Anda di halaman 1dari 73

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Untuk menciptakan sumber daya manusia ( SDM ) yang berkualitas dapat

ditempuh dengan jenjang pendidikan sekolah. Di sekolah terjadi proses belajar

dan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru sehingga menggali potensi

siswa untuk mengembangkan diri. Proses pembelajaran yang baik tujuannya

adalah untuk menciptakan SDM yang berkualitas. Untuk menciptakan lulusan

yang berkualitas dibutuhkan peningkatan dalam kualitas proses pembelajaran.

Salah satunya dengan membiasakan siswa untuk menggunakan sumber belajar

yang ada. Tanpa sumber belajar yang memadai sulit diwujudkan proses

pembelajaran yang mengarah pada tercapainya hasil belajar yang optimal.

Pesertadidik dapat melakukan proses belajar yang individual dan

konsektual, artinya proses belajar terjadi dalam diri siswa sesuai dengan

perkembangannya dan lingkungannya. Siswa seharusnya tidak hanya belajar dari

guru atau pendidik saja tetapi dapat pula belajar dari berbagai sumber belajar yang

tersedia.Oleh sebab itu, sumber belajar adalah suatu sistem yang terdiri dari

sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar

memudahkan seseorang dalam belajar. Jadi, konsep sumber belajar mempunyai

makna yang sangat luas, meliputi segala yang ada dijagat raya ini. Adapun

menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT), sumber belajar

meliputi semua sumber baik berupa data, orang atau benda yang digunakan untuk

memberi fasilitas (kemudahan) belajar .

1
42

Satu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran adalah

tidak dimanfaatkannya sumber belajar dengan optimal baik oleh guru ataupun

peserta didik.Pentingnya sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran tidak bisa

dipungkiri lagi.Akan tetapi sumber belajar yang ada di madrasah atau sekolah dan

lembaga pendidikan lainnya selama ini, Umumnya belum mengelola dan

dimanfaatkan secara maksimal.Padahal, berbagi sumber belajar tersebut hanya

akan berdaya guna jika sudah dikelola dan difungsikan secara maksimal dan

terorganisasi.

Mentri keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam forum bertajuk “Human

capital investment” di Bali pada Maret 2018 lalu menjelaskan sumber daya

manusia (SDM) adalah kunci memerangi kemiskinan dan ketidak setaraan.

Pengembengan SDM pun dilakukan melalui akses terhadap pendidikan. Dari dana

BOS, setiap sekolah harus mengalokasikan 5% untuk membangun dan

mengembangkan perpustakaan, seperti yang termagtub dalam UU No. 43 Tahun

2007. Kebijakan ini juga mengatur setiap sekolah wajib memiliki satu

perpustakaan.”https://beritagar.id/artikel/berita. diakses19 Desember 2018.

Sekolah sebagai penyedia sumber belajar bagi para guru dan peserta didik

meliputi fisik serta tempat belajar, bahan dan alat yang dapat digunakan termasuk

juga perpustakaan sekolah merupakan salah satu sumber belajar yang disediakan

oleh sekolah.Oleh karena itu pentingnya penyelenggaraan dan pengelolaan

perpustakaan sekolah dalam mencapai institusional sekolah.

Keberadaan perpustakaan sekolah selama ini belum mendapatkan

perhatian serius didunia pendidikan.Dibeberapa sekolah, perpustakaan diposisikan

sebagai pelengkap dan jarang dikunjungi.Selain itu yang menjadi permasalahan


42

kedua adalah banyaknya sekolah yang sudah memiliki perpustakaan namun belum

memiliki buku-buku yang memadai bagi peserta didik sebagai sumber belajar dan

untuk guru sebagai bahan mengajar, dan yang ketiga adalah usaha

pengelolaannya, dimana dibeberapa sekolah memang sudah memiliki buku-buku

yang memadai tetapi kurang dikelola dengan sebaik baiknya.

Perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar bagi peserta didik,

sehingga deperlukan perpustakaan yang ideal.Perpustakaan yang memiliki buku

yang banyak tidak menjamin bahwa perpustakaan itu sudah berjalan dengan baik

apabila buku-buku yang disediakan tidak dapat memenuhi kebutuhan pemakainya.

Koleksi perpustakaan yang baik adalah yang dapat melayani dan memenuhi

kebutuhan pemakainya. Melalui koleksi perpustakaan sekolah, para sivitas

sekolah dapat menemukan sumber sumber informasi baik berupa buku ataupun

bahan buku, yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar

disekolah yang bersangkutan. Tersedianya buku-buku yang mendukung proses

pembelajaran akan memberikan kemudahan peserta didik untuk memperoleh ilmu

pengetahuan yang diinginkannya apabila peserta didik memanfaatkan buku-buku

diperpustakaan dengan baik, termasuk juga buku PKn karena sangat diperlukan

untuk menunjang pembelajaran. PKn merupakan mata pelajaran yang

memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga Negara yang cerdas,

terampil, berkarakter, yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Maka

dari itu PKn merupakanilmu yang sangat bermanfaat bagi kehidupan.Koleksi

buku PKn sangat dibutuhan untuk menunjang pembelajaran sekolah.


42

Keberadaan perpustakaan sekolah diharapkan berfungsi sebagai media

pendidikan yang mampu memungkinkan tenaga kependidikan dan para

pesertadidik memperoleh kesempatan untuk memperluas dan memperdalam

pengetahuan dengan membaca bahan pustaka yang mengandung ilmu

pengetahuan yang diperlukan.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007

tentang perpustakaan menimbang bahwa dalam rangka meningkatkan kehidupan

bangsa, perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca melalui pengembangan dan

pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi yang berupa karya tulis,

karya cetak, dan/atau karya rekam.

Berdasarkan uraian diatas, maka sekolah sebagai sarana pendidikan harus

mengelola perpustakaan dengan maksimal dan memadai. Terlebih perpustakaan

merupakan penyedia sumber informasi yang ada disekolah, sehingga pihak

sekolah sebagi pengelola perpustakkan diharapkan mampu menyediakan buku-

buku dan bahan bahan informasi yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan

dengan maksimal.Maka dalam pengadaan bahan pustaka hendaknya

mempertimbangkan kurikulum sekolah serta selera para peminat pembaca yang

dalam hal ini adalah pesertadidik. Kurikulum 2013 menginginkan adanya

perubahan proses pembelajaran dari peserta didik diberi tahu menjadi peserta

didik mencari tahu. Peserta didik diajak untuk lebih menikmati proses

penelusuran informasi, mengelola dan mengambil kesimpulan. Sehingga siswa

dituntut lebih aktif mencari informasi melalui sumber sumber belajar yang

disediakan.
42

Suatu lembaga pendidikan tidak mungkin dapat terselenggara dengan baik

jika para guru dan siswa tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan

untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.Perpustakaan dikatakan

bermanfaat oleh siswa sebagai sumber belajar dapat dilihat dari kunjungan siswa

ke perpustakaan.Baik itu bertujuan untuk belajar, meminjam buku, ataupun

menyelesaikan tugas yang berhubungan dengan mata pelajaran yang diajarkan

oleh guru di kelas.

SMA Negeri 1 Pinangsori memiliki fasilitas-fasilitas yang menunjang

terlaksananya proses belajar mengajar, yaitu mushola, ruang LAB, ruang fisika,

ruang komputer, perpustakaan, ruang kelas, Osis, ruang Teater, Pramuka, ruang

peralatan seni, ruang guru, TU dan BK. Untuk mempersempit penelitian yang

penulis lakukan, maka penulis hanya membatasi pada salah satu sumber belajar

saja, yaitu perpustakaan sekolah.

Tabel 1.1

Daftar Buku Pkn dan Buku pendukung di perpustakaan SMA Negeri

1 Pinangsori.

No Nama Buku Jumlah

1 Buku Paket Pkn K-13 kelas X 282


2 Buku Pegangan Guru Pkn kelas X 2
3 Buku Paket Pkn K-13 kelas XI 300
4 Buku Pegangan Guru Pkn kelas XI 2
5 Buku Paket Pkn K-13 kelas XII 312
6 Buku Pegangan Guru Pkn kelas XII 2
7 Undang Undang Dasar 1945 10
8 Top Eksekutif Indonesia 5
42

9 Pahlawan Nasional Indonesia 8


10 Kilas Balik Revolusi 9
11 Generasi Muda yang Waspada 18
Peran Generasi Muda dalam Menunjang Nama 25
12
Bangsa
Materi Sosialisasi Putusan Majelis 6
13
Permusyawaratan Rakyar Republik Indonesia
Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti pada

Observasi awal pada 30 Januari 2019 di perpustakaan SMA Negeri 1 Pinangsori

memiliki ruang perpustakaan yang cukup besar, sarana dan prasarana yang

mendukung.Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada pengurus

perpustakaan sekolah ibu Eva novita S.Pd, menurutnya perpustakaan sudah

berfungsi dengan baik dan sudah menyediakan buku-buku yang

memedai.Meskipun tidak memiliki kartu perpustakaan khusus yang diberikan

kepada peserta didik untuk meminjam buku, sebagai gantinya peserta didik

memakai kartu pelajar untuk dapat meminjam buku diperpustakaan sekolah.Hasil

wawancara kepada salah seorang peserta didik kelas XII IIs 2 bernama Rahmat

Tarihoran, menurutnya perpustakaan sekolah memiliki waktu kunjungan tertentu

untuk digunakan oleh setiap kelasnya setiap minggunya secara bergiliran.

Perpustakaan SMA Negeri 1 Pinangsori terletak disebelah ruang kelas XII

MIA 1, sehingga memudahkan sivitas sekolah untuk berkunjung ke perpustakaan

sekolah.Perpustakaan memiliki fasilitas yang mendukung peserta didik meminjam

buku dan membaca buku.Oleh dasar itulah, peneliti tertarik dan mengetahui

apakah perpustakaan sudah dimanfaatkan sebagai sumber belajar PKn serta

bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh sekolah dalam mengobtimalkan

pepurstakaan SMA Negeri 1 Pinangsori mampu berjalan sesuai dengan fungsinya.


42

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “ Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai

Sumber Belajar PKn di SMA Negeri 1 Pinangsori”.

B. Fokus Masalah dan Fokus Penelitian

1. Fokus Penelitian

Pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar PKn di SMA

Negeri 1 Pinangsori, dilihat dari peminjaman buku dan kunjungan siswa ke

perpustakaan sekolah untuk meminjam, mengerjakan tugas maupun membaca

buku keperpustakaan sekolah.

2. Fokus Masalah

Penelitian ini akan membahas secara mendalam tentang Pemanfaatan

Perpustakaan Sekolah sebagai sumber belajar PKn di SMA Negeri 1 Pinangsori.

Melalui beberapa indikator sebagai berikut :

1. Bagaimana pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar

PKn di SMA Negeri 1 Pinangsori ?

2. Apa kendala dalampemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber

belajar PKn di SMA Negeri 1 Pinangsori?

3. Apa upaya untuk mengatasi kendala dalam pemanfaatan perpustakaan

sekolah di SMA Negeri 1 Pinangsori ?

4. Berapa banyak tersedia buku PKn diperpustakaan sekolah SMA Negeri 1

Pinangsori ?

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian


42

Sesuatu apapun yang dilakukan pasti memiliki tujuan.Karena tujuan inilah

yang menjadi acuan agar penilitian lebih terfokus. Begitujuga dengan penelitian

ini yang memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber

PKn di SMA Negeri 1 Pinangsori.

2. Untuk menganalisis kendala pemanfaatan Perpustakaan di SMA Negeri 1

Pinangsori.

3. Untuk menganalisis upaya dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah di

SMA Negeri 1 Pinangsori.

4. Untuk menganalisis ketersediaan buku Pkn di SMA Negeri 1 Pinangsori.

2. Manfaat penelitian

Suatu penelitian diharapkan memberi manfaat berupa aplikasi dari hasil

penelitian yang dilakukan, baik bagi peneliti maupun pihak lain.

a. Manfaat Teoriti

Adapun tujuan yang diharapkan melalui penelitian ini adalah sebagai wahana

tambahan kajian dalam menambah kasanah ilmu pengetahuan, khususnya

dibidang pendidikan dan untuk penelitian lanjut tentang pemanfaatan

perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar PKn di SMA Negeri 1

Pinangsori.Selain itu, menjadi bahan kajian dalam bidang pendidikan Pancasila

dan kewarganegaraan.

b. Manfaat Praktis
42

1. Bagi sekolah : Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat

dan mendorong pihak sekolah agar bisa mengoptimalkan pengembangan

pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar Pkn di SMA Negeri 1

Pinangsori.

2. Bagi guru PKn : sebagai penyedia sumber belajar dan penunjang

pembelajaran dikelas.

3. Bagi pustakawan : sebagai acuan dalam menata tampilan perpustakaan

yang lebih menarik, nyaman dan membuat pelayanan perpustakaan lebih

baik sehingga dapat menarik minat pesertadidik untuk berkunjung

keperpustakaan.

4. Bagi peserta didik : dapat menambah minat baca buku PKn sebagai

sumber belajar siswa.

5. Bagi peneiti : penelitian ini sebagai salah satu persyaratan untuk

mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada Strata 1 Institut Pendidikan

Tapanuli Selatan.
42

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Perpustakaan Sekolah

a. Pengertian perpustakaan sekolah

Perpustakaan sekolah memiliki kedudukan yang sangat penting dalam

membantu proses belajar mengajar dan mempunyai arti yang mendasar dalam

rangka membangkitkan minat membaca bagi siswa serta sikap cinta terhadap

buku. Melalui perpustakaan, siswa dapat mengembangkan intelektualnya dan

menembah wawasannya terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, politik,

budaya dan ilmu-ilmu lainnya, karena didalam perpustakaan terdapat sumber ilmu

pengetahuan. Sebelum mendefenisikan perpustakaan sekolah, terlebih dahulu kita

memahami arti atau defenisi perpustakaan, sebab kata “sekolah” pada istilah

“perpustakaan sekolah” merupakan kata yang menerangkan arti perpustakaan.

Memahami perpustakaan secara umum merupakan dasar memahami perpustakaan

sekolah.Perpustakaan sekolah merupakan bagian dari perpustakaan secara umum.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perpustakaan adalah

tempat, gedung, ruang, yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan

koleksi buku dan sebagainya. Menurut E. Mulyasa (dalam Fathurrohman, 2018:

205), perpustakaan “Merupakan sumber belajar yang paling baik untuk

mendapatkan informasi informasi yang berkaitan dengan tugas tugas

pembelajaran”.Sedangkan Bafadal (dalam Fathurrohman, 2018: 206) mengatakan

bahwa “Perpustakaan adalah salah satu sarana pendidikan dalam mengembangkan

10
42

pengetahuan, keterampilan, dan sikap murid“. Sedangkan Basuki, (dalam

Prastowo, 2018: 146 ) ”Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah

gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan

terbitan lainnya yang biasa disimpan menurut tata sususnan tertentu untuk

digunakan pembaca bukan untuk dijual”.

Setelah memahami pengertian perpustakaan secara umum, selanjutnya

memahami pengertian perpustakaan sekolah. Good ( dalam Prastowo 2018: 148)

mengatakan bahwa “Pepustakaan sekolah adalah koleksi yang diorganisasi dalam

satu ruang agar dapat digunakan oleh murid-murid dan guru-guru”. Selanjutnya

Bafadal ( dalam Prastowo 2018: 148 ) mengatakan bahwa “Perpustakaan sekolah

adalah kumpulan bahan pustaka baik berupa buku-buku maupun bukan buku

yang diorganisasi secara sistematis dalam satu ruang sehingga dapat membantu

murit-murit dan guru-guru dalam proses pembelajaran disekolah”.

Adapun perpustakaan sekolah tampak bermanfaat jika benar benar mampu

memperlancar tercapainya tujuan proses pembelajaran disekolah. Sebagai indikasi

manfaat tersebut tidak hanya dari tingginya prestasi murid-murid, tetapi lebih jauh

lagi, antara lain: pesertadidik mampu mencari, menemukan, menyaring dan

menemukan informasi dari perpustakaan sekolah.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat penulis simpulkan

bahwa perpustakaan sekolah adalah sarana penujang pendidikan disekolah yang

berupa tempat penyimpanan kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku,

maupun bukan buku yang disimpan dalam satu ruang sehingga dapat membantu

guru maupun peserta didik dalam menemukan informasi dalam proses

pembelajaran disekolah.
42

b. Jenis-jenis Perpustakaan

Perpustakaan sebagaimana kita kenal selama ini ternyata memiliki jenis

yang beragam.Perpustakaan berkembang pesat dari waktu kewaktu menyesuaikan

dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

teknologi informasi.Dampak tersebut juga berdampak kepengelompokkan

perpustakaan berdasarkan pola-pola kehidupan, kebutuhan, pengetahuan, dan

tegnologi informasi.Tidak hanya perpustakaan sekolah saja namun banyak

macam-macam perustakaan yang ada.

Menurut Basuki (dalam Prastowo, 2018 : 162) bahwa jenis perpustakaan

dewasa ini memiliki tujuh jenis, yaitu :

1. Perpustakaan Internasional
Perpustakaan Internasional adalah perpustakaan yang didirikan
oleh dua Negara atau lebih atau perpustakaan yang merupakan
bagian sebuah organisasi internasional.
2. Perpustakaan Nasional
Perpustakaan Nasional adalah perpustakaan yang
diselenggarakan oleh negara, bertugas untuk mengumpulkan
koleksi-koleksi yang diterbitkan di dalam suatu Negara.
3. Perpustakaan Umum atau keliling
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan
oleh dana umum dengan tujuan melayani masyarakat umum.
4. Perpustakaan swasta atau pribadi
Perpustakaan swasta atau pribadi adalah perpustakaan yang
dikelola pihak sawasta atau pribadi dengan tujuan melayani
keperluan bahan pustaka bagi kelompok, keluarga, atau individu
tertentu.Karena semuanya dibiayai oleh swasta, maka
perpustakaan ini hanya melayani kelompok terbatas pula.
5. Perpustakaan khusus
Perpustakaan khusus merupakan perpustakan yang ada ada
disebuah departemen, lembaga Negara, lembaga penelitian,
organisasi massa, militer, industri, maupun perusahaan swasta.
6. Perpustakaan sekolah
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada
sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang
bersangkutan, dan tujuan utama membantu sekolah untuk
mencapai tujuan khusus dan tujuan pendidikan pada umumnya.
42

7. Perpustakaan Perguruan Tinggi


Perpustakaan Perguruan tinggi adalah perpustakaan yang
terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun
lembaga yang berafiliasi dengaan perguruan tinggi, dengan
tujuan utama untuk membantu perguruan tinggi mencapai
tujuannya.

Muhammad Faturrohman, (2018 : 2019 ) menegaskan jenis-jenis perpustakaan

sebagai berikut :

1. Perpustakaan Nasional
Perpustakaan nasional adalah perpustakaan yang diselenggarakan
oleh negara, bertugas untuk mengumpulkan koleksi-koleksi yang
diterbitkan dalam suatu Negara.
2. Perpustakaan umum
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani semua
anggota masyarakat yang memerlukan jasa informasi dan
perpustakaan.
3. Perpustakaan khusus
Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang mengkhususkan
diri dalam subjek koleksi tertentu saja, misalnya bidang hukum,
bidang musik, bidang biologi, dan sebgainya.
4. Perpustakaan sekolah
Perpustakaan sekolah adalah suatu unit kerja yang merupakan
bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah, yang berupa
penyimpanan koleksi bahan pustaka yang dikelola dan diatur
secara sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan oleh siswa
dan guru sebagai sumber informasi, dalam rangka menunjang
program belajar mengajar disekolah.
5. Perpustakaan perguruan tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang
melayani para mahasiswa, dosen, dan karyawan suatu perguruan
tinggi tertentu dalam melaksanakan Tri Darma perguruan tinggi
yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian
masyarakat.
6. Perpustakaan kelembagaan
Perpustakaan kelembagaan adalah perpustakaan yang dimiliki dan
dikelola oleh lembaga-lembaga atau organisasi tertentu.
7. Perpustakaan pribadi
Perpustakaan priadi adalah perpustakaan yang dimiliki dan
dikelola oleh perorangan atau keluarga.Koleksi perpustakaan
pribadi pada umumnya dikembangkan sesuai dengan minat, latar
belakang pendidikan, hobi, selera dan kebutuhan pemiliknya.
42

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

perpustakaan memiliki beragam jenis diantaranya pepustakaan Internasional,

perpustakaan Nasional( perpustakaan daerah Kabupaten/Kota, dan Provinsi),

perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan pribadi, dan

perpustakaan kelembagaan. Yang difungsingan untuk memenuhi informasi bagi

setiap pengguna dengan menyediakan berbagai jenis buku.

c. Fungsi Dan Manfaat Perpustakaan sekolah

1) Manfaat Perpustakaan

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan

dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya perpustakaan sekolah

diharapkan dapat membantu guru dan peserta didik menyelesaikan tugas-tugas

dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu segala bahan pustaka yang dimiliki

perpustakaan harus dapat menunjang proses belajar mengajar. Agar dapat

menunjang proses belajar mengajar berlangsung dengan lancar, maka dalam

pengadaan bahan pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum sekolah,

serta selera para pembaca yang dalam hal ini adalah peserta didik.

Yusuf dan Suhendra (dalam Prastowo, 2018 : 162) mengungkapkan

bahhwa “Penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah untuk tujuan memenuhi

kebutuhan informasi bagi masyarakat dilingkungan sekolah yang bersangkutan,

khususnya guru dan murid”. Ia berperan sebagai media dan sarana penunjang

kegiatan proses belajar mengajar (PBM) di sekolah. Oleh karena itu ia merupakan

bagian integral dari program penyelenggaraan pendidikan tingkat sekolah.Bahkan

para ahli mengatakan bahwa perpustakaan sekolah adalah jantung program


42

pendidikan.Lebih tegas lagi, Dartjidarmodiharjo, yang dikutip dian sinaga ( dalam

Prastowo, 2018:158) pernah mengatakan bahwa “sekolah yang tanpa

perpustakaan lebih baik bubar saja, selaras dengan hal tersebut, maka manfaat

perpustakaan sekolah sebagai berikut :

a) Mendorong dan mempercepat proses penguasaan tehnik membaca


para siswa.
b) Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru
dan pustakawan.
c) Menumbuh kembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.
d) Menyediakan berbagai macam informasi untuk kepentingan
pelaksanaan kurikulum.
e) Memperluas, memperdalam dan memperkaya pengalaman belajar
para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang megandung
ilmu pengetahuan dan teknologi yang disediakan oleh perpustakaan.
f) Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu sehingga melalui
kegiatan membaca khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain
yang bersifat kreatif dan ringan, cotohnya fiksi dan cerpen.

Sedangakan menurut Bafadal (2008: 5) manfaat perpustakaan sekolah,

baik yang disekolah, baik yang diselenggarakan disekolah dasar, maupun sekolah

menengah adalah sebagai berikut :

a) Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid murid


terhadap membaca.
b) Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-
murid.
c) Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri
yang akhirnya murid-murid mampu belajar sendiri.
d) Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses tehnik membaca.
e) Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan
bahasa.
f) Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid kearah tanggung
jawab.
g) Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
h) Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan
sumber-sumber pengajaran.
i) Perpustakaa sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru, dan
anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
42

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

perpustakaan sekolah bermanfaat apabila benar-benar memperlancar proses

belajar mengajar desekolah.Manfaat tersebut tidak hanya berupa tingginya

prestasi peserta didik, tetapi pesertadidik mampu mencari, menemukan,

menyaring, dan menilai informasi dengan baik, dari bahan pustaka yang

disediakan oleh perpustakaan sekolah.

2) Fungsi Perpustakaan

Smith dkk dalam buku inseklopedianya yang berjudul “THE

EDUCATOR’S ENCYCLOPEDIA” menyatakan “School library is a center for

learning” (dalam bafadal, 2008: 6)yang artinya perpustakaan sekolah itu

merupakan sumber belajar. Memang apabila ditinjau secara umum, perpustakaan

itu sebagai pusat sumber belajar, sebab kegiatan yang paling tampak pada setiap

kunjungan murid-murid adalah belajar, baik belajarmasalah-masalah yang

berhubungan langsung dengan mata pelajaran yang diberikan dikelas, maupun

buku-buku lain yang tidak ada hubungannya dengan mata pelajaran.

