Pendahuluan
Hydraulic System adalah suatu system yang memanfaatkan cairan berupa minyak / oli
yang bertekanan untuk menghasilkan gerakan, system hydraulic dapat kita temui
disekitar kita, contoh yang simple adalah system pengereman pada motor / mobil.
Hydrostatic system adalah system yang menggunakan pompa hydraulic dan motor
hydraulic untuk mengirim tenaga ke tempat yang jauh
Hukum-Hukum Dasar Hidrolik
1. Hukum Pascal. Pascal menyatakan bahwa “Tekanan yang diberikan pada fluida dalam
sebuah wadah tertutup maka tekanannya akan diteruskan sama besar dan merata kesemua
arah ”
Beberapa keuntungan menggunakan tenaga hidrolik adalah:
Memindahkan tenaga yang besar dengan menggunakan komponen yang relatif kecil
Pengontrolan dan pengaturan lebih mudah
Mudah dipindahkan dalam arah kebalikan (Reversible)
Melumasi dan merawat sendiri (self lubricating) sehingga usia pakai lebih panjang
Rancangan yang sederhana (lingkages yang rumit digantikan oleh sedikit komponen-komponen pre-
engineered)
Fleksibilitas (komponen-komponen hidrolik bisa dipasang pada kendaraan hanya dengan mengalami
sedikit sekali masalah)
Kehalusan (sistem hidrolik beroperasi dengan halus dan tidak bising dan menimbulkan sedikit sekali
getaran)
Kontrol (operator melakukan kontrol relatif sedikit atas berbagai macamkecepatan dan gaya)
Sedikit gaya yang hilang (gaya hidrolik bisa digandakan besar sekali dan disalurkan sepanjang badan
kendaraan dengan sedikit gaya yang hilang)
Perlindungan atas beban berlebih (sistem hidrolik dilindungi terhadap kerusakan yang disebabkan oleh
kelebihan beban (overload damage) dengan katup-katup yang bekerja secara otomatis)
Pump assembly pada unit terdiri dari 4 main pump,2 swing pump,2 cooling pump, 1
splitter box lubricating pump, dan oil pilot pump dimana pumpa tersebut mendapat putaran dari
engine yang akan diteruskan oleh splitter box
Specificati
on
Functional description
Attachment dan travel system pada unit terbagi menjadi 2 yaitu:
1 Electro-hydraulic system
Fungsi dari electric pilot system adalah untuk menggerakan attachment,travel,dan swing pada
unit secara proporsional ke servo control lever dan pedal. Setiap servo control unit akan memberikan
sinyal ke FSG plate A1020.
FSG plate memiliki fungsi untuk mengirimkan sinyal dari servo control unit yang akan diteruskan ke
solenoid valves,dimana kerja solenoid akan di control oleh servo control unit
2 Mechanical-hydraulic system
Hydraulic tank
Tangki pada unit berfungsi untuk menyimpan dan mendinginkan oli,dan juga memisahkan
kotoran. Terdapat baffles plate didalam tangki yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kavitasi
Main pump
Main pump yang digunakan di Liebherr 93250 ini bertipe double variable
displacement pump. Setiap pump bertipe axial piston swash plate. Dan flow pump
di atur oleh output RPM dan sudut swash plate pump.
Pergerakan spool Pada masing-masing Valve block diatur oleh joystick melalui FSG Plate
A1020 dan menuju Masing-masing solenoid yang ada di setiap valve
Oli mengalir dari pompa menuju control valve dimana control valve akan mengatur arah aliran
yang menuju ke attachment, saat posisi spool berada pada posisi netral maka tidak akan ada aliran yang
akan didistribusikan ke implement. Primary pressure relief valve yang berada pada control valve
berfungsi menjaga tekanan yang berlebih sekitar 320 bar. Untuk mencegah terjadi overspeed pada
travel motors maka brake valve akan bekerja dan mengurangi tekanan yang ada di travel motor
Setiap main pump dicontrol oleh component servo yang juga mengatur :
• Swing control
• Travel speed
• Regulation of working pump
• Pergerakan valve spool
• Pressureless falling for boom
• Centralized lubrication
• Swing brake
2. Power Regulation
Power Regulation di lakukan oleh LR Valve. Apabila power pump
melebihi power engine maka RPM engine akan menurun , sehingga Sensor
akan membaca lalu mengeluarkan arus menuju Y4 yang nanti nya akan
membuka XLR Pressure yang membuat LR Valve bekerja sehingga sudut
pompa menjadi minimum. Ketika RPM engine sudah naik kembali maka
boom up disuplai dengan 4 main pump melalui 4 control valve. Gerakan boom turun dihasilkan dengan
berat beban dari attachment
Boom cylinder adalah salah satu komponen pada EXCAVATOR yang memiliki fungsi
untuk menggerakkan Boom naik dan turun. Dalam sebuah EXCAVATOR biasanya memiliki
dua buah Boom Cylinder, kanan dan kiri karena mengingat beban yang diangkat Boom
paling berat dibandingkan Cylinder yang lain. Boom Cylinder menerima aliran bertekanan
dari pompa hydraulic, sehingga Boom Cylinder digunakan untuk menggerakkan Boom naik
dan turun.
