Anda di halaman 1dari 20

Al’ Adl, Volume VII Nomor 13, Januari-Juni 2015 ISSN 1979-4940

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP MARAKNYA PEMADAMAN


LISTRIK DIKAITKAN DENGAN HAK-HAK KONSUMEN
Oleh : Yati Nurhayati.
ABSTRAK

Melindungi hak-hak pelanggan merupakan bagian dari kewajiban pelaku


usaha menjaga hak-hak konsumen. Hak pelanggan sebagai konsumen listrik adalah
mendapatkan listrik secara terus menerus. hal ini tidak mungkin dapat terpenuhi
karena alat-alat jaringan membutuhkan peremajaan secara berkala dan ketika proses
pemeliharaan dan peremajaan tersebut diharuskan untuk memadamkan listrik untuk
menghindari resiko kerja PLN sendiri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
sosiologi hukum (socio-legal research) dengan menggunakan pendekatan
interdisipliner atau “hibrida” antara aspek penelitian sosiologi dengan pendekatan
normatif yang memakai cara analisis kualitatif. Dalam pelaksanaan prosedur
perencanaan pemadaman oleh PT. PLN secara administratif telah sesuai dengan
standar operasional prosedur yang ditetapkan, namun seringnya pengumuman kepada
pelanggan tidak terlaksana. PLN masih menggunakan metode konvensional
hendaknya juga diimbangi dengan inisiatif penggunaan metode modern sehingga
prosedur benar-benar terlaksana dengan maksimal. Dan tidak adanya standar
operasional yang mengatur pemberitahuan itu sendiri.

Kata Kunci : Hak Konsumen, Perlindungan Konsumen, Pemadaman Listrik


PENDAHULUAN PLN dinilai tidak mampu memberikan
Perkembangan teknologi yang pelayanan kepada masyarakat, salah
semakin maju mendorong masyarakat satunya adalah seringnya pemadaman
bukan hanya membutuhkan barang listrik di beberapa kota di Indonesia.
tetapi juga jasa yang mau tidak mau Pelayanan sektor
mengharuskan mereka untuk ketenagalistrikan selama 10 tahun
menggunakannya. Kebutuhan terhadap terakhir menempati peringkat tertinggi
aliran listrik sebagai salah satunya sebagai komoditas yang dikeluhkan
mengakibatkan posisi tawar antara oleh masyarakat konsumen. Ini
masyarakat sebagai konsumen dan menandakan, indikator pelayanan
pemerintah melalui PLN sebagai ketenagalistrikan yang disediakan oleh
produsen menjadi tidak seimbang.

72
Al’ Adl, Volume VII Nomor 13, Januari-Juni 2015 ISSN 1979-4940

PT. PLN mengalami kemerosotan dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau


1
sistematis. diperdagangkan berdasarkan ketentuan
Persoalan pemadaman listrik standar mutu barang dan/atau jasa
oleh PLN bukan lagi hal baru yang berlaku.3 Sementara itu,
masyarakat di beberapa daerah konsumen berhak untuk memilih
khususnya diluar pulau Jawa. Hal ini barang dan/atau jasa serta
bukan hanya merugikan konsumen tapi mendapatkan barang dan/atau jasa
juga mengganggu aktifitas masyarakat tersebut.
khususnya yang bergelut dibidang Merujuk prinsip-prinsip yang
usaha yang sangat bergantung pada dianut oleh Undang-Undang Nomor 30
aliran listrik, misalnya percetakan, tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan,
restoran, dll. Tak jarang konsumen PT. PLN (Persero) selaku pemegang
tidak mengetahui sebab musabab kuasa usaha ketenagalistrikan wajib
terjadinya pemadaman listrik bahkan menyediakan tenaga listrik secara
tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. terus-menerus (berkesinambungan)
Menurut Undang-Undang dengan mutu dan keandalan yang baik.
Perlindungan Konsumen (UUPK), Peraturan Pemerintah Nomor
pelaku usaha berhak untuk menerima 26 Tahun 2006 tentang Perubahan
pembayaran yang sesuai dengan Kedua atas Peraturan Pemerintah
kesepakatan mengenai kondisi dan Nomor 10 Tahun 1989 tentang
nilai tukar barang dan/atau jasa yang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga
diperdagangkan.2 Sebaliknya, pelaku Listrik. Pelanggaran terhadap prinsip
usaha wajib menjamin mutu barang ini tentu menimbulkan konsekuensi
hukum, kecuali terbukti adanya
1
Hedi Ardia, PLN Bisa Digugat keadaan mendesak di luar kemampuan
Class Action Akibat Maraknya Pemadaman
Listrik, www.bisnis-jabar.com, 12 Januari
manusia (force majeur), seperti gempa
2013, diakses tanggal 3 Desember 2013. bumi dan bencana alam lainnya.
2
Undang-Undang Tentang
Perlindungan Konsumen, UU No. 8 Tahun
1999, LN No. 42 Tahun 1999, TLN No. 3821,
3
ps. 6 huruf a. Ibid., Pasal. 7 huruf d.

