Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan atau


homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat
mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air
yang mengandung partikel-partikel bahan organic dan anorganik yang vital
untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung komponen-komponen kimiawi.
Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positif (kation) dan bermuatan negative
(anion). Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi
neuromuscular dan keseimbangan asam-basa.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang kami angkat pada pembahasan kali ini adalah
sebagai berikut:

1. Apakah yang dimakud kebutuhan Cairan dan Elektrolit?

2. Ada berapa jenis cairan infuse beserta fungsinya?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui defenisi kebutuhan cairan dan elektrolit

2. Untuk mengetahui jenis cairan infuse dan fungsinya

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit

Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan suatu proses dinamik karena


metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon
terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling
berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam
bentuk kelebihan atau kekurangan.

MACAM-MACAM CAIRAN INFUS

Saat ini jenis cairan untuk terapi parenteral sudah tersedia banyak sekali
dipasaran. Kondisi orang sakit membutuhkan cairan yang berbeda sesuai
dengan penyakitnya. Cairan sebagai terapi seharusnyalah tepat sehingga dicapai
efek yang optimal. Pemberian cairan yang salah bisa memperberat penyakit
pasien. Rancangan cairan disesuaikan dengan kondisi patologis (Darmawan,
2007). Sementara itu Leksana (2010) membagi jenis cairan yang sering
digunakan dalam pemberian terapi intravena berdasarkan kelompoknya adalah
sebagai berikut:

* Cairan Kristaloid

Cairan dengan berat molekul rendah ( < 8000 Dalton ) dengan atau tanpa
glukosa, mempunyai tekanan onkotik rendah, sehingga cepat terdistribusi ke
seluruh ruang ekstraseluler, dan mengandung elektrolit: Ringer lactate, Ringer’s
solution, NaCl 0,9%, Tidak mengandung elektrolit: Dekstrosa 5%. Cairan ini rata-
rata memiliki tingkat osmolaritas yang lebih rendah dengan osmolaritas plasma.
Contoh cairan tersebut adalah

1. Normal Saline

Komposisi (mmol/l) : Na = 154, Cl = 154.

Kemasan : 100, 250, 500, 1000 ml.

Indikasi :

a. Resusitasi

Pada kondisi kritis, sel-sel endotelium pembuluh darah bocor, diikuti oleh
keluarnya molekul protein besar ke kompartemen interstisial, diikuti air dan
elektrolit yang bergerak ke intertisial karena gradien osmosis. Plasma expander
berguna untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang pada intravaskuler.

b. Diare

Kondisi diare menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah banyak, cairan NaCl
digunakan untuk mengganti cairan yang hilang tersebut.

c. Luka Bakar
Manifestasi luka bakar adalah syok hipovolemik, dimana terjadi kehilangan
protein plasma atau cairan ekstraseluler dalam jumlah besar dari permukaan
tubuh yang terbakar. Untuk mempertahankan cairan dan elektrolit dapat
digunakan cairan NaCl, ringer laktat, atau dekstrosa.

d. Gagal Ginjal Akut

Penurunan fungsi ginjal akut mengakibatkan kegagalan ginjal menjaga


homeostasis tubuh. Keadaan ini juga meningkatkan metabolit nitrogen yaitu
ureum dan kreatinin serta gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Pemberian normal saline dan glukosa menjaga cairan ekstra seluler dan
elektrolit.

2. Ringer Laktat (RL)

Komposisi (mmol/100ml) : Na = 130-140, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl = 109-110, Basa =


28-30 mEq/l.

Kemasan : 500, 1000 ml.

Cara Kerja Obat : keunggulan terpenting dari larutan Ringer Laktat adalah
komposisi elektrolit dan konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang
dikandung cairan ekstraseluler. Natrium merupakan kation utama dari plasma
darah dan menentukan tekanan osmotik. Klorida merupakan anion utama di
plasma darah. Kalium merupakan kation terpenting di intraseluler dan berfungsi
untuk konduksi saraf dan otot. Elektrolit-elektrolit ini dibutuhkan untuk
menggantikan kehilangan cairan pada dehidrasi dan syok hipovolemik termasuk
syok perdarahan.

Indikasi : mengembalikan keseimbangan elektrolit pada keadaan dehidrasi dan


syok hipovolemik. Ringer laktat menjadi kurang disukai karena menyebabkan
hiperkloremia dan asidosis metabolik, karena akan menyebabkan penumpukan
asam laktat yang tinggi akibat metabolisme anaerob.

3. Dekstrosa

Komposisi : glukosa = 50 gr/l (5%), 100 gr/l (10%), 200 gr/l (20%).

