Anda di halaman 1dari 34

Hydraulic System Liebher R9350

Pendahuluan
Hydraulic System adalah suatu system yang memanfaatkan cairan berupa minyak / oli
yang bertekanan untuk menghasilkan gerakan, system hydraulic dapat kita temui
disekitar kita, contoh yang simple adalah system pengereman pada motor / mobil.
Hydrostatic system adalah system yang menggunakan  pompa hydraulic dan motor
hydraulic untuk mengirim tenaga ke tempat yang jauh
Hukum-Hukum Dasar Hidrolik

1. Hukum Pascal. Pascal menyatakan bahwa “Tekanan yang diberikan pada fluida dalam
sebuah wadah tertutup maka tekanannya akan diteruskan sama besar dan merata kesemua
arah ”
Beberapa keuntungan menggunakan tenaga hidrolik adalah:
  Memindahkan tenaga yang besar dengan menggunakan komponen yang relatif kecil
 Pengontrolan dan pengaturan lebih mudah
 Mudah dipindahkan dalam arah kebalikan (Reversible)
 Melumasi dan merawat sendiri (self lubricating) sehingga usia pakai lebih panjang
 Rancangan yang sederhana (lingkages yang rumit digantikan oleh sedikit komponen-komponen pre-
engineered)
 Fleksibilitas (komponen-komponen hidrolik bisa dipasang pada kendaraan hanya dengan mengalami
sedikit sekali masalah)
 Kehalusan (sistem hidrolik beroperasi dengan halus dan tidak bising dan menimbulkan sedikit sekali
getaran)
 Kontrol (operator melakukan kontrol relatif sedikit atas berbagai macamkecepatan dan gaya)
 Sedikit gaya yang hilang (gaya hidrolik bisa digandakan besar sekali dan disalurkan sepanjang badan
kendaraan dengan sedikit gaya yang hilang)
 Perlindungan atas beban berlebih (sistem hidrolik dilindungi terhadap kerusakan yang disebabkan oleh
kelebihan beban (overload damage) dengan katup-katup yang bekerja secara otomatis)

Beberapa kelemahan yang ada pada sistem hidrolik, adalah:


 Rawan terhadap kecelakaan akibat tekanan tinggi dari fluida (high pressure liquid)
 Kebocoran kecil bisa berakibat fatal baik pada pemindahan tenaga maupun penyebab kecelakaan
 Sistem hidrolik memerlukan bagian dengan tingkat presisi tinggi.
 Membutuhkan perawatan yang intensif sehubungan dengan iklim atau cuaca supaya tidak mudah
terkena karat, kotoran dan pencemaran oli
Hydraulic system terdiri dari, main pumps, control valve,servo,motor dan cylinder yang dimana
komponen tersebut memiliki tugas masing-masing untuk menggerakan attachment dan travel pada unit dengan
memanfaatkan system hydraulic.

100 Uppercarriage 320 Hydraulic


cylinder
200 Undercarriage 330 Stick
300 Hydraulic jack 340 Hydraulic
cylinder
310 Boom 350 Bucket
Uppercarriage

170 Steel bushing 7600 Control valve installation 9300 Hydraulic


700 Swing gear tank installation
transmission 8200 Rotating deck 9500 Counterweight
800 Swing ring 8300 Cab elevation installation
1500 Service station 8500 Coachbuilding 9620 Tool kit
5000 Powerpack 8600 Lower covering
7200 Oil radiator installation 8700 Cab
8900 Catwalk
Undercarriage

208 Leading wheel 1000 Rotary connection


400 Crawlers 4500 Travelling mechanism with tumbler wheel
Hydraulic pump assembly

Pump assembly pada unit terdiri dari 4 main pump,2 swing pump,2 cooling pump, 1
splitter box lubricating pump, dan oil pilot pump dimana pumpa tersebut mendapat putaran dari
engine yang akan diteruskan oleh splitter box

Specificati
on
Functional description
Attachment dan travel system pada unit terbagi menjadi 2 yaitu:

– power circuit composed of pumps, valve blocks, motor, cylinder.


– electro-hydraulic control system.

1 Electro-hydraulic system
Fungsi dari electric pilot system adalah untuk menggerakan attachment,travel,dan swing pada
unit secara proporsional ke servo control lever dan pedal. Setiap servo control unit akan memberikan
sinyal ke FSG plate A1020.

FSG plate memiliki fungsi untuk mengirimkan sinyal dari servo control unit yang akan diteruskan ke
solenoid valves,dimana kerja solenoid akan di control oleh servo control unit

2 Mechanical-hydraulic system

Hydraulic tank
Tangki pada unit berfungsi untuk menyimpan dan mendinginkan oli,dan juga memisahkan
kotoran. Terdapat baffles plate didalam tangki yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kavitasi

Main pump
Main pump yang digunakan di Liebherr 93250 ini bertipe double variable
displacement pump. Setiap pump bertipe axial piston swash plate. Dan flow pump
di atur oleh output RPM dan sudut swash plate pump.

• Spool Control system Main Pump

Pergerakan spool Pada masing-masing Valve block diatur oleh joystick melalui FSG Plate
A1020 dan menuju Masing-masing solenoid yang ada di setiap valve

Control valve blocks

Oli mengalir dari pompa menuju control valve dimana control valve akan mengatur arah aliran
yang menuju ke attachment, saat posisi spool berada pada posisi netral maka tidak akan ada aliran yang
akan didistribusikan ke implement. Primary pressure relief valve yang berada pada control valve
berfungsi menjaga tekanan yang berlebih sekitar 320 bar. Untuk mencegah terjadi overspeed pada
travel motors maka brake valve akan bekerja dan mengurangi tekanan yang ada di travel motor

Setiap main pump dicontrol oleh component servo yang juga mengatur :
• Swing control
• Travel speed
• Regulation of working pump
• Pergerakan valve spool
• Pressureless falling for boom
• Centralized lubrication
• Swing brake

Servo mengatur regulasi pada setiap pump dan mengatur


pergerakan spool pada valve bank yang berada diatas main pump

1. Working Pump Regulation


Working pump regulation sebuah system yang ada di main pump yang digunakan untuk
menjaga agar kerja pump tetap konstan dan juga agar pump tidak membebani kerja
engine dengan cara :

• Ketika pressure port X2 minimum (Sama dengan pressure tangki) maka


sudut pump menjadi maksimum
• Ketika pressure port X2 maximum maka sudut pump akan mengecil
tergantung perbedaan tekanan antara 2 sisi piston

2. Kurva Working Pump Regulation

Pump Flow And Pressure Regulation


Pump Liebherr 9350 ini memiliki 3 Pengaturan yang digunakan untuk
mengkontrol flow dan pressure di unit ini yaitu :

1. Pump pressure limitation (via Pressure Cut off)


Pressure cut off limitation dilakukan oleh DR Valve. Berdasarkan pressure
Pump. Jika pressure Pump melebihi settingan Spring yang ada di DR Valve maka
sudut pompa akan menuju minimum. Jika pressure pump di bawah settingan
spring pada DR Valve maka sudut pompa akan menuju maksimum

• DR bergerak ke kanan maka X2 terhubung dengan tangki, sudut pump


maximum DR bergerak ke kanan karena tekanan spring

• DR bergerak ke kiri maka X2 terhubung dengan MB, sudut pump minimum


DR bergerak ke kiri karena tekanan pada permukaan piston.
• Jika tekanan pada MB melebihi settingan dari spring maka piston bergerak
ke kiri sehingga MB dan X2 terhubung dan mengubah posisi swash plate
pada pump menjadi minimum

2. Power Regulation
Power Regulation di lakukan oleh LR Valve. Apabila power pump
melebihi power engine maka RPM engine akan menurun , sehingga Sensor
akan membaca lalu mengeluarkan arus menuju Y4 yang nanti nya akan
membuka XLR Pressure yang membuat LR Valve bekerja sehingga sudut
pompa menjadi minimum. Ketika RPM engine sudah naik kembali maka

XLR Pressure akan berkurang sehingga sudut pompa kembali maksimum

• Di hydraulic pump, regulation power dibedakan menjadi 2 bagian


yaitu :

1. Constant Power Regulation


2. Power Reduction Stage

1. Constant Power Regulation

• X1 terhubung ke pump pressure


• X2 terhubung ke pressure cut off valve DR pada middle groove piston
LR
• Piston LR bergerak ke kiri maka sudut pompa maksimum
• Piston LR bergerak ke kanan maka sudut pompa minimum
• Saat F1 melebihi kekuatan spring dan XLR pressure piston bergerak ke
kanan dan X2 terhubung dengan pump pressure (MB)
• Sudut pompa bergerak ke minimum sampai terbentuk persamaan
baru (Power tetap konstan)

2. Pressure Reduction stage


• Power dari pompa akan meningkat apabila ada XLR pressure
yang masuk ke Port XLR
• XLR Pressure adalah output dari solenoid Y4
• Input Pressure dari Y4 adalah servo pressure (55 Bar) yang
diatur melalui arus ILR yang dikeluarkan oleh BST yang
mendapatkan input dari engine speed sensor
• Ketika power yang diserap pompa melebihi power engine
(Misal saat Gerakan kombinasi ) maka Rpm engine akan
turun. BST akan menurunkan ILR sehingga mengurangi
pressure pada port XLR yang akan mengakibatkan power
pompa berkurang sehingga Rpm engine bisa bertambah
kembali sesuai dengan settingan yang telah diberikan
operator
3. Flow Limitation Stage (DW)
Flow limitation stage bekerja berdasarkan ada atau tidak
nya pergerakan joystick. Apabila tidak ada pergerakan joystick
atau pedal maka BST akan mengeluarkan arus IEL sebesar 400mA
yang akan masuk ke Y3 dan membuat PST pressure <10 bar dan
membuat sudut pump menjadi minimum.

• Piston bergerak ke kanan Maka X2 terhubung dengan MB (Pump


Pressure) sudut pompa menjadi minimum
• Piston bergerak ke kiri maka X2 terhubung dengan tangki, sudut
pompa menjadi maksimum
• Piston bergerak ke kanan karena tekanan dari servo pressure (55Bar)
pada permukaan piston
• Piston bergerak ke kiri karena MST pressure (Dari regulator) dan gaya
dari spring

Work Pump adjustment


Ada lima bagian yang di lakukan pengecekan di main pump
1. Switch point For Flow control valve
2. Adjustment QMIN
3. Adjustment QMAX
4. Power Regulator
5. Pressure Regulator

Attachment cylinders and motors


Attachment function
LFR/en/version: 08 / 2007
Boom cylinder
Gerakan boom akan dibatasi oleh proximity yang mendeteksi full stroke pada cylinder. Gerakan

boom up disuplai dengan 4 main pump melalui 4 control valve. Gerakan boom turun dihasilkan dengan
berat beban dari attachment
Boom cylinder adalah salah satu komponen pada EXCAVATOR yang memiliki fungsi
untuk menggerakkan Boom naik dan turun. Dalam sebuah EXCAVATOR biasanya memiliki
dua buah Boom Cylinder, kanan dan kiri karena mengingat beban yang diangkat Boom
paling berat dibandingkan Cylinder yang lain. Boom Cylinder menerima aliran bertekanan
dari pompa hydraulic, sehingga Boom Cylinder digunakan untuk menggerakkan Boom naik
dan turun.
Boom up movement
• Gerakan joystick control pilot kanan(U22).
• FSG plate A1020 bertugas mengontrol solenoid valve (Y100), (Y101) dan regulation solenoid
valve (YR100),(YR101) secara proposional. Jika boom bergerak naik dilakukan bersamaan
dengan Gerakan lain maka control valve tidak akan berkerja karena tidak memungkinan.
• Primary pressure relief valve bertugas menjaga tekanan yang berlebihan yaitu 320 bar
• Oli akan mengalir melalui control valve untuk mendistribusikan oli menuju boom cylinder
Cb1 dan Cb2
• Control valve VB1 and VB2 digabung untuk membuat aliran yang dialirkan pompa dapat
mengalir secara rata pada cylinders CB1 dan CB2.
Pressureless lower boom cylinder
Pressureless lower boom cylinder yaitu pergerakan boom turun dengan bantuan beban dari
attachment yang bertujuan agar engine tidak terbebani.

Keuntungan:

– Konsumsi fuel yang hemat.


– Mengurangi kerja engine.
– Aliran oli bisa lebih banyak tersedia saat melakukan Gerakan lain pada saat yang sama

• Gerakan joystick pilot control kanan (U22) kedepan.


• Ketika attament tidak menyentuh tanah atau ground, bagian boom akan memberi
tekanan pada bagian bawah sisi cylinder dan memberi pressure ke sensor B76 yg
membuat sensor menyala
• Pelat FGS elektronik A1020 mengontrol solenoid Y105 Y106 dan meregulasi solenoid
YR105 YR106 secara proporsional dengan pergerakan joystick
• Oli mengalir melewati Y105 dan Y106 untuk menggerakan block valve
• Oli hidrolik dapat mengalir ke sisi rod end piston melalui celah dari control valve
block dan kelebihan dari oli dapat mengalir ke tangki melalui celah valve pada bagian
control valve
• Control valve block VB1 dan VB2 di hubungkan bersama sehingga aliran oli yg di
keluarkan dari bawah piston akan mengalir dan terdistribusi dengan merata antara
sisi batang piston dari 2 cylinder
• Ketika attachment sudah menyentuh tanah, tekanan di sisi bawah cylinder akan
berkurang dan sensor B76 mati
• Pelat FGS elektronik A10020 mematikan solenoid Y105 Y106 dan meregulasi solenoid
YR105 YR106, oli tidak dapat mengalir lagi ke control valve block

Boom down movement


• Ketika attachment menyentuh tanah, tekanan di bawah cylinder berkurang. Sensor
B76 mati
• Gerakan joystick control pilot kanan ke depan
• Plat FSG A1020 mengontrol solenoid Y105, Y106 dan solenoid YR105, YR106 secara
proporsional dengan joystick
• Pompa P1 dan P2 akan memberikan suplay oli hidrolik menuju ke cylinder dari arah
piston rod melewati control valve VB1, VB2. Lalu hidrolik kembali ke tank
• Primary pressure relief valve yg terdapat pada control valve, tekanan yg di keluarkan
pompa tidak dapat melebihi 320 bar
• Fungsi secondary pressure relief valve menjaga tekanan tidak dapat melebihi 380
bar, valve ini mencegah kerusakan mekanis karena tekanan yang terlalu tinggi
Proximity transmitter
Excavator R9350 dilengkapi dengan proximity transmitter. Proximity transmitter ini mendeteksi
akhir stroke pada silinder.

Ketika full stroke silinder terdeteksi, informasi akan dikirim ke pelat FSG A1020 (konektor X82).
Pelat FSG A1020 memberikan sinyal untuk menutup sepenuhnya atau sebagian katup solenoid yang
mengontrol gerakan.

Proximity transmitter ini memungkinkan untuk mencegah hentakan yang terjadi ketika silinder
akan mengakhiri stroke
Lokasi Proximity transmitter
Travel motors
Travel motor yang terdapat pada unit yaitu 2 dikiri dan 2 dikanan, dimana putaran track kiri
digerakan oleh 2 travel motor begitupun track kanan. Track dapat bergerak diakibatkan dari gerak putar
pada sprocket.

Travel motor suatu komponen yang dipasang pada final drive sebagai input putarannya. Piston
motor type akan merubah flow oli (tenaga hydraulis) dari control valve atau pump menjadi putaran
(tenaga mekanis)
Sistem Hydraulic

Sistem hydraulic adalah suatu sistem yang mana menggunakan zat cair
sebagai media kerjanya, dan fluida yang sering digunakan pada alat berat
adalah oli. Sistem ini berkerja menerapkan hukum Pascal yaitu, “Tekanan
yang diberikan zat cair didalam ruang tertutup kemudian akan diteruskan
kesegala arah dengan sama besar tanpa berkurang kekuatannya”.

Gambar 2 Hukum Pascal


Hydraulic Piston Motor

Hydraulic Piston Motor adalah sebuah actuator mekanik yang


mengkonversi aliran dan tekanan hidrolik menjadi torsi atau tenaga putaran .
Hydraulic Piston Motor memiliki cara kerja yang berlawanan dengan pompa
dimana Pompa merubah gerak mekanis (Putaran) menjadi gerak hidraulis
sedangkan motor merubah gerak hidraulis menjadi gerak mekanis (Putaran).

Pada unit excavator menggunakan hydraulic piston motor tipe fixed axial
hydraulic piston motor. Pada tipe ini swash plate tidak dapat diubah-ubah
sudutnya. Hydraulic motor ini dipilih untuk menggerakan unit dikarenakan
dapat memberikan torsi yang besar diberbagai tingkat kecepatan. Pada motor
ini, piston bergerak bolak-balik (Reciprocating) yang berjumlah sebanyak 9
piston.

Gambar 3 Axial hydraulic piston motor


Planetary Gear Pada Travel Reducer

Excavator menggunakan 2 buah single pinion type yang disusun bertingkat. Sun gear tingkat
pertama yang berhubungan dengan output shaft dari hydraulic motor (travel motor) akan menggerakan
planet gear yang berjumlah 3 dimana pada masing-masing planet gear bersatu dengan carriernya, pada
carrier tingkat pertama terdapat gear yang bersinggungan dengan sun gear kedua, sehingga putaran
yang sudah direduksi pada tingkat pertama akan diteruskan menuju sun gear tingkat kedua, pada tingkat
ini putaran yang direduksi ditingkat pertama mengalami reduksi kembali. Carrier pada planet gear
tingkat kedua ini berhubungan dengan shaft output.
• Gambar kiri menunjukkan skema hydraulic dari kecepatan travel maksimum (posisi 2) ke kecepatan
travel moderated (posisi 1) selama perjalanan dengan kondisi tanah yang susah. Pompa memberi suplai
oli ke motor travel dengan koneksi rotary RC. Karena kondisi tanah sulit,maka tekanan akan meningkat.
Shut off valve UBV terhubung dengan tekanan tinggi melalui port P1. Setelah tekanan tinggi mencapai
350 bar, shut off valve UBV diaktifkan. Oli yang dikeluarkan dari katup solenoid Y94 tidak lagi
mendorong Speed control valve SCV. Motor hidrolik digeser ke bawah di posisi 1 (kecepatan travel
medium). Dalam hal ini, bahkan jika tombol push dinyalakan, motor berada di posisi 1 (kecepatan
perjalanan sedang). Sementara tekanan yang lebih besar dari 120 bar, shut off valve UBV akan tetap
pada posisi «tertutup». Ini akan diaktifkan dalam posisi «dibuka» setelah tekanan pada motor lebih
rendah dari 120 bar. Motor hydraulic digeser ke atas di posisi 2 (kecepatan travel maksimum).