73
Al’ Adl, Volume VII Nomor 13, Januari-Juni 2015 ISSN 1979-4940

UUPK Mendefinisikan
konsumen sebagai … "Setiap orang
PEMBAHASAN
pemakai barang dan/atau jasa yang
Konsumen sebagai peng- tersedia dalam masyarakat, baik bagi
Indonesia-an istilah asing (Inggris) kepentingaan diri sendiri, keluarga,
yaitu consumer, bahasa Belanda orang lain, maupun mahluk hidup lain
consument secara harfiah diartikan dan tidak untuk diperdagangkan".5
sebagai "orang atau perusahaan yang Definisi ini sesuai dengan pengertian
membeli barang tertentu atau bahwa konsumen adalah end
menggunakan jasa tertentu"; atau user/pengguna terakhir, tanpa si
"sesuatu atau seseorang yang konsumen merupakan pembeli dari
menggunakan suatu persediaan atau barang dan/atau jasa tersebut.
sejumlah barang". ada juga yang Pasal 1 angka 1 mendefinisikan
mengartikan "setiap orang yang perlindungan konsumen adalah segala
menggunakan barang atau jasa". Dari upaya yang menjamin adanya
pengertian di atas terlihat bahwa ada kepastian hukum untuk memberikan
pembedaan antar konsumen sebagai perlindungan kepada konsumen.
orang alami atau pribadi kodrati Rumusan pengertian perlindungan
dengan konsumen sebagai perusahan konsumen yang terdapat dalam Pasal 1
atau badan hukum pembedaan ini angka 1 UUPK telah memberikan
penting untuk membedakan apakah cukup kejelasan. Kalimat yang
konsumen tersebut menggunakan menyatakan “segala upaya yang
barang tersebut untuk dirinya sendiri menjamin adanya kepastian hukum”,
atau untuk tujuan komersial (dijual, diharapkan sebagai benteng untuk
4
diproduksi lagi). meniadakan tindakan sewenang-

(Depok, Jawa Barat: Fakultas Ilmu Komputer


4
Lihat Arrianto Mukti Wibowo, UI, 1999), hlm 102.
5
et.al., Kerangka Hukum Digital Signature Lihat Ketentuan Umum Pasal 1
Dalam Electronic Commerce, Grup Riset Ayat 2 Undang-undang No 8 Tahun 1999
Digital Security dan Electronic Commerce tentang Perlindungan Konsumen.

74
Al’ Adl, Volume VII Nomor 13, Januari-Juni 2015 ISSN 1979-4940

wenang yang merugikan pelaku usaha Undang Hukum Pidana. Namun tidak
hanya demi untuk kepentingan mungkin bagi seorang konsumen yang
perlindungan konsumen. buta hukum mencari berbagai hak dan
Perlindungan konsumen kewajibannya di segunung tumpukan
berasaskan manfaat, keadilan, peraturan. Selain itu, kelemahan dari
keseimbangan, keamanan dan peraturan-peraturan yang muncul
keselamatan konsumen, serta kepastian sebelum UUPK adalah:
hukum. Dan menurut Janus Sidabalok 1. Defenisi yang digunakan tidak
dalam bukunya Hukum Perlindungan dikhususkan untuk
Konsumen di Indonesia, hukum perlindungan konsumen.
perlindungan konsumen adalah hukum 2. Posisi konsumen lebih lemah.
yang mengatur upaya-upaya untuk 3. Prosedurnya rumit dan sulit
menjamin terwujudnya perlindungan dipahami oleh konsumen.
hukum terhadap kepentingan 4. Penyelesaian sengketa
konsumen.6 memakan waktu yang lama dan
Sebenarnya sebelum UUPK biayanya tinggi
diundangkan, hak dan kewajiban Pengertian konsumen dalam
konsumen serta pelaku usaha telah arti umum adalah pemakai, pengguna
diatur dan tersebar di dalam berbagai dan atau pemanfaat barang dan atau
peraturan yang dapat dikelompokkan jasa untuk tujuan tertentu.7 Sedangkan
ke dalam empat bagian besar, yakni pengertian menurut Undang-Undang
perindustrian, perdagangan, kesehatan Perlindungan Konsumen di atas adalah
dan lingkungan hidup. Contohnya setiap orang pemakai barang dan atau
Kitab Undang-Undang Hukum jasa yang tersedia dalam masyarakat,
Perdata, Kitab Undang-Undang baik bagi kepentingan diri sendiri,
Hukum Dagang dan Kitab Undang-
7
AZ. Nasution, Perlindungan Hukum
6
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Konsumen, Tinjauan Singkat UU No. 8 Tahun
Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta : 1999-LN 1999 No. 42, Makalah Disampaikan
Raja Pada Diklat Mahkamah Agung, Batu Malang,
Grafindo Persada, 2004), hlm. 1 14 Mei 2001, hlm.5.

75
Al’ Adl, Volume VII Nomor 13, Januari-Juni 2015 ISSN 1979-4940

keluarga orang lain maupun makhluk perusahaan yang menjadi pembeli atau
hidup lain, dan tidak untuk pemakai terakhir. Dan yang menarik,
diperdagangkan.8 konsumen tidak harus terikat dalam
Berdasarkan pengertian di atas, hubungan jual beli, sehingga dengan
subyek yang disebut sebagai sendirinya konsumen tidak identik
konsumen berarti setiap orang yang dengan pembeli.10 Namun dalam
berstatus sebagai pemakai barang dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
jasa. Istilah “orang” sebetulnya Belanda (BW Buku VI, Pasal 236),
menimbulkan keraguan, apakah hanya konsumen dinyatakan sebagai orang
orang individual yang lazim disebut alamiah. Maksudnya ketika
natuurlijke person atau termasuk juga mengadakan perjanjian tidak bertindak
badan hukum (rechts person). Menurut selaku orang yang menjalankan profesi
AZ. Nasution, orang yang perusahaan.11
dimaksudkan adalah orang alami Di Australia, dalam Trade
bukan badan hukum. Sebab yang Practices Act 1974 Konsumen
memakai, menggunakan dan atau diartikan sebagai “Seseorang yang
memanfaatkan barang dan atau jasa memperoleh barang atau jasa tertentu
untuk kepentingan sendiri, keluarga, dengan persyaratan harganya tidak
orang lain, maupun makhluk hidup melewati 40.000 dollar Australia”.
lain tidak untuk diperdagangkan Artinya, sejauh tidak melewati jumlah
hanyalah orang alami atau manusia.9 uang di atas, tujuan pembelian barang
Pengertian konsumen antar atau jasa tersebut tidak dipersoalkan.12
negara yang satu dengan yang lain Di Amerika Serikat, pengertian
tidak sama, sebagai contoh di Spanyol, konsumen meliputi “korban produk
konsumen diartikan tidak hanya yang cacat” yang bukan hanya
individu (orang), tetapi juga suatu
10
Lihat Shidarta, Hukum
Perlindungan Konsumen Indonesia, Edisi
8
Undang-Undang Perlindungan Revisi (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm 3.
11
Konsumen No. 8 Tahun 1999, Pasal 1 butir 2. Az. Nasution, loc.cit.
9 12
Ibid, hlm. 6. Lihat Shidarta, op.cit, hlm 5.

