Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Motor listrik sebagai penggerak cukup banyak kita jumpai penggunaannya


pada rumah tangga, industri-industri dan sarana transfortasi. Pada umumnya
setiap industri selalu menggunakan motor listrik untuk melaksanakan
kegiatannya. Hal ini disebabkan karena harganya relatif murah dan mudah
pengoperasiannya.
Memandang semakin pesatnya pertumbuhan industri yang semakin
modern dan semakin padatnya sarana transfortasi maka penggunaan motor-
motor listrik ini menunjukkan peningkatan. Sejalan dengan perkembangan
perlistrikan, teknologi komponen listrik mempunyai peranan yang sangat penting.
Komponen listrik lain banyak digunakan dalam pengendali peralatan motor dan
generator listrik, komponen listrik yang banyak digunakan saat ini adalah
kontaktor.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:


1) Apa definisi kontaktor?
2) Bagaimana prinsip kerja kontaktor ?
3) Apa definisi motor listrik induksi?
4) Bagaimana kontaktor dapat mengendalikan motor listrik induksi ?

1.3. Tujuan dan Manfaat

Adapun penyusunan makalah ini bertujuan antara lain sebagai berikut:


1. Mahasiswa mengetahui definisi dari kontaktor.
2. Mahasiswa memahami prinsip ker.ja kontaktor.
3. Mahasiswa mengetahui definisi dari motor listrik.
4. Mahasiswa memahami cara kontaktor mengendalikan motor listrik
induksi.

1
2

Dalam hal ini pemakalah berharap dapat memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat memanfaatkan kontaktor sebagai pengendali motor
induksi.
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang kontaktor
untuk keperluan lain dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mahasiswa dapat menjadi penyuluh di masyarakat tentang manfaat
dan aplikasi kontaktor.

1.4. Metode Penulisan

Dalam menyusun makalah ini penulis menggunakan metode studi pustaka,


yaitu metode yang menggunakan sumber tertulis didapatkan baik melalui buku
atau internet sebagai dasar dalam pembahasannya.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Bab I. Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang penulisan, tujuan dan manfaat penulisan,
rumusan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan.

2. Bab II. Tinjauan Pustaka


Menjelaskan tentang pengertian kontaktor, motor listrik, jenis-jenis
kontaktor magnet, jenis-jenis motor listrik dan prinsip kerja kontaktor serta
menguraikan keterkaitan antara kelimanya.

3. Bab III. Pembahasan


Bab ini berisi penjelasan rinci mengenai cara kontaktor mengendalikan
motor listrik induksi.

4. Bab IV. Penutup


Menguraikan kesimpulan yang dapat di ambil dari pengerjaan makalah ini
dan saran yang sedapat mungkin diberikan guna penyempuranaan dalam
tugas selanjutnya.

5. Daftar Pustaka
Mencantumkan sumber-sumber pendukung dalam penyusunan makalah.
3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Motor Listrik
2.1.1 Definisi
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan
untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan
kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer,
bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja”
nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70%
beban listrik total di industri.

2.1.2 Prinsip Kerja Motor Listrik


A. Secara Umum
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama. Arus
listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya. Jika kawat yang membawa
arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu
pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang
berlawanan. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar
4

kumparan. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk


memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya
dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan. Dalam
memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan
beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/ torque sesuai
dengan kecepatan yang diperlukan.
Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok, yaitu:
 Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran
energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torque nya
tidak bervariasi. Contoh beban dengan torque konstan adalah conveyors,
rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
 Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang
bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan variabel
torque adalah pompa sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai
kwadrat kecepatan).
 Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque
yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk
beban dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.

