Anda di halaman 1dari 44

KURIKULUM

SMA NEGERI 1 BINUANG

PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 BINUANG
Jl. Jend. A Yani No. 27 Binuang  0517-5528113
http://www.sman1binuang.sch.id
2010
LEMBAR PENGESAHAN

Setelah memperhatikan masukan dan saran dari Komite SMA Negeri 1 Binuang, dengan ini
Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang ditetapkan untuk diberlakukan di SMA Negeri 1 Binuang
sejak Tahun Pelajaran 2010/ 2011.

Ditetapkan di : Binuang
Pada Tanggal : 24 Juni 2010
Ketua Komite SMAN 1 Binuang, Kepala SMAN 1 Binuang,

K a s m a n Drs. Muhammad Nurdin


NIP 19670222 199203 1 007

Mengetahui :
Kepala Dinas Pendidikan Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan,

H. Ahmad Nabhani, S.Pd Drs. H. Humaidi Syukeri


Pembina Tk. I Pembina Utama Madya
NIP 19570124 198212 1 001 NIP 19540303 197903 1 010
KATA PENGANTAR

   

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahamad dan hidayahNya sehingga
Kepala Sekolah, Guru, dan Karyawan, serta Komite Sekolah di SMA Negeri 1 Binuang dapat
menyelesaikan dan menyusun Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang yang natinya sebagai acuan
operasional kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 1 Binuang.

Penyusunan Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang mengacu pada Undang-Undang Nomor


20 Tahun 2003 pasal 38 ayat (2) dijelaskan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan
komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan atau kantor
Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar, dan Provinsi untuk pendidikan
menengah. Dinyatakan pula dalam Panduan Penyusunan KTSP jenjang pendidikan dasar dan
menengah yang diterbitkan oleh BSNP (2006) bahwa pemberlakuan dokumen KTSP pada
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dinyatakan berlaku oleh Kepala Sekolah setelah mendapat
pertimbangan dari Komite Sekolah, dan diketahui oleh Dinas tingkat Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan tingkat provinsi untuk SMA
dan SMK.

Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang yang telah tersusun dan akan dilaksanakan sejak
Tahun Pelajaran 2010/ 2011 memang masih belum sempurna, namun setidaknya bermanfaat
untuk meraih tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan untuk perbaikan Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang pada edisi mendatang.

Tapin, Juni 2010


Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003)


tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional
Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan
menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI dan SKL
serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti
ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005.
Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan di SMA Negeri 1 Binuang. Tujuan pendidikan di SMA Negeri 1 Binuang
meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu
kurikulum SMA Negeri 1 Binuang disusun dan dikembangkan oleh Kepala Sekolah,
Guru dan Komite SMAN 1 Binuang dengan berkoordinasi kepada pemangku
kepentingan di lingkungan SMAN 1 Binuang untuk memungkinkan penyesuaian
program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di Binuang.
Pengembangan Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang yang beragam mengacu pada
standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi
lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan
dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan
tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan
acuan utama bagi SMA Negeri 1 binuang dalam mengembangkan dan menyusun
kurikulum SMA Negeri 1 Binuang.
B. Landasan

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional.
Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat
(19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35
ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal
38 ayat (1), (2).

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005


tentang Standar Nasional Pendidikan.
Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat
(5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat
(1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat
(1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4);
Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17
ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.

3. Standar Isi
Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur
kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap
mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang
pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan Permendiknas No.
22 Tahun 2006.

4. Standar Kompetensi Lulusan


SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan
Permendiknas No. 23 Tahun 2006.
C. Tujuan Pengembangan Kurikulum SMA Negeri Binuang
Tujuan Pengembangan kurikulum SMA Negeri 1 Binuang antara lain agar dapat
memberi kesempatan peserta didik untuk :
1. belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
2. belajar untuk memahami dan menghayati,
3. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
4. belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
5. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang

Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang dikembangkan sesuai dengan relevansinya


oleh Kepala Sekolah, Guru dan Komite SMA Negeri 1 Binuang di bawah koordinasi
dan supervisi Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan yang berpedoman
pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta panduan
penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.

Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip


sebagai berikut:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan


peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa
peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti
kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang dikembangkan dengan memperhatikan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis
pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan
agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan
lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni


Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh
karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar
peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan


Pengembangan kurikulum SMA Negeri 1 Binuang dilakukan dengan
melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan sosial, keterampilan
akademik, dan keterampilan vokasional.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan


Substansi kurikulum SMA Negeri 1 Binuang mencakup keseluruhan dimensi
kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan
dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat


Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah


Kurikulum SMA Binuang dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasional dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan daerah harus saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan Bhineka Tunggal Ika dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

E. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang

Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang disusun dengan memperhatikan hal-hal


sebagai berikut :

1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia


Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik di SMA Negeri 1 Binuang secara utuh. Kurikulum
SMA Negeri 1 Binuang disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran
dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia peserta
didik di SMA Negeri 1 Binuang.

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat


perkembangan dan kemampuan peserta didik
Pendidikan di SMA Negeri 1 Binuang merupakan proses sistematik untuk
meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan
potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) peserta didik di SMA Negeri 1
Binuang berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum SMA
Negeri 1 Binuang disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat
perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial,
spritual, dan kinestetik peserta didik peserta didik di SMA Negeri 1
Binuang.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Binuang memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman
karakteristik lingkungan dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena
itu, kurikulum SMA Negeri 1 Binuang memuat keragaman karakteristik
dan pengalaman hidup sehari-hari untuk menghasilkan lulusan yang
relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional


Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang
otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
Untuk itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling
mengisi.

5. Tuntutan dunia kerja


Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik peserta didik di SMA Negeri 1 Binuang yang berjiwa
kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu,
kurikulum SMA Negeri 1 Binuang perlu memuat kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting
terutama bagi peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni


Pendidikan didik di SMA Negeri 1 Binuang perlu mengantisipasi dampak
global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEK
sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan di SMA
Negeri 1 Binuang harus terus menerus melakukan adaptasi dan
penyesuaian perkembangan IPTEK sehingga tetap relevan dan kontekstual
dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum di SMA Negeri 1 Binuang
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
7. Agama
Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang dikembangkan untuk mendukung
peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap
memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu,
muatan kurikulum SMA Negeri 1 Binuang pada semua mata pelajaran
harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.

8. Dinamika perkembangan global


Pendidikan di SMA Negeri 1 Binuang menciptakan kemandirian, baik pada
individu peserta didik di SMA Negeri 1 Binuang maupun bangsa, yang
sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar
bangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan
mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan


Pendidikan di SMA Negeri 1 Binuang diarahkan untuk membangun
karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan
penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam
kerangka Negrara Kessatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu,
kurikulum SMA Negeri 1 Binuang harus mendorong berkembangnya
wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk
memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

10. Kondisi sosial budaya masyarakat


Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik sosial budaya masyarakat Binuang dan menunjang
kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya
setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari
budaya dari daerah dan bangsa lain.
11. Kesetaraan Jender
Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang diarahkan kepada terciptanya
pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.