76
Al’ Adl, Volume VII Nomor 13, Januari-Juni 2015 ISSN 1979-4940

meliputi pembeli, tetapi juga korban pelaku usaha berdasarkan UUPK,


yang bukan pembeli tetapi pemakai, sebaliknya seorang pemenang undian
bahkan korban yang bukan pemakai atau hadiah seperti nasabah Bank,
memperoleh perlindungan yang sama walaupun setelah menerima hadiah
dengan pembeli. undian (hadiah) kemudian yang
Sedangkan di Eropa, pengertian bersangkutan menjual kembali hadiah
konsumen bersumber dari Product tersebut, kedudukannya tetap sebagai
Liability Directive (selanjutnya disebut konsumen akhir (end consumer),
Directive) sebagai pedoman bagi karena perbuatan menjual yang
negara MEE dalam menyusun dilakukannya bukanlah dalam
ketentuan Hukum Perlindungan kedudukan sebagai profesional seller.
Konsumen. Berdasarkan Directive Ia tidak dapat dituntut sebagai pelaku
tersebut yang berhak menuntut ganti usaha menurut UUPK, sebaliknya ia
kerugian adalah pihak yang dapat menuntut pelaku usaha bila
menderita kerugian (karena kematian hadiah yang diperoleh ternyata
atau cedera) atau kerugian berupa mengandung suatu cacat yang
kerusakan benda selain produk yang merugikan baginya.13
cacat itu sendiri. Perlindungan terhadap
Hal lain yang juga perlu kepentingan konsumen pada dasarnya
dikemukakan dalam pengertian sudah diakomodasi oleh banyak
konsumen ini adalah syarat “tidak perangkat hukum sejak lama. Secara
untuk diperdagangkan” yang sporadis berbagai kepentingan
menunjukkan sebagai “konsumen konsumen sudah dimuat dalam
akhir” (end consumer) dan sekaligus berbagai undang-undang antara lain
membedakan dengan konsumen antara sebagai berikut :
(derived/intermediate consumer). 1. Undang-Undang No. 10 Tahun
Dalam kedudukan sebagai 1961 tentang Penetapan
derived/intermediate consumer, yang 13
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo,
bersangkutan tidak dapat menuntut op.cit, hlm. 8.

77
Al’ Adl, Volume VII Nomor 13, Januari-Juni 2015 ISSN 1979-4940

Peraturan Pemerintah Konsumen menjadi tonggak sejarah


Pengganti Undang-Undang perkembangan hukum perlindungan
No.1 Tahun 1961 tentang konsumen di Indonesia. Diakui, bahwa
Barang menjadi Undang- undang-undang tersebut bukanlah
Undang. yang pertama dan yang terakhir,
2. Undang-Undang No. 2 Tahun karena sebelumnya telah ada beberapa
1966 tentang Hygiene. rumusan hukum yang melindungi
3. Undang-Undang No. 2 Tahun konsumen tersebar dalam beberapa
1982 tentang Metrologi Legal peraturan perundang-undangan.
4. Undang-Undang No. 3 Tahun Undang-undang ini mengatur tentang
1982 tentang Wajib Daftar kebijakan perlindungan konsumen,
Perusahaan. baik menyangkut hukum materiil,
5. Undang-Undang No. 5 Tahun maupun hukum formil mengenai
1982 tentang Perindustrian penyelesaian sengketa konsumen.14
6. Undang-Undang No. 5 Tahun Di samping Undang-undang
1985 tentang Perlindungan Konsumen, hukum
Ketenagalistrikan. konsumen “ditemukan” di dalam
7. Undang-Undang No. 14 Tahun berbagai peraturan perundang-
15
1993 tentang Lalu Lintas dan undangan yang berlaku. Sebagai
Angkutan Jalan bagian dari sistem hukum nasional,
8. Undang-Undang No. 2 Tahun salah satu ketentuan UUPK dalam hal
1992 tentang Perasuransian. ini Pasal 64 (Bab XIV Ketentuan
9. Undang-Undang No. 23 Tahun Peralihan), dapat dipahami sebagai
1992 tentang Kesehatan penegasan secara implisit bahwa
10. Undang-Undang No. 23 Tahun UUPK merupakan ketentuan khusus
1997 tentang Lingkungan
14
Hidup Inosentius Samsul, Perlindungan
Konsumen: Kemungkinan Penerapan
Kehadiran Undang-undang No. 8 Tanggung Jawab Mutlak, Jakarta, Program
Pascasarjana FH-UI, 2004, hlm. 20.
15
Tahun 1999 tentang Perlindungan Az. Nasution, op.cit., hlm 30.