Sementara itu, tujuan yang akan dicapai atas fungsi perpustakaan secara

singkata adalah terjadinya transformasi dan transfer ilmu pengetahuan dari

sumbernya diperpustakaan kepadai pemakai. Dari uraian diatas dapat dijelaskan

fungsi perpustakaan sekolah menurut Yusuf (dalam skripsi Melati Nurmasari,

2013 : 10-11 ) adalah :

1. Fungsi edukatif
Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para siswanya
unukmenambah pengetahuan dengan cara mencari materi-
materi yangdiajarkan oleh para guru kelas mereka didalam
perpustakaan. Sehinggamereka dapat memperdalam materi yang
telah diajarkan.
42

2. Fungsi informatif
Fungsi informatif disini adalah perpustakaan berusaha
menyediakankoleksi perpustakaan yang dibutuhkan untuk
pemunuhan rasa ingin tahu.
3. Fungsi rekreasi
Perpustakaan disamping menyediakan buku-buku pengetahuan
jugaperlu menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif
(hiburan) danbermutu, sehingga dapat digunakan para pembaca
untuk mengisi waktusenggang, baik oleh siswa maupun oleh
guru.
4. Fungsi riset
Perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan sebagai
sumber/obyek penelitian sederhana dalam berbagai bidang
studi.Perpustakaan diadakan bukan hanya untuk sekedar
melayani seluruhanggota perpustakaan saja, tetapi seluruh
anggota tersebut harus mampumamanfaatkan perpustakaan
tersebut untuk menambah wawasan sertapengetahuan mereka.

Kemudian menurut Bafadal (2008:4) fungsi perpustakaan sekolah

sebagai berikut :

1. Fungsi Edukatif
Di dalam perpustakaan sekolah disediakan buku-buku, baik
buku-buku fiksi dan non fiksi. Adanya buku-buku tersebut dapat
membiasakan murid-murid belajar mandiri tanpa bimbingan
guru,baik secara individual maupun berkelompok. Adnya
perpustakaan sekolah dapat meningkatkan interes membaca
muri-murid, sehingga tehnik membaca semakin lama semakin
dikuasai oleh murid-murid.Salain itu didalam perpustakaan
sekola tersedia buku-buku yang sebagaian besar pengadaannya
disesuaikan dengan kurikulum sekolah, hal ini dapat menunjang
penyelenggaraan pendidikan disekolah.Oleh sebab itu, kiranya
dapat kita katakana bahwa perpustakaan sekolah itu memiliki
fungsi edukatif.
2. Fungsi Inofatif
Perpustakaan yang sudah maju tidak hanya menyediakan bahan-
bahan pustaka yang berupa buku-buku, tetapi juga menyediakan
bahan-bahan yang berupa buku (non book material) seperti
majalah, bulletin, surat kabar, pamphlet, guntingan, artikel, peta,
bahkan dilengkapi juga dengan alat-alat pandang-dengar, seperti
over head, projector, slide projector, filmstripe projector,
televise, video tepe recorder dan sebagiannya. Semua ini akan
memberikan informasi atau keterangan yang diperlukan oleh
murid-murid. Oleh sebab itu perpustakaan sekolah memiliki
fungsi informative.
3. Fungsi tanggung jawab dan inofatif
42

Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari hari diperpustakaan


sekolah, dimana setiap ada peminjaman, dan pengambilan buku
selalu dicatat oleh guru pustakawan. Setiap murid yang akan
masuk keperpustakaan sekolah harus menunjukakan kartu
anggota atau kartu pelajar, tidak memperbolehkan membawa tas,
tidak boleh mengganggu teman-temannya, yang sedang belajar.
Apabila ada murit yang terlambat mengembalikan buku
pinjamannya didenda, dan pabila ada murit yang telah
menghilangkan buku pinjamannya harus menggantinya, baik
dengan cara dibelikan ditoko, maupun dipotokopikan, semua ini
selain mendidik murid-murid kerah tanggung jawab, juga
membiasakan murid-murid bersikap dan bertindak secara
administrative.
4. Fungsi Riset
Sebagai mana telah dijelaskan terdahulu, bahwa didalam
perpustakaan banyak bahan pustaka.Adanya bahan pustaka yang
lengkap murid-murid dan guru-guru dapat melakukan riset yaitu
mengumpulkan data atau keterangan-keterangan yang
diperlukan.
5. Fungsi Rekreatif
Fungsi rekreatif berarti bahwa perpustakaan sekolah dapat
dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang seperti pada
waktu istirahat dengan membaca buku buku cerita,novel,
majalah, surat kabar dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi

perpustakaan meliputi fungsi edukatif, fungsi informatif, fungsi tanggung jawab

administratif, fungsi riset, dan fungsi rekreatif.Akan tetapi apabila ditinjau dari

sudut tujuan peserta didik mengunjungi perpustakaan sekolah, maka ada yang

tujuannya untuk belajar, ada tujuannya untuk berlatih, bahkan ada juga murid

yang mengunjungi perpustakaan sekolah hanya untuk mengisi kekosongan waktu

senggangnya atau sifatnya rekreatif.

d. Unsur-unsur Perpustakaan Sekolah

Unsur-unsur perpustakaan bisa juga disebut sebagai elemen

perpustakaan.Perpustakaan baik apabila perpustakaan dapat berfungsi dan

bertugas sebagaimana mestinya, sehingga tujuan perpustakaan sekolah dapat


42

tercapai.Wiji suwarno (dalam Prastowo, 2018:169) perpustakaan yang baik harus

memiliki unsur-unsur sebagai berikut :

1. Pustakawan
Pustakawan adalah seorang yang bekerja dibidang perpustakaan
yang telah memiliki ilmu manajemen perpustakaan, baik melalui
pendidikan, kursus, seminar, maupun dengan kegiatan sekolah
formal.Pustakawan adalah orang yang bertanggungjawab
terhadap gerak roda maju perpustakaan.
Selain itu, pustakawan tidak hanya sebagai penjaga buku
semata. Karena seiring dengan perkembangan zaman, anggapan
itu perlahan-lahan gugur .dalam paradigm baru, perpustakaan
tidak hanya menjadi gudang buku, akan tetapi menjadi pusat
sumber daya informasi. Dengan demikian, pustakawan telah
berubah fungsinya menjadi seorang yang mencari sajikan
informasi.Pustakawan tidak saja hanya sebagai objek pasif yang
hanya melayani, tetapi menyajikan kembali informasi yang
dicari kelola, kemudian disajikan kembali dalam bentuk karya
baru yang berupa karyanya sendiri. Dan untuk mencapainya itu
semua, maka yang perlu dilakukan adalah kerja sama,
konsultasi, peningkatan pengelolaan, keramah tamahan dan
kaesabaran dalam pelayanan perpustakaan.
2. Pemustaka
Pemustaka adalah elemen kedua dari unsure-unsur
perpustakaan.Pemustaka atau user disini maksudnya adalah
pangguna (pemustaka) fasilitas yang disediakan diperpustakaan,
baik koleksi maupun buku bahan pustaka dan fasilitas lainnya.
Ada berbagai jenis pemustaka disekolah, yaitu guru,
siswa,maupun staf yang ada diperpustakaan.
3. Pustaka
Bahan pustaka adalah semua hal yang mengandung informasi
yang disimpan sajikan oleh perpustakaan.Biasanya terdiri buku-
buku dan artikel-artikel.
4. Gedung perpustakaan
Gedung perpustakaan adalah sarana yang amat penting dalam
penyelenggaraan perpustakaan.Dalam gedung inilah segala
aktivitas dan program perpustakaan dirancang dan
diselenggarakan.Gedung perpustakaan merupakan sarana yang
berfungsi sebagai fasikitas layanan, untuk itu maka gedung
perpustakaan harus memperhatikan kemudahan arus pergerakan
manusia sebagai pengguna (user) perpustakaan.

Sedangkan menurut Faturrohman, (2018: 215) perpustakaan yang baik

harus memiliki unsur-unsur sebagai berikut :


42

1. Tempat mengumpulkan, menyimpan, dan memelihara koleksi


bahan pusaka
Tempat dapat berupa gedung atau ruangan khusus yang
digunakan untuk menyelenggarakan perpustakaan sekolah, yang
dapat diatur sesuai dengan macam kegiatan yang
dilaksanakan.Satu hal yang perlu diingat bahwa dalam
mendirikan perpustakaan sekolah harus mempertimbangkan
dengan cermat tentang lokasi.Karena membaca dan belajar
memerukan konsentrasi dan konsentrsi memerlukan
ketenangan.Oleh karena itu, perpustakaan sekolah letaknya
janagan terlalau berdekatan dengan ruang pendidikan jasmani
atau ruangan untuk musik. Akan tetapi rung perpustakaan
sebaiknya diletakkan sentral, agar mudah didatangi dari
berbagai arah atau penjuru. Perpustakaan yang direncanakan
dengan baik dan matang akan membuatnya dapat berfungsi
secara efisien dan efektif, memudahkan pengguna dan petugas
menyediakan lingkungan yang kondusif, nyaman,
menyenangkan, dan menarik sebagai tempat belajar.
2. Koleksi bahan pustaka
Bahan bahan yang akan dikoleksi perpustakaan seharusnya
bahan-bahan yang memang diperlukan oleh pengguna. Bahan-
bahan biasanya terdiri dari buku-buku, artikel-artikel. Ketika
memilih buku, seharusnya pustakawan harus pula selalu
mengingat kurikulum sekolah dan sebanyak mungkin
berkonsultasi dengan merea yang akan memakai buku itu yaitu
guru dan murid.
3. Untuk digunakan kontinu oleh murid dan guru.
Setelah tempat mengumpulkan, menyimpan, memelihara
koleksi bahan pustaka, dan koleksi bahan pustaka sudah
memenuhi syarat atau sudah terpenuhi, maka unsur guru dan
murit pun harus turun serta dalam proses penyelenggaraan
perpustakaan sekolah. Dalam rencana, pelaksanaan
penyelenggaraan perpustakaan pengorganisasian harus secara
tertib sejak dari pengadaan koleksi, pengelolaan dan pemakaian,
serta perpustakaan benar-benar dapat menunjang dan
memperlancar proses belajar mengajar.

Berdasarkan pengertian para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa unsur-

unsur perpustakaan meliputi pustakawan, pemustaka, pustaka dan gedung

perpustakaan. Ke empat unsur-unsur perpustakaan tersebut merupakan satu unit

dimana masing masing unsur-unsur yang ada pada perpustakaan memiliki tugas
42

dan fungsi masing-masing yang saling berkoordinasi dalam menjalankan aktivitas

perpustakaan.

e. Kendala Pengelolaan Perpustakaan sekolah.

Keberadaan perpustakaan sekolah sampai saat ini kondisinya masi

memperihatinkan. Bukan saja pada segi fisiknya (gedung & ruangan) akan tetetapi

juga dari segi sistem, pengelolaanya sumber daya manusia, koleksi dan alat/

perlengkapan fisik yang lain. Ada beberapa kendala pengelolaan perpustakaan

sekolah sebagai mana yang dikutipMudhofir (dalam Fathurrohman, 2018: 220)

sebagai berikut :

a. Dalam pengadaan koleksi sulit untuk menentukan buku mana


yang seharusnya diadakan terlebih dahulu. Hal ini disebabkan
karena tiap-tiap tahun petugas perpustakaan tidak menyusun
rencana penambahan buku.
b. Penataan ruangan kurang mendukung pelaksanaan pelayanan.
c. Baik ruangan koleksi maupun ruang baca tidak mampu
menampung seluruh siswa, maka untuk mengatasinya dengan
membuat jadwal pemakai.
d. Buku buku banyak yang rusak dan hilang.
e. Perpustakaan sekolah yang ada kebanyakan belum
menyelenggarakan layanan secaradan baik, kurang membantu
proses belajar mengajar, dan sering berfungsi sebagai tempat
penyimpanan buku (gudang) belaka.
f. Stuktur perpustakaan sekolah sebagian besar masih dibuat
sendiri oleh guru pustakawan yang disesuaikan dengan kondisi
perpustakaan sekolahnya.