12. Karakteristik SMA Negeri 1 Binuang


Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang dikembangkan sesuai dengan visi, misi,
tujuan, kondisi, dan ciri khas SMA Negeri 1 Binuang.
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah


dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.
1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruannya.

B. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Binuang

Perkembangan dan tantangan masa depan seperti: perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi; globalisasi yang sangat cepat dan berubahnya
kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan memicu sekolah
untuk merespon tantangan sekaligus peluang itu. SMA Negeri 1 Binuang
memiliki citra moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di
masa datang yang diwujudkan dalam Visi sekolah berikut:

VISI SMA NEGERI 1 BINUANG

Beriman, bertaqwa, disiplin dan berprestasi


Visi tersebut di atas mencerminkan cita-cita sekolah yang berorientasi ke
depan dengan memperhatikan potensi kekikinian, sesuai dengan norma dan
harapan masyarakat.

Untuk mewujudkannya, SMA Negeri 1 Binuang menentukan langkah-langkah


strategis yang dinyatakan dalam Misi berikut:

MISI SMA NEGERI 1 BINUANG

 Menyelenggarakan pendidikan yang religius dan sesuai


dengan budaya serta tata nilai yang berlaku di masyarakat;
 Mencetak lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan
 Mencetak lulusan yang disiplin dan berprestasi baik dalam
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

C. Tujuan Sekolah
Mengacu pada rumusan Visi dan Misi tersebut di atas, maka tujuan
pendidikan pada SMA Negeri 1 Binuang dapat dirumuskan sebagai berikut :
 Mengembangkan sistem seleksi penerimaan siswa baru dan melakukan
pembinaan pada calon pesrta didik di SMA Negeri 1 Binuang.
 Meningkatkan jumlah kualifikasi tenaga kependidikan sesuai tuntutan
program pembelajaran yang berkualitas.
 Mengupayakan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah
untuk mendukung pembelajaran yang berkualitas, baik intra maupun
ekstrakurikuler.
 Menjalin kerjasama (network) dengan lembaga / Instansi terkait,
masyarakat dan dunia usaha / industri dalam rangka pengembangan
pendidikan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat, berakar pada
agama, budaya, dan iptek.
 Meningkatkan kualitas pembelajaran yang berbasis kompetensi
 Meningkatkan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler : olahraga (sepak
bola, basket, volly), kesenian (drumband), Paskibra, PMR, KIR dan
Olympiade Sain.
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMA NEGERI 1 BINUANG

A. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang

Struktur kurikulum SMA Negeri 1 Binuang memuat kelompok matapelajaran


sebagai berikut ini:
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Masing-masing kelompok mata pelajaran tersebut di implementasikan


dalam kegiatan pembelajaran pada setiap mata pelajaran secara
menyeluruh. Dengan demikian, cakupan dari masing-masing kelompok itu
dapat diwujudkan melalui mata pelajaran yang relevan. Cakupan setiap
kelompok mata pelajaran adalah sebagai berikut:

CAKUPAN KELOMPOK MATA PELAJARAN

KELOMPOK
NO MATA CAKUPAN
PELAJARAN

1. Agama dan Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia


Akhlak Mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup
etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama.
KELOMPOK
NO MATA CAKUPAN
PELAJARAN
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
2. Kewarganegaraan
kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran
dan Kepribadian
dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas
dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan,
jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap
hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian
lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi,
tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi,
kolusi, dan nepotisme.

3. Ilmu Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi


Pengetahuan dan pada SMA dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi
Teknologi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan
mandiri.
Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk
4. Estetika
meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan
dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan
keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan
ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga
mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam
kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
5. Jasmani,
kesehatan pada SMA dimaksudkan untuk meningkatkan
Olahraga dan
potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin,
Kesehatan
kerja sama, dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan
perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun
yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti
keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan
narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan
penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

Penyusunan Struktur kurikulum didasarkan atas standar kompetensi lulusan


dan standar kompetensi mata pelajaran yang telah ditetapkan oleh BSNP.

Sekolah atas persetujuan Komite Sekolah dan memperhatikan keterbatasan


sarana belajar serta minat peserta didik, menetapkan pengelolaan kelas
sebagai berikut ini.
1) SMA Negeri 1 Binuang menerapkan sistem paket sambil menyiapkan
sistem SKS. Peserta didik mengikuti pembelajaran sesuai dengan yang
telah diprogramkan dalam struktur kurikulum.

2) Jumlah rombongan belajar berjumlah 5 (lima) rombongan belajar pada


masing-masing tingkatan kelas.

3) Kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik

4) Kelas XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas:


- Program Ilmu Pengetahuan Alam
- XI IPA = 3 rombongan belajar
- XII IPA = 2 rombongan belajar
- Program Ilmu Pengetahuan Sosial ( 2 rombongan belajar)
- XI IPS = 2 rombongan belajar
- XII IPS = 3 rombongan belajar

a. Struktur Kurikulum Kelas X

1) Kurikulum Kelas X terdiri atas:


- 16 mata pelajaran,
- muatan lokal (Pendidikan Al-Qur’an)
- program pengembangan diri.

2) Sekolah tidak menambah alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran.


Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.

3) Alokasi waktu satu jampembelajaran adalah 45 menit.

b. Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII

1) Kurikulum Kelas XI dan XII Program IPA dan Program IPS, terdiri atas:
- 13 mata pelajaran,
- muatan lokal (Pendidikan Al-Qur’an)
- program pengembangan diri.
2) Sekolah tidak menambah alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran.
Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.

3) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

Struktur Kurikulum Kelas X

Komponen Alokasi Waktu

Semester 1 Semester 2
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4
5. Matematika 4 4
6. Fisika 2 2
7. Biologi 3 3
8. Kimia 3 3
9. Sejarah 2 2
10. Geografi 2 2
11. Ekonomi 2 2
12. Sosiologi 2 2
13. Seni Budaya 2 2
14. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
2 2
Kesehatan
15. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2
16. Bahasa Arab 2 2
B. Muatan Lokal (Pendidikan Al-Qur’an) 2 2
C. Pengembangan Diri 1* 1*
Jumlah 43 43
Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII Program IPA
Alokasi Waktu
Komponen Kelas XI Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4
4. Bahasa Inggris 5 5 5 5
5. Matematika 4 4 5 5
6. Fisika 4 4 4 4
7. Kimia 4 4 5 5
8. Biologi 5 5 4 4
9. Sejarah 1 1 1 1
10. Seni Budaya 2 2 2 2
11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
2 2 2 2
Kesehatan
12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2
13. Bahasa Arab 2 2 1 1
B. Muatan Lokal (Pendidikan Al-Qur’an) 2 2 2 2
C. Pengembangan Diri 2 2 2 2
Jumlah 43 43 43 43

Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII Program IPS


Alokasi Waktu
Komponen Kelas XI Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4
4. Bahasa Inggris 5 5 5 5
5. Matematika 4 4 5 5
6. Sejarah 3 3 3 3
7. Geografi 3 3 4 4
8. Ekonomi 4 4 4 4
9. Sosiologi 4 4 4 4
10. Seni Budaya 2 2 2 2
11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
2 2 2 2
Kesehatan
12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2
13. Bahasa Arab 2 2 1 1
B. Muatan Lokal (Pendidikan Al-Qur’an) 2 2 2 2
C. Pengembangan Diri 2 2 1 1
Jumlah 43 43 43 43
B. Muatan Kurikulum

Muatan Kurikulum SMA Negeri 1 Binuang meliputi sejumlah mata pelajaran


yang keluasan dan kedalamannya sesuai dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang ditetapkan oleh BSNP, dan muatan lokal yang
dikembangkan oleh sekolah serta kegiatan pengembangan diri.

1. Mata Pelajaran

Mata pelajaran terdiri dari mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan
sebagai berikut:

a. Mata Pelajaran wajib:

Pendidikan Agama, Pendidikan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa


Inggris, Matematika, Biologi, Kimia, Fisika, Sejarah, Ekonomi, Geografi,
Sosiologi, Penjasmani, Seni & Budaya, dan Teknologi Informasi Komunikasi.

b. Mata Pelajaran pilihan:

Bahasa Arab (pilihan mata pelajaran ini dimungkinkan dengan adanya sumber
daya manusia yang memadai dan kehidupan masyarakatnya yang menunjuang
program pembelajaran tersebut) .

Pembelajaran setiap mata pelajaran dilaksanakan dalam suasana yang saling


menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat antara peserta didik dan
pendidik.
Metode pembelajaran diarahkan berpusat pada peserta didik. Guru sebagai
fasilitator mendorong peserta didik agar mampu belajar secara aktif, baik fisik
maupun mental. Selain itu, dalam pencapaian setiap kompetensi pada masing-
masing mata pelajaran diberikan secara kontekstual dengan memperhatikan
perkembangan kekinian dari berbagai aspek kehidupan.
2. Muatan Lokal

SMA Negeri 1 Binuang berdasarkan kesepakatan dengan komite sekolah, untuk


muatan lokal adalah Pendidikan Al-Qur’an.Dimana Pendidikan Al-Qur’an
dimaksudkan sebagai upaya terwujudnya generasi yang beriman, cerdas dan
berakhlak mulia. Tujuan yang ingin dicapai adalah setiap peserta didik selain
dapat membaca dan menulis huruf-huruf Al-Qur’an secara baik, benar ,juga
fasih, memahami, menghayati, serta mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an.

3. Kegiatan Pengembangan Diri

Pengembangan diri diarahkan untuk pengembangan karakter peserta didik


yang ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat di
lingkungan sekitarnya, dan persoalan kebangsaan.

Sekolah memfasilitasi kegiatan pengembangan diri sebagai berikut :

a. pengembangan diri dilaksanakan melalui :

1) Bimbingan Konseling, mencakup hal-hal yang berkenaan dengan pribadi,


kemasyarakatan, belajar, dan karier peserta didik. Bimbingan Konseling
diasuh oleh guru yang ditugaskan.

2) Ekstrakurikuler diasuh oleh guru pembina. Pelaksanaannya secara reguler


pada hari tertentu (terjadwal), yaitu:
 bola volley
 sepak bola
 Pramuka
 Palang Merah Remaja (PMR)
 Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
 Maulid Habsyi
 Kelompok Giat Belajar Bahasa Inggris
 Drumband
 Olimpiade Sains
b. Program Pembiasaan mencakup kegiatan yang bersifat pembinaan karakter
peserta didik yang dilakukan secara rutin, spontan, dan keteladanan.

RUTIN SPONTAN KETELADANAN

Upacara membiasakan antri berpakaian rapi

Senam memberi salam memberikan pujian

membuang sampah
sholat berjamaah tepat waktu
pada tempatnya

kunjungan pustaka musyawarah hidup sederhana

Pembiasaan ini dilaksanakan sepanjang waktu belajar di sekolah. Seluruh guru


ditugaskan untuk membina Program Pembiasaan yang telah ditetapkan oleh
sekolah.

Penilaian kegiatan pengembangan diri bersifat kualitatif. Potensi, ekspresi,


perilaku, dan kondisi psikologis peserta didik merupakan portofolio yang
digunakan untuk penilaian.

4. Pengaturan Beban Belajar

Sekolah menetapkan beban belajar peserta didik sebagai berikut

a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana


tertera dalam struktur kurikulum.
b. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur 30% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan.
c. Alokasi waktu untuk praktik adalah satu jam tatap muka setara dengan dua
jam kegiatan praktik di sekolah atau empat jam praktik di luar sekolah.
Beban Belajar Peserta Didik
Jumlah
Satu jam Minggu
jam Waktu Jumlah jam
tatap Efektif
Kelas pembela- pembelajaran per tahun
muka per tahun
jaran Per per tahun (@60 menit)
(menit) pelajaran
minggu

1462 jam pel


X s.d. XII 45 43 34 1096,5 jam
(65790 menit)
5. Pengaturan Ketuntasan Belajar
Pengaturan ketuntasan belajar peserta didik SMA Negeri 1 Binuang
berdasarkan pada nilai hasil belajar peserta didik SMA Negeri 1 Binuang yang
mengacu pada Lampiran Surat Keputusan Dirjen Mandikdasmen Nomor
12/C/KEP/TU/2008

A. Pengertian Penilaian Hasil Belajar

1. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan


(menganalisis dan menafsirkan) data tentang proses dan hasil belajar peserta
didik, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam menentukan
tingkat pencapaian hasil belajar peserta didik,
2. Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaksanakan mengacu pada
standar kompetensi lulusan untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok
mata pelajaran, yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
3. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
4. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan,
bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta
untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran.
5. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai
pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran.
6. Penilaian hasil belajar peserta didik dilaksanakan secara terencana dan
berkesinambungan melalui berbagai kegiatan ulangan dan ujian.
7. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,
untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan
menentukan keberhasilan belajar peserta didik.
8. Penilaian selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan secara periodik
melalui: ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester
dan ulangan kenaikan kelas.
B. Prinsip, Teknik, Mekanisme dan Prosedur Penilaian

1. Penilaian hasil belajar didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Sahih, didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang akan


diukur.
b. Obyektif, menggunakan prosedur dan kriteria penilaian yang jelas.
c. Adil, tidak dipengaruhi oleh kondisi atau alasan tertentu yang dapat
merugikan peserta didik, misalnya: kondisi fisik, agama, suku, budaya,
adat, status sosial atau gender.
d. Terpadu, tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
e. Terbuka, prosedur, kriteria dan dasar pengambilan keputusan yang
digunakan dalam penilaian harus diketahui oleh pihak yang
berkepentingan.
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, dalam arti semua indikator ditagih,
kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang
telah dimiliki dan belum, serta mengetahui kesulitan peserta didik.
g. Sistematis, terencana, bertahap dan mengikuti langkah-langkah baku.
h. Beracuan kriteria, menilai apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah
mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan
posisi/ranking seseorang terhadap kelompoknya).
i. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur
maupun hasilnya.

2. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian


berupa: tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk
lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan
peserta didik , seperti:
a. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja
b. Teknik observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran
berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.
c. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk
tugas rumah dan/atau proyek.
3. Penilaian hasil belajar yang diselenggarakan melalui ulangan tengah
semester, dan ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas
dilakukan oleh pendidik dibawah koordinasi satuan pendidikan.

4. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan


ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus
mengikuti pembelajaran remidi.
Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam
bentuk SATU NILAI pencapaian kompetensi mata pelajaran untuk masing-
masing NILAI PENGETAHUAN dan NILAI PRAKTIK sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan, serta kualifikasi/predikat
NILAI SIKAP, disertai dengan DESKRIPSI kemajuan belajar/ketercapaian
kompetensi peserta didik sebagai pencerminan kompetensi utuh.

5. Penilaian hasil belajar pada setiap kelompok mata pelajaran, sebagaimana


diatur dalam PP 19/2005, Pasal 64, dilakukan melalui aspek :

No Kelompok Mata Pelajaran Kognitif Psikomotor Afektif

1 Agama dan Akhlak Mulia √ - √

2 Pendidikan √ - √
Kewarganegaraan
Disesuaikan dengan karakteristik
3 Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) materi yang dinilai

4 Estetika - √ √

5 Pendidikan Jasmani, √ √ √
Olahraga dan Kesehatan
Mengacu pada prinsip penilaian tersebut di atas, berikut ini tabel dari tiap mata
pelajaran dengan ketiga aspek pengetahuan, praktik, dan sikap (Afektif). Tanda
blok () pada Pengetahuan dan Praktik menunjukkan bahwa aspek tersebut
sangat tipis (tidak dominan ) untuk dinilai secara mandiri.

Aspek Penilaian Yang


Komponen Dominan Keterangan
Penge Prak Sikap
tahuan tik
Mata Pelajaran ✓ ✓ Pendidikan Agama berfungsi untuk :
Pendidikan pengembangan keimanan dan ketaqwaan,
Agama Islam penanaman dan pengamalan nilai ajaran Islam,
(untuk agama penyesuaian mental terhadap lingkungan,
lainnya pencegahan dari hal-hal yang negatif.
disesuaikan Ketiga aspek Pengetahuan, praktik, dan
dengan afektif/sikap, proses penilaiannya dilaksanakan
karakteristik secara menyeluruh dan terpadu, sebagai
masing- contoh:
masing) Aspek Pengetahuan, dominan pada
pembelajaran Alqur’an, Aqidah, Syariah, Tarikh
dan Muammalah,
sholat, membaca al Qur’an/al Kitab,
berkhotbah, dsb.nya
Aspek Sikap, yang terkait dengan mata
pelajaran dominan pada aspek penanaman nilai
– nilai akhlak.
Mata Pelajaran ✓ ✓ Pendidikan Kewarganegaraan berfungsi sebagai
Pendidikan wahana untuk membentuk warga negara yg.
Kewarganega- Cerdas, terampil dan berkarakter setia kepada
raan bangsa dan Negara yang mampu merefleksikan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai
amanat Pancasila dan UUD 1945.
Aspek yang dinilai lebih dominan pada:
Aspek Pengetahuan mencakup: peningkatan
pemahaman konsep dan fakta tentang hakikat
berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan
amanat Pancasila dan UUD 1945. Penggunaan
berbagai metode seperti: kooperatif,
penemuan, inkuiri, interaktif, eksploratif,
berfikir kritis, dan pemecahan masalah,
dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas
pembelajaran (bukan praktik), yang
penilaiannya terintegrasi / terpadu di dalam
aspek pengetahuan.
Aspek Sikap yang terkait dengan mata
Aspek Penilaian Yang
Komponen Dominan Keterangan
Penge Prak Sikap
tahuan tik
pelajaran mencakup: pembentukan karakter
bangsa yang adaptif terhadap keberagaman,
mampu berpikir kritis dan memiliki kepedulian
yang tinggi terhadap lingkungan sosial, politik,
ekonomi, budaya dan keamanan, dan mampu
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Mata Pelajaran ✓ ✓ ✓ Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat untuk :


Bahasa berkomunikasi (mengakses/bertukar informasi),
Indonesia pemersatu bangsa, sarana pelestarian dan
peningkatan budaya, sarana peningkatan
pengetahuan dan keterampilan IPTEK.
Aspek yang dominan meliputi aspek
pengetahuan, praktik dan afektif.
Aspek Pengetahuan, yang dinilai mencakup
kemampuan: Menyimak, membaca, dan
kebahasaan (tata bahasa dan kosa kata) serta
apresiasi sastra. Penilaian seluruh kemampuan
dimaksud dilakukan secara terpadu,
menyeluruh dan terintegrasi.
Aspek praktik dapat dinilai dari kemampuan
berpidato, dan membuat karangan
menggunakan tata bahasa dan kosa kata yang
tepat.
Aspek Sikap yang terkait dengan mata
pelajaran mencakup: santun dalam
berkomunikasi, responsif dalam mendengarkan
dan mampu menyampaikan pendapat/
pertanyaan sesuai dengan kaidah berbahasa
Indonesia yang baik dan benar, dan antusias
dalam membaca,
Mata Pelajaran ✓ ✓ ✓ Bahasa Inggris dan Bahasa Asing lain, berfungsi
Bahasa Inggris sebagai alat untuk berkomunikasi dalam rangka
dan Bahasa mengakses dan bertukar informasi secara
Asing Lain. global, untuk membina hubungan interpersonal,
dan meningkatkan wawasan tentang budaya
bangsa asing (wawasan internasional). Aspek
yang dominan meliputi aspek pengetahuan,
praktik dan afektif, yang proses penilaiannya
berjangka panjang dan bertahap.
Aspek Pengetahuan mencakup kemampuan :
mendengarkan (listening), berbicara
(speaking), membaca (reading), menulis
(writing) dan Kebahasaan/linguistik serta
sosiokultural. Penilaian seluruh kemampuan
Aspek Penilaian Yang
Komponen Dominan Keterangan
Penge Prak Sikap
tahuan tik
dimaksud dilakukan secara terpadu,
menyeluruh dan terintegrasi.
Aspek Praktik dapat dinilai dari kemampuan
berbicara dan mengarang menggunakan tata
bahasa dan kosa kata yang tepat.
Aspek Sikap yang terkait dengan mata
pelajaran mencakup: santun dalam
berkomunikasi, responsif dalam mendengarkan
dan mampu menyampaikan pendapat/
pertanyaan sesuai dengan kaidah berbahasa
(Inggris dan bahasa Asing lain) yang baik dan
benar, dan antusias dalam membaca,