78
Al’ Adl, Volume VII Nomor 13, Januari-Juni 2015 ISSN 1979-4940

(lex splecialis) terhadap ketentuan 5. Menumbuhkan kesadaran


pelaku usaha mengenai
peraturan perundang-undangan yang
pentingnya perlindungan
sudah ada sebelum UUPK, sesuai asas konsumen sehingga tumbuh
sikap yang jujur dan
lex specialis derogat legi generali.
bertanggungjawab dalam
Artinya, ketentuan-ketentuan di luar berusaha.
6. Meningkatkan kualitas barang
UUPK tetap berlaku sepanjang tidak
dan/atau jasa yang menjamin
diatur secara khusus dalam UUPK kelangsungan usaha produksi
barang dan/atau jasa,
dan/atau tidak bertentangan dengan
kesehatan, kenyamanan,
UUPK.16 keamanan dan keselamatan
konsumen.
Undang-Undang Perlindungan
Konsumen (UU No. 8 Tahun 1999)
Untuk itu Undang-Undang perlu
dengan jelas mempunyai tujuan :
mengatur kepentingan
1. Meningkatkan kesadaran, produsen/pelaku usaha dengan
kemampuan dan kemandirian konsumen, yaitu dengan mengatur
untuk melindungi diri.
2. Mengangkat harkat dan tentang hak dan kewajiban
martabat konsumen dengan konsumen.17
cara menghindarkannya dari
akses negatif pemakaian Signifikansi pengaturan hak-
barang dan/atau jasa. hak konsumen melalui Undang-
3. Meningkatkan pemberdayaan
konsumen dalam memilih, undang merupakan bagian dari
menentukan dan menuntut implementasi sebagai suatu negara
hak-haknya sebagai
konsumen. kesejahteraan, karena Undang-undang
4. Menciptakan sistem Dasar 1945 di samping sebagai
perlindungan konsumen yang
mengandung unsur kepastian konstitusi politik juga dapat disebut
hukum dan keterbukaan konstitusi ekonomi, yaitu konstitusi
informasi serta akses untuk
mendapatkan informasi. yang mengandung ide negara
kesejahteraan yang tumbuh

16
Yusuf Shofie, Pelaku Usaha,
17
Konsumen, dan Tindak Pidana Koorporasi Sri Redjeki Hartono, op.cit., , hlm
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hlm 29. 184.

79
Al’ Adl, Volume VII Nomor 13, Januari-Juni 2015 ISSN 1979-4940

berkembang karena pengaruh konsumen;


sosialisme sejak abad sembilan belas. 18 7. Hak untuk diperlakukan atau
dilayani secara benar dan jujur
Melalui Undang-undang No. 8 Tahun serta tidak diskriminatif;
1999 tentang Perlindungan Konsumen 8. Hak untuk mendapatkan
menetapkan 9 (sembilan) hak konpensasi, ganti rugi dan/atau
penggantian, apabila barang
konsumen, yaitu: dan/atau jasa yang diterima
1. Hak atas kenyamanan, tidak sesuai dengan perjanjian
keamanan, dan keselamatan atau tidak sebagaimana
dalam mengkonsumsi barang mestinya;
dan/atau jasa; 9. Hak-hak yang diatur dalam
2. Hak untuk memilih barang ketentuan peraturan
dan/jasa serta mendapatkan perundang-undangan lainnya.
barang dan/atau jasa tersebut Dari sembilan butir hak
sesuai dengan nilai tukar dan konsumen yang diberikan di atas,
kondisi serta jaminan yang
dijanjikan; terlihat bahwa masalah kenyamanan,
3. Hak atas informasi yang benar, keamanan, dan keselamatan konsumen
jelas, dan jujur mengenai
kondisi dan jaminan barang merupakan hal yang paling pokok dan
dan/atau jasa; utama dalam perlindungan konsumen.
4. Hak untuk didengar pendapat Barang dan/atau jasa yang
dan keluhannya atas barang
dan/atau jasa yang digunakan; penggunaannya tidak memberikan
5. Hak untuk mendapatkan kenyamanan, terlebih lagi yang tidak
advokasi perlindungan
aman atau membahayakan kesela-
konsumen secara patut;
6. Hak untuk mendapatkan matan konsumen jelas tidak layak
pembinaan dan pendidikan untuk diedarkan dalam masyarakat.
18 Selanjutnya, untuk menjamin bahwa
Jimly Asshiddiqie, “Undang-
undang Dasar 1945: Konstitusi Negara suatu barang dan/atau jasa dalam
Kesejahteraan dan Realitas Masa Depan”,
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap penggunaannya akan nyaman, aman
Madya (Jakarta: Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, 1998), hlm 1-2. Konsep Negara maupun tidak membahayakan
Kesejahteraan ini dinamakan oleh Muhammad
Hatta sebagai konsep Negara “pengurus”.
konsumen penggunanya, maka
Muhammad Yamin, Naskah Persiapan konsumen diberikan hak untuk
Undang-undang Dasar 1945 (Jakarta: Jajasan
Prapantja, 1960), hlm 298.