Menurut Sutarno (2003: 113) kendala pengelolaan perpustakaan sekolah

pada umumnya ada dua hal yang menjadi titik kelemahan, yaitu yang bersifat

internal dan eksternal. Kelemahan internal adalah kelemahan yang berada di

dalam perpustakaan, kelemahan yang biasanya dihadapi tersebut meliputi:

1. Sumber daya perpustakaan

2. Administrasi
42

3. Manajemen

Sedangkan kelemahan eksternal adalah hambatan dan kesulitan yang

berada di luar perpustakaan, yakni yang dihadapi dan dirasakan oleh pengguna

perpustakaan. Kelemahan eksternal tersebut meliputi:

1. Adanya jarak yang memisahkan antara perpustakaan dengan pengguna

perpustakaan

2. Adanya keterbatasan akses informasi dan komunikasi

3. Kurangnya sosialisasi

berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulankan bahwa faktor-

faktor yang menjadi penghambat dalam pengelolaan perpustakaan mempengaruhi

perkembangan perpustakaan di yaitu kelemahan internal dan kelemahan eksternal

serta minimnya jumlah buku-buku yang berkaitan dengan pelajaran di

perpustakaan ruang perpustakaan yang kurang luas, minat baca siswa yang

kurang, peran aktif guru dalam membimbing siswa untuk meningkatkan minat,

faktor-faktor tersebut yaitu koleksi buku di perpustakaan tidak sesuai dengan

kebutuhan siswa dan guru, dengan demikian dapat mempersulit siswa dan guru

untuk mencari materi pembelajaran di perpustakaan.

Berbagai kendala tersebut perlu diupayakan solusinya, karena jika hal itu

dibiarkan, maka kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia akan berkembang

dengan lambat.

f. Upaya Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar

Perpustakaan sekolah tampak bermanfaat apabila benar-benar

memperlancar pencapaian proses belajar mengajar disekolah. Indikasi manfaat


42

tersebut dilihat dari kepuasan para pengunjung dari perpustakaan dalam pelayanan

perpustakaan sekolah tersebut.

Adapun upaya untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber

belajar adalah sebagai berikut :

1. Pengelolaan perpustakaan secara optimal, baik dari segi petugas maupun

sarana dan prasarana penunjangnya.

2. Menyediakan bahan-bahan yang tepat sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan yang berkembang, dan disesuikan dengan kurikulum sekolah.

3. Penyeleksian terhadap bahan-bahan perpustakaan yang ada sehingga yang

ada hanya bahan yang bermutu.

4. Menciptakan suasana perpustakaan yang kondusif dan menarik bagi

peserta didik, baik dalam susunan perangkat perpustakaan maupun

kemudahan dalam pelayanan.

5. Pemanfaatan IPTEK dalam pelayanan perpustakaan, baik dari segi sumber

bahan elektronik.

2. Sumber Belajar

a. Pengertian Sumber Belajar

Belajar adalah suatu proses pribadi yang tidak harus dan/atau merupakan

akibat kegiatan pembelajaran. Guru melakukan kegiatan pembelajaran yang

tidak selalu diikuti dengan terjaadinya kegiatan belajar pada siswa. Sebaliknya,

siswa dapat melakukan kegiatan belajar tanpa harus ada guru yang

membelajarkan.Namun, dalam kegiatan belajar sesungguhnya (the real

learning) perlu adanya sumber belajar.


42

Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar

terjadi dalam diri siswa sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.

Siswa seharusnya tidak hanya belajar dariguru atau pendidik saja tetapi dapat

pula belajar dari berbagai sumber belajar yang tersedia dilingkungannya.Oleh

sebab itu, sumber belajar adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan

bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar

memungkinkan siswa belajar secara individual.Jadi, konsep sumber belajar

mempunyai makna yang sangat luas, meliputi segala yang ada dijagat raya ini.

Mesudjana dan Rivai (dalam Prastowo, 2018:28) berpendapat bahwa

“Sumber belajar adalah segala daya yang dimanfaatkan guna member

kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya”. Sedangkan Yusuf (dalam

Prastowo, 2018:28) “Sumber belajar adalah segala jenis media, benda, data,

fakta, ide, orang dan lain-lain yang dapat mempermudah terjadinya proses

belajar bagi siswa itu”. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat

disimpulkan, “Sumber belajar adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan

bahan/situasi baik berupa benda, data, fakta, ide, orang dan lain sebagainya

yang bisa menimbulkan kemudahan dalam proses belajar”.

Sumber belajar PKn sangat penting dalam menunjang pembelajaran,

terutama buku-buku yang berkaitan dengan pembelajaran PKn di sekolah,

sehingga sekolah harus menyediakan buku-buku sumber bacaan atau koleksi-

koleksi buku PKn dan yang berkaitandengan pelajaran PKn.

b. Jenis-jenis sumber belajar


42

Sumber belajar adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan

bahan/situasi baik berupa benda, data, fakta, ide, orang dan lain sebagainya

yang bisa menimbulkan kemudahan dalam proses belajar. Sebenarnya sumber

belajar itu sangat banyak jenisnya, AECT(Associaton of Education

Communication Technology) melalui karyanya The Definition of Education

Technology (1997)(dalam Sanjaya, 2008 : 229) mengklasifikasikan sumber

belajr menjadi 6 macam.

1. Message (pesan), yaitu informasi/ajaran yang diteruskan oleh


komponen lain dalam bentuk gagasan, dalam fakta, arti, dan data.
termasuk dalam kelompok pesan adalah semua bidang studi atau
bahan pengajaran yang diajarkan kepda peserta didik.
2. People (orang), yakni manusia yang bertindak sebagai
penyimpanan, pengolah, dan penyaji pesan .termasuk dalam
kelompok ini misalnya, guru/dosen, tutor, peserta didik dan
sebagainya.
3. Materials (bahan), yaitu perngkat lunak yang mengandug pesan
untuk disajikan melaui penggunaan alat/perangkat keras ataupun
boleh dirinya sendiri.misalnya buku teks, modul, majalah,
transparansi (OHT) dan sebagainya.
4. Device (alat), yakni sesuatu (perangkat keras) yang digunakan
untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan.
Misalnya, overhead proyector, slide, video/tipe recorder, infocus,
pesawat radio/ TV, dansebagainya.
5. Technique (tehnik), yaitu prosedur atau acuan yang dipersiapkan
untuk penggunaan bahan, peralatan, bahan, peralatan, orang,
lingkungan untuk menyampaikan pesan. Misalnya, pelajaran
berprogram/modul, simulasi, demonstrasi, tanya jawab, CBSA,
dan sebagainya.
6. Setting (lingkungan), yaitu situasi atau suasana sekitar dimana
pesan disampaikan. Baik lingkungan fisik, ruang kelas, gedung
sekolah, perpustakaan, laboratorium, taman, lapangan, dan
sebagainya. Juga lingkungan non fisik : suasana belajar itu sendiri,
tenang, ramai, lelah dan sebagainya.

Menurut Wasnita ( dalam Prastowo, 2018 : 42 ) membedakan dua jenis

sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu :

1. Learning Resources by design(sumber belajar yang dirancang).


42

Sumber belajar yang dirancang adalah sumber belajar yang secara


sengaja direncanakan dan dibuat untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu, contohnya : buku paket, LKS,modul,
petunjuk praktikum, transparansi, film, inseklopedia, brosur, film
strips, slides, dan video.
2. Learning Recources by Utilization (sumber belajar yang
dimanfaatkan)
Sumber belajar yang dimanfaatkan alah segala sesuatu yang ada
disekitar kita yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan belajar,
contohnya : surat kabar, siaran televise, pasar, museum, kebun
binantang, mesjid, dan pemuka agama.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa jenis-

jenis sumber belajar dapat dibagi dalam beberapa jenis yaitu meliputi, pesan,

manusia, bahan, peralatan, tehnik/metode, dan lingkungan, yang dapat

dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Dan selanjutnya, mendaya gunakan jenis

sumber belajar tersebut sebagai peningkatan mutu proses pembelajaran.

c. Manfaat sumber belajar dalam proses pembelajaran

Sumber belajar menurut Elly, (dalam Prastowo, 2018:32) adalah data,

orang, dan/atau sesuatu yang memungkinkan siswa untuk belajar.Sumber belajar

meliputi semua sumber yang berkenaan dengan data, manusia, barang-barang

yang memungkinkan dapat digunakan secara terpisah atau kombinasi, yang oleh

siswa bisa digunakan secara obtimal untuk memberikan fasalitas dalam kegiatan

belajar. Dari penjelasan ini dapat dipahami bahwa keberadaan sumber belajar

dalam kegiatan pembelajaran memiliki manfaat antara lain :

1. Memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada


siswa, misalnya karyawisata ke objek seperti mesjid, makam, dan
museum.
2. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan,
dikunjungi atau dilihat, secara langsung dan konkret, misalnya :
denah, sketsa, foto, film, dan majalah.
3. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada
didalam kelas. Misalnya : buku tes, foto, narasumber.
42

4. Dapat member informasi yang akurat dan terbaru, misalnya : buku


bacaan, inseklopedia, dan Koran.
5. Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan (terhadap
instruksional), baik dalam lingkungan makro (misalnya belajar
sistem jarak jauh melalui modul) maupun mikro pengaturan ruang
kelas yang menarik, simulasi, penggunaan film, dan proyektor.
6. Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih
lanjut, misalnya: buku teks, buku bacaan, dan film yang
mengendung daya penalaran sehingga dapat merangsang siswa
untuk berfikir, menganalisis, dan berkembang lebih lanjut.

d. Pemanfaatan Perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar PKn

Istilah pemanfaatan disini adalah pendayagunaan, eksploitasi, dan

pemakaian perpustakaan beroperasional.Apakah perpustakaan sudah

dimanfaatkan sebagai sumber belajar PKn disekolah tersebut.

Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan berbagai jenis informasi

dalam berbagai ragam tampilan yang sekaligus berfungsi sebagai sumber

belajar. Perpustakaan tidak hanya menyimpan dan melayani bahan bahan

pustaka atau media cetak saja tetapi juga berbagai jenis media audio,visual, dan

audio visual.

Disekolah/madrasah, perpustakaan digunakan oleh guru untuk

mempersiapkan bahan pembelajaran dan oleh sisiwa sebagai acuan dalam

belajar termasuk dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Dengan demikian,

terdapat hubungan yang erat antara proses belajar dan pembelajaran dengan

perpustakaan. Perpustakaan merupakan sumber belajar utama setelah guru dan

berperan sedemikian penting dalam proses pembelajaran hingga sering juga

disebut jantung pendidikan dilembaga pendidikan.

Koleksi perpustakaan yang terdiri dari berbagai jenis buku membantu

guru mengembangkan bahan pelajaran serta membantu siswa siswa dalam


42

mendalami bahan pelajaran yang dipelajari dalam kelas. Perpustakaan dapat

juga digunakan sebagai indikator mutu suatu lembaga pendidikan karena

semakin kaya dan mutahir koleksi perpustakaan semakin banyak informasi

diperoleh dan di manfaatkan oleh guru dan siswa.Keadaan yang demikian dapat

dianggap sebagai salah satu indikator semakin bermutu.

Perpustakaan sekolah memuat tentang bahan-bahan informasi baik

berupa buku, artikel, dan sumber informasi lainnya.Perpustakaan sekolah juga

harus menyediakan sumber belajar semua mata pelajaran, termasuk sumber

belajar PKn, dimana memuat tentang buku-buku PKn dan bahan pelajaran PKn

lainnya.
42

B. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dalam penelitian ini berfungsi sebagai pedoman yang

menjelaskan jalan atau tujuan untuk mendeksripsikan perpustakaan Sekolah

sebagai sumber belajar PKn di SMA Negeri 1 Pinangsori.

Bafadal ( dalam Prastowo 2018: 148 ) mengatakan bahwa “Perpustakaan

sekolah adalah kumpulan bahan pustaka baik berupa buku-buku maupun bukan

buku yang diorganisasi secara sistematis dalam satu ruang sehingga dapat

membantu murit-murit dan guru-guru dalam proses pembelajaran

disekolah”.Sedangkan Yusuf (dalam Prastowo, 2018:28) “Sumber belajar adalah

segala jenis media, benda, data, fakta, ide, orang dan lain-lain yang dapat

mempermudah terjaadinya proses belajar bagi siswa itu”

Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran, salah

satunya dengan membiasakan siswa untuk menggunakan sumber belajar yang ada

dilingkungan sekolah dengan optimal. Salah satu sumber belajar yang ada

disekolah adalah perpustakaan sekolah. Oleh karena itu sekolah harus

menyediakan sumber belajar yang lengkap bagi siswa.

