Anda di halaman 1dari 9

Nama : Dwi Fitri Rahmawati

Nim : 181620006

Mata Kuliah : Perencanaan Program Pembelajaran

Dosen Pengampu : Tuti Kurniati, S.Pd., M.Si.

BAB 1
KESETIMBANGAN KIMIA

PENDAHULUAN

1. Tujuan mempelajari materi


1. Mahasiswa mampu menyebutkan contoh-contoh kesetimbangan kimia
2. Mahasiswa mampu menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan kimia
3. Mahasiswa mampu memahami konsep kesetimbangan kelarutan
4. Mahasiswa mampu menghitung Kc dan Kp

2. Keterkaitan Materi dengan Materi yang Lain :


Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa mampu menguasai dan
memahami teori maupun praktek dalam reaksi kesetimbangan kimia, sehingga akan
mempermudah dalam memahami materi yang akan dipelajari selanjutnya yaitu
mengenai materi teori asam basa.

3. Pentingnya Mempelajari Isi Bab :


Materi ini dikatakan penting karena diharapkan mahasiswa mampu menguasai dan
memahami teori maupun praktek dalam reaksi kesetimbangan kimia, selain itu juga
materi ini juga berkaitan dengan materi berikutnya sehingga akan mempermudah
dalam memahami materi yang akan dipelajari yaitu mengenai teori asam basa.

4. Petunjuk Belajar Mempelajari Isi Bab :


Untuk memahami isi dalam bab ini, maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut :
1. Baca terlebih dahulu petunjuk belajar
2. Baca dan pahami tujuan ataupun standar kompetensi yang diharapkan dalam
materi ini
3. Baca dan pahami isi dari materi yang diberikan, dan catat bagian materi yang
anda anggap sulit atau tidak pahami, setelah itu coba tanyakan kepada teman
ataupun dosen yang mengampu.
4. Jika ada soal atau tugas yang diberikan, coba kerjakan terlebih dahulu sesuai
kemampuan, jika mengalami kesulitan coba tanyakan kepada teman ataupun
dosen yang mengampu
5. Jika ada tuga berkelompok ataupun praktek, maka kerjakanlah bersama-
sama dengan teman kelompok anda
6. Apabila setelah mempelajari materi anda menemukan kesulitan, coba
tanyakan kepada teman ataupun dengan dosen yang mengampu.

1. PENYAJIAN MATERI

1. Konsep Kesetimbangan
Jika kita memiliki segelas air dalam keadaan tertutup maka kita akan mendapati
bahwa volume air terlihat tetap atau tidak berubah. Memang volume air tidak
berubah, tetapi di dalam gelas tersebut sebenarnya sedang terjadi suatu perubahan,
yaitu perubahan fase.
H2O(l) H2O(g) (1)
Air berubah fasenya dari cair menjadi gas (uap air), dan karena sistem
merupakan sistem tertutup maka uap air kembali berubah menjadi fase cair. Laju
perubahan dari fase cair menjadi gas sama dengan laju perubahan fase gas menjadi
cair, sehingga kita tidak mendapati perubahan volume dari air tersebut (volume air
tetap). Peristiwa ini merupakan contoh dari kesetimbangan yaitu kesetimbangan
fisika. Jadi kesetimbangan fisika adalah kesetimbangan antara dua fase dari zat
yang sama.
Contoh kesetimbangan kimia adalah pada reaksi sintesis amoniak. Amoniak
dibuat dengan mereaksikan gas nitrogen dan hidrogen dengan reaksi sebagai
berikut:
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) (2)
Di akhir reaksi kita akan mendapati adanya campuran gas N2, H2 dan NH3.
Artinya bahwa ternyata reaktan tidak habis bereaksi sehingga dikatakan bahwa
reaksinya tidak tuntas dan berhenti di tengah jalan. Ketika reaksi berlangsung
selang beberapa waktu, yaitu ketika sejumlah NH3 mulai terbentuk ternyata NH3
kembali berubah menjadi N2 dan H2 dimana laju pembentukan NH3 sama dengan
laju pembentukan reaktan kembali. Pada keadaan ini dikatakan sistem berada pada
kesetimbangan. Walaupun sepertinya tidak teramati adanya perubahan tetapi pada
keadaan kesetimbangan tetap terjadi perubahan yang sifatnya mikroskopis.
Sehingga reaksi sisntesis NH3 lebih tepat dituliskan dengan menggunakan tanda
panah dua arah sebagai berikut :
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) (3)
Lalu apakah kita dapat menuliskan reaksi kesetimbangan (3) dengan cara terbalik
seperti berikut ?
NH3(g) N2(g) + H2(g) (4)
Hal ini tergantung dari reaktannya. Reaksi (3) menunjukkan bahwa reaktan awal
adalah gas N2 dan gas H2 sedangkan reaksi (4) menunjukkan bahwa reaktan
awalnya adalah gas NH3.
Kesetimbangan Dinamis
Perhatikan reaksi kesetimbangan secara umum berikut :
mA(g) + nB(g) pC(g) + qD(g) (5)
Pada keadaan awal sejumlah mol zat A dan zat B dimasukkan dalam sistem. Zat A
dan B akan bereaksi membentuk zat C dan D. Sehingga dengan berjalannya waktu
konsentrasi zat A berkurang begitu juga dengan konsentrasi zat B sedangkan
konsentrasi zat C dan D semakin bertambah. Karena reaksinya adalah reaksi dapat
balik (reversible) segera setelah zat C dan D terbentuk mereka kemudian bereaksi
membentuk zat A dan B kembali. Proses ini berlangsung terus sampai suatu ketika
tidak teramati lagi adanya perubahan konsentrasi zat baik A, B, C, maupun D atau
sepertinya reaksi berhenti. Pada keadaan ini dikatakan sistem telah mencapai
kesetimbangan. Proses ini dapat digambarkan dengan grafik 1 berikut :

Pada keadaan setimbang, laju reaksi pembentukan zat C dan D (laju reaksi ke
kanan) sama dengan laju reaksi pembentukan zat A dan B kembali (laju reaksi ke
kiri). Jika tidak ada faktorfaktor yang mengganggu kesetimbangan, maka sekali
kesetimbangan telah tercapai, maka keadaan ini akan berlangsung terus-menerus.
Walaupun secara makroskopis tidak terjadi perubahan yang dapat teramati dan
terukur tetapi secara makroskopis tetap berlangsung perubahan, yaitu reaksi ke
kanan dan juga reaksi ke kiri. Maka kesetimbangan kimia yang seperti ini disebut
sebagai kesetimbangan dinamis.
2. Macam-macam Kesetimbangan
Berdasarkan fase dari zat-zat yang terlibat dalam reaksi kesetimbangan, maka
kesetimbangan dibedakan sebagai :
1. Kesetimbangan homogen
Kesetimbangan homogen adalah jenis kesetimbangan dimana semua zat-zat
yang terlibat dalam reaksi kesetimbangan tersebut memiliki fase yang sama,
misalnya :
a. Reaksi peruraian N2O4
N2O4(g) 2NO2(g) Disini baik N2O4 maupun NO2 berada pada fase gas

b. Reaksi sintesis NH3


N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)

2. Kesetimbangan heterogen
Kesetimbangan heterogen adalah jenis kesetimbangan dimana semua zat-zat
yang terlibat dalam reaksi kesetimbangan tersebut memiliki fase yang berbeda,
misalnya :
a. Pemanasan CaCO3 dalam wadah tertutup CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
b. Pelarutan endapan perak kromat Ag2CrO4(s) 2Ag(aq) + CrO42-(aq)

3. Tetapan Kesetimbangan (K)

Nilai tetapan kesetimbangan diperoleh secara empiris melalui beberapa data


percobaan. Perhatikan Tabel dibawah ini!

Tabel tersebut menunjukkan konsentrasi N2O4 dan NO2 mula-mula serta pada
kondisi setimbang. Diketahui dari keempat data tersebut akan dihasilkan nilai yang
sama ketika hubungan antara konsentrasi N2O4 dan NO2 dalam kondisi
setimbang dibuat sebagai berikut:

Sehingga dari persamaan reaksi umum:


aA + bB cC + dD
diperoleh nilai konstanta kesetimbangan (K) sebagai berikut:

Dimana a, b, c, dan d adalah koefisien stoikiometri untuk spesi A, B, C, dan D yang


bereaksi.

a. Ketetapan kesetimbangan homogen gas


Untuk kesetimbangan homogen dimana masing-masing zat berada pada fase
gas maka tetapan kesetimbangan juga dapat dinyatakan dengan perbandingan
tekanan parsial masing-masing zat yang terlibat dalam reaksi dan dinyatakan
dengan Kp. Misalnya untuk reaksi sintesis NH3, maka tetapan kesetimbangannya
adalah sebagai berikut :
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)