80
Al’ Adl, Volume VII Nomor 13, Januari-Juni 2015 ISSN 1979-4940

memilih barang dan/atau jasa yang Secara umum dan mendasar


dikehendakinya berdasarkan atas hubungan antara produsen (pelaku
keterbukaan informasi yang benar, usaha) dengan konsumen merupakan
jelas, dan jujur. Jika terdapat hubungan yang terus menerus dan
penyimpangan yang merugikan, kesinambungan. Hubungan tersebut
konsumen berhak untuk didengar, terjadi karena keduanya memang
memperoleh advokasi, pembinaan, saling menghendaki dan mempunyai
perlakuan yang adil, kompensasi tingkat ketergantungan yang cukup
sampai ganti rugi.19 tinggi antara satu dengan yang lain.
Selain memperoleh hak Produsen sangat membutuhkan dan
tersebut, sebagai balance, konsumen sangat bergantung atas dukungan
juga diwajibkan untuk: konsumen sebagai pelanggan. Tanpa
dukungan konsumen tidak mungkin
1 membaca atau mengikuti
petunjuk informasi dan produsen dapat terjamin kelangsungan
prosedur pemakaian atau usahanya. Sebaliknya konsumen
pemanfaatan barang dan/atau
jasa, demi keamananan dan kebutuhannya sangat tergantung dari
keselamatan; hasil produksi produsen (pelaku
2 beritikad baik dalam
melakukan transaksi pembelian usaha).20
barang dan/atau jasa; Saling ketergantungan karena
3 membayar sesuai dengan nilai
tukar yang disepakati; kebutuhan tersebut dapat saling
4 mengikuti upaya penyelesaian menciptakan hubungan yang terus
hukum sengketa perlindungan
konsumen secara patut. menerus dan berkesinambungan
Itu dimaksudkan agar konsumen sepanjang masa, sesuai dengan tingkat
sendiri dapat memperoleh hasil yang ketergantungan akan kebutuhannya
optimum atas perlindungan dan/atau yang tidak terputus-putus. Hubungan
kepastian hukum bagi dirinya. antara produsen dan konsumen yang
19 20
Gunawan Widjaja dan Ahmad Husni Syawali dan Neni Sri
Yani, Hukum Tentang Perlindungan Imaniyati, Ed, Hukum Perlindungan
Konsumen, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, Konsumen, Bandung: Mandar Maju, 2000,
2001, hlm. 30. hlm. 36.

81
Al’ Adl, Volume VII Nomor 13, Januari-Juni 2015 ISSN 1979-4940

berkelanjutan terjadi sejak proses Perlunya Undang-Undang


produksi, distribusi di pemasaran dan perlindungan konsumen tidak lain,
penawaran. Rangkaian kegiatan karena lemahnya posisi konsumen
tersebut merupakan rangkaian dibandingkan posisi produsen karena
perbuatan dan perbuatan hukum yang mengenai proses sampai hasil produksi
tidak mempunyai akibat hukum dan barang dan jasa yang telah dihasilkan
yang mempunyai akibat hukum baik tanpa campur tangan konsumen
terhadap semua pihak maupun hanya sedikitpun.
kepada pihak-pihak tertentu saja. Bertolak dari luas dan
Hak tersebut secara sistematis kompleksnya hubungan antara
dimanfaatkan oleh produsen dalam produsen dan konsumen, serta
suatu sistem distribusi dan pemasaran banyaknya mata rantai penghubung
produk barang guna mencapai suatu keduanya, maka untuk melindungi
tingkat produktifitas dan efektivitas konsumen sebagai pemakai akhir dari
tertentu dalam rangka mencapai produk barang atau jasa membutuhkan
sasaran usaha. berbagai aspek hukum agar benar-
Sampai pada tahapan hubungan benar dapat dilindungi dengan adil.
penyaluran atau distribusi tersebut Sejak awal produksi perlindungan
menghasilkan suatu hubungan yang konsumen harus sudah dimulai.
sifatnya massal. Karena sifatnya yang Diawali dengan sistem
massal tersebut, maka peran negara pengawasan terhadap mutu dan
sangat dibutuhkan dalam rangka kesehatan serta ketepatan pemanfaatan
melindungi kepentingan konsumen bahan untuk sasaran produk. Untuk itu
pada umumnya. Untuk itu perlu diatur aspek hukum publik sangat dominan.
perlindungan konsumen berdasarkan Setelah hubungan bersifat personal,
undang-undang antara lain mutu hukum perdatalah yang akan lebih
barang, cara dan prosedur produksi, dominan dalam rangka melindungi
syarat kesehatan, syarat pengemasan, kepentingan masing-masing para
syarat lingkungan dan sebagainya. pihak.

82
Al’ Adl, Volume VII Nomor 13, Januari-Juni 2015 ISSN 1979-4940

Pada era pasar bebas dimana hubungan-hubungan hukum yang


lalu lintas hubungan semakin dekat spesifik.
dan makin terbuka, campur tangan
negara, kerjasama antar negara dan Perlindungan Hukum Terhadap
kerjasama internasional sangat Hak-Hak Konsumen Listrik Dalam
dibutuhkan, yaitu guna mengatur pola Pemadaman Listrik Yang
hubungan produsen, konsumen dan Disebabkan Pemeliharaan Jaringan
sistem perlindungan konsumen. Sistem Masyarakat dan PLN adalah
perlindungan tersebut tidak hanya suatu bagian yang tidak terpisahkan.
dapat memanfaatkan perangkat hukum PLN sebagai pelaku usaha di bidang
nasional saja, tetapi membutuhkan ketenagalistrikan menyediakan jasa
pula perangkat hukum internasional berupa listrik kepada masyarakat
dalam jaringan kerjasama antara selaku pelanggan atau konsumen jasa
negara dan kerjasama internasional. listrik. Sedangkan masyarakat
Hal ini sangat penting membutuhkan listrik sebagai sumber
mengingat konflik hukum antara daya penunjang kehidupan mereka.
negara dan pihak yang berkepentingan Kaitannya dengan perlindungan
di dalam era perdagangan bebas makin hukum terhadap pengguna jasa PT.
luas dan terbuka serta makin PLN bahwa para pengguna jasa atau
bervariasi, yaitu antar negara asosiasi para konsumen itu memerlukan sebuah
produsen sejenis, antar kawasan perlindungan hukum yang jelas yang
ekonomi dan bahkan antar pihak-pihak mengatur hak-hak mereka dalam
yang mempunyai pengaruh untuk mendapatkan layanan
produk tertentu dalam rangka ketenagalistrikan.
memperebutkan pasar. Hubungan hukum antara PLN
Hubungan antar produsen dan dengan masyarakat didasarkan pada
konsumen yang bersifat massal alas hak yang disebut perjanjian jual
tersebut hubungan antar pihak secara beli tenaga listrik yang sepenuhnya
individual/personal dapat menciptakan tunduk pada hukum perjanjian sesuai

83
Al’ Adl, Volume VII Nomor 13, Januari-Juni 2015 ISSN 1979-4940

dengan Kitab Undang Undang Hukum listrik. "Kami berharap PLN untuk
Perdata yang antara lain menyebutkan mencari solusi,tidak sewenang-wenang
bahwa perjanjian merupakan undang- dalam memadamkan listrik, setidaknya
undang bagi para pihak yang memperhatikan waktu yang tepat
membuatnya. Sehubungan dengan dalam melakukan pemadaman,
pemadaman listrik yang terjadi di Seharusnya, proses pemadaman listrik,
wilayah PLN Banjarmasin, PLN jika sifatnya dadakan, PLN harus
berusaha semaksimal mungkin untuk langsung melakukan sosialisasi. Agar
melindungi kepentingan konsumen masyarakat tahu dan mencari solusi
dengan memadamkan listrik tanpa lain buat penerangan, seperti
mengganggu produktifitas pelanggan menyediakan genset, lilin, lampu
dan kinerja pelanggan tetapi dapat petromak.
melaksanakan tugas se-efektif dan se- Melindungi hak-hak pelanggan
efisien mungkin. merupakan bagian dari kewajiban
PLN melaksanakan tugas pelaku usaha menjaga hak-hak
terkait pemeliharaan jaringan dengan konsumen. Hak pelanggan sebagai
tetap memperhatikan jadwal produktif konsumen listrik adalah mendapatkan
dari mayoritas pelanggan daerah listrik secara terus menerus. hal ini
tersebut. Dalam setiap pemeliharaan tidak mungkin dapat terpenuhi karena
jaringan, PLN berusaha agar alat-alat jaringan membutuhkan
pemadaman tidak berlangsung lama peremajaan secara berkala dan ketika
dan juga agar tidak terjadi pemadaman proses pemeliharaan dan peremajaan
di wilayah yang sama dalam waktu tersebut diharuskan untuk
dekat. memadamkan listrik untuk
Pemadaman listrik yang menghindari resiko kerja PLN sendiri.
dilakukan PLN, juga dapat Hak yang harus dipenuhi salah
mengganggu perekonomian warga. satunya memberikan informasi yang
Sebab, perekonomian masyarakat ada benar dan jelas kepada konsumen.
yang sangat tergantung dari energi Sebagai konsumen tentunya para

84
Al’ Adl, Volume VII Nomor 13, Januari-Juni 2015 ISSN 1979-4940

pelanggan listrik merasa dirugikan membaca pengumuman akan


apabila tidak mendapat informasi dan diceritakan pada istri dan anaknya dan
keterangan dari pihak PLN. diharapkan akan sampai ke tetangga
Tolak ukur kinerja lainnya juga.
pengusahaan ketenagalistrikan adalah Pemberitahuan juga dilakukan
berlangsungnya penyaluran tenaga melalui media Radio yang telah
listrik ke pelanggan tanpa ada henti- bekerja sama dengan PLN untuk
hentinya, berarti bahwa PT. PLN harus membantu mengiklankan berita-berita
mampu memberikan tenaga listrik seputar rencana pemadaman listrik.
yang dibutuhkan oleh pelanggan sesuai Sesuai dengan Pasal 29 ayat (1)
dengan kehendak dari para pelanggan huruf (b) Undang Undang RI Nomor
PT. PLN dengan mutu penyaluran 30 Tahun 2009 tentang
yang baik serta tanpa terputus. Ketenagalistrikan, konsumen berhak
Penyebaran melalui mulut ke untuk mendapat tenaga listrik secara
mulut tidak selalu terlaksana dengan terus-menerus dengan mutu dan
baik, pasti di desa/kelurahan tersebut keandalan yang baik. Kata terus-
terdapat beragam mata pencaharian menerus dalam pasal tersebut, dengan
dan kesibukan masing-masing jelas berarti tanpa pemadaman
warganya. Akan lebih cepat sedikitpun. Hal yang sulit dilakukan,
tersampaikan, selain setelah mendapat mengingat dalam setiap bentuk
surat pemberitahuan dari PLN, pihak pemeliharaan pastinya akan
desa/kelurahan membuat semacam memadamkan aliran listrik yang
pamflet yang ditempel di setiap sudut- menuju alat yang akan dipadamkan.
sudut desa atau ditempel di pos Pemadaman listrik
kamling. Warga yang lewat akan mengakibatkan pandangan dari para
membaca dan menyampaikan kepada pelanggan terhadap kemampuan
tetangga-tetangga terdekatnya. Begitu personil maupun manajemen PT. PLN
pula dengan warga yang sedang dianggap kurang baik bahkan akan ada
bertugas jaga di poskamling, setelah kemungkinan para pelanggan

85
Al’ Adl, Volume VII Nomor 13, Januari-Juni 2015 ISSN 1979-4940

menuntut ganti rugi apapun alasannya. 8. Hak untuk mendapatkan


kompensasi, ganti rugi dan
Berdasarkan Undang Undang RI
penggantian apabila barang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang dan jasa yang diterima
tidak sesuai perjanjian.
Perlindungan Konsumen, setiap
9. Hak-hak yang diatur dalam
penyedia jasa haruslah memahami hak ketentuan peraturan
perundangan yang lain.
konsumen, hal ini tertuang dalam Pasal
Di dalam angka 1 di atas, hak
4 sebagai berikut :
atas kenyamanan terciderai dalam hal
1. Hak atas kenyamanan,
memperoleh tenaga listrik yang tiba-
keamanan, keselamatan
dalam mengkonsumsi tiba padam begitu saja. Pasti
barang dan atau jasa.
padamnya listrik akan mempengaruhi
2. Hak untuk memilih barang
dan atau jasa serta kebutuhan hidup para pelanggan yang
mendapatkan barang atau
saat ini benar-benar banyak
jasa tersebut sesuai dengan
nilai tukar dan kondisi menggantungkan hidupnya dengan
serta jaminan yang
mengkonsumsi jasa listrik. Misal
dijanjikan.
3. Hak atas informasi yang dengan padamnya listrik, seorang ibu
benar, jelas dan jujur
rumah tangga tidak dapat mencuci,
mengenai kondisi dan
jaminan barang dan jasa. menyetrika ataupun memasak .
4. Hak untuk didengar
Di dalam angka 2, konsumen
pendapat dan keluhannya
atas barang dan jasa yang tidak dapat memilih menggunakan
dipergunakan.
pelayanan jasa ketenagalistrikan selain
5. Hak untuk mendapatkan
advokasi, perlindungan dari pelayanan PT. PLN (Persero).
dan upaya penyelesaian
Dikarenakan PLN adalah pemegang
sengketa perlindungan
konsumen secara utuh. kuasa usaha ketengalistrikan di
6. Hak untuk mendapatkan
Indonesia sebagai tangan dari negara
pembinaan dan pendidikan
konsumen. dalam menjalankan sector
7. Hak untuk diperlakukan
ketenagalistrikan.
atau dilayani secara benar
dan jujur serta tidak Di dalam angka 3, hak
diskriminatif.
mendapat informasi terhadap kondisi

86
Al’ Adl, Volume VII Nomor 13, Januari-Juni 2015 ISSN 1979-4940

barang jasa, sangat terlihat jelas langsung kepada pelanggan untuk


pencideraan terhadap poin tersebut pelanggan dengan daya 5500 kwh.
dengan tidak sampainya informasi Dalam organisaasi yang
rencana pemadaman yang seharusnya tergabung dalam The International
didapat pelanggan listrik. Organization of Consumer Union
Di dalam angka 4, PLN (IOCU) secara umum dikenal ada
mendengarkan keluhan konsumen 4(empat) hak dasar konsumen yaitu :
yang terpadamkan listriknyamelaui 1. Hak untuk mendapatkan
keamanan (the right to
keluhan di Call Center 123, dan akun
safety) Konsumen berhak
twitter @pln_123, itupun tidak dapat mendapatkan keamanan
dan barang dan jasa yang
melayani semua keluhan yang dating
ditawarkan kepadanya.
dari konsumen. produk barang dan jasa itu
tidak boleh membahayakan
Di dalam angka 6, pelanggaran
jika dikonsumsi sehingga
tentang pendidikan konsumen tidak konsumen tidak dirugikan
secara jasmani maupun
didapatkan dari PLN, konsumen tidak
rohani.
mengetahui apapun yang menjadi hak 2. Hak untuk mendapatkan
informasi (the right to be
dan kewajibannya sebagai konsumen.
informed) Setiap produk
Konsumen hanya mengetahui telah yang diperkenalkan kepada
konsumen harus disertai
melakukan pembayaran dan berhak
informasi yang benar.
mendpat aliran listrik. Tidak ada Informasi ini diperlukan
agar konsumen tidak
sosialisasi dari PLN tentang apapun
sampai mempunyai
yang menjadi hak masyarakat sebagai gambaran yang keliru atas
produk barang dan jasa.
konsumen ketenagalistrikan.
informasi ini dapat
Di dalam angka 7, perlakuan disampaikan dengan
berbagai cara, seperti
diskriminatif dari PLN tampak pada
secara lisan kepada
surat pemberitahuan yang disampaikan konsumen, melalui iklan di
berbagai media atau
melalui desa dan radio untuk
mencantumkan dalam
pelanggan golongan kecil dan surat kemasan produk (barang).

87
Al’ Adl, Volume VII Nomor 13, Januari-Juni 2015 ISSN 1979-4940

Menurut Prof. Hans W. Mick keluhan, saran dan kritik yang


litz, seorang ahli hukum konsumen dikeluarkan.
dari Jerman, “secara garis besar dapat Ciri-ciri konsumen tidak
dibedakan dua tipe konsumen, yaitu terinformasi, antara lain :
konsumen yang terinformasi (well a. Kurang berpendidikan;
informed) Dan konsumen yang tidak b. Termasuk kategori kelas
21
terinformasi”. Ciri-ciri tipe menengah ke bawah; dan
konsumen terinformasi, antara lain : c. Tidak lancar
a. Memiliki tingkat berkomunikasi.
pendidikan tertentu; Konsumen tersebut perlu
b. Mempunyai sumber daya dilindungi, dan khususnya menjadi
ekonomi yang cukup, tanggung jawab negara untuk
sehingga dapat berperan memberikan perlindungan. Tipe
dalam ekonomi pasar; konsumen seperti ini, akan lebih
c. Lancar berkomunikasi. menerima segala hal yang terjadi
Dengan memiliki ketiga kepada mereka. Hal tersebut karena
potensi tersebut, konsumen jenis ini mereka tidak mengetahui alur
mampu bertanggung jawab dan relatif informasi dan keluhan jika mereka
tidak memerlukan perlindungan. Tipe dirugikan, sehingga negara harus
konsumen seperti ini banyak memberikan perlindungan dengan cara
ditemukan di daerah perkotaan. penginformasian yang lebih jelas.
Konsumen akan lebih kritis Pada hak ini, yaitu hak untuk
menanggapi informasi yang didapat, mendapat informasi (the right tobe
sehingga apabila ada kesalahan informed), sering disorot jelas oleh
terhadap hak mereka pasti akan ada pelanggan listrik kaitannya dengan
perencanaan pemadaman listrik adalah
setiap pelanggan berhak untuk
21
Shidarta. 2006. Hukum mendapatkan informasi mengenai
Perlindungan Konsumen Indonesia, Edisi
Revisi 2006, Jakarta : Grasindo, hlm. 24. jadwal pemadaman yang akan terjadi

