Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka”
merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Rakyat Muda yang Suka
Berkarya.
Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi;Pramuka
Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota
yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka
Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing Pramuka.Sedangkan yang dimaksud
”Kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan
keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang
dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan,
yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.Kepramukaan
adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang dapat
penulis rumuskan adalah sebagai berikut
1.      Apa dasar dan tujuan pendidikan?
2.      Bagaimana pendidikan dan anak didik?
3.      Bagaimana lingkungan pendidikan dan bahan-bahan pendidikan?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk Mengetahui Dasar dan tujuan pendidikan
2.      Untuk mengetahui bagaimana pendidikan dan anak didik
3.      Untuk mengetahui bagaimana lingkungan pendidikan dan bahan pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Dasar dan Tujuan Pendidikan
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam
pendidikan kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya. Baden-
Powell sebagai penemu sistem pendidikan kepanduan telah menyusun prinsip-prinsip Dasar
lalu menggunakannya untuk membina generasi muda melalui pendidikan kepanduan.
Beberapa prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak atau remaja sehari-hari. Prinsip Dasar itu
harus diterapkan secara menyeluruh.     Bila sebagian dari prinsip itu dihilangkan, maka
organisasi itu bukan lagi gerakan pendidikan kepanduan. Dalam Anggaran dasar Gerakan
Pramuka dinyatakan bahwa Prinsip Dasar Kepramukaan bertumpu pada: Keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; Kepedulian terhadap bangsa dan tanah air, sesama
hidup dan alam seisinya; Kepedulian terhadap diri pribadinya; Ketaatan kepada Kode
Kehormatan Pramuka. Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota
Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan untuk
diri pribadinya dengan dibantu oleh pembina, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya
dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggung jawab serta
keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui : Pengamalan Kode
Kehormatan Pramuka; Belajar sambil melakukan; Sistem berkelompok; Kegiatan yang
menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan Perkembangan
rohani dan jasmani pesertadidik; Kegiatan di alam terbuka; Sistem tanda kecakapan; Sistem
satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri; Sistem among. Metode Kepramukaan pada
hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak
pada pelaksanaan Kode Kehormatan.
Metode Kepramukaan juga digunakan sebagai suatu sistem yang terdiri atas unsur-
unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi
pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan. Kode
Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang
disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip
Dasar Kepramukaan. Satya adalah : Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon
anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan; Tindakan pribadi
untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji; Titik tolak
memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, intelektualitas, emosi, sosial
dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.
Satya dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu
Dwisatya dan Trisatya.  Dwisatya adalah satya yang digunakan khusus untuk Pramuka Siaga.
selengkapnya berbunyi sebagai berikut : Trisatya Dwisatya Pramuka Siaga Demi
kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh: menjalankan kewajibanku terhadap
Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti tatakrama keluarga. setiap hari
berbuat kebajikan. Trisatya merupakan janji dan tiga kode moral yang digunakan dalam
Gerakan Pramuka. Disebut trisatya karena mengandung tiga butir utama yang menjadi
panutan setiap Pramuka. Setiap kali Pramuka akan dilantik menuju tingkatan yang lebih
tinggi atau dilantik untuk acara lainnya, diwajibkan melaksanakan upacara ucap ulang janji
yang berupa pembacaan trisatya di depan sang saka merah putih.[1]
Kode Moral Trisatya digunakan oleh pramuka golongan penggalang, penegak dan
pandega. Trisatya dibagi dua, Trisatya untuk Penggalang dan Trisatya untuk Penegak,
Pandega, dan anggota dewasa. Trisatya untuk penggalang selengkapnya berbunyi sebagai
berikut : Trisatya Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh: menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila. menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
menepati Dasadharma Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa selengkapnya
berbunyi sebagai berikut : Trisatya Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-
sungguh: menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan mengamalkan Pancasila. menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
menepati Dasadarma. Dharma Dharma adalah : Alat proses pendidikan sendiri yang progresif
untuk mengembangkan budi pekerti luhur. Upaya memberi pengalaman praktis yang
mendorong pesertadidik menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki
masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.
Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui
kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat,
bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;
Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan
ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian
tanggungjawab dan penentuan putusan.
Dharma dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu
Dwidharma dan Dasadharma” Dwidharma Dwidarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut
: Dwidarma Pramuka Siaga Siaga berbakti kepada ayah bundanya. Siaga berani dan tidak
putus asa. Dasadharma Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
Dasadharma Pramuka, Pramuka itu:
1.      Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.      Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3.      Patriot yang sopan dan kesatria.
4.      Patuh dan suka bermusyawarah.
5.      Rela menolong dan tabah.
6.      Rajin, terampil, dan gembira.
7.      Hemat, cermat, dan bersahaja.
8.      Disiplin, berani, dan setia.
9.      Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10.  Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Usaha Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuannya itu harus mengarah pada
pengembangan dan pembinaan watak, mental, jasmani dan rohani, bakat, pengetahuan,
pengalaman dan kecakapan pramuka, melalui kegiatan yang dilakukan dengan praktek secara
praktis, dengan menggunakan Sistem Among dan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
Kehormatan Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang
atas jasa, darma baktinya dan lain-lain yang cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan
Pramuka, kepramukaan, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.
Tanda Jasa Sistem among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara
memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan
leluasa dengan sejauh mungkin menghindari unsur-unsur perintah, keharusan, paksaan,
sepanjang tidak merugikan, baik bagi diri peserta didik maupun bagi masyarakat sekitarnya,
dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri sendiri,
kreativitas dan oto-aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik. Sistem Tanda Kecakapan
Tanda kecakapan adalah salah satu alat bagi Gerakan Pramuka untuk mewujudkan tujuan
yang ingin dicapai oleh Gerakan Pramuka. Sistem tanda kecakapan merupakan suatu cara
yang ditata dan suatu cara menggunakan tanda-tanda untuk menandai dan mengakui
kecakapan-kecakapan, baik yang bersifat teknis (praktis) maupun yang bersifat
mental/spirituil.[2]
Gerakan Pramuka Juga bertujuan :
1.      Memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat
hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat
jasmani, dan rohani;
2.      Menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat
membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas
pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam
lingkungan.
Dengan landasan uraian tujuan di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a.    Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda
Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan
mengandung pendidikan.Karena itu permainan harus mempunyaitujuan dan aturan
permainan, jadi bukan kegiatan yang hanya bersifat hiburan saja.
b.    Pengabdian bagi orang dewasa
Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang
memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian.Orang dewasa mempunyai kewajiban
untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.

c.    Alat bagi masyarakat dan organisasi


Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat setempat dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi
kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu
sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya. Mengacu Permendikbud RI Nomor 81A
Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013, lampiran III dijelaskan bahwa fungsi
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka adalah Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan
memiliki fungsi pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir.

B.     Pendidik dan Anak Didik


Dalam kegiatan pembelajaran seseorang hendaknya berperilaku disiplin, baik sebelum
datang ke arena latihan dengan datang tepat pada waktunya; ketika proses latihan sedang
berlangsung dengan menyimak dan memperhatikan setiap materi latihan yang disampaikan
oleh Pemimpin pandu sebagai seorang pembina anak didik, maupun setelah proses
pembinaanya dalam latihan itu berakhir dengan mencek kembali materi yang telah diterima
untuk dipelajari. Artinya setiap peserta didik harus melakukan disiplin diri seoptimal
mungkin. Hal ini, karena pada dasarnya pencapaian tujuan pembinaan, dalam bentuk
pemahaman dan kemengertian bahasan akan dapat diraih manakala anak didik  mau belajar
itu melakukan disiplin.
Disiplin dalam pengertian yang amat dasar ada dua. 1) Ketaatan pada tata tertib, 2)
Latihan batin dan watak dengan maksud akan mentaati peraturan ( Poerwadarminta,
1985;254) sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1993;114) arti disiplin adalah kepatuhan
seseorang dalam mengikuti peraturan tata tertib, karena didorong oleh adanya kesadaran yang
ada pada hatinya.
Dilihat dari sudut pandang sosiologis dan psikologis, disiplin adalah suatu proses
belajar mengembangkan kebiasaan, penugasan diri, dan mengakui tanggung jawab
pribadinya terhadap masyarakat, Maka kedisiplinan anak didik dalam mengikuti suatu
kegiatan Kepanduan pun akan menimbulkan sikap tanggung jawab, atau disiplin dalam
menghadapi pelajaran atau dalam belajarnya.

Santapan rohani pada upacara bendera setiap hari Senin maupun santapan rohani pada
upacara pembukaan latihan diharapkan dapat menciptakan suasana disiplin dalam belajar,
sehingga dapat mencapai target maksimal dari tujuan belajar. Dalam kaitannya dengan
santapan rohani pada upacara bendera pembukaan latihan, disiplin atau ketaatan pada
peraturan anak didik merupakan sarana bagi berlangsungnya pembentukan disiplin anak didik
sehari–hari.
Tentunya, hal itu menggambarkan upaya anak didik untuk dapat maju dan berprestasi
lebih baik lagi. Karena disiplin merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan belajar.
Untuk memperolah indikator disiplin yang diharapkan secara optimal dari pelaksanaan
santapan rohani pada upacara bendera latihan, memang diperlukan adanya data tanggapan
anak didik pandu sebagai umpan balik. Kendati demikian, Pemimpin Pandu sebagai pembina
bisa saja menggunakan tanggapan hasil pengamatan yang merupakan gambaran, dan kesan
dari pengamatan yang diperbuat anak didik. Sejalan dengan pendapat Ibu Zakiyah Derajat
(1995.26) yang mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar di antaranya
adalah tanggapan. Yaitu tindakan atau perubahan batin yang mempersiapkan organisme
jasmaninya untuk bertindak.
Tanggapan anak didik dalam proses pembinaan terbagi pada dua kemungkinan. Ada
yang menerima dan ada yang menolak. Sikap yang menerima akan menimbulkan perilaku
seperti; diam penuh perhatian dan ikut berpartisipasi aktif. Sedangkan sikap yang menolak,
akan nampak pada perilaku negatif, misalnya bermain, mengalihkan perhatian, mengganggu
teman, bahkan mempermainkan pembina. Sementara itu Rita L. Afkinson (1993;371)
berpendapat bahwa tanggapan secara fundamental terikat pada kenyataan pembina yang
disenangi atau tidak disenangi.
Dari beberapa uraian di atas, dapat diambil benang merahnya bahwa indikator
tanggapan anak didik meliputi :
1)   Keinginan untuk bertindak/berpartisipasi
2)   Mendengarkan
3)   Melihat
4) Menimbulkan /membangkitkan perasaan
5) mengamati.[3]
C.    Lingkungan Pendidikan dan Bahan Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manuia. Pendidikan
sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran
normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan
dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal ( sekolah )
saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan
masyarakat luas. Ketiga lingkunga itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan. Dengan
kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal
tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga
tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada diluar lingkungan formal.
Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda,
daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakungya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mehluk hidup lainnya.
Lingkungan dibedakan menjadi lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati,
lingkungan buatan dan lingkungan sosial.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencan untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik scara aktif dapat mengembangkan
potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spritual keagamaan, emosional, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Jadi, lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai
lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari
lingkungan sosial.
Sebagaimana anggota Pramuka ketahui bersama, bahwa proses Revitalisasi Gerakan
Pramuka yang dicanangkan oleh Bapak Presiden RI, selaku Ketua Mabinas Gerakan Pramuka
pada Hari Pramuka ke 45 tanggal 14 Agustus 2006, telah mengalami percepatan sejak
Oktober 2009. Revitalisasi Gerakan Pramuka adalah pemberdayaan Gerakan Pramuka yang
sudah ada yang dilakukan secara sistematis, terencana serta berkelanjutan guna
memperkokoh eksistensi organisasi dan lebih meningkatkan peran, fungsi seta pelaksanaan
tugas pokok Gerakan Pramuka.
Maka sekarang adalah Program Revitalisasi Gerakan Pramuka yang telah
direncanakan dan dilaksanakan oleh Kwartir difokuskan pada pemberdayaan Gugus Depan
dengan penekanan dan pengembangan pada program-program peserta didik, tenaga pendidik
serta prasarana dan sarana pendidikan.
Di Indonesia saat ini kita mengenal dalam Sistem Pendidikan Nasional, terdapat 2
(dua) jalur pendidikan   yaitu: Jalur pendidikan sekolah, adalah pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan
berkesinambungan. Jalur pendidikan luar sekolah; adalah pendidikan yang diselenggarakan di
luar sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar yang tidak harus berjenjang dan
berkesinambungan. Saat ini di  beberapa negara terdapat 3 (tiga) jalur pendidikan, yaitu:
pendidikan formal; pendidikan non formal, pendidikan in formal.
Ditinjau dari lingkungan hidup manusia, maka terdapat 3 (tiga) lingkungan
pendidikan, yaitu, lingkungan pertama dan utama adalah lingkungan keluarga sebagai
lingkungan yang dapat bersifat  mendidik, lingkungan kedua adalah lingkungan sekolah yang
tugas utamanya adalah melaksanakan program-program pendidikan (bimbingan, pengajaran
dan/atau latihan)., lingkungan ketiga adalah lingkungan masyarakat yang bersifat mendidik
seperti dalam lingkup organisasi Gerakan Pramuka, Palang Merah Remaja dan sebagainya.
Yang di maksud dengan Pendidikannya sendiri adalah usaha sadar menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang.  
Gerakan Pramuka adalah Gerakan (Lembaga) Pendidikan yang melengkapi dan
memenuhi pendidikan yang diperoleh anak, remaja, pemuda di rumah dan di sekolah, pada
segmen yang belum ditangani oleh lembaga pendidikan lain yang  pelaksanaannya
mengunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan  Metode Kepramukaan; di Alam Terbuka (out
door activities), dan yang sekaligus dapat menjadi upaya bagi anak remaja, pemuda, dan
pramuka itu sendiri.
Pendidikan dalam kepramukaan diartikan secara luas adalah Suatu proses pembinaan
dan pengembangan sepanjang hayat yang berkesinambungan atas kecakapan yang dimiliki
peserta didik, baik dia sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Sasaran
pendidikan dalam arti luas tersebut adalah menjadikan peserta didik sebagai manusia yang
mandiri, peduli, bertanggungjawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat.
Pendidikan dalam arti luas bertumpu pada empat sendi atau "soko guru" yaitu:
a.       Belajar mengetahui (Learning to know) untuk memiliki pengetahuan umum yang cukup luas
dan untuk dapat bekerja secara mendalam dalam beberapa hal. Ini juga mencakup belajar
untuk belajar, agar dapat memanfaatkan peluang-peluang pendidikan sepanjang hidup.
b.      Belajar berbuat (Learning to do) bukan hanya untuk memperoleh kecakapan/ketrampilan,
kerja, melainkan juga untuk memiliki ketrampilan hidup yang luas,termasuk hubungan antar
pribadi dan hubungan antar kelompok.
c.       Belajar hidup bermasyarakat (Learning to live together) untuk menumbuhkan pemahaman
terhadap orang lain, menghargai, saling ketergantungan, ketrampilan dalam kerja kelompok
dan mengatasi pertentangan-pertentangan, serta menghormati sedalam-dalamnya nilai-nilai
kemajemukan (pluralism), saling pengertian, perdamaian dan keadilan.
d.      Belajar untuk mengabdi (Learning to serve) agar peduli terhadap sesama dan alam semesta.
e.       Belajar menjadi seseorang (Learning to be) untuk mengembangkan watak dan kepribadian
sehingga mempunyai sikap mandiri, tegas, prinsip, nalar, dan berani mengemukakan
pendapat serta bertanggungjawab.
Proses pendidikan dalam Kepramukaan terjadi pada saat peserta didik asik melakukan
kegiatan yang menarik, menyenangkan, rekreatif dan menantang. Pada saat itu, disela-sela
kegiatan kepramukaan tersebut Pembina Pramuka memberikan bimbingan dan pembinaan
watak.
Pendidikan watak dan kepribadian diberikan pada peserta didik pada saat peserta
didik sedang asik melaksanakan kegiatan yang menarik, menyenangkan, rekreatif dan
menantang. Pembina Pramuka yang memikul tugas dalam pembinaan watak/karakter peserta
didik, wajib menciptakan kegiatan yang menarik, menyenangkan, rekreatif dan menantang. 
Kegiatan kepramukaan yang menarik, menyenangkan, rekreatif dan menantang hanya
bisa terwujud bilamana Pembina melibatkan peserta didik dalam perencanaannya. Kegiatan
kepramukaan lebih mengutamakan kegiatan di alam terbuka, sehingga setiap kegiatan
kepramukaan mempunyai dua nilai yaitu nilai formal atau nilai pendidikan yaitu
pembentukan watak (Character building) serta nilai materilnya yaitu kegunaan praktisnya.[4]

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Usaha Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuannya itu harus mengarah pada
pengembangan dan pembinaan watak, mental, jasmani dan rohani, bakat, pengetahuan,
pengalaman dan kecakapan pramuka, melalui kegiatan yang dilakukan dengan praktek secara
praktis, dengan menggunakan Sistem Among dan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
Kehormatan Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang
atas jasa, darma baktinya dan lain-lain yang cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan
Pramuka, kepramukaan, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.         Tanda Jasa
Sistem among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan
kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa dengan
sejauh mungkin menghindari unsur-unsur perintah, keharusan, paksaan, sepanjang tidak
merugikan, baik bagi diri peserta didik maupun bagi masyarakat sekitarnya, dengan maksud
untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri sendiri, kreativitas dan oto-
aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik. Sistem Tanda Kecakapan Tanda kecakapan
adalah salah satu alat bagi Gerakan Pramuka untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai
oleh Gerakan Pramuka.
B.     Saran
Penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada pembaca
apabila terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun kekeliruan dalam penyusunan makalah
ini. Untuk itu, saran dan kritikan dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita
terutama mengenai pendidikan karakter dalam kepramukaan.
DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. 2008. Filsafat Pramuka. Bandung; Rosdakarya.


           
            Kwartir Nasional. Anggaran dasar gerakan pramuka (Edisi ke Hasil Munaslub
2012),Jakarta.
Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah. Kursus Mahir Dasar Untuk Pembina Pramuka.
Jakarta
http://tionunit6.blogspot.com/2016/05/makalah-pramuka.html
MAKALAH PRAMUKA

NAMA : VALEN KHOIRUL ILHAM


KELAS : IV B

MADRASAH IBTIDAIYAH
NEGERI 3 GARUT

Anda mungkin juga menyukai