Termasuk juga sumber belajar PKn sangat penting dalam menunjang

pembelajaran, terutama buku-buku yang berkaitan dengan pembelajaran PKn

yang ada diperpustakaan sekolah.Oleh karena itu sekolah harus menyediakan

buku-buku sumber bacaan atau koleksi- koleksi buku PKn dan yang

berkaitandengan pelajaran PKn.

Berdasarkan uraian diatas, maka diduga perpustakaan sekolah dapat

dijadikan sumber belajar Pkn dalam meningkatkan hasil belajar, baik bagi guru,

siswa dan sivitas yang memakainya di SMA Negeri 1 Pinangsori.


42

Gambar 2.1 kerangka Konseptual

HUYUOYUUTE4E5R
SMA NEGERI 1 PINANGSORI

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN

SUMBER BELAJAR PKN

JUMLAH BUKU KENDALA PENGELOLAAN

UPAYA

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI


SUMBER BELAJAR PKn DI SMA NEGERI 1 PINANGSORI.
42

C. Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan penelusuran pada penelitian-penelitian

sebelumnya yang memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan.

Penelitian yamg dimaksud dapat berupa buku, jurnal, tesis, ataupun skripsi.

Kajian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Ahmad Samsudin, 1311060163, Universitas islam Negeri Raden Intan

Lampung 2017 dalam skripsi dengan judul “Pemanfaatan Perpustakaan

sekolah sebagai sumber belajar siswa di SMP Negeri 3 Sungai Raya”.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu: Pemanfaatan perpustakaan telah

dimanfaatkan oleh siswa dengan baik terbukti dengan perpustakaan sekolah

di SMP Negeri 3 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya memiliki fungsi

edukasi dengan adanya buku fiksi dan nonfiksi serta fungsi rekreatif dengan

tersedianya buku fiksi. Namun belum dapat melaksanakan fungsi yang lain

seperti fungsi informatif, tanggung jawab administratif dan riset. Pengelolaan

perpustakaan sudah dilakukan dengan baik namun pengolahan bahan pustaka

tidak dilengkapi dengan katalok dan tidak semua buku di beri kode sesuai

dengan jenis buku, namun hanya sebagian dari buku yang diberi nomor

panggil buku. Pengolahan bahan pustaka hanya disusun berdasarkan jenis dan

kelas. Frekuensi kehadiran siswa ke perpustakaan sekolah dari bulan juli

hingga oktober 2017 adalah 76%. Hal ini memberikan gambaran bahwa

pemanfaatan perpustakaan telah dimanfaatkan dengan baik. Upaya yang

dilakukan agar siswa memanfaatkan perpustakaan dilakukan oleh pengelola

perpustakaan. Namun hanya berupa wacana dan belum

terealisasikan.Persamaan daro penelitian ini adalah objek penelitiannya


42

perpustakaan sekolah, dan perbedaannya penelitian yang saya lakukan

mengenai pemenfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumberr belajar PKn.

2. M Farid Adi Susilo, 09502244009, Universitas NegeriI Yogyakarta, 2016

3. dengan judul “Pengaruh pemanfaatan perpustakaan sekolah dan kemandirian

belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI kompetensi keahlian teknik

audio video SMK Negeri 1 Saptosari. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

Terdapat pengaruh yang positif antara pemanfaatan perpustakaan sekolah dan

kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukan

dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,292 dan Fregresi sebesar 12,154.

Dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai Ftabel=3,15. Selain mempunyai

93 pengaruh yang positif dari pemanfaatan perpustakaan sekolah dan

kemandirian belajar secara bersama–sama memberikan sumbangan efektif

sebesar 29,17% terhadap prestasi belajar siswa kelas XI kompetensi keahlian

teknik audio video SMK Negeri 1 Saptosari. Penelitian ini berbeda dengan

penelitian yang saya lakukan, karena penelitian yang sebelumnya meneliti

pemanfaatan perpustakaan terhadap hasil belajar dan kemandirian belajar

Tehnik Audio Vidio , sedangkan yang saya teliti tentang pemenfaatan

perpustakaan sebagai sumber belajar PKn di SMA Negeri 1 pinangsori.


42

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu penelitian

1. Tempat penelitian

Lokasi penelitian merupakan objek tujuan untuk melaksanakan penelitian.

Sesuai dengan fokus masalah yang dikaji maka penelitian ini akan dilaksanakan di

SMA Negeri 1 Pinangsori yang letaknya di Jl. Sisingamangaraja kecamatan

pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra utara, kode pos : 22654. Kepala

sekolah Bpk. H. Muhammad Ali, S.Pd.MM, dan yang membawa bidang studi

PKn disekolah tersebut Ibu Hasmira Aritonang S.Pd .

Gambar 1.1

PETA LOKASI SEKOLAH

Mesjid Nurul
ImanAlbion
sibolga

Jl.
Sisingama
ngaraja

Sidimpuan

Rumah sakit katolik


42

SMA Negeri 1 Pinangsori

32
2. Waktu penelitian

Penelitian bersifat analisis yang dinamis dan dapat terus

dikembangkan.Penelitian ini dilaksanakan selama ± 6bulan, mulai januari 2019

sampai dengan Juli 2019. Waktu yang ditetapkan dalam pengumpulan data,

pengolahan hasil penelitian, dan pembuatan laporan.

B. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan bagaimana langkah

yang ditempuh peneliti agar data atau informasi diperolehnya.Informan adalah

orang pada latar penelitian. Fungsinya untuk memberikan informasi tentang

situasi dan kondisi latar penelitian.Seorang informan harus mempunyai banyak

pengelaman tentang latar penelitian.

Oleh karena itu dibutuhkan informan yang akan memberikan informasi

yang diperlukan selama proses penelitian. Perlu diketahui bahwa dalam penelitian

kualitatif sangat penting adanya informan.Seorang informan harus jujur, taat pada

janji, patuh pada peraturan, suka berbicara, tidak termasuk anggota salah satu

kelompok yang mempunyai konflik dalam latar penelitian, dan mempunyai

pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi.

Dalam pembahasan ini yang paling penting adalah peneliti menentukan

informan dan bagaimana peneliti mendapatkan informan.Menurut Bungin (2012:

78), “Informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek

penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian”.
42

Sementara, Arikunto (2010: 188) mengatakan, “Informan penelitian adalah orang

yang memberikan informasi”.Dengan pengertian ini maka informan dapat

dikatakan sama dengan responden, apabila pemberian keterangannya karena

dipancing oleh pihak peneliti.”Bungin (2012: 28 111), “Informan adalah orang

yang diwawancarai, diminta informasi oleh pewawancara”.

Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data,

informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian.Informan dalam penelitian ini

adalah:

1. H. Muhammad Ali, S.Pd.MM, selaku kepala sekolah SMA Negeri 1

Pinangsori (satu orang).

2. Nelwati Nasution S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn di SMA Negeri 1

Pinangsori (tiga orang).

3. Nelwati nasution S.Pd dan Eva novita S.Pd selaku pengurus perpustakaan

sekolah SMA Negeri 1 Pinangsori (dua orang)

4. Peserta didik yang akan diwawancarai (10 orang)

5. Orang tua siswa yang akan diwawancarai

6. Komite Sekolah yang akan diwawancarai.

Subjek dalam penalitian adalah kepala sekolah, guru PKn, pengurus

perpustkaaan, dan peserta didik di SMA Negeri 1 Pinangsori. Adapun objek dari

penelitian ini adalah perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar PKn di SMA

Negeri 1 Pinangsori.

C. Sumber Data Penelitian


42

Pengumpulan data data penilitian ilmiah adalah prosedur yang sistematis

untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian kualitatif tehnik

pengumpulan data dapat dilakukan melalui setting dari , dan berbagai cara. Dilihat

dari settingnya, data dapat dikumpulkan dengan menggunakan sumber primer dan

sumber skunder.

1. Sumber Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data. Data primer dapat diperoleh melalui wawancara

dengan responden dan informan.Responden adalah orang yang menjawab

pertanyaan-pertanyaan peneliti, melalui wawancara.Responden dalam

penelitian ini adalah Pengurus perpustakaan/ kepala perpustakaan sedangkan

informannya adalah orang yang memberikan informasi guna memecahkan

masalah yang diajukan.Informan dalam penelitian ini ialah Kepala Sekolah

SMA Negeri 1 Pinangsori, Guru PKn, dan siswa-siswi SMA Negeri 1

Pinangsori.

2. Sumber skunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yanag tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau

lewat dokumen.

D. Tehnik dan Pengmumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian kualitatif membutuhkan tehnik-tehik

kualitatif pula.Menurut Sugiono (2016 : 224) “Tehnik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama
42

dari penelitian adalah mendapatkan data”. Tentunya penelitian dilakukan dengan

cara yang terstruktur, sistematis, dan berkelanjutan sesuai dengan panduan-

panduan ilmiah.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakana dalam penelitian ini

adalah :

1. Observasi

Observasi yaitu tehnik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti

turun kelapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat,

pelaku, kegiatan, waktu, peristiwa, dan perasaan terhadap kondisi nyata fisik dan

situasi umum di SMA Negeri 1 Pinangsori khususnya pada perpustakaan.

Nasution (1988) menyatakan bahwa “ observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja menggunakan data, yaitu fakta

mengenai dunia kenyataan yang diperoleh dari observasi”.

Metode observasi juga digunakan untuk mengetahui peranan dari

perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar PKn. Pengamatan ini dilakukan

langsung ke perpustakaan untuk melihat sarana dan prasarana perpustakaan.

Dengan demikian maka akan diketahui apakah sarana dan prasarana perpustakaan

sudah lengkap.

2. Wawancara

Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap

informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.Tehnik wawancara yang

digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara

mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan
42

atau orang yang diwawancarai.Wawancara yang dilakukan melibatkan kepala

sekolah, pengurus perpustakaan sekolah, guru mata pelajaran PKn, dan siswa.

3. Dokumentasi

Dokumentasi memuat data mengenai hal-hal atau variasi objek penelitian

yang berupa catatan, buku, foto, rekaman, video, dan lain sebagainya sebagai

bukti nyata lapangan.Dengan tehnik dokumentasi ini, peneliti dapat memperoleh

informasi bukan dari orang sebagai narasumber.

Dokumen dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara. Hasil observasi dan wawancara

akan lebih kredibel/ dapat dipercaya kalau didukung oleh dokumentasi yang

terkait dengan fokus penelitian.

E. Teknik Menjamin Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, sejak awal sudah harus dibangun upaya untuk

meningkatkan kepercayaan data atau keabsahan data.Peneliti perlu memeriksa

keabsahan data secara cermat sesuai dangan tehnik-tehnik penelitian. Teknik

pengolahan data atau validitas merupakan kebenaran data dari proses

penelitian.Teknik yang diterapkan dalam penelitian ini ialah menggunakan teknik

kontent analisis atau analisis isi. Alasannya dari penerapan teknik ini, karena

bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.Dalam mendapatkan data,

penelitian ini menggunakan teknik triangulasi.Sugiyono (2016: 241), “Triangulasi

diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari

berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”.Bila peneliti
42

melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti

mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek

kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber

data”.

Selanjutnya, Bungin, (2012: 264) menyatakan, “Salah satu cara yang

paling penting dan mudah dalam uji keabsahan hasil penelitian adalah dengan

melakukan triangulasi peneliti, metode, teori, dan sumber data”. Bungin

menegaskan cara ini dilakukan untuk menguji kejujuran, subjektivitas, dan

kemampuan merekam data oleh peneliti di lapangan. Adapun triangulasi yang

digunakan adalah triangulasi teori, yaitu secara penelitian terhadap topik yang

sama dengan menggunakan teori yang berbeda dalam menganalisa data.

Sedangkan untuk menjamin keabsahan data dalam penelitian ini didasarkan atas

empat kriteria, yaitu: a) kepercayaan, instrumen penelitian dalam penelitian

kualitatif ini adalah peneliti sendiri, sehingga data yang diperoleh perlu di uji

kredibilitasnya (derajat kepercayaannya). b) keteralihan, melaporkan hasil

penelitiannya secara rinci. Uraian laporan dapat mengungkapkan secara khusus

segala sesuatu yang diperlukan oleh pembaca, agar para pembaca dapat

memahami temuan-temuan yang diperoleh.Penemuan itu sendiri bukan bagian

dari uraian rinci melainkan penafsirannya diuraikan secara rinci dengan penuh

tanggung jawab berdasarkan kejadian-kejadian nyata.

Kebergantungan, dilakukan untuk menanggulangi kesalahan-kesalahan

dalam konseptualisasi rencana penelitian, pengumpulan data, inteprestasi temuan,

dan pelaporan hasil penelitian. Upaya ini dilakukan dengan cara membuat catatan

lapangan dan analisa dokumen. d) kepastian, suatu penelitian dikatakan objektif


42

jika disepakati/diakui oleh beberapa orang, dengan demikian dikatakan objektif

bila sudah terpercaya secara faktual dan dapat dipastikan kebenarannya.

Dalam penelitiian ini, peneliti melakukan pengecekan data yang berasal

dari wawancara dengan Kepala Sekolah, Guru PKn, Pengurus Perpustakaan

sekolah, dan siswa-siswi SMA Negeri 1 Pinangsori.

F. Tehnik analisis Data

Tehnik analisis data dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari

berbagai sumber, dengan menggunakan tehnik pengumpulan data yang

bermacam-macam ( triangulasi), dan dilakukan secara terus menarus sampai

datanya jenuh. Bolgan (1992 : 153 ) yakni analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lainnya, sehingga dapat mudah dipahami, dan

temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model

analisis mengalir, meliputi tiga komponen, yaitu 1) reduksi data; 2) penyajian

data; dan 3) penarikan simpulan. Analisis model mengalir mempunyai tiga

komponen yang saling terjalin dengan baik yaitu sebelum, selama dan sesudah

pelaksanaan pengumpulan data. Penjelasannya sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Semesta data yang potensi dari penelitian direduksi dalam mengantisipasi

pada saat peneliti menentukan suatu kerangka kerja konseptual, pertanyaan

penelitian, kasus dan instrumennya.Data yang diperoleh jumlahnya cukup banyak,

untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.Untuk itu perlu segera
42

dilakukan analisis data melalui reduksi data.Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema

dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

Dengan demikian data yang direduksi akan memiliki gambaran yang lebih

jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selalnjutnya. Dalam hal ini tentang pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai

sumber belajar PKn di SMA Negeri 1 Pinangsori.Informasi-informasi yang

mengacu pada permasalahan itulah yang menjadi data dalam penelitian ini.

2. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori.Pada langkah ini, data-data yang

sudah ditetapkan kemudian disusun secara teratur dan terperinci agar mudah

dipahami.Data-data tersebut kemudian dianalisis sehingga diperoleh deskripsi

tentang kejelasan pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar PKn

di SMA Negeri 1 Pinangsori tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan

Pada tahap ini dibuat kesimpulan tentang hasil dari data yang diperoleh

sejak awal penelitian.Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan

adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya pernah ada.Temuan dapat

berupa deksripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-

remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan

kausal atau interraktif, hipotesis atau teori.


42

Ketiga komponen tersebut saling berkaitan dan dilakukan secara terus

menerus mulai dari awal, saat penelitian berlangsung sampai akhir penelitian agar

data yang diperoleh peneliti dapat benar-benar valid.


42

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

Bab ini menyajikan data hasil penelitian yang berasal daripengamatan

penelitian terhadap pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar

PKn di SMA Negeri 1 Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah. Data yang

diperoleh peneliti selain secara langsung juga melakukan wawancara lansung

dengan beberapa narasumber serta kajian dokumen-dokumen yang dimiliki oleh

sekolah. Pengurus perpustakaan dan Guru PKn merupakan informan utama dalam

penelitian ini, kemudian sebagai informan pendukung peneliti melakukan

wawancara kepada Kepala Sekolah, siswa, orang tua siswa, dan komite sekolah.

Dokumtasi yang telah didapat merupakan temuan yang didapat oleh peneliti

dilapangan berupa gambar-gambar saat penelitian Pemanaatan Perpustakaan

sekolah sebagai sumber belajar PKn di SMA Negeri 1 Pinangsori, Kabupaten

Tapanuli Tengah.

1) Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan objek tujuan untuk melaksanakan

penelitian.sesuai dengan fokus masalah yang dikaji maka peneltian ini

dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pinangsoriyang letaknya di Jl. Sisingamangaraja

Kecamatan Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, kode pos :

22654. SMA Negeri 1 Pinangsori berdiri pada Tahun 1984 dan hingga saat ini

aktif di SMA Negeri 1 Pinangsori Tahun Ajaran 2019/2020. Kepala sekolah H.

Muhammad Ali, S.Pd.M.M, Jumlah Guru yang ada di SMA Negeri 1 Pinangsori

41
41

42

sebanyak 45 orang, dan pegawai TU sebanyak 8 orang, satpam 1 orang dan 1

penjaga sekolah.

a) Profil SMA Negeri 1 Pinangsori

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Pinangsori

Alamat : Jln. Sisingamangaraja, Desa Albon, Kecamatan Pinangsori

Kabupaten Tapanuli Tengah Sumatera Utara.

Tahun Pendirian : 1984

Akreditas : A

Jenis : Negeri

Jumlahkelas : 25ruangan

Program/jurusan : MIA (Matematika dan Ilmu Alam) dan IIS (Ilmu-Ilmu

sosial)

Kurikulum : Kurikulum 2013

Status : Sekolah Menengah Atas Negeri dibawah naungan Dinas

Pendidikan Sumatera utara.

Fasilitas :

 Ruangan : Terdapat 29 Ruang

Kelas X : 8 ruangan

Kelas XI : 9 ruangan

Kelas XII : 8 ruangan

Kantor Kepala sekolah : 1 ruangan

Kantor Guru : 1 ruangan

Kantor Wakil Kepala Sekolah : 1 ruangan


42

Ruang TU :1 ruangan

 Perpustakaan Sekolah

 Musholla

 Laboratorium Biologi

 Laboratorium Kimia

 Laboratorium Komputer

 Lapangan badminton

 Lapangan Sepak bola

 Lapangan Volley

 Kantin sekolah

 Toilet

 Tempat parkir kendaraan

Organisasi dan Ekstrakulikuler :

 Osis

 Pramuka

 Karate

b) Visi dan Misi SMA Negeri 1 Pinangsori

Visi

Unggul dalam prestasi dilandasi iman dan takwa, Berkarakter serta peduli dan

berbudaya lingkungan.

Misi

1. Meningkatkan pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa
42

2. Menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi siswa secara optimal

baik akademik maupun non akademik

3. Melaksanakan pembelajaran yang inovatif dengan mengintegrasikan

sistem nilai agama dan budaya serta IPTEK yang memanfaatkan

lingkungan sebagai sumber belajar

4. Meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap pelestarian

lingkungan

5. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, indah, bersih, rindang dan

nyaman “HATI BERIMAN” sebagai sarana pendukung pendidikan, media

dan sumber pembelajaran.

6. Meningkatkan peran serta masyarakat dan orang tua melalui komite

sekolah dalam mencapai visi sekolah.

7. Mewujudkan pelaksanaan pengelolaan, perlindungan dan pelestarian

lingkungan hidup.

Struktur organisasi di SMA Negeri 1 Pinangsori Kabupaten Tapanuli


Tengah Sumatera Utara
1. Kepala Sekolah : H. Muhammad Ali S.Pd

2. Komite Sekolah : S. Kaban S.Pd

3. Kepala TU : Zukaidah Hutabarat

4. Wakasek Kurikulum : Hotma S.Tarihoran S.Pd,M.M

5. Wakasek Kesiswaan : Fahri Harahap S.Pd

6. Wakasek : Hendry Dunand Tambunan S.Pd

7. Koordinator : Mina Taraja S.Pd

8. Guru BK : Lini Hafni Purba S.Pd


42

9. Wali Kelas

10. Guru Mapel

11. Siswa

2) Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Pinangsori

Perpustakan sekolah SMA Negeri 1 Pinangsori merupakan suatu ruangan

yang disediakan oleh pihak sekolah untuk menyimpan bahan-bahan buku maupun

bukan buku yang dapat digunakan oleh Guru, peserta didik dan sivitas sekolah

sebagai tempat membaca buku, meminjam buku, dan sebagai penyedia bahan-

bahan informasi serta memberi kemudahan kepada sivitas penggunanya.

Perpustakaan SMA Negeri 1 Pinangsori terletak disebalas kanan ruang kelas XII

MIA-1, letaknya sangat strategis karna sangat mudah dijangkau oleh para guru-

guru dan pesertadidik. Sebelumnya, perpustakaan sekolah letaknya berada di

sebelah Laboratorium Komputer, namun pada Juli 2018 perpustakaan

dipindahkan karena sudah dibangun ruang perpustakaan baru yang berada

disebelah ruang kelas XII MIA-1. Alasannya, gedung perpustakaan lama sudah

tidak layak digunakan karena ruangannya yang sempit serta tidak dapat

menampung pesertadidik yang akan berkunjung keperpustakaan dan fasilitas

perpustakaan juga tidak memadai. Perpustakaan SMA Negeri 1 Pinangsori di

kelola oleh pihak sekolah dengan memberikan wewenang kepada Ibu Nelwati

Nasution S.Pd sebagai Kepala Perpustakaan dan Ibu Eva novita S.Pd sebagai

wakil kepala perpustakaan.Perpustakaan SMA Negeri 1 Pinangsori memiliki luas

18 x 22m2. Dengan cat dinding berwarna putih dipadukan dengan cat warna hijau.

Perpustakaan sekolah SMA Negeri 1 Pinangsori juga memiliki taman kecil yang

terletak didepan ruang perpustakaan. Faslilitas perpustakaan juga sudah lengkap


42

dengan menyediakan berbagai kemudahan kepada para pemakainya meliputi guru,

pesertadidik dan sivitas sekolah dan juga buku-buku koleksi perpustakaan sekolah

sudah disesuaikan dengan kurikulum yang dipakai oleh sekolah yaitu kurikulum

2013.

Table 1.2
Fasilitas Perpustakaan SMA Negeri 1 Pinangsori

No Jenis Jumlah Keteranga


1 Rak Buku 12 Sudah disusun sesuai referensi buku
2 Rak Majalah 2 Berbagai Macam majalah
3 Rak surat Kabar 1 Koran
4 Meja Baca 10 Yang dipakai siswa
5 Meja pengawas 1 Dipakai oleh pengawas perpustakaan
6 Kursi 20 Berpasangan dengan meja baca
7 Lukisan 10 Karya dari siwa
8 Bunga Meja 4 Terdapat diatas meja
9 Bunga gantung 4 Hiasan dinding perpustakaan
10 Kipas angin 1 Kondisi baik
11 Tempat sampah 1 Kondisi baik
12 Tempat sepatu 1 Kondisi baik
13 Dispenser/ gallon 1 Kondisi baik
14 Sapu 1 Kondisi baik

a. Visi dan Misi perpustakaan SMA Negeri 1 Pinangsori

1). Visi perpustakaan

Mewujudkan perpustakaan sebagai wahana informasi dan menumbuhkan

minat baca serta kecintaan terhadap buku bagi peserta didik maupun sivitas

sekolah.

2). Misi Perpustakaan

 Menumbuh kembangkan motivasi membaca dan budaya belajar


42

 Meningkatkan kualitas pelayanan pengguna jasa perpustakaan sebagai

pusat informasi

 Menyediakan dan mengembangkan bahan-bahan perpustakaan dengan

menyesuaikan kebutuhan pembaca

 Meningkatkan kualitas siswa agar semakin memiliki kompetensi untuk

memanfaatkan perpustakaan sebagai puat sumber belajar

b. Tata tertib perpustakaan

Adapuntatatertib perpustakaan di SMA Negeri 1 Pinangsori :

1. Pelayanan perpustakaan hanya ditujuan untuk sivitas yang ada di SMA

Negeri 1 Pinangsori baik itu guru maupun peserta didik.

2. Buku yang dipinjam harus dijaga dan tidak boleh rusak dan memiliki

tanggung jawab penuh atas buku yang yang dipinjam.