88
Al’ Adl, Volume VII Nomor 13, Januari-Juni 2015 ISSN 1979-4940

di daerahnya. Apapun bentuk PLN secara administratif telah sesuai


informasi tersebut, sudah seharusnya dengan standar operasional prosedur
pelanggan mendapatkannya. yang ditetapkan, namun seringnya
Pelanggan tak mempedulikan pengumuman kepada pelanggan tidak
bagaimana penyebaran informasi terlaksana. PLN masih menggunakan
tersebut oleh PLN. Setidaknya apabila metode konvensional hendaknya juga
ada pemberitahuan terlebih dahulu diimbangi dengan inisiatif penggunaan
pelanggan bisa mempersiapkan metode modern sehingga prosedur
kebutuhan-kebutuhan produksi yang benar-benar terlaksana dengan
memerlukan tenaga listrik. Informasi maksimal. Dan tidak adanya standar
harus diberikan secara sama bagi operasional yang mengatur
semua konsumen (tidak diskriminatif). pemberitahuan itu sendiri.
Adalah mustahil mengharapkan Sebagian besar desa di bawah
sebagian besar konsumen memiliki lingkup PT. PLN Banjarmasin tidak
kemampuan dan kesempatan akses mengerti tentang hak nya sebagai
informasi secara sama besarnya, konsumen, tipe konsumen seperti ini,
mengingat di Indonesia sendiri, akan lebih menerima segala hal yang
banyak masyarakat belum mengalami terjadi kepada mereka. Mereka akan
pemerataan sumber daya ekonomi dan dengan pasrah atau diam saja ketika
masih tinggal di daerah yang jauh dari terjadi pemadaman listrik apapun
perkotaan. Itulah sebabnya, hukum penyebabnya. Hal tersebut karena
perlindungan konsumen memberikan mereka tidak mengetahui alur
hak konsumen atas informasi yang informasi dan keluhan jika mereka
benar, yang di dalamnya tercakup juga dirugikan. Negara harus memberikan
hak atas informasi yang proporsional perlindungan dengan cara
dan secara tidak diskriminatif. penginformasian yang lebih jelas. PLN
PENUTUP sebagai badan usaha milik negara dan
Dalam pelaksanaan prosedur sebagai pemegang kuasa usaha
perencanaan pemadaman oleh PT. ketenagalistrikan hendaknya

89
Al’ Adl, Volume VII Nomor 13, Januari-Juni 2015 ISSN 1979-4940

memberikan penginformasian yang www.bisnis-jabar.com, 12


Januari 2013, diakses tanggal
jelas terhadap pekerjaan-pekerjaan
3 Desember 2013.
yang dilakukan PLN termasuk
Husni Syawali dan Neni Sri Imaniyati,
perencanaan pemadaman.
Ed, Hukum Perlindungan
Konsumen, Bandung: Mandar
Maju, 2000.

Inosentius Samsul, Perlindungan


Konsumen: Kemungkinan
DAFTAR PUSTAKA
Penerapan Tanggung Jawab
Mutlak, Jakarta, Program
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Pascasarjana FH-UI, 2004.
Hukum Perlindungan
Konsumen, (Jakarta : Raja Jimly Asshiddiqie, “Undang-undang
Grafindo Persada, 2004). Dasar 1945: Konstitusi
Negara Kesejahteraan dan
Arrianto Mukti Wibowo, et.al., Realitas Masa Depan”, Pidato
Kerangka Hukum Digital Pengukuhan Jabatan Guru
Signature Dalam Electronic Besar Tetap Madya (Jakarta:
Commerce, Grup Riset Fakultas Hukum Universitas
Digital Security dan Indonesia, 1998), hlm 1-2.
Electronic Commerce Konsep Negara Kesejahteraan
(Depok, Jawa Barat: Fakultas ini dinamakan oleh
Ilmu Komputer UI, 1999). Muhammad Hatta sebagai
konsep Negara “pengurus”.
AZ. Nasution, Perlindungan Hukum Muhammad Yamin, Naskah
Konsumen, Tinjauan Singkat Persiapan Undang-undang
UU No. 8 Tahun 1999-LN Dasar 1945 (Jakarta: Jajasan
1999 No. 42, Makalah Prapantja, 1960).
Disampaikan Pada Diklat
Mahkamah Agung, Batu Shidarta. 2006. Hukum Perlindungan
Malang, 14 Mei 2001. Konsumen Indonesia, Edisi
Revisi 2006, Jakarta :
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Grasindo.
Hukum Tentang Perlindungan
Konsumen, Jakarta, Gramedia Shidarta, Hukum Perlindungan
Pustaka Utama, 2001. Konsumen Indonesia, Edisi
Revisi (Jakarta: Grasindo,
Hedi Ardia, PLN Bisa Digugat Class 2004).
Action Akibat Maraknya
Pemadaman Listrik,

90
Al’ Adl, Volume VII Nomor 13, Januari-Juni 2015 ISSN 1979-4940

Wawancara Dengan PLN, 10


September 2014. Undang-Undang Tentang
Perlindungan Konsumen, UU
Yusuf Shofie, Pelaku Usaha, No. 8 Tahun 1999, LN No. 42
Konsumen, dan Tindak Tahun 1999.
Pidana Koorporasi (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2002). http://www.pln.co.id/kalselteng.

91

Anda mungkin juga menyukai