KRITIS (Jenis Cairan)
KRITIS (Jenis Cairan)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami angkat pada pembahasan kali ini adalah
sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Saat ini jenis cairan untuk terapi parenteral sudah tersedia banyak sekali
dipasaran. Kondisi orang sakit membutuhkan cairan yang berbeda sesuai
dengan penyakitnya. Cairan sebagai terapi seharusnyalah tepat sehingga dicapai
efek yang optimal. Pemberian cairan yang salah bisa memperberat penyakit
pasien. Rancangan cairan disesuaikan dengan kondisi patologis (Darmawan,
2007). Sementara itu Leksana (2010) membagi jenis cairan yang sering
digunakan dalam pemberian terapi intravena berdasarkan kelompoknya adalah
sebagai berikut:
* Cairan Kristaloid
Cairan dengan berat molekul rendah ( < 8000 Dalton ) dengan atau tanpa
glukosa, mempunyai tekanan onkotik rendah, sehingga cepat terdistribusi ke
seluruh ruang ekstraseluler, dan mengandung elektrolit: Ringer lactate, Ringer’s
solution, NaCl 0,9%, Tidak mengandung elektrolit: Dekstrosa 5%. Cairan ini rata-
rata memiliki tingkat osmolaritas yang lebih rendah dengan osmolaritas plasma.
Contoh cairan tersebut adalah
1. Normal Saline
Indikasi :
a. Resusitasi
Pada kondisi kritis, sel-sel endotelium pembuluh darah bocor, diikuti oleh
keluarnya molekul protein besar ke kompartemen interstisial, diikuti air dan
elektrolit yang bergerak ke intertisial karena gradien osmosis. Plasma expander
berguna untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang pada intravaskuler.
b. Diare
Kondisi diare menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah banyak, cairan NaCl
digunakan untuk mengganti cairan yang hilang tersebut.
c. Luka Bakar
Manifestasi luka bakar adalah syok hipovolemik, dimana terjadi kehilangan
protein plasma atau cairan ekstraseluler dalam jumlah besar dari permukaan
tubuh yang terbakar. Untuk mempertahankan cairan dan elektrolit dapat
digunakan cairan NaCl, ringer laktat, atau dekstrosa.
Cara Kerja Obat : keunggulan terpenting dari larutan Ringer Laktat adalah
komposisi elektrolit dan konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang
dikandung cairan ekstraseluler. Natrium merupakan kation utama dari plasma
darah dan menentukan tekanan osmotik. Klorida merupakan anion utama di
plasma darah. Kalium merupakan kation terpenting di intraseluler dan berfungsi
untuk konduksi saraf dan otot. Elektrolit-elektrolit ini dibutuhkan untuk
menggantikan kehilangan cairan pada dehidrasi dan syok hipovolemik termasuk
syok perdarahan.
3. Dekstrosa
Komposisi : glukosa = 50 gr/l (5%), 100 gr/l (10%), 200 gr/l (20%).
Indikasi : sebagai cairan resusitasi pada terapi intravena serta untuk keperluan
hidrasi selama dan sesudah operasi. Diberikan pada keadaan oliguria ringan
sampai sedang (kadar kreatinin kurang dari 25 mg/100ml).
Ringer Asetat telah tersedia luas di berbagai negara. Cairan ini terutama
diindikasikan sebagai pengganti kehilangan cairan akut (resusitasi), misalnya
pada diare, DBD, luka bakar/syok hemoragik; pengganti cairan selama prosedur
operasi; loading cairan saat induksi anestesi regional; priming solution pada
tindakan pintas kardiopulmonal; dan juga diindikasikan pada stroke akut dengan
komplikasi dehidrasi.
Cairan Koloid
Cairan dengan berat molekul tinggi ( > 8000 Dalton ), merupakan larutan yang
terdiri dari molekul-molekul besar yang sulit menembus membran kapiler,
digunakan untuk mengganti cairan intravaskuler. Umumnya pemberian lebih
kecil, onsetnya lambat, durasinya lebih panjang, efek samping lebih banyak, dan
lebih mahal.
1. Albumin
Komposisi : Albumin yang tersedia untuk keperluan klinis adalah protein 69-kDa
yang dimurnikan dari plasma manusia (cotoh: albumin 5%).
Albumin merupakan koloid alami dan lebih menguntungkan karena : volume
yang dibutuhkan lebih kecil, efek koagulopati lebih rendah, resiko akumulasi di
dalam jaringan pada penggunaan jangka lama yang lebih kecil dibandingkan
starches dan resiko terjadinya anafilaksis lebih kecil.
Indikasi :
Komposisi : Starches tersusun atas 2 tipe polimer glukosa, yaitu amilosa dan
amilopektin.
3. Dextran
Komposisi : dextran tersusun dari polimer glukosa hasil sintesis dari bakteri
Leuconostoc mesenteroides, yang ditumbuhkan pada media sukrosa.
Indikasi :
a. Penambah volume plasma pada kondisi trauma, syok sepsis, iskemia miokard,
iskemia cerebral, dan penyakit vaskuler perifer.
4. Gelatin
Cairan Khusus
Cairan ini dipergunakan untuk indikasi khusus atau koreksi. Adapun macam-
macamnya adalah sebagai berikut :
1. ASERING
Indikasi:
Komposisi:
· Na 130 mEq
· K 4 mEq
· Cl 109 mEq
· Ca 3 mEq
KA-EN 1B
Indikasi:
a. Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal
pada kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)
c. Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100
ml/jam
Komposisi :
a. Na+ 38,5
b. Cl- 38,5
d. kcal/L : 150
Indikasi: Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan
elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian,
pada keadaan asupan oral terbatas
Kompisisi :
KA-EN 3A
- anhydrous dekstros 27 g.
b. K+ 10
c. Cl- 50
d. laktat- 20
e. glukosa : 27 g/L.
f. kcal/L : 108
KA-EN 3B
b. K+ 20,
c. Cl- 50,
d. laktat- 20,
e. glukosa 27 g/L.
f. kcal/L. 108
5. KA-EN MG3
Indikasi :
Komposisi :
b. K+ 20,
c. Cl- 50,
d. laktat- 20,
f. kcal/L: 400
6. KA-EN 4A
Indikasi :
· Na 30 mEq/L
· K 0 mEq/L
· Cl 20 mEq/L
· Laktat 10 mEq/L
· Glukosa 40 gr/L
7. KA-EN 4B
Indikasi:
a. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun
Komposisi:
· Na 30 mEq/L
· K 8 mEq/L
· Cl 28 mEq/L
· Laktat 10 mEq/L
Otsu-NS
Indikasi:
a. Untuk resusitasi
· Na+ = 154
· Cl- = 154
9. Otsu-RL
Indikasi:
a. Resusitasi
c. Asidosis metabolik
Komposisi : Mengandung elektrolit mEq/L
· Na+ = 130
· Cl- = 108.7
· K+ = 4
· Ca++ = 2.7
· Laktat = 28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran