ERUPSI OBAT
Pendahuluan
reaksi yang tidak kita inginkan, walaupun dengan dosis dan indikasi yang sesuai.
Hal ini yang biasa kita sebut dengan Erupsi obat alergi atau sering disebut erupsi
obat. Erupsi obat merupakan reaksi alergi pada kulit atau daerah mukokutan yang
terjadi sebagai akibat pemberian obat secara sistemik. Erupsi obat banyak
dilaporkan dalam kehidupan sehari-hari karena reaksi pada kulit gampang terlihat
oleh mata meskipun gejalanya ringan, sedangkan reaksi pada organ lain seringkali
Erupsi obat alergi atau adverce cutaneus drug eruption adalah reaksi
hipersensitivitas terhadap obat dengan manifestasi klinis pada kulit yang dapat
disertai maupun tidak keterlibatan mukosa. Yang dimaksud dengan obat ialah zat
dunia dan memiliki angka rawatan sebanyak 5-8% di seluruh dunia.1 Cutaneous
Adverse Drug Reaction (CADR) atau disebut juga erupsi obat adalah suatu reaksi
yang dapat menyebabkan perubahan struktur atau fungsi pada kulit dan mukosa
1
yang disebabkan karena penggunaan obat.3 Reaksi ini merupakan jenis ADR
tersering (30-45%) yang dialami oleh 2% pasien rawat inap dan 1% pasien rawat
Medical College and Hospital (GMCH), India menyatakan bahwa incidence rate
pasien erupsi obat adalah 7,02% dimana mengalami peningkatan yang cukup
(HLA) dengan EOA, misalnya HLA B*1502 pada kasus sindrom steven-jhonson
yang disebabkan karbamazepine pada etnis han-cina. Temua lain misalnya pada
klasifikasi coombs dan Gell patomekanisme yang mendasari EOA dibagi menjadi
Tipe III Adalah reaksi imun kompleks yang sering terjadi akibat
pengunaan obat sistemik dosis tinggi dan terapi jangka panjang, menunjukan
2
manifestasi berupa vaskulitis pada kulit dan penyakit autoimun yang diinduksi
oleh obat. 6 Tipe terakhir dan yang paling sering mendasari EOA adalah tipe IV
(tipe lambat), yang diperantarai oleh limfosit T dengan manifestasi klinis erupsi
ringan hinga berat. Selain pada kulit reaksi hipersensitivitas dapat melibatkan
ginjal, hati, dan organ tubuh lainnya. Reaksi hipersensitivitas yang dimediasi oleh
sel T terbagi atas subklas, yaitu tipe Iva hingga Ivd. 1,3,6
amnifestasi klinis, dan morfologi lesi pada kulit serta pemeriksaan penunjang.
Pada EOA dapat bermanifestasi klinis dari ringan dan berat sampai mengancam
mendasari. Pada reaksi EOA ditemukan beberapa tanda yang dapat menjadi dasar
diagnosis. 1,3,6
Urtikaria ditandai dengan edema stempat pada kulit dengan ukuran yang
bervariasi. Predileksi dapat diseluruh tubuh. Keluhan umumnya panas dan gatal
pada tempat lesi. Lesi indivisual biasanya bertahan kurang dari 24 jam kemudian
morbiliformis, merupakan bentuk EOA yang paling sering ditemukan, timbul 2-3
minggu setelah konsumsi obat. Biasanya lesi eritematosa dimulai dari batang
tubuh kemudian menyebar ke perifer secara simetris dan generalisata, dan hampir
3
selalu disertai dengan pruritus. Erupsi makulopapular akan hilang dengan cara
karbamazepine. 5,6
putular akut yang timbul 1-3 minggu setelah konsumsi obat yang diawali dengan
demam, mual, malaise. Kelainan kulit yang ditemukan berupa pustul milier,
berjumlah banyak diatas dasar eritematosa. Predileksi utama di wajah dan lipatan
tubuh. 6,7
difus disertai skuama lebih dari 90% area tubuh. Bukan merupakan suatu diagnosa
spesifik dan dapat disebabkan oleh berbagai penyakit lain selain EOA, misalnya
segera menghentikan obat penyebab dan yang bereaksi silang. Terapi suportif
yang dapat diberikan berupa terapi sistemik dan terapi topikal. Terpapi sistemik
terapi topikal tidak spesifik tergantung pada kondisi dan luas lesi pada kulit sesuai
4
Kasus
alamat kebun cengkeh, Kota Ambon. Dirawat di ruangan Intern Wanita RSUD
Dr. M. Haulussy tanggal 16 januari 2020 (no RM 155670) dengan keluhan gatal-
gatal disertai dengan kemerahan pada bagian wajah, tangan, pungung, serta kaki.
Autoanamnesis
hari yang lalu. Gatal dirasakan awalnya pada bagian tangan, kemudian berlanjut
ke bagian wajah, dada,pungung serta kaki pasien. Selain gatal pasien juga
dialami oleh pasien terjadi 30 menit terjadi setelah pasien merasakan gatal-gatal.
Kemerahan awalnya terjadi pada bagian tangan pasien, dan awalnya timbul seperti
tubuh seperti punggung, wajah, dan kaki. Kemerahan ppada wajah diikuti dengan
bentuk pada kulit yang sedikit meninggi. Rasal nyeri pada bagian gatal (-), panas
(-). Menurut keluarga pasien, gatal-gatal timbul beberapa menit setelah pasien
selesai melakukan transfusi darah karena pasien mengalami anemia dan sebelunya
terkontrol
5
Riwayat pengobatan : belum mendapat pengobatan terkait keluhan
Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Status dermatovenereologi:
6
Regio ekstermitas superior
7
Diagnosis Banding
Hasil Konsultasi
8
-
Pengamatan selanjutnya
Tanggal SOA PLANNING
17/01/2020 (hari ke 2) S: kemerahan pada wajah IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
berkurang, bengkak pada Cetirizine 1x 10 mg tab
daerah bawah mata Hidrocotisone 1% pada
berkurang, merah pada wajah
badan dan dada Desoksimetasone zalf
menghilang. (pada badan)
O: TD :130/80mmhg, N:
58x/menit, R:20x/menit
Status dermatologi:
- Lokasi : bagian bawah
mata
- Eflorensi: makula
eritema
- A: Erupsi obat alergi
Pembahasan
Pada kasus ini pasien didiagnosis dengan erupsi obat berdasarkan dari
mulai timbul awalnya pada bagian badan ±1 hari yang lalu. Gatal dirasakan
awalnya pada bagian tangan, kemudian berlanjut ke bagian wajah, pungung serta
kaki pasien. Selain gatal pasien juga mengaku muncul merah-merah pada seluruh
tubuh pasien, dan sebelumnya pasien dilakukan transfusi darah 30 menit dan di
Erupsi obat terjadi pada semua kalangan usia. Faktor pencetus pada pasien ini
diduga dari transfusi darah dan pemberian obat suntik pada pasien. 1 Pada pasien
9
dengan pengobatan yang dijalani oleh pasien karena penyakit lain yang diderita
oleh pasien. Dan merupakan reaksi delayed hipersensitivitas. Karena pada pasien
skuama. Selain itu pasien juga sebelumnya merasakan gatal pada daerah bawah
mata, badan, pungung, tangan dan kaki .1 Menurut kepustakaan erupsi obat dapat
berawal dari adanya urtikaria yang ditandai dengan edema setempat pada kulit
umumnya panas dan gatal pada tempat lesi. Lesi indivisual biasanya bertahan
rutin pada tanggal 25/01/2020 di rumah sakit RS Haulussy didapatkan hasil ureum
dilakukan bila ada keraguan klinis dan adanya penyakit penyerta lainnya.
pemeriksaan patch test, prick test, serta gold standart pemeriksaan untuk erupsi
obat adalah tes provokasi oral atau pemeriksaan reaksi sensitivitas pada pasien.7
10
Diagnosa banding dengan fixed drug eruption dapat disingkirkan karena
salah satu gambaran klinis adalah fixed drug eruption, dimana kelainannya berupa
eritema dan vesikel berbentuk lonjong dan biasanya numular. Selain itu juga
menetap. Kelainan ini biasanya akan timbul berkali-kali di tempat yang sama
dengan predileksi di sekitar mulut, daerah bibir dan daerah penis pada laki-laki.
analgetik.1,2,3
Pada pasien ini terapi yang diberikan yaitu Terapi sistemik , Cetirizine
1x10mg tab, terapi topikal adalah Hidrocortisone zalf 1% pada wajah dan
reaksi alergi obat. Obat yang sering digunakan adalah cetirizine. 1 Dosis untuk
Antihistamin terutama diberikan pada EOA tipe urtikaria dan angiedema. Dapat
diberikan sebagai terapi simptomatis pada EOA tipe lain yang disertai dengan rasa
Ringkasan
tahun dengan keluhan gatal mulai timbul awalnya pada bagian badan ±1 hari yang
lalu. Gatal dirasakan awalnya pada bagian tangan, kemudian berlanjut ke bagian
wajah, dada,pungung serta kaki pasien. Selain gatal pasien juga mengaku muncul
11
merah-merah pada seluruh tubuh pasien. Kemerahan yang dialami oleh pasien
terjadi pada bagian tangan pasien, dan awalnya timbul seperti bintik-bintik,
punggung, wajah, dan kaki. Kemerahan ppada wajah diikuti dengan bentuk pada
kulit yang sedikit meninggi. Rasal nyeri pada bagian gatal (-), panas (-). Menurut
didapatkan adanya urtikaria dan angioedema pada bagian wajah disertai dengan
eritema pada bagian ektermitas atas, regio dada, regio punggung dan ektermitas
inferior. 1,3
Pada pasien ini terapi yang diberikan yaitu sistemik oral cetirizine 10mg/24
cream.
Prognosis pada pasien ini yaitu quo ad vitam bonam, quo ad sanam dubia
12
Daftar Pustaka
2. Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, and Wolff K.
2008. p.
4. Stanley JR. Drug eruption. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI,Gilchrest
13