Mata Pelajaran ✓ ✓ Matematika berfungsi untuk mengembangkan


Matematika kemampuan menghitung, mengukur,
menurunkan, menggunakan rumus matematika
untuk memecahkan masalah , dan
mengkomunikasikan gagasan melalui grafik,
peta, diagram atau secara lisan/kalimat.
Aspek yang dominan meliputi aspek
pengetahuan dan sikap/ afektif, sebagai
contoh:
Aspek Pengetahuan mencakup : pemahaman
terhadap konsep, prosedur /proses
menghitung, dan kemampuan penalaran dan
pemecahan masalah.
Aspek Praktik pada mata pelajaran ini kurang
dominan, karena hanya sebagian kecil saja KD
yang dapat dinilai praktiknya seperti :
menggambar/mengukur ruang/sudut.
Penggunaan peralatan seperti : kalkulator,
komputer, alat peraga atau media lain, hanya
untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran,
yang penilaiannya terintegrasi/terpadu dalam
aspek pengetahuan.
Aspek Sikap yang terkait dengan mata
pelajaran ini ,menitikberatkan pada sikap
ilmiah yang mencakup: ketelitian, ketekunan,
dan kemampuan memecahkan masalah secara
logis dan sistematis.
Aspek Penilaian Yang
Komponen Dominan Keterangan
Penge Prak Sikap
tahuan tik
Mata Pelajaran ✓ ✓ ✓ Fisika, Kimia, dan Biologi berfungsi untuk
Fisika, Kimia menumbuhkan kesadaran terhadap keteraturan
dan Biologi dan keindahan ciptaan Tuhan, meningkatkan
pemahaman konsep dan prinsip-prinsip melalui
sejumlah keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Keterampilan proses mencakup: pengamatan,
pembuatan hipotesis, penggunaan alat dan
bahan yang dilaksanakan melalui kegiatan
praktik, sesuai dengan prosedur dan
keselamatan kerja.
Ketiga aspek (pengetahuan, praktik dan
sikap/afektif) memiliki bobot penilaian yang
proporsional. Proses penilaiannya dilaksanakan
secara menyeluruh dan terpadu, sebagai
contoh:
Aspek Pengetahuan mencakup : pemahaman
konsep yang berfungsi untuk menunjang
pelaksanaan praktik.
Aspek praktik mencakup keterampilan proses
dan ketrampilan sains yang dilaksanakan
melalui praktikum.
Aspek Sikap yang terkait dengan mata
pelajaran, menitik beratkan pada sikap ilmiah
yang mencakup: ketelitian, ketekunan, dan
kemampuan memecahkan masalah secara logis
dan sistematis.

Mata Pelajaran ✓ ✓ Mata pelajaran ini secara umum berfungsi


Sejarah, untuk: menumbuhkan kesadaran peserta didik
Geografi, tentang terjadinya perubahan dan
Sosiologi & perkembangan masyarakat dalam dimensi
Antropologi waktu (MP. Sejarah), menanamkan
pengetahuan tentang pola keruangan dan
proses alam yang terjadi pada bumi (MP.
Geografi), meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam mengaktualisasikan diri dan
mengungkapkan status dan peran peserta didik
dalam kehidupan sosial dan budaya (MP.
Sosiologi), dan meningkatkan penghargaan/
kebanggaan terhadap budaya terutama di
bidang bahasa, seni dan kepercayaan di
lingkungan masyarakat Indonesia (MP.
Antropologi). Aspek penilaian yang dominan
adalah aspek Pengetahuan dan Sikap/Afektif,
Aspek Penilaian Yang
Komponen Dominan Keterangan
Penge Prak Sikap
tahuan tik
sedangkan Aspek praktik sifatnya hanya
menunjang dalam proses pembelajaran,
sebagai contoh:
Aspek Pengetahuan mencakup: pemahaman
fakta, konsep, dan melakukan penelaahan /
analisis secara rasional tentang berbagai hal
yang terkait dengan bidang kajian masing-
masing mata pelajaran. Penggunaan berbagai
peralatan seperti alat peraga, atau kegiatan
pembelajaran di luar kelas/sekolah
(kunjungan), dimaksudkan untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran (bukan praktik), yang
penilaiannya terintegrasi/terpadu di dalam
aspek pengetahuan.
Aspek Sikap yang terkait dengan mata
pelajaran mencakup: menanamkan semangat
kebangsaan, cinta tanah air, kebersamaan
/kekeluargaan, semangat perjuangan dan
kompetisi, menghargai perbedaan, menghargai
budaya dan karya artistik bangsa, menghargai
kekayaan alam ciptaan Tuhan YME.

Mata Pelajaran ✓ ✓ MP. Ekonomi berfungsi untuk meningkatkan


Ekonomi pemahaman peserta didik tentang konsep,
teori, kenyataan dan peristiwa ekonomi di
lingkungan masyarakat, serta memiliki jiwa
kewirausahaan. Bidang kajian Akuntansi dalam
mata pelajaran Ekonomi berfungsi untuk:
mengembangkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap rasional, teliti, jujur dan
bertanggungjawab dalam pengadministrasian
laporan keuangan.
Aspek yang dominan pada mata pelajaran
Ekonomi adalah aspek pengetahuan dan afektif.
Sedangkan aspek praktik sifatnya hanya
penunjang proses pembelajaran, sebagai
contoh:
Aspek Pengetahuan mencakup pemahaman
konsep, teori, fakta/peristiwa/perilaku
ekonomi dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Pelaksanaan pembukuan dalam
bidang akuntansi merupakan aplikasi
pengetahuan di bidang akuntansi (bukan
praktik), yang penilaiannya terintegrasi/
terpadu dalam aspek pengetahun.
Aspek Penilaian Yang
Komponen Dominan Keterangan
Penge Prak Sikap
tahuan tik
Aspek Sikap yang terkait dengan mata
pelajaran ini mencakup: kemampuan
memecahkan masalah yang berkaitan dengan
ekonomi, menanamkan sikap teliti, jujur dan
memiliki jiwa kewirausahaan.

Mata Pelajaran ✓ ✓ Mata pelajaran Seni Budaya berfungsi untuk


Seni Budaya menumbuhkembangkan sikap toleransi,
demokrasi, beradab, hidup rukun dan mampu
mengembangkan kemampuan imajinatif
intelektual, ekspresi melalui seni,
mengembangkan kepekaan rasa, keterampilan
dan mampu memamerkan karya seni.
Aspek Pengetahuan pada mata pelajaran ini
hanya berfungsi sebagai ranah pendukung
dalam melaksanakan berbagai aktivitas seni,
yang penilaiannya terintegrasi dan terpadu di
dalam aspek praktik.
Aspek praktik merupakan ranah yang
dominan, karena pembelajaran Seni Budaya
berupa aktivitas fisik dan cita rasa keindahan,
yang tertuang dalam kegiatan berekspresi,
bereksplorasi, berapresiasi dan berkreasi
melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran.
Aspek Sikap yang dominan pada mata
pelajaran seni budaya adalah pengembangan
kepekaan rasa, toleransi, menghargai/
mengapreasi karya seni dan daya kreativitas.

Mata Pelajaran ✓ ✓ ✓ Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan


Pendidikan merupakan media untuk mendorong
Jasmani, perkembangan keterampilan motorik,
Olahraga dan kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran,
Kesehatan penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-
spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup
sehat.
Aspek Pengetahuan pada mata pelajaran ini
mencakup pengetahuan mengenai kesehatan
dan berbagai macam penyakit. Aspek praktik
merupakan ranah yang sangat dominan, karena
pembelajarannya lebih menekankan pada
aktivitas motorik.
Aspek Sikap yang dominan dalam mata
pelajaran ini adalah pembentukan nilai dan
pembiasaan pola hidup sehat.
Aspek Penilaian Yang
Komponen Dominan Keterangan
Penge Prak Sikap
tahuan tik

Mata Pelajaran ✓ ✓ ✓ Teknologi informasi dan komunikasi (TIK)


Teknologi berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan
Informasi dan tentang sarana TIK, dan kemampuan
Komunikasi menggunakan sarana TIK secara optimal.
Aspek Pengetahuan, mencakup pengetahuan
tentang sarana (hardware) dan program
(software) yang diperlukan dalam penggunaan
TIK pada kehidupan sehari-hari, dan
kemampuan menggali dan mengelola informasi
serta melakukan komunikasi.
Aspek Praktik mencakup kemampuan
menggunakan dan memelihara sarana TIK.
Aspek Sikap yang terkait dalam mata pelajaran
ini mencakup kemampuan belajar mandiri,
memecahkan masalah, dan meningkatkan rasa
percaya diri.

Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler


untuk mengembangkan kompetensi peserta
didik yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah. Aspek yang dinilai, disesuaikan
dengan karakteristik jenis program muatan
lokal yang dilaksanakan dan diikuti oleh peserta
didik.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

1. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar


(KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang
satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan batas ambang kompetensi
(Permendiknas Nomor: 20/2007 tentang Standar Peniaian Pendidikan,
Pengertian butir 10).
2. Nilai ketuntasan belajar untuk aspek kompetensi pengetahuan dan
praktik dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat, dengan rentang 0-100
3. Penetapan KKM dilakukan oleh dewan pendidik pada awal tahun
pelajaran melalui proses penetapan KKM setiap Indikator, KD, SK
menjadi KKM mata pelajaran, dengan mempertimbangkan, hal-hal
sebagai berikut:
a. Tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap KD yang harus
dicapai oleh peserta didik.
b. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa pada sekolah yang
bersangkutan.
c. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran pada masing-masing sekolah.
4. Ketuntasan belajar setiap indikator, KD, SK dan mata pelajaran yang
telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0–100 %.
Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75 %.
5. Satuan pendidikan dapat menentukan kriteria ketuntasan minimal
(KKM) dibawah nilai ketuntasan belajar ideal, namun secara bertahap
harus meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus
untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
6. KKM tersebut dicantumkan dalam LHB (berlaku untuk pengetahuan
maupun praktik) dan harus diinformasikan kepada seluruh warga sekolah
dan orang tua peserta didik.

Memperhatikan kemampuan peserta didik dari hasil tes awal, sekolah


menetapkan ketuntasan belajar pada masing-masing mata pelajaran sebagai
berikut ini.

Target Ketuntasan Belajar Peserta Didik

MATA PELAJARAN 2009/ 2010 2010/ 2011

Pendidikan Agama 70 % 75 %
Pendidikan Kewarganegaraan 70 % 75 %
Bahasa Indonesia 60 % 75 %
Bahasa Inggris 60 % 75 %
Matematika 60 % 75 %
Fisika 60 % 65 %
Biologi 60 % 65 %
Kimia 60 % 65 %
Sejarah 60 % 70 %
Geografi 60 % 70 %
Ekonomi 60 % 70 %
Sosiologi 60 % 70 %
Seni Budaya 60 % 70 %

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 70 % 75 %


Teknologi Informasi dan Komunikasi 60 % 65 %
Keterampilan/ Bahasa Asing 60 % 65 %
Muatan Lokal 60 % 70 %

Sekolah menargetkan agar angka ketuntasan belajar tersebut semakin


meningkat setiap tahunnya. Oleh karena itu, setiap warga sekolah
diharapkan untuk lebih bekerja keras lagi agar mutu pendidikan sekolah
dapat meningkat dari tahun ke tahun.

6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

A. Kenaikan kelas peserta didik di SMA Negeri 1 Binuang


1. Dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran atau setiap semester genap.
2. Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil belajar pada semerter
genap, dengan pertimbangan seluruh SK/ KD yang belum tuntas pada
semester ganjil, harus dituntaskan sampai mencapai KKM yang ditetapkan,
sebelum akhir semester genap. Hal ini sesuai dengan prinsip belajar tuntas
(mastery learning), dimana peserta yang belum mencapai ketuntasan
belajar sesuai dengan KKM yang ditetapkan, maka yang bersangkutan harus
mengikuti pembelajaran remidi sampai yang bersangkutan mampu
mencapai KKM dimaksud.
Artinya, nilai kenaikan kelas harus tetap memperhitungkan hasil belajar
peserta didik selama satu tahun pelajaran yang sedang berlangsung.
3. Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas XI, apabila yang bersangkutan
tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 (tiga) mata
pelajaran.
4. Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas XII, apabila yang
bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3
(tiga) mata pelajaran yang bukan mata pelajaran ciri khas program, atau
yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal pada salah
satu atau lebih mata pelajaran ciri khas program.
Sebagai contoh: Bagi Peserta didik Kelas XI
a. Program IPA, tidak boleh memiliki nilai yang tidak tuntas pada mata
pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi.
b. Program IPS, tidak boleh memiliki nilai yang tidak tuntas pada mata
pelajaran Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi.
c. Program Bahasa, tidak boleh memiliki nilai yang tidak tuntas (kurang)
pada mata pelajaran Antropologi, Sastra Indonesia, dan Bahasa Asing
lainnya yang menjadi pilihan.
5. Satuan pendidikan dapat menambah kriteria kenaikan kelas sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan setiap satuan pendidikan, melalui rapat
dewan pendidik.