Jika di dalam suatu wadah tertutup yang berisi campuran gas, maka tekanan
yang diberikan oleh masing-masing gas disebut sebagai tekanan parsial dimana
masing-masing tekanan tersebut bersifat indepen atau tidak saling mempengaruhi.
Jika suatu campuran dua jenis gas A (nA mol) dan B (nB mol) memiliki volume V
pada temperatur T. Persamaan berikut dapat diberikan untuk masing-masing gas,
jika gas-gas dianggap ideal :
pA = nART/V
pB = nBRT/V
P = pA + pB = (nA + nB)RT/V
Dimana : pA : tekanan parsial gas A (atm) pB : tekanan parsial gas B (atm) P :
tekanan total gas (atm) V : volume total (L) R : tetapan gas ideal = 8,2056 x10–2
dm3 atm mol-1 K-1 atau 8,3145 J mol-1 K-1

b. Tetapan Kesetimbangan Heterogen

CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)


Dari berbagai percobaan, ternyata kesetimbangan tidak dipengaruhi oleh
konsentrasi zat yang berada pada fase padat, yaitu CaCO3 dan CaO, artinya pada
keadaan setimbang konsentrasi/tekanan parsial gas CO2 adalah sama walaupun
konsentrasi CaCO3 dan CaO divariasi. Oleh karena itu aksi massa untuk fase padat
adalah 1. Hal ini juga berlaku untuk zat dengan fase liquid (cair). Sehingga baik
fase padat maupun cair tidak diikutkan dalam penentuan tetapan kesetimbangan.
Maka tetapan kesetimbangan untuk reaksi pemanasan CaCO3 adalah :
Kc = [CO2]
Untuk reaksi berikut :

LATIHAN 1
1. Kapankah suatu reaksi reversible mencapai keadaan setimbang ?
2. Bagaimana perbedaan antara kesetimbangan fisika dan kimia ? Jelaskan !
3. Jelaskan mengapa kesetimbangan kimia disebut kesetimbangan dinamis ?
4. Tuliskan persamaan hasil kali kelarutan untuk kesetimbangan kelarutan senyawa berikut :
a) ZnC2O4
b) Ag2CrO4
c) Hg2Cl2

4. Hubungan Kc dan Kp
Kesetimbangan reaksi fase gas :
Dengan asumsi bahwa gas berperilaku ideal maka :

Dimana Δn = jumlah koefisien produk - jumlah koefisien reaktan.

Kegunaan Tetapan Kesetimbangan


1. Memberikan reaksi tentang ketuntasan suatu reaksi Semakin besar harga Kc
maupun Kp maka reaksi semakin mendekati tuntas atau sempurna, sebaliknya
makin kecil Kc atau Kp maka reaksi tidak berlangsung tuntas (produk hanya
sedikit)
2. Meramalkan arah reaksi Jika kita mencampurkan semua zat reaktan dan produk
dalam suatu wadah, maka ke arah mana reaksi akan berlangsung dapat diramalkan
dengan menggunakan tetapan kesetimbangan. Perbandingan/nisbah konsentrasi
dari produk dan reaktan yang persamaannya sama dengan persamaan Kc disebut
kuosien reaksi (Qc). Misal :

Jika :
Qc < Kc maka reaksi bersih berlangsung ke kanan sampai Qc = Kc
Qc > Kc maka reaksi bersih berlangsung ke kiri sampai Qc = Kc
Qc = Kc maka campuran berada pada kesetimbangan
5. Pergeseran Kesetimbangan
Azas Le Chatelier menjelaskan bagaimana terjadinya pergeseran kesetimbangan.
“Bila suatu kesetimbangan diberikan suatu aksi/tindakan, maka sistem tersebut
akan mengadakan reaksi yang cenderung mengurangi aksi tersebut.”

