MAKALAH
KEPERAWATAN ANAK I
“ATRAUMATIC CARE”
.Dosen : Ayu Puspita, Ners, M.Kep
Di Susun Oleh:
Mahasiswa
Tingkat II B/Semester IV
Armeliati
2018.C.10a.0959
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu walaupun ada beberapa
halangan yang mengganggu proses pembuatan makalah ini, namun penulis dapat
mengatasinya tentu atas campur tangan Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis berharap Makalah tentang “Atraumatic Care” ini akan berguna
bagi pembaca dan mahasiswa terutama yang berada di STIKES Eka Harap
Palangka Raya sehingga diharapkan dengan makalah ini mahasiswa maupun
lainnya mendapatkan tambahan pengetahuan.
Saya menyadari bahwa Makalah ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, Saya mengharapkan saran dan masukan yang
dapat membangun dan juga bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan………………………………..……………………………….2
ii
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Atraumatic Care…...................................................................…..3
2.2 Manfaat Atraumatic Care.............................................................................4
2.3 Tujuan Atraumatic Care …………,….……………….…………..…......…5
2.4 Prinsip Atraumatic Care ……………………………………..….....………5
2.5 Intervensi Atraumatic Care ………………………………..……..….….....6
2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Atraumatic Care Di Rumah Sakit…….…..15
BAB 3 PENUTUP………………………………….………………..…….…….17
3.1 Kesimpulan……… ………………………………………….........………17
3.2 Saran……………………………………………………………….….......17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
ini. Tingkah laku anak amat beragam, seperti berperilaku agresif,menarik
rambut,banyak kemauan, berbohong, dan tindakan lain. Apabila orangtua salah
menyikapinya, akan berdampak tidak baik bagi si anak dalam perkembangan
selanjutnya. Ketika masa anak sudah memasuki masa todler anak selalu
membutuhkan kesenangan pada dirinya dan anak membutuhkan suatu permainan
yang dapat menghiburnya.
Atraumatic care adalah asuhan keperawatan yang tidak menimbulkan
trauma pada anak dan keluarganya merupakan asuhan yang teurapetik karena
bertujuan sebagai therapi pada anak. Atraumatic care merupakan bentuk
perawatan teurapetik yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam tatanan
kesehatan anak, melalui penggunakan tindakan yang dapat mengurangi stres fisik
maupun stres psikologis yang dialami anak maupun orang tuanya. Atraumatic
care bukan suatu bentuk intervensi yang nyata terlihat, tetapi memberikan
perhatian pada apa, siapa, dimana, mengapa dan bagaimana prosedur dilakukan
pada anak dengantujuan mencegah dan mengurangi stres fisik maupun
psikologis. dirawat dirumah sakit
1.2 Rumusan Masalah
2
1
iv
Untuk mengetahui gambaran dari Atraumatic Care
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan“Atraumatic Care” yaitu :
1) Bagi Pendidikan/Institusi
Sebagai salah satu referensi bagi pengajar maupun mahasiswa dalam
mempelajari materi tentang “Atraumatic Care”
2) Bagi Pembaca/ Mahasiswa
Sebagai salah satu referensi dan membantu mahasiswa dalam memahami
“Asuhan Keperawatan Dengan Neonatal” mengetahui dan menambah
wawasan tentang “Atraumatic Care”
3) Bagi Penulis
Sebagai salah satu pengalaman berharga dan nyata yang didapat dari
lapangan praktik yang dilakukan sesuai dengan ilmu yang didapat serta sebagai
acuan dalam menghadapi kasus yang sama sehingga dapat memberikan asuhan
keperawatan yang lebih baik.
v
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
memperkecil distres psikologis dan fisik yang diderita oleh anak-anak dan
care adalah bentuk perawatan terapeutik yang diberikan oleh tenaga kesehatan
dapat mengurangi distres fisik maupun distres psikologis yang dialami anak
pada intervensi fisik seperti menyediakan ruangan untuk orang tua tinggal
bersama anak dalam satu kamar (rooming in). Distres psikologis meliputi
bersalah. Sedangkan distres fisik dapat berkisar dari kesulitan tidur dan
sakit (nyeri), temperatur ekstrem, bunyi keras, cahaya yang dapat menyilaukan
vi
4
Atraumatic care berkaitan dengan siapa, apa, kapan, dimana, mengapa, dan
bagaimana setiap prosedur dilakukan pada anak untuk mencegah atau meminimalkan
stress fisik dan psikologis (Wong, 1989, dalam Wong, et al., 2009). Maka dapat
disimpulkan, atraumatic care adalah pelaksanaan perawatan terapeutik pada anak dan
keluarga oleh perawat atau tenaga kesehatan lain dengan intervensi meminimalkan atau
mencegah timbulnya distres fisik maupun psikologis dalam sistem pelayanan kesehatan.
Anak sebagai individu yang masih dalam usia tumbuh kembang perlu perhatian
lebih, karena masa anak merupakan proses menuju kematangan. Berbagai peristiwa
yang dialami anak, seperti sakit atau hospitalisasi akan menimbulkan trauma pada anak
seperti cemas, marah, nyeri, dan lain-lain. Kondisi tersebut jika tidak ditangani dengan
baik, akan menimbulkan masalah psikologis pada anak yang akan mengganggu
perkembangan anak. Oleh karena itu, manfaat atraumatic care adalah mencegah
penurunan respon kecemasan pada anak yang di hospitalisasi (Bolin, 2011 & Breving, et
al., 2015).