A. Kelulusan peserta didik di SMA Negeri 1 Binuang

SYARAT KELULUSAN SMA NEGERI 1 BINUANG


TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011

1. Siswa duduk dikelas tiga sampai dengan semester dua


2. Telah mengikuti Ujian praktek untuk mata pelajaran Pendidikan Agama,
Pendidikan Olah Raga, Penddikan Seni, Teknologi Informasi Komuniaksi,
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Sastra Inggris, Fisika, Kimia, dan
Biologi.
3. Mengikuti seluruh kegiatan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah
4. Mempunyai nilai hasil ujian tiap mata pelajaran > 5,50
KRITERIA KELULUSAN UJIAN NASIONAL

1. Memiliki nilai > 5,50 dan rata-rata > 5,50 untuk :


a. Program Bahasa : Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa
Jepang.
b. Program Ilmu Alam : Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris , dan
Matematika
c. Program Ilmu Sosial : Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris , dan
Ekonomi

KRITERIA KELULUSAN SMA NEGERI 1 BINUANG

1. Rata-rata mata pelajaran umum ≥ 6,00 ( Enam koma nol ) ;


a. Program Bahasa : Pend. Agama, Kewarganegaraan, Penjaskes,
Pendidikan Seni, Sejarah, Antropologi, Sastra Indonesia, Matematika,
dan Teknologi Informasi Komunikasi .
b. Program Ilmu Alam ( IA ) : Pend. Agama, Kewarganegaraan,
Penjaskes, Pendidikan Seni, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan
Teknologi Informasi Komunikasi
c. Program Ilmu Sosial ( IS ) : Pend. Agama, Kewarganegaraan,
Penjaskes, Pendidikan Seni, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Matematika, dan Teknologi Informasi Komunikasi
2. Rata-rata mata pelajaran ciri khusus program studi ≥ 6,00 ( Enam koma
nol ) ;
a. Program Ilmu Alam ( IA ) : Fisika, Kimia dan Biologi.
Ilmu Sosial ( IS ) : Geografi, Sejarah dan Sosiologi.
7. Penjurusan

1. Waktu penentuan dan pelaksanaan penjurusan


a. Penentuan penjurusan bagi peserta didik untuk program IPA, IPS dan
Bahasa dilakukan mulai akhir semester 2 (dua) kelas X.
b. Pelaksanaan KBM sesuai program jurusan, dimulai pada semester 1
(satu) kelas XI.
2. Kriteria penjurusan program
Penentuan penjurusan program dilakukan dengan mempertimbangkan
potensi, minat dan kebutuhan peserta didik, yang harus dibuktikan
dengan hasil prestasi akademik yang sesuai dengan kriteria nilai yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan. Apabila terjadi perbedaan antara
potensi/minat dengan nilai akademik seorang peserta didik, maka guru
harus mengkaji dan melakukan perbaikan dalam memberikan layanan
belajar kepada yang bersangkutan.
a. Potensi dan Minat Peserta Didik
Untuk mengetahui potensi dan minat peserta didik dapat dilakukan
melalui angket/kuesioner dan wawancara, atau cara lain yang dapat
digunakan untuk mendeteksi potensi, minat, dan bakat.
b. Nilai akademik
Peserta didik yang naik ke kelas XI dan akan mengambil program
tertentu yaitu: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) atau Bahasa: boleh memiliki nilai yang tidak tuntas paling
banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada mata pelajaran-mata pelajaran
yang bukan menjadi ciri khas program tersebut (lihat Struktur
Kurikulum).
Peserta didik yang naik ke kelas XI, dan yang bersangkutan mendapat
nilai tidak tuntas 3 (tiga) mata pelajaran, maka nilai tersebut harus
dijadikan dasar untuk menentukan program yang dapat diikuti oleh
peserta didik, contoh :
 Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Kimia
dan Geografi (2 mata pelajaran ciri khas program IPA dan 1 ciri
khas program IPS), maka siswa tersebut secara akademik dapat
dimasukkan ke program Bahasa.
 Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, dan Fisika, (2 mata pelajaran ciri khas
Bahasa dan 1 ciri khas IPA), maka siswa tersebut secara akademik
dapat dimasukkan ke program IPS.
 Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Ekonomi,
Sosilologi, dan Bahasa Inggris (2 mata pelajaran ciri khas program
IPS dan 1 ciri khas program Bahasa), maka peserta didik tersebut
secara akademik dapat dimasukkan ke program IPA.
 Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Ekonomi,
dan Bahasa Indonesia (mencakup semua mata pelajaran yang
menjadi ciri khas ketiga program di SMA) maka peserta didik
tersebut:
- perlu diperhatikan minat peserta didik.
- perlu diperhatikan prestasi Pengetahuan, Praktik dan Sikap
pada mata pelajaran yang menjadi ciri khas program IPA
seperti Fisika, Kimia, dan Biologi dibandingkan dengan mata
pelajaran yang menjadi ciri khas program IPS ( Ekonomi,
Geografi, Sosiologi) dan dibandingkan dengan mata pelajaran
yang menjadi ciri khas program Bahasa (Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris). Perbandingan nilai prestasi siswa dimaksud
dapat dilakukan melalui program remidial dan diakhiri dengan
ujian. Apabila pada nilai dari setiap mata pelajaran yang
menjadi ciri khas program tertentu terdapat nilai prestasi
yang lebih unggul daripada program lainya, maka siswa
tersebut dapat dijuruskan ke program yang nilai prestasi mata
pelajarannya lebih unggul tersebut. Apabila antara minat dan
prestasi ketiga aspek tidak cocok/sesuai, wali kelas dengan
pertimbangan masukan dari guru Bimbingan dan Konseling
dapat memutuskan program apa yang dapat dipilih oleh
peserta didik.
3. Bagi peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk masuk ke semua
program, diberi kesempatan untuk pindah jurusan apabila ia tidak cocok
pada program semula atau tidak sesuai dengan kemampuan dan
kemajuan belajarnya. Sekolah harus memfasilitasi agar peserta didik
dapat mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dimiliki di kelas baru.
4. Batas waktu untuk pindah program ditentukan oleh sekolah paling
lambat 1 (satu) bulan.
5. Satuan pendidikan dapat menambah kriteria penjurusan sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan setiap satuan pendidikan.

