Anda di halaman 1dari 19

UPAYA GEREJA

BERTEOLOGI DI
RUANG PUBLIK:
HKBP dan GPKB
Tingki na dokdok do nuaeng pangkorhon ni
SG HKBP 1950 porang i. Godang do na rundut dohot na litok
di portibi on. Sai lam martamba do hasusaan
sian ari tu ari. Lam gogo do panosakna tu
hajolmaon. (Sekarang adalah masa yang
cukup sulit akibat perang. Kekacauan terjadi di
mana-mana. Beban bertamba dari hari ke hari.
Dampaknya semakin berat untuk kehidupan
sehari-hari). (Notulen ni SG HKBP 31 Okt. ro di
4 Nov. 1950 di Seminarie Sipoholon Tarutung,
hal. 2)

Putusan SG mengenai pemuda saat itu,


NHKBP dapat belajar politik, tetapi tidak
boleh terlibat aktif sebagai partai politik (SG-
HKBP 1950, 3)

Di taon 1949 i sega do na niula, Sai magodang do Aek Puli di Simangumban, godang eme na di lungguk diaup aek i.
molo binahen pardosdosan holan 1/3 ni gogo ni haumana nama dapot ganup ripe. Mansai sega do hauma di Palipi-
Samosir, binahen ni sahit ni eme, na margoar “sirurus” dohot na binaen ni bagudung. Masa do logo ni ari di ari
sinanggarnaggra di Muara dohot Paranginan. Tagan di sabron dope nunga posi logo ni ari i, pola dua hali manabur
na deba…(Pada tahun 1949 tanaman pertanian jemaat mengalami kerusakan yang parah. Sungai Aek Puli meluap
di Simangumban, begitu banyak padi yang sudah siap dituai hanyut dibawa banjir sungai yang meluap. Rata-rata
petani hanya mendapat 1/3 dari hasil panen yang biasa mereka peroleh. Di Palipi, Samosir terjadi gagal panen
karena penyakit tanaman padi bernama “sirurus” dan hama tikus. Sebaliknya di Muara petani menghadapi
kemarau, sebagian petani menabur benih bahkan sampai dua kali…) (Notulen ni SG HKBP di ari 31 Oct. ro di 4 Nov.
1950 di Seminarie Sipoholon Tarutung, hal. 3-4)
Pokok utama yang dibahas dalam SG ini adalah
paham komunis yang masuk ke Indonesia, bahkan ke
tengah-tengah warga jemaat HKBP. Sebab menurut
data yang disebut di SG tersebut, untuk 1 kabupaten
Tapanuli Utara, yang dominan jemaatnya adalah
HKBP terdapat sebanyak 11274 suara yang memilih
Partai Komunis Indonesia pada pemilu terakhir.
Dalam surat kabar PKI “Pendorong”, terbitan 12
Desember 1955, disebut bahwa Alkitab sejalan
dengan komunisme, mengutip perintah Tuhan Yesus
kepada seorang pemuda yang hendak mengikutNya,
agar menjual segala harta bendanya.

Untuk itu SG HKBP 1956 bereaksi keras menegaskan bahwa Alkitab tidak sejalan dengan
paham komunis, dengan butir sebagai berikut (SG HKBP 1956, 60-81): Pertama, menolak
pandangan komunis yang menjanjikan kebebasan sebagai arti dari kelepasan yang
selengkap-lengkapnya di dalam sejarah. Kedua, menolak paham bahwa lingkungan
rakyat jelata sebagai fokus utama dari tatanan hidup yang baru tetapi tidak disertai
dengan kesesuaian dengan perilaku. Ketiga, menolak segala bentuk perlakuan komunis
yang tidak mengenal kasih kepada musuhnya.
Sejak tahun 2004 HKBP melalui unit pelayanan Diakonia
membentuk CUM (Credit Union Modifikasi), dengan
harapan CUM akan berdiri di setiap gereja HKBP dan
seluruh anggota jemaat akan sebagai peserta.
Selain bentuk kegiatan ekonomi ini masih bersifat sporadis
belum secara menyeluruh, menurut data dari Biro
Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan HKBP, selama 10 tahun
waktu berjalan:
 Jumlah CUM yang berdiri hanya sebanyak 32 unit
(dari total 3.201 gereja), tersebar di pedesaan dan
perkotaan
 Jumlah keseluruhan anggota 18.000 (dari perkiraan
jumlah jemaat 4 juta jiwa).
 Paling tidak ada dua kendala utama yang dihadapi oleh
Biro Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan,
 pertama: jemaat (termasuk pendeta) beranggapan
bahwa Gereja hanya mengurus hal-hal peribadahan
kepada Tuhan, dan kurang pantas untuk mengurus
hal-hal ekonomi.
 Kedua, ketidakpercayaan terhadap program
tersebut, sebab kerap kali CU tidak dikelola dengan
baik, baik yang dikelola oleh gereja lokal maupun
oleh masyarakat luas.
ATURAN PERATURAN
• Sampai sekarang HKBP telah
menggunakan Aturan tertulis (1866, 1881,
1907, 1912, 1930, 1940, 1950, 1962, 1972,
1982, 1994, 2004, 2012).
• Perubahan yang paling menonjol (40
tahun belakangan)
– DARI MENGATUR KEHIDUPAN
BERGEREJA menjadi MENGATUR
KEHIDUPAN BERORGANISASI GEREJA.
– DARI CORAK ‘PENGGEMBALAAN’
MENJADI ‘KEPEMIMPINAN’
(Bnd. AP 1972 dan 1982: Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
(sebagaimana layaknya sebuah
organisasi atau yayasan).
Dalam konfesi HKBP pasal 4,
KONFESI HKBP 5, 7 terdapat sikap HKBP
mengenai kemiskinan. HKBP
secara tegas menolak segal
bentuk perbudakan, serta
solider dan berpihak pada
orang miskin dan kehidupan
komunitas bersama (HKBP
2006, 160, 163).
Namun, dalam praktiknya,
implementasi dan aktualisasi
dari butir konfessi tersebut
belum terlihat optimal.
Dalam buku: Peringatan 150 Tahun
HKBP
• Memulai Bab-1 dengan
“Dimana kita (=HKBP) Berada?
• Menyoroti 4 Isu Nasional
maupun Global
– Gereja dan Arus Globalisasi
– HAM dan Demokrasi
– Tanggapan Gereja terhadap
Globalisasi
– Fundamentalisme (Agama)

HENDAK MENGUNGKAPKAN KESADARANNYA AKAN PANGGILANNYA DI TENGAH


KONTEKS KEHIDUPAN KONKRET
Membentangkan Kilas Balik
Perjalanan 150 Tahun
• Mulai dari kedatangan Misionaris
• Kelengkapan Internal (Jabatan, konfesi,
musik dan nyanyian gereja, tata ibadah,
siasat, tata gereja, literatur, simbol, logo)
• Karya HKBP di tengah masyarakat luas,
kendati lebih banyak ditujukan kepada
warga HKBP, dan mengembangkan HKBP
dalam kualitas dan kuantitas.
• Karya tsb berupa persekolahan dan
diakonia (pelayanan kesehatan dan CU).
• Tidak ada kajian khusus dan perjumpaan
dengan agama lain (cth Islam).
• Sementara perjumpaan dengan budaya
modern (termasuk iptek) mendapat
perhatian dalam sikap dan peran HKBP di
tengah konteks globalisasi
Yahya Wijaya menuliskan dalam bukunya Kesalehan Pasar memberikan sebuah contoh
mengenai keberadaan GKPB di Bali dalam kaitannya dengan ekonomi (Wijaya 2010, 13-
14):
 Di antara gereja-gereja di Indonesia, Gereja
Kristen Protestan di Bali (GKPB) patut mendapat
sorotan tersendiri terkait dengan teologi
ekonomi.
 Gereja ini mengenal unit usaha komersil. Salah
satu hal yang membedakannya dari gereja lain
yang memiliki unit komersil yang sama, unit
usaha yang mereka bangun bukan sekedar
upaya pragmatis, melainkan didasari oleh
teologi ekonomi yang kontekstual.
 Gereja ini berhadapan dengan konteks
kemiskinan, namun mereka tidak terpaku pada
sisi kemiskinan, mereka melihat sisi potensi
ekonomi yang layak digali untuk mengatasi
masalah kemiskinan. Pemimpin GKPB waktu itu,

Pimpinan GKPB waktu itu, Bishop I Wayan Mastra, sebagaimana dikutip oleh Wijaya (Wijaya
2010, 13-14), mengatakan bahwa teologi kemiskinan di Indonesia; cenderung menjadi
sebagai teologi yang mempertahankan status quo. Teologi ekonomi yang dimaksud oleh
Mastra lebih menekankan pentingnya gereja lokal mengelola berkat Tuhan secara produktif
melalui kerja dan kepercayaan diri, supaya gereja menjadi berkat bagi masyarakat. Dengan
cara itu, gereja telah mengadakan perlawanan tanpa kekerasan terhadap kemiskinan.
MENGAPA GEREJA BALI?
• JEMAATNYA AMAT KENTAL DENGAN BUDAYA
• SEBAGIAN BESAR HIDUP SEBAGAI PETANI
• UMURNYA MASIH RELATIF MUDA (80
TAHUN)
• MENGALAMI HAMBATAN LOKAL
GKPB
• MINORITAS DI INDONESIA, MINORITAS DI
BALI
• MEMBERITAKAN INJIL DI TENGAH
MAYORITAS HINDU
• BERHADAPAN DENGAN DUNIA ROH BALI
• MENGALAMI TEKANAN, PEMBATASAN,
BAHKAN ANIAYA
– HAL-HAL BERSIFAT RITUAL-KRISTIANI
– MENDIRIKAN RUMAH IBADAH
– PEMAKAMAN DI TEMPAT PEMAKAMAN
UMUM
– MEMPEROLEH LAHAN SAWAH-LADANG,
TERMASUK PENGAIRAN, DAN USAHA/MATA
PENCAHARIAN LAIN
PINTU GERBANG PURA:
LAMBANG PERSATUAN
DENGAN ALLAH

MEMBALIKAN INJIL (TIDAK


MENJADI ASING DI NEGERINYA)

BATOK KELAPA vs PIALA


PERJAMUAN

DIVIA PRADANA BHAKTI


(MEMBERDAYAKAN SENI
BUDAYA)

TARIAN TRADISIONAL DAN


GAMELAN MENYAMPAIKAN
KISAH DALAM ALKITAB

PESTA GOTILON
DIVIA PRADANA BHAKTI (MEMBERDAYAKAN
SENI BUDAYA)
 SANGGAR DAN
PRODUK KESENIAN
(TARIAN, MUSIK,
LUKISAN, PAHATAN,
DSB.);

Nyoman Darsane
BANK MAHA BHOGA MARGA
JALAN BAGI KECUKUPAN PANGAN 1982 DANA
BERGULIR KREDIT
–PETERNAKAN
–PERTANIAN
–KLINIK
–RUMAH SAKIT
TUJUH PANTI ASUHAN
HOTEL DHYANA PURA
UNIVERSITA DHIYANA PURA
TEMA BERTEOLOGI
• DIVIA PRADANA BHAKTI (MEMBERDAYAKAN SENI BUDAYA)
• TARIAN TRADISIONAL DAN GAMELAN MENYAMPAIKAN KISAH
DALAM ALKITAB
• PINTU GERBANG PURA: LAMBANG PERSATUAN DENGAN ALLAH
• PESTA PANEN
• MAHA BHOGA MARGA JALAN BAGI KECUKUPAN PANGAN 1982
DANA BERGULIR KREDIT (KLINIK, RUMAH SAKIT)
• DUNIA ROH BALI
• MEMBALIKAN INJIL (TIDAK MENJADI ASING DI NEGERINYA)
• BATOK KELAPA vs PIALA PERJAMUAN
• RUMAH MAKAN, BETERNAK AYAM, BUDIDAYA ANGGREK, SALON,
DLL

Anda mungkin juga menyukai