Boom up movement
• Gerakan joystick control pilot kanan(U22).
• FSG plate A1020 bertugas mengontrol solenoid valve (Y100), (Y101) dan regulation solenoid
valve (YR100),(YR101) secara proposional. Jika boom bergerak naik dilakukan bersamaan
dengan Gerakan lain maka control valve tidak akan berkerja karena tidak memungkinan.
• Primary pressure relief valve bertugas menjaga tekanan yang berlebihan yaitu 320 bar
• Oli akan mengalir melalui control valve untuk mendistribusikan oli menuju boom cylinder
Cb1 dan Cb2
• Control valve VB1 and VB2 digabung untuk membuat aliran yang dialirkan pompa dapat
mengalir secara rata pada cylinders CB1 dan CB2.
Pressureless lower boom cylinder
Pressureless lower boom cylinder yaitu pergerakan boom turun dengan bantuan beban dari
attachment yang bertujuan agar engine tidak terbebani.
Keuntungan:
Ketika full stroke silinder terdeteksi, informasi akan dikirim ke pelat FSG A1020 (konektor X82).
Pelat FSG A1020 memberikan sinyal untuk menutup sepenuhnya atau sebagian katup solenoid yang
mengontrol gerakan.
Proximity transmitter ini memungkinkan untuk mencegah hentakan yang terjadi ketika silinder
akan mengakhiri stroke
Lokasi Proximity transmitter
Travel motors
Travel motor yang terdapat pada unit yaitu 2 dikiri dan 2 dikanan, dimana putaran track kiri
digerakan oleh 2 travel motor begitupun track kanan. Track dapat bergerak diakibatkan dari gerak putar
pada sprocket.
Travel motor suatu komponen yang dipasang pada final drive sebagai input putarannya. Piston
motor type akan merubah flow oli (tenaga hydraulis) dari control valve atau pump menjadi putaran
(tenaga mekanis)
Sistem Hydraulic
Sistem hydraulic adalah suatu sistem yang mana menggunakan zat cair
sebagai media kerjanya, dan fluida yang sering digunakan pada alat berat
adalah oli. Sistem ini berkerja menerapkan hukum Pascal yaitu, “Tekanan
yang diberikan zat cair didalam ruang tertutup kemudian akan diteruskan
kesegala arah dengan sama besar tanpa berkurang kekuatannya”.
Pada unit excavator menggunakan hydraulic piston motor tipe fixed axial
hydraulic piston motor. Pada tipe ini swash plate tidak dapat diubah-ubah
sudutnya. Hydraulic motor ini dipilih untuk menggerakan unit dikarenakan
dapat memberikan torsi yang besar diberbagai tingkat kecepatan. Pada motor
ini, piston bergerak bolak-balik (Reciprocating) yang berjumlah sebanyak 9
piston.
Excavator menggunakan 2 buah single pinion type yang disusun bertingkat. Sun gear tingkat
pertama yang berhubungan dengan output shaft dari hydraulic motor (travel motor) akan menggerakan
planet gear yang berjumlah 3 dimana pada masing-masing planet gear bersatu dengan carriernya, pada
carrier tingkat pertama terdapat gear yang bersinggungan dengan sun gear kedua, sehingga putaran
yang sudah direduksi pada tingkat pertama akan diteruskan menuju sun gear tingkat kedua, pada tingkat
ini putaran yang direduksi ditingkat pertama mengalami reduksi kembali. Carrier pada planet gear
tingkat kedua ini berhubungan dengan shaft output.
• Gambar kiri menunjukkan skema hydraulic dari kecepatan travel maksimum (posisi 2) ke kecepatan
travel moderated (posisi 1) selama perjalanan dengan kondisi tanah yang susah. Pompa memberi suplai
oli ke motor travel dengan koneksi rotary RC. Karena kondisi tanah sulit,maka tekanan akan meningkat.
Shut off valve UBV terhubung dengan tekanan tinggi melalui port P1. Setelah tekanan tinggi mencapai
350 bar, shut off valve UBV diaktifkan. Oli yang dikeluarkan dari katup solenoid Y94 tidak lagi
mendorong Speed control valve SCV. Motor hidrolik digeser ke bawah di posisi 1 (kecepatan travel
medium). Dalam hal ini, bahkan jika tombol push dinyalakan, motor berada di posisi 1 (kecepatan
perjalanan sedang). Sementara tekanan yang lebih besar dari 120 bar, shut off valve UBV akan tetap
pada posisi «tertutup». Ini akan diaktifkan dalam posisi «dibuka» setelah tekanan pada motor lebih
rendah dari 120 bar. Motor hydraulic digeser ke atas di posisi 2 (kecepatan travel maksimum).
• Gambar kanan menunjukkan skema hydraulic dari kecepatan travel maksimum (posisi 2) ke kecepatan
travel moderated (posisi 1) saat menurun tajam. Seperti dalam kasus yang digambarkan oleh motor,
digerakkan oleh sproket, bekerja seperti pompa. Jika brake valve tidak bekerja, maka tekanan oli yang
dikeluarkan motor akan terus meningkat. Shutoff valve UBV terhubung melalui port P1. Setelah tekanan
mencapai 350 bar, Shut off valve UBV diaktifkan. Oli yang dikeluarkan dari solenoid Y94 tidak dapat lagi
mendorong speed control valve SCV. Motor hidrolik digeser ke bawah di posisi 1 (kecepatan travel
medium). Dalam hal ini, bahkan jika tombol push dinyalakan, motor berada di posisi 1 (kecepatan travel
medium). Sementara tekanan yang dikeluarkan dari motor lebih besar dari 120 bar, shut off valve HV
akan tetap pada posisi «tertutup». Ini akan diaktifkan dalam posisi «dibuka» segera setelah tekanan
yang dikeluarkan dari motor lebih rendah dari 120 bar. Motor hidrolik digeser ke atas di posisi 2
(kecepatan perjalanan maksimum).
Testing adjusting
Hydraulic adjustment for Qmin
pressure gauge 60 bar ke titik uji P. P = 55 bar
• Pasang pressure gauge 60 bar ke titik uji Pst.
• Pasang pressure gauge 60 bar ke titik uji Mst.
• Running mesin diesel sampai nilai Rpm (1800 ±
50 rpm).
• Tekan rotary switch dari pump control box pada
posisi 0 (posisi rendah). Periksa apakah Pst <10
bar.
• Lepaskan katup solenoid Y3 yang sesuai (lihat
Gbr. 59).
Y3.1 untuk pompa P2
Y3.2 untuk pompa P4
Y3.3 untuk pompa P1 & P3
• Tekanannya harus <15bar.
• Lepaskan locknut 5.2 dan putar adjustment screw Hmin (lihat Gbr. 56) hingga mendapatkan
Mst yang ditentukan, mis. Hingga Mst <15bar.
• Setelah adjustment, kencangkan kembali locknut 5.2 dan periksa Mst lagi.
• Hubungkan kembali katup solenoid Y3
• Jika tidak, lepaskan cap 5.3, kendorkan locknut 5.4 dan putar adjustment screw Hmax
(lihatGbr. 59) hingga mendapatkan nilai yang standar. Hingga Mst = 45 ± 3 bar.
• Setelah adjustment, kencangkan locknut 5.4 dan cek lagi Mst.
• Catatan: katup solenoid Y4 (XLR) pada powerpack harus tetap terhubung selama pengujian ini
Schematic