Pergeseran kesetimbangan tidak mengubah nilai Kc dan Kp, kecuali suhu pada
sistem kesetimbangan berubah. Konsep pergeseran kesetimbangan:
1) Kesetimbangan dikatakan bergeser ke kiri apabila zat di kiri bertambah atau zat
di kanan berkurang.
2) Kesetimbangan dikatakan bergeser ke kanan apabila zat di kanan bertambah
atau zat di kiri berkurang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan:

LATIHAN 2

1. Tentukan nilai Kc dan Kp, untuk setiap reaksi berikut:

(a) NH3(g) + O2(g) ⇄ NO(g) + H2O(g)

(b) NO2(g) + H2(g) ⇄ NH3(g) + H2O(l)

(c) KClO3(s) ⇄ KCl(s) + O2(g)

2. Perhatikan system kesetimbangan berikut : SO2(g) + Cl(g) SO2Cl2(g) Prediksi bagaimana posisi
kesetimbangan akan berubah jika

a) Gas Cl2 ditambahkan dalam sistem

b) SO2Cl2 dipindahkan dari sistem

c) Tekanan ditambah
2. RANGKUMAN
1. Reaksi dikatakan setimbang atau mencapai kesetimbangan apabila: 1)
Reaksi bolak-balik yang mengandung zat berwujud gas terjadi dalam
sistem tertutup. 2) Ketika konsentrasi seluruh zat nilainya tetap. 3)
Ketika laju reaksi maju (v1) sama dengan laju reaksi balik (v2)
2. Kesetimbangan homogen adalah jenis kesetimbangan dimana semua zat-
zat yang terlibat dalam reaksi kesetimbangan tersebut memiliki fase
yang sama, (satu fase)
3. Kesetimbangan heterogen adalah jenis kesetimbangan dimana semua
zat-zat yang terlibat dalam reaksi kesetimbangan tersebut memiliki fase
yang berbeda (lebih dari satu fase)
4. Tetapan kesetimbangan merupakan perbandingan hasil kali molaritas
reaktan dengan hasil kali molaritas produk yang masing-masing
dipangkatkan dengan koefisiennya.

aA + bB ⇄ cC + dD

5. Konstanta konsentrasi dengan konstanta tekanan dapat dihubungkan


melalui persamaan gas ideal pada suhu sama, dapat dirumuskan: Kp =
Kc (R.T)Δn
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan yaitu
konsentrasi, volume, tekanan, suhu, dan katalis

3. UJI KOMPETENSI

1. Tentukan nilai Kc dan Kp, untuk setiap reaksi berikut:


(a) CH4(g) + CO2(g) ⇄ CO(g) + H2(g)
(b) H2S(g) + SO2(g) ⇄ S(s) + H2O(g)
(c) HCN(aq) + NaOH(aq) ⇄ NaCN(aq) + H2O(l)
2. Pada 1200 K, reaksi hidrogen dan klorin untuk pembentukan hidrogen klorida
adalah H2(g) + Cl2(g) ⇄ 2HCl(g) dengan Kc = 7,6 x 108. Hitung Kc untuk
reaksi berikut: (a) ½ H2(g) + ½ Cl2(g) ⇄ HCl(g)
(b) 4/3 HCl(g) ⇄ 2/3 H2(g) + 2/3 Cl2(g)
3. Reaksi 2NO(g) + Br2(g) ⇄ 2NOBr(g) memiliki nilai Kc 1,3 x 10-2 pada 1000
K. Hitung Kc untuk reaksi berikut:
(a) 4NOBr(g) ⇄ 4NO(g) + 2Br2(g)
(b) ½ NO(g) + 1/4 Br2(g) ⇄ ½ NOBr(g)
4. Hitung Kp untuk reaksi berikut: PCl3(g) + Cl2(g) ⇄ PCl5(g) dengan Kc = 1,67
(pada 500 K).
5. Hitung Kc untuk reaksi berikut: CS2(g) + 4H2(g) ⇄ CH4(g) + 2H2S(g) dengan
Kp = 3,0 x 10-5 (pada 900 oC).

4. RUJUKAN

Chang, R., 2005, Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti, Jilid 2, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Keenan, Kleinfelter, Wood, 1980, Kimia untuk Universitas, Edisi ke-6 Jilid 1 dan
2, Erlangga, Jakarta

5. BACAAN YANG DIAANJURKAN

Chang, R., 2005, Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti, Jilid 2, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Keenan, Kleinfelter, Wood, 1980, Kimia untuk Universitas, Edisi ke-6 Jilid 1 dan
2, Erlangga, Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Chang, R., 2005, Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti, Jilid 2, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Keenan, Kleinfelter, Wood, 1980, Kimia untuk Universitas, Edisi ke-6 Jilid 1 dan
2, Erlangga, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai