naik turunnya kinerja keuangan
perusahaan ditentukan oleh besar kecilnya Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,
struktur modal perusahaan. Untuk itu Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
diharapkan agar pihak manjemen perusahaan
menjaga agar sturktur modal perusahaannya

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 14 No. 1 September 2014| 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen
Keuangan Perusahaan. Edisi baru.
Jakarta: Rajawali Grafindo Pers.
Van Horne, James C. Dan John M. Wachowicz, jr.
2010. Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan. terjemahan oleh dewi fitriasari
dan deny arnos kwary. Edisi 12 jilid 2.
Jakarta: Salemba Empat.
Weston, J Fred and Copeland, Thomas E. 2010.
Manajemen Keuangan. Alih bahasa Jaka
Wasana dan Kibrandako. Edisi
kesembilan. Jakarta: Binarupa Aksara.
Zainuddin, M dan Masyhuri. 2008. Metode
Penelitian – Pendekatan Praktif dan
Aplikatif. Bandung: PT. Refika Aditama.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 14 No. 1 September 2014| 10


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai