Anda di halaman 1dari 2

Identitas Modul

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)


Kelas : XI
Jenjang : SMA
Periode :1
Guru Mata Pelajaran : Arip Ruhiyat, S.Ag
Topik : Kasus-kasus ancaman terhadap Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan, dan keamanan
a. Ancaman terhadap integrasi nasional
b. Strategi dalam mengatasi berbagai ancaman terhadap bidang  ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan dalam membangun
integrasi nasional
KD : Mengkaji kasus-kasus ancaman terhadap Ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan, dan keamanan dan strategi mengatasinya dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
KI : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
Tujuan : - Memahami ancaman terhadap integrasi nasional
Pembelajaran - Menganalisis strategi dalam mengatasi berbagai ancaman terhadap bidang 
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan dalam
membangun integrasi nasional

A. Rangkuman Materi 1
Pada posisi silang, negara Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki potensi besar
sekaligus menjadi sebuah ancaman terhadap integrasi nasional. Dikatakan sebuah potensi,
karena akan memberikan dampak positif bagi kemajuan bangsa Indonesia dalam segala
bidang. Namun di sisi lain, ketika hal ini tidak diikuti dengan ketidaksigapan dan ketidaksiapan
bangsa Indonesia, lambat laun namun pasti akan membawa dampak serius terhadap integrasi
bangsa Indonesia. Ancaman yang akan dihadapi bangsa Indonesia ini diantaranya; ancaman
bidang ideologi, poltik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, serta ancaman
teknologi dan informasi.

1. Ancaman Bidang Ideologi


Bangsa Indonesia telah mengalami proses sejarah negaranya yang dibangun dari sebuah
kebulatan tekad dan pandangan kebangsaannya. Selama proses itu pula, bangsa Indonesia
mengalami dinamika yang cukup kuat dalam hal merumuskan dan mempertahankan
falsafah negaranya. Hal ini terbukti dengan berbagai pemberontakan yang dilatarbelakangi
perbedaan konsepsi ideologis sebagai basis perjuangannya.
Sebut saja pemberontakan PKI Madiun yang behaluan ideologi sosialis Komunmis dan
pemberontakan DI/TII dengan platform ideologi agamis. Sehingga sebuah keniscayaan
bahwa ideologi sebagai cita-cita perjuangan, merupakan akar kuat yang memberikan
konsekuensi logis atas eksistensi Pancasila sebagai ideologi negara.
Sehingga pada masa pemerintahan Orde Baru sebagai langkah konkret dalam penegakan
Pancasila dalam semua lini, menerapkan aturan ketat berupa pelaksanaan P4 (Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) dan menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal.

1 | Modul Belajar Mandiri | KMI Online Learning System


Tujuan diberlakukannya P4 ini adalah untuk membentuk pemahaman yang sama
mengenai demokrasi Pancasila sehingga dengan pemahaman yang sama, diharapkan
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia akan terbentuk dan terpelihara.
Langkah lain yang dilakukan di era Orba ini, mengeluarkan Ketetapan MRPS Nomor
XXV/MPRS/1966 Tahun 1966 yaitu pembubaran PKI sekaligus pelarangan ajaran Komunis,
Marxisme-Leninisme. Alasan pemberlakuan TAP MPR ini, berkaca atas kejadian G30/SPKI
yang secara tidak langsung merupakan gerakan perubahan atas Ideologi Pancasila sebagai
dasar negara.
Namun, apakah ancaman terhadap Pancasila hanya ideologi komunis saja? Tentu saja
tidak. Bangsa Indonesia belum sepenuhnya terbebas dari pengaruh paham lainnya, yaitu
ideologi liberal. Perlu diingat, bahwa ideologi yang berkembang dan sebagai mercusuar
pembangunan suatu negara dapat dekelompokkan menjadi dua ideologi besar, yaitu;
ideologi liberal dan ideologi sosialis.
Dalam perjalannya, pertentangan kedua ideologi ini akhirnya mengkerucut pada
Pembagian blok wilayah negara yaitu Blok Barat yang dimotori oleh Amerika dan Blok
Timur yang didukung oleh Uni Soviet (sekarang Rusia). Setelah kekalahan Uni Soviet atas
Amerika dalam perang dingin tersebut, maka peta kekuatan ideologi dunia dekendalikan
oleh ideologi liberal baik dalam sistem politik, ekonomi maupun dalam sosial budaya.
Dalam sistem politik, implementasi dari ideologi liberal ini adalah mencipatakan tatanan
sistem ketatanegeraan yang dikendalikan sepenuhnya oleh rakyat yang dikenal dengan
sistem demokrasi. Dalam konteks ekonomi, bahwa pasarlah yang menetukan segala arah
kebijakan baik makro maupu mikro dalam pemenuhan supply and demand. Negara tidak
berhak untuk melakukan penetrasi pasar apapun itu kebijakannya. Alhasil, kekuatan
ekonomi liberal ini memuculkan konsepsi baru dalam idelogi ekonominya yang dikenal
dengan ideologi kapitalis.
Begitu pula dalam aspek sosial budaya, setiap individu diberikan kebebasan mutlak dalam
mengekspresikan segala kebutuhan dan keinginannya. Namun tentunya hal ini tidak boleh
bertabrakan dengan asas kepentingan umum. Agama bukanlah sebuah rujukan dalam
segala kebijakan negara maupun personal, sebab hal ini semata-mata untuk
mengakomodir setiap keinginan wargannya. Inilah yang dikenal dengan istilah
sekulerisme, yaitu pemisahan secata mutlak antara intitusi negara dengan agama atau
kepercayaa. Sekulerisme merujuk kepada anggapan bahwa aktivitas dan penentuan
manusia, harus didasarkan pada bukti konkret atau fakta bukan semata pengaruh agama
atau kepercayaan, salah satunya adalah kebebasan bergama dan toleransi.

B. Latihan Soal
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Ideologi?
2. Mengapa ideologi komunis dilarang hidup di Indonesia?
3. Apa yang membedakan antara ideologi komunis, liberalis dan Pancasila?
4. Jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menangkal berbagai ideologi yang
akan mengancam kedudukan NKRI?

2 | Modul Belajar Mandiri | KMI Online Learning System

Anda mungkin juga menyukai