3. Ketika memasuki perpustakaan harus melepas alas kaki.

4. Dilarang membawa tas kedalam perpustakaan.

5. Dilarang berbicara keras diperpustakaan.

6. Dilarang membawa makanan dan rokok keperpustakaan.

c. Sanksi-sanksi yang ada diperpustakaan

1. Apabila buku yang dipinjam hilang atau rusak, peminjam wajib mengganti

dengan buku yang sama.

2. Keterlambatan pengembalian buku akan di kenakan denda Rp.500/hari.

d. Prosedur peminjaman dan pengembalian buku keperpustakaan

a) Prosedur Peminjaman Buku

 Pesrtadidik mengambil buku yang akan dipinjam


42

 Kemudian memberikannya kepada pegawai pepustakaan

 Pegawai perpustakaan akan menulis buku yang dipinjam kebuku

kedaftar peminjam.

 Petugas me ngecap tanggal kembali dibuku yang akan dipinjam.

b) Prosedur pengembalian buku

 Buku yang dipinjam dikembalikan kepada petugas perpustakaan

 Petugas perpustakaan menandatangani/memparaf pengembalian buku

 Petugas mengembalikan buku kembali ke rak buku

B. Temuan Khusus penelitian

1. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagi Sumber Belajar PKn di

SMA Negeri 1 Pinangsori

Istilah pemanfaatan perpustakaan berarti keberadaan perpustakaan yang

dimiliki oleh SMA Negeri 1 Pinangsori dimanfaatkan oleh pihak sekolah

untuk dapat menghasilkan manfaat yang menguntungkan bagi pihak

sekolah khususnya siswa., dan guru.

a. Pemanfaatan Perpustakaan sekolah oleh guru

Pemanfaatan Perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar PKn di SMA

Negeri 1 Pinangsori terlihat dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan yang

terjadi dilapangan.

Berdasarkan hasil wawancara tentang Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

sebagai sumber belajar PKn di SMA Negeri 1 Pinangsori, tentang bagai mana
42

dukungannya terhadap pemanfaatan perpustakaan bagi siswa-siswi, guru dan

sivitas sekolah yang ada di SMA Negeri 1 Pinangsori.

1) Dukungan sekolah

Dukungan sekolah berarti pihak sekolah atau Kepala Sekolah SMA Negeri

1 Pinangsori memberikan motivasi dan himbauan baik itu izin untuk

melakukan KBM diperpustakaan dan fasilitas yang memadai terhadap

pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar.

2) Dukungan pengelola perpustakaan

Dukungan dari pihak pengelola perpustakaan yaitu system pelayanan yang

optimal sehingga perpustakaan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar

PKn.

3) Sikap, keterampilan dan kemauan Guru

Sikap, keterampilan dan kemauan guru berarti guru mempunyai kemauan

untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar PKn.

Selain kemauan guru, keterampilan guru dalam menyampaikan materi

dengan memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar PKn. Seperti

yang diungkapkan oleh Hasmira Aritonang S.Pd Guru PKn SMA Negeri 1

Pinangsori (senin, 25 Maret 2019) :

“Perpustakaan sekolah di SMA Negeri 1 Pinangsori sudah


dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar PKn, dilihat dari
ketersediaan buku yang kami gunakan, baik itu yang saya pakai
atau buku pegangan guru dan buku paket yang dipakai oleh
peserta didik sudah lengkap karena peserta didik juga mendapat
kan buku PKn perorangan yang dibagikan oleh pegawai
perpustakaan. Apabila saya memberikan tugas kepada peserta
didik untuk mengerjakan tugas dan dimencari jawabannya
keperpustakaan, dan mereka dapat menemukan jawaban tugas
yang saya beri melalui buku-buku pendukung PKn yang tersedia
diperpustakaan sekolah”
42

Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan

perpustakaan sudah dimanfaatkan dengan baik oleh guru PKn di SMA Negeri 1

Pinangsori, dari ketersediaan buku PKn yang dipakai oleh guru dan peserta didik.

Selanjutnya menurut Eva Novita S.Pd Pengelola Perpustakaan tentang

pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar PKn di SMA Negeri 1

Pinangsori adalah sebagai berikut (Kamis, 21 Maret 2019) :

”kami selaku sebagai pengelola perpustakaan sekolah SMA


Negeri 1 Pinangsori sudah mengoptimalkan ketersediaan buku-
buku PKn yang dibutuhkan oleh guru dan peserta didik serta
sivitas yang memakai perpustakaan. Baik dari buku paket yang
dipegang oleh siswa atau guru maupun buku pendukung PKn,
kami juga menyesuaikan buku-buku yang dipakai dengan
kurikulum sekolah, karena mulai dari tahun 2016 semua buku
yang ada diperpustakaan diganti dengan yang baru karena
pergantian kurikulum yang dipakai oleh sekolah dari kurikulum
KTSP kekurikulum 2013 atau K13 dan melakukan pelayanan
dengan maksimal, baik dari segi keramah tamahan pengelola
perpustakaan maupun menjaga ruangan agar tetap nyaman untuk
dikunjungi. Perpustakaan dimanfaatkan sebagai tempat
peminjaman buku, membaca buku, mengerjakan tugas dan tempat
KBM oleh peserta didik dan juga sebagai tempat latihan bagi
siswa yang akan mengikuti Olimpiade PKn. Jadi menurut saya
perustakaan sudah dapat dikatakan sebagai sumber belajar PKn
bagi Guru, siswa dan lain-lain”

Dari pernyataan diatas dapat disimpulakan bahwa pengelola perpustakaan

sekolah SMA Negeri 1 Pinangsori sudah melakukan upaya agar perpustakaan

dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar PKn dengan obtimal dengan cara

menyesuaikan koleksi buku PKn yang dipakai disesuaikan dengan kurikulum

sekolah, meningkatkan pelayanan perpustakaan, dan menjaga kenyamanan

perpustakaan sekolah SMA Negeri 1 Pinangsori.


42

Senada dengan pendapat diatas, H. Muhammad Ali S.Pd,M.M Kepala

Sekolah (Senin, 18 Maret 2019) :

“kalau dikatakan tentang pemanfaatan perpustakaan sekolah


sebagai sumber belajar PKn, maka saya selaku sebagai kepala
sekolah mengatakan sudah dapat dimanfaatkan . Karena
perpustakaan di Sekolah ini sudah menyediakan buku-buku dan
sumber-sumber informasi yang dapat mendukung pembelajaran
PKn bagi guru dan siswa, dan kami juga mengatur jadwal utuk
setiap kelas agar melakukan KBM di perpustakaan sehingga
perpustakaan tidak akan pernah kosong, akan selalu ada siswa
dari kelas lain yang bergantian datang keperpustakaan”.

Menurut keteranagan beliau, perpustakaan sekolah SMA Negeri 1 Pinangsori

sudah dimanfaatkan dengan optimal, dengan menyediakan koleksi-koleksi bahan

pustaka yang dapat mendukung pembelajaran PKn dan mengatur jadwal untuk

melakukan KBM untuk setiap kelasnya agar perpustakaan selalu ramai kunjungan

dan dimanfaatkan dengan baik.

Hasil wawancara yang diperoleh dari ketiga informan diatas manunjukan

bahwa memang benar Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Pinangsori sudah

dimanfaatkan sebagai sumber belajar PKn, dilihat dari ketersediaan buku-buku

yang ada diperpustakaan dan jadwal kunjungan yang dibuat oleh pihak sekolah

untuk bergiliran melaksanakan KBM diperpustakaan oleh tiap kelas baik mulai

dari kelas X sampai kelas XII.

Selanjutnya untuk menindak lanjuti pernyataan yang diberikan oleh ketiga

informan diatas, peneliti melakukan pengamatan langsung dilapangan. Hasilnya

adalah :

Padahari Senin, 25 Maret 2019, peneliti melakukan observasi langsung ke

perpustakaan sekolah SMA Negeri 1 Pinangsori dan menemukan fakta tentang

penjadwalan KBM yang dilakukan oleh setiap 1 kelas/ minggu, dan kelas yang
42

saya temui yaitu kelasXI MIA-4 yang sedang melakukan KBM mata pelajaran

PKn di perpustakaan sekolah mulau dari jam 08.10-09.30 bersamaan dengan Guru

PKn sebagai pendamping. Kemudian peneliti mewawancarai peserta didik yang

sedang membaca diperpustakaan yang bernama Farida Husna tentang

pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumbe belajar PKn :

“kelas kami mendapat giliran berkunjungan pada minggu ke 4


setiap bulannya untuk melakukan KBM PKn diperpustakaan,
gunanya agar kami merasakan belajar diruangan perpustakaan.
Diperpustakaan, kami akan melakukan kegiatan bealajar
berkelompok dan mencari jawaban dari buku-buku yang tersedia
diperpustakaan, bukan hanya kelas XI MIA-4 saja tetapi semua
kelas mendapat giliran untuk melakukan KBM diperpustakaan ”

Dengan demikian, perpustakaan sekolah bukan hanya dimanfaatkan sebagai

tempat penyimpanan bahan buku, tempat membaca buku, atau pun tempat

peminjaman buku, namun juga dimanfaatkan sebagai tempat KBM bagi peserta

didik agar menambah wawasan dalam melakukan pembelajaran.

Selanjutnya peneliti juga mewawancarai orang tua siswa, bernama Rosni

(Selasa, 26 Maret 2019) tentang pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai

sumber belajar PKn di SMA Negeri 1 Pinangsori :

“saya tidak begitu mengetahui tentang bagai mana pemanfaatan


perpustakaan di sekolah anak saya, yang saya tau, sekolah
meminjamkan buku kepada semua murid tanpa perlu membeli
buku paket lagi, jadi kami sebagai orang tua merasa diringankan
bebannya karena tidak perlu membeli buku paket lagi”

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, perpustakaan sekolah

sangat membantu peserta didik untuk belajar dengan meminjamkan buku paket

kepada semua peserta didik tanpa membeli, dan itu dapat meringankan bebang

orang tau peserta didik.


42

Hasil temuan diatas sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti

tentang pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar PKn yang

dilakukan di SMA Negeri 1 Pinangsori. Sesuai data yang diperoleh dari

narasumber, guru, peserta didik, Kepala sekolah, pengelola perpustakaan, dan

orang tua peserta didik yang ada di SMA Negeri 1 Pinangsori dapat penulis

simpulkan perpustakaan sekolah sudah memanfaatkan sebagai sumber belajar

PKn dengan optimal, dilihat dari fungsi perpustakaan sekolah digunakan sebagai

tempat penyimpanan sumber belajar berupa buku maupun non buku, koleksi-

koleksi buku yang mampu memenuhi kebutuhan peserta didik dan guru, fasilitas

sarana dan prasarana yang ada diperpustakaan sudah memadai, dan jadwal

kunjungan yang dibuat oleh pihak sekolah per tiap kelasnya untuk melakukan

KBM PKn di perpustakaan sekolah.

2. Kendala Pemanfaatan Perpustakaan sebagai sumber belajar PKn Di

SMA Negeri 1 Pinangsori.

Pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SMA Negeri 1

Pinangsori memiliki beberapa kendala dalam Pemanfaatan perpustakaan, ada

beberapa faktor/kendala Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar PKn.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada kepala sekolah

SMA Negeri 1 Pinangsori H. Muhammad Ali S.Pd, M.M ( 18 Maret 2019):

“kendala pengelolaan perpustakaan yang ada di SMA Negeri 1


Pinangsori, yang pertaama kurangnya tenaga pustakawan untuk
mengelola perpustakaan sekolah, kedua kurangnya koleksi buku-
buku yang lebih banyak agar peserta didik memiliki peluang
untuk menemukan informasi lebih banyak lagi dari koleksi yang
ada diperpustakaan, ketiga kurangnya semangat peserta didik
untuk berkunjung keperpustakaan sekolah, keempat Kurangnya
kesadaran peserta didik dalam menjaga buku yang dipinjam“
42

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kendala dalam pemanfaatan

perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar PKn di SMA Negeri 1 Pinangsori

yaitu, kurangnya tenaga pustakawan, kurangnya koleksi buku, kurangnya

semangat peserta didik, dan kurangnya kesadaran dalam menjaga buku.