B. Prinsip Kerja Motor Listrik 3 Phasa


Motor 3 phasa akan bekerja /berputar apabila sudah dihubungkan dalam
hubungan tertentu. Mendapat tegangan (jala-jala /power /sumber) sesuai dengan
kapasitas motornya.
5

Bekerjanya hanya mengenal 2 hubungan yaitu :


1. Motor bekerja bintang / star (Y) berarti motor harus dihubungkan bintang
baik secara langsung pada terminal maupun melalui rangkaian kontrol.
2. Motor bekerja segitiga /Delta (▲) berarti motor harus dihubungkan segitiga
baik secara langsung pada terminal maupun melalui rangkaian kontrol.

Kecuali : mesin-mesin yang berkapasitas tinggi diatas 10 HP, maka motor


tersebut wajib bekerja segitiga (▲) dan harus melalui rangkaian kontrol star delta
baik secara mekanik , manual, konvensional, digital , PLC. Dimana bekerja awal
(start) motor tersebut bekerja bintang hanya sementara, selang berapa waktu
barulah motor bekerja segitiga dan motor boleh dibebani.
Cara menghubungkan motor dalam hubungan bintang (Y) :
 Cukup mengkopelkan /menghubungkan salah satu dari ujung-ujung
kumparan phasa menjadi satu.
 Sedangkan yang tidak dihhubungkan menjadi satu dihubungkan
kesumber tegangan. Cara menghubungkan motor dalam hubungan
segitiga (▲) :
 Ujung-ujung pertama dari kumparan phasa I dihubungkan dengan ujung
kedua dari kumparan phasa III.
 Ujung-ujung pertama dari kumparan phasa II dihubungkan dengan ujung
kedua dari kumparan phasa I.
 Ujung-ujung pertama dari kumparan phasa III dihubungkan dengan ujung
kedua dari kumparan phasa II.
 Sedangkan untuk kesumber tegangan terserah kita menghubungkannya ,
boleh melalui ujung–ujung pertama atau ujung-ujung kedua.

2.1.3 Jenis-Jenis Motor Listrik


Bagian ini menjelaskan tentang dua jenis utama motor listrik: DC dan
motor. Dafar para pemasok motor listrik tersedia di
www.directindustry.com/find/electric-motor. memperlihatkan motor listrik yang
paling umum.
6

A. Motor Listrik Arus Bolak-Balik (AC)


Motor arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang membalikkan
arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik memiliki dua
buah bagian dasar listrik: "stator" dan"rotor" seperti ditunjukkan daalam. Stator
merupakan komponen listrik statis.Rotor merupakan komponen listrik berputar
untuk memutar as motor.
Keuntungan utama motor DC terhadap motor AC adalah bahwa
kecepatan motor AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini, motor
AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekwensi variabel untuk meningkatkan
kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya. Motor induksi merupakan
motor yang paling populer di industri karena kehandalannya dan lebih mudah
perawatannya. Motor induksi AC cukup murah (harganya setengah atau kurang
dari harga sebuah motor DC) dan juga memberikan rasio daya terhadap berat
yang cukup tinggi (sekitar dua kali motor DC).

B. Motor Listrik Arus Searah (DC)


Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung
yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan
khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang
tetap untuk kisaran kecepatan yang luas. input, konstruksi, dan mekanisme
operasi.

Secara fisik mesin DC tampak jelas ketika rumah motor atau disebut
stator dibongkar terdapat kutub-kutub magnet bentuknya menonjo. Mesin DC
yang sudah dipotong akan tampak beberapa komponen yang mudah dikenali.
Bagian yang berputar dan berbentuk belitan kawat dan ditopang poros disebut
7

sebagai rotor atau jangkar. Bagian yang berputar dan berbentuk belitan kawat
dan ditopang poros disebut sebagai rotor atau jangkar.

Bagian yang berputar dan berbentuk belitan kawat dan ditopang poros
disebut sebagai rotor atau jangkar. Bagian rotor mesin DC salah satu ujungnya
terdapat komutator yang merupakan kumpulan segmen tembaga yang tiap-tiap
ujungnya disambungkan dengan ujung belitan rotor. Komutator merupakan
bagian yang sering dirawat dan dibersihkan karena bagian ini bersinggungan
dengan sikat arang untuk memasukkan arus dari jala-jala ke rotor.

Sikat arang (carbon brush) dipegang oleh pemegang sikat (brush holder)
(Gambar 13) agar kedudukan sikat arang stabil. Pegas akan menekan sikat
arang sehingga hubungan sikat arang dengan komutator tidak goyah. Sikat
arang akan memendek karena usia pemakaian dan secara periodik harus diganti
dengan sikat arang baru.

Salah satu kelemahan dari mesin DC adalah kontak mekanis antara


komutator dan sikat arang yang harus terjaga dan secara rutin dilakukan
pemeliharaan. Tetapi mesin DC juga memiliki keunggulan khususnya untuk
mendapatkan pengaturan kecepatan yang stabil dan halus. Motor DC banyak
dipakai di industri kertas, tekstil, kereta api diesel elektrik, dan sebagainya.
8

2.2. Kontaktor
2.2.1 Definisi
Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja secara magnetik yaitu kontak
bekerja apabila kumparan diberi energi. The National Manufacture Assosiation
(NEMA) mendefinisikan kontaktor magnetis sebagai alat yang digerakan secara
magnetis untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik. Tidak seperti
relay, kontaktor dirancang untuk menyambung dan membuka rangkaian daya
listrik tanpa merusak. Beban-beban tersebut meliputi lampu, pemanas,
transformator, kapasitor, dan motor listrik.

Sedangkan menurut glossary standard kompetensi tenaga teknik


ketenaga listrikan bidang transmisi, kontaktor adalah alat yang secara berulang-
ulang menutup dan membuka rangkaian listrik.

2.2.2 Jenis-Jenis Kontaktor Magnet


A. Kontaktor Magnet
Kontaktor magnet atau sakelar magnet adalah sakelar yang bekerja
berdasarkan kemagnetan. Artinya sakelar ini bekerja bila ada gaya kemagnetan.
Magnet berfungsi sebagai penarik dan pelepas kontak-kontak. Sebuah kontaktor
harus mampu mengalirkan arus dan memutuskan arus dalam keadaan kerja
normal. Arus kerja normal ialah arus yang mengalir selama pemutusan tidak
9

terjadi. Sebuah kontaktor kumparan magnetnya (coil) dapat dirancang untuk arus
searah (arus DC) atau arus bolak-balik (arus AC). Kontaktor arus AC ini pada inti
magnetnya dipasang cincin hubung singkat, gunanya adalah untuk menjaga arus
kemagnetan agar kontinu sehingga kontaktor tersebut dapat bekerja normal.
Sedangkan pada kumparan magnet yang dirancang untuk arus DC tidak
dipasang cincin hubung singkat.
Komponen terpenting pada kontaktor magnit terdiri dari :
 kumparan magnit (coil) dengan simbol A1 – A2 yang akan bekerja bila
mendapat sumber tegangan listrik.
 kontak utama terdiri dari simbol angka : 1,2,3,4,5, dan 6.
 kontak bantu biasanya tediri dari simbol angka 11,12,13,14, ataupun
angka 21,22,23,24 dan juga angka depan seterusnya tetapi angka
belakang tetap dari 1 sampai 4.

Pada umumnya kontaktor magnit memiliki 3 kontak yang merupakan NO


(Normally Open) utama. Bila pada kontaktor mempunyai 4 kontak semuanya NO
yang terdiri dari 3 kontak utama dan 1 kontak bantu. Bila pada kontaktor
mempunyai 5 kontak maka terdiri dari 3 kontak utama NO dan 1 kontak bantu
NO dan 1 kontak bantu NC (Normally Close). Bila pada kontaktor mempunyai 7
kontak maka terdiri dari 3 kontak utama NO, 2 kontak bantu NO, dan 2 kontak
bantu NC.
10