Kemasan : 100, 250, 500 ml.

Indikasi : sebagai cairan resusitasi pada terapi intravena serta untuk keperluan
hidrasi selama dan sesudah operasi. Diberikan pada keadaan oliguria ringan
sampai sedang (kadar kreatinin kurang dari 25 mg/100ml).

4. Ringer Asetat (RA)


Larutan ini merupakan salah satu cairan kristaloid yang cukup banyak diteliti.
Larutan RA berbeda dari RL (Ringer Laktat) dimana laktat terutama
dimetabolisme di hati, sementara asetat dimetabolisme terutama di otot.
Sebagai cairan kristaloid isotonik yang memiliki komposisi elektrolit mirip
dengan plasma, RA dan RL efektif sebagai terapi resusitasi pasien dengan
dehidrasi berat dan syok, terlebih pada kondisi yang disertai asidosis.
Metabolisme asetat juga didapatkan lebih cepat 3-4 kali dibanding laktat.
Dengan profil seperti ini, RA memiliki manfaat-manfaat tambahan pada
dehidrasi dengan kehilangan bikarbonat masif yang terjadi pada diare.

Indikasi : Penggunaan Ringer Asetat sebagai cairan resusitasi sudah seharusnya


diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi hati berat seperti sirosis hati dan
asidosis laktat. Hal ini dikarenakan adanya laktat dalam larutan Ringer Laktat
membahayakan pasien sakit berat karena dikonversi dalam hati menjadi
bikarbonat.

Ringer Asetat telah tersedia luas di berbagai negara. Cairan ini terutama
diindikasikan sebagai pengganti kehilangan cairan akut (resusitasi), misalnya
pada diare, DBD, luka bakar/syok hemoragik; pengganti cairan selama prosedur
operasi; loading cairan saat induksi anestesi regional; priming solution pada
tindakan pintas kardiopulmonal; dan juga diindikasikan pada stroke akut dengan
komplikasi dehidrasi.

Cairan Koloid

Cairan dengan berat molekul tinggi ( > 8000 Dalton ), merupakan larutan yang
terdiri dari molekul-molekul besar yang sulit menembus membran kapiler,
digunakan untuk mengganti cairan intravaskuler. Umumnya pemberian lebih
kecil, onsetnya lambat, durasinya lebih panjang, efek samping lebih banyak, dan
lebih mahal.

Mekanisme secara umum memiliki sifat seperti protein plasma sehingga


cenderung tidak keluar dari membran kapiler dan tetap berada dalam pembuluh
darah, bersifat hipertonik dan dapat menarik cairan dari pembuluh darah. Oleh
karena itu penggunaannya membutuhkan volume yang sama dengan jumlah
volume plasma yang hilang. Digunakan untuk menjaga dan meningkatkan
tekanan osmose plasma.Contohnya adalah

1. Albumin

Komposisi : Albumin yang tersedia untuk keperluan klinis adalah protein 69-kDa
yang dimurnikan dari plasma manusia (cotoh: albumin 5%).
Albumin merupakan koloid alami dan lebih menguntungkan karena : volume
yang dibutuhkan lebih kecil, efek koagulopati lebih rendah, resiko akumulasi di
dalam jaringan pada penggunaan jangka lama yang lebih kecil dibandingkan
starches dan resiko terjadinya anafilaksis lebih kecil.

Indikasi :

a. Pengganti volume plasma atau protein pada keadaan syok hipovolemia,


hipoalbuminemia, atau hipoproteinemia, operasi, trauma, cardiopulmonary
bypass, hiperbilirubinemia, gagal ginjal akut, pancretitis, mediasinitis, selulitis
luas dan luka bakar.

2. HES (Hydroxyetyl Starches)

Komposisi : Starches tersusun atas 2 tipe polimer glukosa, yaitu amilosa dan
amilopektin.

Indikasi : Penggunaan HES pada resusitasi post trauma dapat menurunkan


permeabilitas pembuluh darah, sehingga dapat menurunkan resiko kebocoran
kapiler.

3. Dextran

Komposisi : dextran tersusun dari polimer glukosa hasil sintesis dari bakteri
Leuconostoc mesenteroides, yang ditumbuhkan pada media sukrosa.

Indikasi :

a. Penambah volume plasma pada kondisi trauma, syok sepsis, iskemia miokard,
iskemia cerebral, dan penyakit vaskuler perifer.

b. Mempunyai efek anti trombus, mekanismenya adalah dengan menurunkan


viskositas darah, dan menghambat agregasi platelet. Pada suatu penelitian
dikemukakan bahwa dextran-40 mempunyai efek anti trombus paling poten jika
dibandingkan dengan gelatin dan HES.