5
empat, yaitu: mencegah atau menurunkan dampak perpisahan antara orang tua dan anak
maupun psikologis (nyeri) serta memodifikasi lingkungan fisik ruang perawatan anak.
anak
keterlibatan orang tua dalam perawatan anaknya di rumah sakit. Orang tua
6
perawatan pada anaknya (Darbyshire, 1992 dan Carter & Dearmun, 1995,
2012).
anaknya di rumah sakit karena perawat berada di samping pasien selama 24 jam dan
fokus asuhan adalah peningkatan kesehatan anak. Asuhan yang berpusat pada keluarga
dan atraumatic care merupakan falsafah utama dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
anak. Oleh karena itu, upaya dalam mengatasi masalah yang timbul baik pada anak
keluarga.
maka berikan kesempatan orang tua untuk melihat anak setiap saat
guru, teman sekolah dan berhubungan dengan siapa saja yang anak
inginkan.
perawatan anak
perawatan yang dapat dilakukan orang tua, dan reaksi emosional anak
pada orang tua. Sehingga selama perawatan di rumah sakit orang tua
2014).
(nyeri)
nyeri yang diungkapkan oleh McCaffery dan Pasero (1999) dalam Wong
dan koleganya (2009) yaitu nyeri adalah apapun yang dikatakan oleh orang
yang mengalaminya, ada pada saat orang tersebut mengatakan itu terjadi.
pengkajian nyeri pada anak-anak adalah QUESTT yaitu question the child
(tanyakan pada anak), use a pain rating scale (gunakan skala nyeri),
keterlibatan orang tua), take the cause of pain into account (pertimbangkan
penyebab nyeri), dan take action and evaluate results (lakukan tindakan
yang dapat mengurangi persepsi nyeri dengan cara bicara hal yang positif
pada diri, berhenti berfikir tentang hal menyakitkan, dan kontrak perilaku
enam benar, meliputi: benar klien, benar obat, benar dosis, benar cara,
benar waktu, benar dokumentasi (Rusy dan Weisman, 2000 dalam Utami,
2012).
lidokain yang dibufer untuk mengurangi sensasi sakit atau berikan EMLA
dilakukan maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak
2012).
10
terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri dapat dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu:
2009).
fisik anak
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah
satu alat paling efektif untuk penatalaksanaan stres, serta bermain juga
stres akibat perpisahan dan perasaan rindu rumah, sebagai alat untuk
dan perkembangan sikap yang positif terhadap orang lain, sebagai alat
dapat dilakukan di tempat tidur, dan anak tidak boleh diajak bermain
sederhana
alat permainan yang ada pada anak atau yang tersedia di ruangan.
Pilih alat permainan yang aman untuk anak, tidak tajam, tidak
Satu hal yang harus diingat bahwa orang tua mempunyai kewajiban
secara aktif dan mendampingi anak mulai dari awal permainan sampai
menimbulkan rasa nyeri apabila orang tua tidak dapat menahan diri,
psikologis anak dan orang tua untuk menerima informasi ini dengan
penataan atau dekorasi menggunakan alat tenun dan tirai bergambar bunga
atau binatang lucu, hiasan dinding bergambar dunia binatang atau fauna,
2014).
bisa menjadi stresor bagi anak, layaknya lingkungan rumah sakit yang
asing bagi anak dan orang tua (Supartini, 2014). Sehingga penggunaan
anak-anak dan orang tua yang anaknya dirawat di rumah sakit. Selain itu,
sakit
atraumatic care di rumah sakit. Notoadmodjo (2010) menyatakan bahwa ada dua faktor
yang mempengaruhi pelaksanaan atraumatic care di rumah sakit, yaitu faktor internal
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang menjadi
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang mendukung
seseorang untuk bertindak (berperilaku) atau mencapai tujuan yang diinginkan, seperti
rumah sakit sangat diperlukan untuk mewujudkan sikap perawat agar menjadi tindakan,
seperti tersedianya ruang bermain atau alat-alat permainan untuk melakukan intervensi
bermain pada anak, tersedianya tirai bergambar bunga atau binatang lucu, hiasan
dinding bergambar dunia binatang atau fauna, papan nama pasien bergambar lucu, dan
tersedianya pakaian berwarna warni untuk perawat di ruang anak (Supartini, 2014).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Atraumatic care merupakan asuhan keperawatan yang tidak menimbulkan trauma
pada anak dan keluarganya dan merupakan asuhan yang teurapetik karena bertujuan
sebagai therapi pada anak.
Atraumatic care merupakan bentuk perawatan teurapetik yang diberikan oleh
tenaga kesehatan dalam tatanan kesehatan anak, melalui penggunakan tindakan yang
dapat mengurangi stres fisik maupun stres psikologis yang dialami anak maupun orang
tuanya. Atraumatic care bukan suatu bentuk intervensi yang nyata terlihat, tetapi
memberikan perhatian pada apa, siapa, dimana, mengapa dan bagaimana prosedur
dilakukan pada anak dengantujuan mencegah dan mengurangi stres fisik maupun
psikologis. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak.
Sekarang banyak dijual berbagai macam mainan anak-anak, jika orang tua tidak selektif
dalam memilih jenis permainan pada anaknya atau kurang memahami fungsinya maka
alat permainan tersebut yang sudah dibeli tidak akan berfungsi secara efektif.
3.2 Saran
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna maka dari itu sangat
diharapkan kritik dan sarannya dari para pembaca yang bersifat membangun agar
kedepan penulis dapat menyempurnakan makalah ini.
17
18
DAFTAR PUSTAKA