B. Kontaktor Magnet Arus Searah (DC)


Kontaktor magnet arus searah (DC) terdiri dari sebuah kumparan yang
intinya terbuat dari besi. Jadi bila arus listrik mengalir melalui kumparan, maka
inti besi akan menjadi magnet. Gaya magnet inilah yang digunakan untuk
menarik angker yang sekaligus menutup/ membuka kontak. Bila arus listrik
terputus ke kumparan, maka gaya magnet akan hilang dan pegas akan
menarik/menolak angker sehingga kontak kembali membuka atau menutup.
Untuk merancang kontaktor arus searah yang besar dibutuhkan tegangan
kerja yang besar pula, namun hal ini akan mengakibatkan arus yang melalui
kumparan akan besar dan kontaktor akan cepat panas. Jadi kontaktor magnet
arus searah akan efisien pada tegangan kerja kecil seperti 6 V, 12 V dan 24 V.
Bentuk fisik relay dikemas dengan wadah plastik transparan, memiliki dua
kontak SPDT (Single Pole Double Throgh) Gambar 2.1, satu kontak utama dan
dua kontak cabang). Relay jenis ini menggunakan tegangan DC 6V, 12 V, 24 V,
dan 48 V. Juga tersedia dengan tegangan AC 220 V. Kemampuan kontak
mengalirkan arus listrik sangat terbatas kurang dari 5 ampere. Untuk dapat
mengalirkan arus daya yang besar untuk mengendalikan motor induksi, relay
dihubungkan dengan anak kontak.
Bila kontaktor untuk arus searah digunakan pada arus AC maka
kemagnetannya akan timbul dan hilang setiap saat mengikuti gelombang arus
AC.

C. Kontaktor Magnet Arus Bolak-Balik (AC)


Kontruksi kontaktor magnet arus bolak-balik pada dasarnya sama dengan
kontaktor magnet arus searah. Namun karena sifat arus bolak-balik bentuk
gelombang sinusoida, maka pada satu periode terdapat dua kali besar tegangan
sama dengan nol. Jika frekuensi arus AC 50 Herz berarti dalam 1 detik akan
terdapat 50 gelombang. Dan 1 periode akan memakan waktu 1/50 = 0,02 detik
yang menempuh dua kali titik nol. Dengan demikian dalam 1 detik terjadi 100 kali
titik nol atau dalam 1 detik kumparan magnet kehilangan magnetnya 100 kali.
Karena itu untuk mengisi kehilangan magnet pada kumparan magnet
akibat kehilangan arus maka dibuat belitan hubung singkat yang berfungsi
sebagai pembangkit induksi magnet ketika arus magnet pada kumparan magnet
11

hilang. Dengan demikian maka arus magnet pada kontaktor akan dapat
dipertahankan secara terus menerus (kontinu).
Bila kontaktor yang dirancang untuk arus AC digunakan pada arus DC
maka pada kumparan itu tidak timbul induksi listrik sehingga kumparan menjadi
panas. Sebaliknnya, bila kontaktor magnet untuk arus DC yang tidak mempunyai
belitan hubung singkat diberikan arus AC maka pada kontaktor itu akan bergetar
yang disebabkan oleh kemagnetan pada kumparan magnetnya timbul dan hilang
setiap 100 kali.

2.2.3 Prinsip Kerja Kontaktor Magnet


Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open ( NO )
dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan
membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan
kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan
menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah
lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-
kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor yang dioperasikan
secara elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang paling bermanfaat
yang pernah dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik maka
gambar prinsip kerja kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut :
Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh magnet
seperti yang telah dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan b kumparan magnet
diberi tegangan, maka magnet akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak
bergerak.
Yang berhubungan dengan jangkar tersebut ikut tertarik. Tegangan yang
harus dipasangkan dapat tegangan bolak balik ( AC ) maupun tegangan searah (
DC ), tergantung dari bagaimana magnet tersebut dirancangkan. Untuk beberapa
keperluan digunakan juga kumparan arus ( bukan tegangan ), akan tetapi dari
segi produksi lebih disukai kumparan tegangan karena besarnya tegangan
umumnya sudah dinormalisasi dan tidak tergantung dari keperluan alat pemakai
tertentu.

2.2.4 Karakteristik Kontaktor Magnet


Spesifikasi kontaktor magnet yang harus diperhatikan adalah kemampuan
daya kontaktor ditulis dalam ukuran Watt / KW, yang disesuaikan dengan beban
12

yang dipikul, kemampuan menghantarkan arus dari kontak – kontaknya, ditulis


dalam satuan ampere, kemampuan tegangan dari kumparan magnet, apakah
untuk tegangan 127 Volt atau 220 Volt, begitupun frekuensinya, kemampuan
melindungi terhadap tegangan rendah, misalnya ditulis ± 20 % dari tegangan
kerja. Dengan demikian dari segi keamanan dan kepraktisan, penggunaan
kontaktor magnet jauh lebih baik dari pada saklar biasa.

2.3. MCB 1 Phasa dan 3 Phasa


MCB adalah suatu alat pengaman hubung singkat yang banyak di
gunakan pada instalasi motor listrik , juga sering di gunakan karena benda ini
praktis penggunaannya. Pada instalasi rumah misalnya apabila ada hubung
singkat, maka MCB ini akan memutuskan kontaknya dan seluruh instalasi akan
terputus.

2.4. Sekering
Sekering adalah suatu alat pengaman untuk mengisolir rangkaian bila
terjadi gangguan atau kesalahan pada rangkaian saat di lakukan revisi perbaikan
arus yang mengalir pada suatu hantaran menimbulkan panas, supaya suhu
penghantarnya tidak terlalu tinggi dan tidak melampaui batas yang dimiliki nya,
maka arus dibatasi.Untuk mengamankan hantaran atau peralatan listrik yang di
gunakan pengaman lebur Sekering merupakan syatu pengaman yang di
gunakan untuk:
 Menbatasi arus lebih
 Mengamankan hantaran/ peralatan listrik
 Mengamankan terjadinya hubung singkat
13

Berikut jenis sekering:


 Sekering partum
 Sekering NH
 Sekering tabung
 Kode warna sekering patrum, yaitu:
 Sekering 2A : Merah muda
 Sekering 4A: Coklat
 Sekering 6A: Hijau
 Sekering 10A: Merah tua
 Sekering 16A: Abu-abu
 Sekering 20A : Biru
 Sekering 25A: Kuning
 Sekering 35A: Hitam
 Sekering 50A :Putih
 Sekering 63A: Kuning emas
14

2.5 Relay
Relay adalah suatu saklar magnet yang kerjannya berdasarkan arus listrik
yang mengalir menuju koil yang bila di beri arus listrik akan menjadi magnet yang
akan menarik kontak-kontaknya pada reley tersebut.

2.6 Pengendalian Motor Listrik Dengan Kontaktor


2.6.1 Stop Start/ Motor
Rangkaian stop/start motor banyak di gunakan dipakai pada mesin-mesin
produksi. Selain itu system kendaliseperti ini sangat sederhana dan banyak
kelebihannya. Sistem seperti ini sudah banyak di pakai oleh banyak industri,
pertambangan,dan rumah sakit.rangkaian sepertiini banyak memiliki kelebihan
dan kekurangannya. Kelebihannya itu sendiri adalah tidak memakan tempat
dalam pengendaliannya.Hal ini sangat diminati oleh banyak perusahaan,
rangkaiannya memang sangat sederhana dan bisa diterapkan pada mesin-mesin
produksi.
15

Berikut ini penjelasan tentang alat-alat listrik yang di pakai dalam system
pengendali stop/start motor, terdiri dari:
 1Magnetik kontaktor
 Tombol Push Button ON
 Tombol Push Button OFF
 1Motor listrik 3 Fasa
 MCB 1 Fasa

2.6.2 Rangkaian Pembalik Putaran Motor


Selain itu ,di antara rangakain yang bias di modifikasi adalah pembalik
puteran motor Rangkain hampir sama seperti rangkaian motor di atas. Berikut ini
di jelaskan alat-alat listrik yang di pakai dalam pemasangan ini :
 2 Magnetik kontaktor
 1 MCB 1 fasa
 Tombol push button ON
 Tombol push button OFF
 1 MOTOR 3 fasa
 Over load
Rangkaian pengendali motor ini, dapat memutar motor kearah kanan dan kiri,
menggunakan 2 buah magnetic kontaktor, yang akan di tukar salah satu fasanya,
dan menukar NC (normaly close) pada rangkaian kontrol (lihat gambar). pada
saat NO (normaly open) S2 ditekan maka K1 bekerja dan motor akan berputar,
dan saat NO S3 ditekan maka NC S3 akan memutuskan K1, dan K2 akan
bekerja serta motor akan berputarke arah sebaliknya, tekan tombol S1 untuk
berhenti/ memutuskan rangkain.

2.6.3 Rangkaian Bintang Segitiga Otomatis


Rangkaian bintang segitiga dan bintang cara kerjanya hampir sama dengan
rangkaian STOP/START motor. Berikut ini di jelaskan alat-alat listrik yang di
pakai dalam pemasangan ini :
 3 Magnetik kontaktor
 1 MCB 1fasa
16

 Tombol push button ON


 Tombol push button OFF
 1 MOTOR 3 fasa
Sistem kerja rangkaian :
A. Hubungan Bintang Segitiga
1. Hubungan Bintang
Tombol S2 di-ON-kan terjadi loop tertutup pada rangkaian koil Q1 dan
menjadi energized bersamaan dengan koil Q2. Kontaktor Q1 dan Q2 energized
motor terhubung bintang. Koil timer K1 akan energized, selama setting waktu
berjalan motor terhubung bintang.

2. Hubungan Segitiga
Saat Q1 dan Q2 masih posisi ON dan timer K1 masih energized, sampai
setting waktu berjalan motor terhubung bintang. Ketika setting waktu timer habis,
kontak Normally Close K1 dengan akan OFF menyebabkan koil kontaktor Q1
OFF, bersamaan dengan itu Q3 pada posisi ON. Posisi akhir kontaktor Q2 dan
Q3 posisi ON dan motor dalam hubungan segitiga. Untuk mematikan rangkaian
cukup dengan meng-OFF-kan tombol tekan S1 rangkaian kontrol akan terputus
dan seluruh kontaktor dalam posisi OFF dan motor akan berhenti bekerja.
Kelengkapan berupa lampu-lampu indikator dapat dipasangkan, baik indikator
saat rangkaian kondisi ON, maupun saat saat rangkaian kondisi OFF, caranya
dengan menambahkan kontak bantu normally open yang diparalel dengan koil
kontaktor dan sebuah lampu indicator.
17

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat di tarik beberapa kesimpulan
antara lain sebagai berikut:
 Motor-motor listrik dapat dikendalikan dengan menggunakan kontaktor
magnet.
 Pengendalian motor-motor listrik dengan kontaktor dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu stop start/motor, rangkaian pembalik putaran motor
dan rangkaian segitiga bintang otomatis.
 Stop start adalah pengendalian motor dengan rangakain kontaktor
sederhana. Prinsip kerjanya hampir sama dengan saklar biasa.
 Rangkaian pembalik putaran motor adalah pengendalian motor yang dapat
memutar ke arah kanan dan kiri dengan menggunakan dua buah kontaktor
magnetik.
 Rangkaian segitiga bintang otomatis adalah pengendali motor dengan 3
buah kontaktor magnetik.
18

DAFTAR PUSTAKA

http://www.djlpe.esdm.go.id/modules/., Tentang pengertian kontaktor.

http://blkimojokerto.wordpress.com/2009/01/19/kontaktor, Tentang kontaktor.

http://carakerjakontaktor.blogspot.com/?zx=9254cb2b032200aa.

Anda mungkin juga menyukai