4. Gelatin

Komposisi : Gelatin diambil dari hidrolisis kolagen bovine.

Indikasi : Penambah volume plasma dan mempunyai efek antikoagulan,

Pada sebuah penelitian invitro dengan tromboelastropgraphy diketahui bahwa


gelatin memiliki efek antikoagulan, namun lebih kecil dibandingkan HES.

Cairan Khusus
Cairan ini dipergunakan untuk indikasi khusus atau koreksi. Adapun macam-
macamnya adalah sebagai berikut :

1. ASERING

Indikasi:

Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut,


demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat,
trauma.

Komposisi:

Setiap liter asering mengandung:

· Na 130 mEq

· K 4 mEq

· Cl 109 mEq

· Ca 3 mEq

· Asetat (garam) 28 mEq

KA-EN 1B

Indikasi:

a. Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal
pada kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)

b. Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan


sebaiknya 300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak

c. Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100
ml/jam

Komposisi :

Tiap 1000 ml isi mengandung

· sodium klorida 2,25 g

· anhidrosa dekstros 37,5 g.


· Elektrolit (meq/L) :

a. Na+ 38,5

b. Cl- 38,5

c. Glukosa 37,5 g/L.

d. kcal/L : 150

4. KA-EN 3A & KA-EN 3B

Indikasi: Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan
elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian,
pada keadaan asupan oral terbatas

· Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)

· Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A

· Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B

Kompisisi :

KA-EN 3A

Tiap liter isi mengandung

- sodium klorida 2,34 g

- potassium klorida 0,75 g, sodium laktat 2,24 g

- anhydrous dekstros 27 g.

- Elektrolit (mEq/L) : a. Na+ 60

b. K+ 10

c. Cl- 50

d. laktat- 20

e. glukosa : 27 g/L.

f. kcal/L : 108
KA-EN 3B

Tiap liter isi mengandung

- sodium klorida 1,75g,

- ptasium klorida 1,5g,

- sodium laktat 2,24g,

- anhydrous dekstros 27g.

- Elektrolit (mEq/L) : a. Na+ 50,

b. K+ 20,

c. Cl- 50,

d. laktat- 20,

e. glukosa 27 g/L.

f. kcal/L. 108

5. KA-EN MG3

Indikasi :

a. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan


elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian,
pada keadaan asupan oral terbatas

b. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)

c. Mensuplai kalium 20 mEq/L

d. Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L

Komposisi :

Tiap liter isi mengandung bahan :


· sodium klorida 1,75g,

· potassium klorida 1,5g,

· sodium laktat 2,24g,

· anhydrous dekstros 100g.

· Elektrolit (mEq/L) : a. Na+ 50,

b. K+ 20,

c. Cl- 50,

d. laktat- 20,

e. glukosa 100 g/L;

f. kcal/L: 400

6. KA-EN 4A

Indikasi :

a. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak

b. Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan


berbagai kadar konsentrasi kalium serum normal

c. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Komposisi (per 1000 ml):

· Na 30 mEq/L

· K 0 mEq/L

· Cl 20 mEq/L

· Laktat 10 mEq/L

· Glukosa 40 gr/L
7. KA-EN 4B

Indikasi:

a. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun

b. Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko


hipokalemia

c. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Komposisi:

· Na 30 mEq/L

· K 8 mEq/L

· Cl 28 mEq/L

· Laktat 10 mEq/L

· Glukosa 37,5 gr/L

Otsu-NS

Indikasi:

a. Untuk resusitasi

b. Kehilangan Na > Cl, misal diare

c. Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum,


insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)

Komposisi : Mengandung elektrolit mEq/L

· Na+ = 154

· Cl- = 154

9. Otsu-RL

Indikasi:

a. Resusitasi

b. Suplai ion bikarbonat

c. Asidosis metabolik
Komposisi : Mengandung elektrolit mEq/L

· Na+ = 130

· Cl- = 108.7

· K+ = 4

· Ca++ = 2.7

· Laktat = 28

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari pembahasan kami adalah

1. Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan suatu proses dinamik karena


metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon
terhadap stressor fisiologis dan lingkungan.

2. Jenis-jenis cairan berdasarkan pengelompokannya terbagi menjadi kolpid,


kristaloid, cairan hipertonik, cairan isotonic, dan cairan hipotonik

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini kami telah berusaha semaksimal mungkin.


Namun, kami enyadari makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
yang budiman.

Anda mungkin juga menyukai