8. Pindah Sekolah

1. SMA Negeri 1 Binuang memfasilitasi adanya peserta didik yang pindah


sekolah:
a. Antarsekolah pelaksana KTSP;
b. Antara sekolah pelaksana Kurikulum 2004 dengan sekolah pelaksana
KTSP.
2. Untuk pelaksanaan pindah sekolah (masuk atau keluar) lintas Provinsi
dan Kabupaten/Kota disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada
masing-masing Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
3. Persyaratan pindah/mutasi peserta didik sesuai dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah, antara lain mencakup hal-hal sebagai
berikut:
a. Menyesuaikan bentuk laporan hasil belajar (LHB) dari sekolah asal
sesuai dengan bentuk raport yang digunakan di sekolah tujuan.
b. Melakukan tes atau program matrikulasi bagi siswa pindahan.
9. Pendidikan Kecakapan Hidup

Pendidikan kecakapan hidup yang diterapkan oleh sekolah merupakan


bagian integral dari pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Dengan
demikian, materi kecakapan hidup akan diperoleh peserta didik melalui
kegiatan pembelajaran sehari-hari yang emban oleh mata pelajaran yang
bersangkutan.
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan disusun dan disesuikan setiap tahun oleh sekolah untuk
mengatur waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan waktu belajar mengacu
kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik SMA
Negeri 1 Binuang, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari
pemerintah/ pemerintah daerah.
Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun
pelajaran sebagi berikut :

A. Permulaan Tahun Pelajaran

Awal tahun pembelajaran dimulai pada hari Senin tanggal 12 Juli 2010.

Hari-hari pertama masuk sekolah berlangsung selama 3 (tiga) hari dengan


pengaturan sebagai berikut:

- kelas X melaksanakan Masa Orientasi Sekolah (MOS)

- kelas XI dan kelas XII melaksanakan Tes Awal

B. Waktu Belajar

Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun


pelajaran menjadi semester 1 (satu) dan semester 2 (dua). Kegiatan
pembelajaran dilaksanakan selama 6 (enam) hari, yaitu:
HARI WAKTU BELAJAR
Senin 07.30 – 14.00
Selasa 07.30 – 14.00
Rabu 07.30 - 14.00
Kamis 07.30 - 14.00
Jum’at 08.00 – 11.15
Sabtu 07.30 – 14.00
(16.00 – 17.30 Kegiatan pengembangan diri)
Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, waktu pembelajaran efektif
belajar ditetapkan sebanyak 34 minggu untuk setiap tahun pelajaran.

C. Kegiatan Tengah Semester

Kegiatan tengah semester direncanakan selama 5 (lima) hari. Kegiatan


tengah semester akan diisi oleh peserta didik untuk mengadakan Pekan
Olah Raga (POR) dan Pentas Seni (Pensi).

D. Libur Sekolah

Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah
pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk tidak diadakan proses
pembelajaran di sekolah.

Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan berikut ini.:

 Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan atau Menteri Agama


dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan.

 Peraturan Pemerintah Pusat/ Provinsi/ Kabupaten/ Kota dalam hal


penentuan hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak
untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan.

Sekolah mengambil kebijakan hari libur sebagai berikut ini.

o Libur Awal Puasa 11 Agustus 2010 – 12 Agustus 2010


o Libur Akhir Puasa 23 Agustus 2010 – 13 September 2010
o Libur Semester 1 27 Desember 2010 – 8 Januari 2011
o Libur Semester 2 27 Juni 2011 – 9 Juli 2011
Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain:

o Isra ‘Miraj Nabi Muhammad 10 Juli 2010


o Hari Kemerdekaan R I 17 Agustus 2010
o Idul Fitri dan Cuti Bersama 9 September – 13 September 2010
o Idul Adha 17 November 2010
o Tahun Baru Hijriah 7 Desember 2010
o Hari Raya Natal 25 Desember 2010
o Tahun Baru Masehi 1 Januari 2011
o Tahun Baru Imlek 3 Februari 2011
o Maulid Nabi Muhammad SAW 16 Februari 2011
o Hari Raya Nyepi 5 Maret 2011
o Wafat Isa Al masih 22 April 2011
o Hari Raya Waisak 17 Mei 2011
o Kenaikan Isa Al Masih 2 Juni 2011

E. Jadwal Kegiatan
Rencana kegiatan sekolah tahun pelajaran 2009/ 2010 adalah sebagaimana
tertera pada tabel berikut ini.

JADWAL KEGIATAN TAHUN 2010/ 2011


NO JENIS KEGIATAN PELAKSANAAN

1 Rapat Persiapan PSB 24 Juni 2010


2 Penerimaan Peserta didik Baru 28 Juni s.d 3 Juli 2009
3 Rapat Persiapan KBM Semester I 12 Juli 2010
4 Hari pertama tahun pelajaran 2009/2010 12 Juli 2010
5 Masa Orientasi Peserta didik Kelas X 12 Juli s.d 14 Juli 2010
6 Rapat Koordinasi TU 13 Juli 2010
7 Rapat Kordinasi Wali kelas 14 Juli 2010
8 Rapat Kordinasi Pembina OSIS 14 Juli 2010
9 Rapat Koordinasi Staf & wakil 14 Juli 2010
Rapat Pleno Komite
10 24 Juli 2010
( Orang Tua Peserta didik Baru )
11 Peringatan Kemerdekaan RI 17 Agustus 2010
12 Ulangan Tengah Semester 1 11 s.d 15 Oktober 2010
13 Remedial/Pengayaan 12 s.d 16 Oktober 2009
14 Pelatihan TIK 18 s.d 20 Oktober 2010
15 Libur Awal Puasa 11 s.d 12 Agustus 2010
16 Libur Idul Fitri 9 s.d 13 September 2010
17 Rapat Evaluasi Smt.1 & Persiapan Smt.2 23 Desember 2010
18 Pembagian LHB 24 Desember 2009
27 Desember 2010 s.d
19 Libur Semester 1
8 Januari 2011
20 Hari pertama semester 2 10 Januari 2011
21 Ulangan Tengah Semester 2 21 s.d 25 Maret 2011
22 Remedial/Pengayaan 22 s.d 26 Maret 2011
23 Rapat Pembentukan Panitia US/UN 21 Pebruari 2011
24 Ujian Tulis Nasional 14 s.d 18 Maret 2011
25 Ujian Tulis Sekolah 6 s.d 16 Juni 2011
26 Ujian Praktik 21 s.d 25 Maret 2011
27 Rapat Kelulusan 23 April 2011
28 Rapat Kenaikan Kelas 23 Juni 2011
29 Pembagian LHB 25 Juni 2011
30 Rapat Kerja Sekolah 11 Juli 2011
BEBERAPA PENGERTIAN / ISTILAH

KURIKULUM adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) adalah kurikulum operasional yang


disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

SILABUS adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata


pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN merupakan bagian dari perencanaan proses


pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

PENUGASAN TERSTRUKTUR adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman


materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh
pendidik.

KEGIATAN MANDIRI TIDAK TERSTRUKTUR adalah kegiatan pembelajaran yang berupa


pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik
untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta
didik.

KALENDER PENDIDIKAN adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta


didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun
ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

PERMULAAN TAHUN PELAJARAN adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran


pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

MINGGU EFEKTIF BELAJAR adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran.

WAKTU PEMBELAJARAN EFEKTIF adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,


meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan
lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

WAKTU LIBUR adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal.

Anda mungkin juga menyukai