Sejatinya, ikan merupakan sumber protein yang mudah dijangkau oleh semua lapisan masyarakat dengan harga yang lebih ekonomis. Bila dibandingkan dengan sumber protein lain, ikan memiliki beberapa keunggulan , selain nilai yang lebih ekonomis, ikan merupakan sumber nutrisi essensial dengan kandungan protein yang lebh tinggi dan merupakan suatu pangan yang universal. Kendati demikian, ketertarikan masyarakat Indonesia untuk mengonsumsi ikan masih dikatakan rendah. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat Indonesia akan manfaat dan kandungan gizi pada ikan. Mengingat sumber daya alam yang dimiliki oleh Negara Indonesia terkhusus di ranah kemaritiman yang begitu potensial, alasan terebut memang sesuatu hal yang amat ironis. Perlu diketahui bahwasannya, negara negara asia yang memiliki tingkat konumsi tinggi pada ikan terbukti secara nyata menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Ikan memiliki kandungan asam lemak yang rendah serta kaya akan omega 3, 6, dan 9. Bila nutrient tersebut didapatkan secara kontinyu, tentu akan berpengaruh terhadap tingkat kualitas SDM pada suatu daerah. Kualitas pangan yang dikonsumsi berkaitan erat terhadap kecerdasaan dan keintektualan individu. Sehingga, berdasarkan statement tersebut, konsumsi ikan di Indonesia perlu ditingkatkan melalui edukasi kepada masyarakat sebagai upaya brainstrooming untuk menciptakan Sumber Daya Manusia Indonesia yang cerdas dan memiliki etos kerja yang baik dan dapat bersaing secara global. 2. PENOLAKAN PRODUK EKSPOR PERIKANAN INDONESIA Produk perikanan Indonesia acapkali mendapat penolakan dari negara lain. Udang Vanamei salah satu primadona produk perikanan Indonesia mendapat penolakan sementara dari Meksiko. Hal tersebut terjadi karena, Udang Vanamei Indonesia diduga mengandung mikroba IMNV yang memang termasuk dalam kategori penyakit udang yang berbahaya. Tentu saja, kejadian tersebut berimplikasi pada perekonomian Indonesia dan merambat terhadap kepercayaan negara tujuan ekspor lain untuk melakukan transaksi pasar dengan Indonesia. Sehingga Indonesia perlu mengkaji ulang produk perikanan untuk memenuhi standar kesehatan dari negara tujuan. 3. LARANGAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA BERLEBIH PADA IKAN Pada dasarnya, antibiotic merupakan senyawa yang dihasilkan oleh mikroba yang memiliki fungsi untuk menekan dan membumunuh mikroba lainnya. Namun masifnya penggunaan antibiotic berdampak buruk pada biota. Tingginya kandungan antibiotic akan mengganggu kesehatan, pasalnya bila ikan terkontaminasi antibiotic terlalu banyak maka bakteri akan terjadinya resistensi terhadap mikroba. Hal tersebut disebabkan karena bakteri mampu menghasilkan enzim yang didapatkannya dari antibiotic untuk memperkuat membrane selnya sehingga tidak dapat ditembus, sehingga proses ini menunjukan bahwasannya antibiotic tidak dapat lagi efektif membunuh mikroba yang menyebabkan penyakit pada ikan.