• Gambar kanan menunjukkan skema hydraulic dari kecepatan travel maksimum (posisi 2) ke kecepatan
travel moderated (posisi 1) saat menurun tajam. Seperti dalam kasus yang digambarkan oleh motor,
digerakkan oleh sproket, bekerja seperti pompa. Jika brake valve tidak bekerja, maka tekanan oli yang
dikeluarkan motor akan terus meningkat. Shutoff valve UBV terhubung melalui port P1. Setelah tekanan
mencapai 350 bar, Shut off valve UBV diaktifkan. Oli yang dikeluarkan dari solenoid Y94 tidak dapat lagi
mendorong speed control valve SCV. Motor hidrolik digeser ke bawah di posisi 1 (kecepatan travel
medium). Dalam hal ini, bahkan jika tombol push dinyalakan, motor berada di posisi 1 (kecepatan travel
medium). Sementara tekanan yang dikeluarkan dari motor lebih besar dari 120 bar, shut off valve HV
akan tetap pada posisi «tertutup». Ini akan diaktifkan dalam posisi «dibuka» segera setelah tekanan
yang dikeluarkan dari motor lebih rendah dari 120 bar. Motor hidrolik digeser ke atas di posisi 2
(kecepatan perjalanan maksimum).
Testing adjusting
Hydraulic adjustment for Qmin
pressure gauge 60 bar ke titik uji P. P = 55 bar
• Pasang pressure gauge 60 bar ke titik uji Pst.
• Pasang pressure gauge 60 bar ke titik uji Mst.
• Running mesin diesel sampai nilai Rpm (1800 ±
50 rpm).
• Tekan rotary switch dari pump control box pada
posisi 0 (posisi rendah). Periksa apakah Pst <10
bar.
• Lepaskan katup solenoid Y3 yang sesuai (lihat
Gbr. 59).
Y3.1 untuk pompa P2
Y3.2 untuk pompa P4
Y3.3 untuk pompa P1 & P3
• Tekanannya harus <15bar.
• Lepaskan locknut 5.2 dan putar adjustment screw Hmin (lihat Gbr. 56) hingga mendapatkan
Mst yang ditentukan, mis. Hingga Mst <15bar.
• Setelah adjustment, kencangkan kembali locknut 5.2 dan periksa Mst lagi.
• Hubungkan kembali katup solenoid Y3

Hydraulic adjustment for Qmax

• Pada layar - menu "tes daya", register 100%


• Pasang pressure gauge 60 bar untuk menguji
titik P. P = 55 bar
• Pasang pressure gauge 60 bar untuk menguji
titik Mst.
• Pasang pressure gauge 60 bar untuk menguji
titik Pst.
• Running engine sampai nilai Rpm (1800 ± 50
rpm).
• Gerakan handle joystick untuk memutar pompa
atau tekan rotary switch pada pump control di
posisi 2. Cek tekanan pada Pst> 20 bar.
• Tekanan yang dibaca pada Mst harus sesuai Mst
= 45 ± 3 bar.
Fig. 56

• Jika tidak, lepaskan cap 5.3, kendorkan locknut 5.4 dan putar adjustment screw Hmax
(lihatGbr. 59) hingga mendapatkan nilai yang standar. Hingga Mst = 45 ± 3 bar.
• Setelah adjustment, kencangkan locknut 5.4 dan cek lagi Mst.
• Catatan: katup solenoid Y4 (XLR) pada powerpack harus tetap terhubung selama pengujian ini

Adjustment of the power regulator

Pasang pressure gauge 60 bar ke tes


titik P. P = 55 bar
• Pasang pressure gauge 60 bar ke titik uji Mst.
• Pasang pressure gauge 60 bar ke titik uji Pst.
• Pasang pressure gauge 600 bar ke titik uji MB untuk pompa dengan tekanan tinggi.
• Disconect sambungan solenoid valve Y4 (lihat Gbr. 59) dari powerpack, sehingga tekanan
pada port XLR = 0.
• Running engine sampai nilai Rpm (1800 ± 50 rpm)
• Periksa bahwa tekanan pada Pst> 20 bar dan tekanan di low circuit (periksa bahwa tekanan
MB <50 bar).
• Putar Adjustment screw LR (lihat Gbr. 58) agar Mst bertekanan terendah.
• Kemudian, perlahan-lahan putar srew LR dari power regulator sambil mengecek tekanan di
Mst. Pada awal adjustment pompa, tekanan di Mst mulai meningkat.
• Cari titik di mana tekanan Mst berkurang ketika memutar sekrup dan meningkat.
• Kencangkan locknut adjustment.
• Hubungkan kembali katup solenoid.

Schematic

Anda mungkin juga menyukai