Selain kepala Sekolah, peneliti juga mewawancarai Eva Novita S.Pd

pengelola perpustakaa (Kamis, 21 Maret 2019) :

“ada beberap kendala yang kami alami dalam pengelolaan


perpustakaan yaitu yang pertama, tidak adanya katu kunjungan
perpustakaan yang dimiliki oleh siswa (kartu perpustakaan), yang
kedua kurangnya staf pengelola perpustaakaan, yang ada hanya 2
orang , yang ketiga kurangnya kesadaran peserta didik untuk
berkunjung keperpustaakaan, yang keempat kurangnya kesadaran
peserta didik dalam menjaga buku yang dipinjam”

Pernyataan yang diberikan oleh pengelola perpustakaan hamper sama dengan

pendapat yang diberikan oleh kepala sekolah, ada empat kendala dalam pengelola

perpustakaan yaitu, tidak ada kartu perpustakaan, kurangnya pustakawan,

kurangnya kesadaran peserta didik untuk berkunjung keperpustakaan, dan

kurangnya kesadaran dalam menjaga buku yang dipinjamkan.

Dari data hasil wawancara yang didapat dari kedua informan diatas, dapat

ditarik kesimpulan ada 4 kendala dalam pengelolaan perpustakaan sekolah di

SMA Negeri 1 Pinangsori yaitu :

1. Kurangnya tenaga pustakawan

Di perpustakaan SMA Negeri 1 Pinangsori, tenaga pustakawan hanya ada dua

orang, sehingga pengelolaan perpustakaan lebih sulit dilakukan. Secara

otomatis keadaan ini akan mengakibatkan pemanfaatan perpustakaan sebagai

sumber belajar PKn akan lebih sulit dilakukan. Staf pustakawan akan
42

kewalahan dalam mengelola perpustakaan karena minimnya tenaga pengurus

perpustakaan.

2. Kurangnya kesadaran peserta didik untuk berkunjung keperpustakaan

Diwaktu kosong, siswa lebih memilih untuk kekantin dibandingkan

berkunjung keperpustakaan, alasannya karena sekolah sudah menjadwal

kunjungan kepada setiap kelas untuk melakukan KBM di

perpustakaan.Sehingga peserta didik merasa kunjungan yang dilakukan

keperpustakaan sudah cukup.

3. Kurangnya koleksi buku-buku PKn yang lebih banyakMeskipun buku PKn

sudah banyak tersedia diperpustakaan, namun harus selalu diperbaharui

mengikuti kebutuhan peserta didik, sehingga pihak sekolah harus selalu

menambah koleksi-koleksi buku diperpustakaan.

4. Kurangnya kesadaran peserta didik dalam menjaga buku yang dipinjam

Buku-buku yang dipinjamkan kepada peserta didik kurang dirawat denganbaik

sehingga saat pengembalian buku sudah kotor ataupun ada yang sobek.

3. Upaya untuk mengatasi kendala Pemanfaatan perpustakaan sekolah

sebagai sumber belajar PKn di SMA Negeri 1 Pinangsori

Upaya merupakan suatu cara yang dilakukan oleh pihak pengelola

perpustakaan untuk menangani kendala apasaja yang menjadi penghambat dalam

pemanfaatan perpustakaan. Upaya yang dilakukan oleh pihak pengelola

perpustakaan di SMA Negeri 1 Pinangsori dalam pemanfaatan perpustakaan

sekolah sebagai sumber belajar PKn bagi siswa.


42

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada H.

Muhammad Ali S.Pd,M.M kepala sekolah SMA Negeri 1 Pinangsori (Senin, 18

Maret 2018) :

“saya sebagai kepala sekolah selalu menghimbau kepada


peserta guru untuk mengejak peserta didik untuk berkunjung
keperpustakaan dan menggunakan perpustakaan sebagai sumber
belajar, baik itu berkunjung untuk membaca, mengerjakan tugas
atau berlatih soal untuk olimpiade. Setiap enam bulan sekali
kami akan menambah buku keperpustakaan bukan hanya buku
PKn saja tetapi buku semua mata pelajaran yang dibutuhkan oleh
siswa, melengkapi sarana dan prasarana di perpustakaan”

Menurut keterangan kepala sekolah ada 3 upaya yang dilakukan oleh beliau

dalam upaya untuk mengatasi kendala dalam pemanfaatan perpustakaan sebagai

sumber belajar PKn yaitu, memberi masukan kepada peserta didik untuk

berkunjung keperpustakaan, melengkapi koleksi buku-buku PKn, melengkapi

sarana dan prasarana.

Selanjutnya peneliti juga mewawancarai Eva Novita S.Pd (pengelola

perpustakaan) , beliau berpendapat tentang apa yang dilakukan tentang upaya apa

saja yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pemanfaatan perpustkaan

sekolah sebagai sumber belajar PKn di SMA Negeri 1 Pinangsori (Kamis, 21

Maret 2019)

“selalu saja ada kendala dalam melakukan sesuatu, yang saya


lakukan dalam mengatasi kendala dalam pemanfaatan
perpustakaan sebagai sumber belajar PKn, memberikan layanan
yang maksimal, menata ruangan dengan rapi agar siswa tertarik
berkunjung keperpustakaan, kerja sama yang baik kepada guru
dan kepala sekolah untuk mengelola perpustakaan, membuat
tatatertib perpustakaan dan melakukan kerjasama yang baik
dengan guru dan staf yang ada di sekolah guna menjaga dan
mengelola perpustakaan”
42

Dari kedua informan tersebut diatas dapat diketahui bahwa dalam pengelolaan

perustakaan selalu ada kendala dan upaya untuk mengatasi kendala pengelolaan

perpustakaan sebagai sumber belajar PKn tersebut. Berikut merupakan pemaparan

kedua informan tentang upaya yang dilakukan dalam untuk mengatasi kendala

pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar PKn di SMA Negeri 1

Pinangsori, diantaranya :

1. Memberi saran kepada semua guru untuk mengajak siswa keperpustakaan

sebagai penyedia sumber belajar.

2. Melengkapi sarana dan prasarana perpustakaan.

Baik dari koleksi buku-buku, maupun fasilitas perpustakaan seperti mengganti

kursi yang rusak, memperbanyak rak buku, merapikan buku, dan menjaga

kebersihan perpustakaan sekolah SMA Negeri 1 Pinangsori agar siswa

nyaman untuk berkunjung.

3. Membuat tatatertib perpustakan

Dengan adanya tatatertib perpustakaan yang berisikan tentang aturan dan

peraturan diperpustakaan termasuk menjaga buku-buku yang dipinjam.

4. Melakukan kerja sama yang baik dengan semua guru dan staf yang ada di

sekolah SMA Negeri 1 Pinangsori untuk menjaga dan mengelola perpustakaan

sekolah dengan baik.

4. Banyak buku PKn yang tersedia di perpustakaan sekolah SMA Negeri 1

Pinangsori
42

peneliti melakukan observasi langsung keperpustakaan sekolah SMA Negeri 1

Pinangsori untuk mengetahui banyak buku PKn yang tersedia diperpustakaan

sekolah, observasi langsung dilakukan peneliti pada sabtu, 30 Maret 2019.

Tabel 1.3
Daftar Buku Pkn dan Buku pendukung di perpustakaan SMA Negeri 1
Pinangsori.

No Nama Buku Jumlah

1 Buku Paket Pkn K-13 kelas X 282


2 Buku Pegangan Guru Pkn kelas X 2
3 Buku Paket Pkn K-13 kelas XI 300
4 Buku Pegangan Guru Pkn kelas XI 2
5 Buku Paket Pkn K-13 kelas XII 312
6 Buku Pegangan Guru Pkn kelas XII 2
7 Undang Undang Dasar 1945 10
8 Top Eksekutif Indonesia 5
9 Pahlawan Nasional Indonesia 8
10 Kilas Balik Revolusi 9
11 Generasi Muda yang Waspada 18
Peran Generasi Muda dalam Menunjang Nama
12 25
Bangsa
Materi Sosialisasi Putusan Majelis
13 6
Permusyawaratan Rakyar Republik Indonesia
14 Kilas Balik Rvolusi 10
Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia
15 7
Soeharto

Buku-buku PKn yang tersedia di perpustakaan sekolah disediakan untuk

memenuhi kebetuhan Guru, peserta didik dan sivitas sekolah.Oleh karena itu

buku-buku yang tersedia diatas dapat dipinjam atau dibaca oleh siswa
42

diperpustakaan, yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan peserta didik

dibidang PKn melalui informasi yang terdapat dibuku-buku yang disediakan.

Peneliti melakukan wawancara kepada Eva Novita S.Pd pengurus perpustakaan

sekolah SMA Negeri 1 Pinangsori ( Kamis, 21 Maret 2019 ) :

“Buku-buku Pkn yang tersedia diperpustakaan termasuk


sudah memadai untukkebutuhan Guru dan Peserta didik, karena
pihak sekolah akan selalu menambahi koleksi buku-buku setiap 6
bulan sekali. Ini bertujuan agar buku-buku bertambah dan peserta
didik dapat menambah wawasan dan pengetahuan dari buku-buku
PKn yang tersedia diperpustakaan sekolah SMA Negeri 1
Pinangsori, mingu ini saja ada 2 jenis Buku PKn yang baru di
tambahkan keperpustakaan yaitu Kilas balik Revolusi dan buku
pidato Kenegaraan Republik Indonesia soeharto”.

Selanjutnya peneliti juga mewawancarai Anwar Evendi,


Kevin Manalu, dan Boas Situmeang ( peserta didik kelas XII-1)
tentang koleksi yang buku PKn yang tersedia ( Senin, 25 Maret
2019) :

“Koleksi buku PKn yang tersedia diperpustakaan sudah


lengkap, karena pihak perpustakaan selalu menambahi koleksi
buku yang ada.Sehingga memudahkan kami dalam mencari
informasi baik yang disuruh guru untuk mencari jawaban soal
atau sekedar untukmembaca buku PKn untuk menambah
wawasan’.

Dari kedua informan diatas dapat disimpulkan, bahwa koleksi buku Pkn

yang tersedia sudah dapat dikatakan lengkap untuk memenuhi kebutuhan guru,

peserta didik dan sivitas sekolah yang memakainya dilihat dari daftar koleksi

buku Pkn yang tersedia diperputakaan yang dapat dipinjam ataupun hanya sekedar

dibaca untuk menambah wawasan bagi guru, peserta didik dan sivitas sekolah

yang ada di SMA Negeri 1 Pinangsori.

C. Pembahasan Hasil Peneliti


42

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai

pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar PKn di SMA Negeri 1

Pinangsori.Dengan menganalisa serta meninjau langsung fakta-fakta dilapangan

bahwasanya perpustakaan sekolah SMA Negeri 1 Pinangsori memiliki peran

penting dalam penunjang pembelajaran bagi siswa.Perpustakaan sekolah adalah

sarana penujang pendidikan disekolah yang berupa tempat penyimpanan

kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku, maupun bukan buku yang

disimpan dalam satu ruang sehingga dapat membantu guru maupun peserta didik

dalam menemukan informasi dalam proses pembelajaran disekolah. Tentu sangat

jelas bahwa perpustakaan sangat dibutuhkan oleh guru, peserta didik dan sivitas

sekolah sekolah yang memakainya.

Pemanfaatan berarti adanya sesuatu yang dimanfaatkan untuk dijadikan

sesuatu yang lain. Dalam hal ini, perpustakaan SMA Negeri 1 Pinangsori

difungsikan bukan hanya sebagai perpustakaan pada umumnya, tetapi

dimanfaatkan lebih, yakni sebagai sumber belajar PKn bagi guru, sisiwa, dan

sivitas sekolah.

Sumber belajar tidak terbatas, bukan hanya dapat diperoleh dari guru,

buku, video dan sebagainya yang bisa digunakan pada saat pembelajarang

diruangan kelas.Namun, sumber belajar merupakan lingkungan yang mendukung

pembelajaran tersebut merupakan sumber belajar. Itulah mengapa perpustakaan di

SMA Negeri 1 Pinangsori dimanfaatkan sebagai sumber belajar PKn. Mengenai

hal ini, Sedangkan Yusuf mengemukakan Sumber belajar adalah segala jenis

media, benda, data, fakta, ide, orang dan lain-lain yang dapat mempermudah

terjadinya proses belajar bagi siswa itu. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam
42

bentuk cetakan, buku, video, format perangkat lunak, ataupun kombinasi dari

perangkat lunak yang bisa mempermudah kegiatan belajar oleh guru dan siswa.

Menurut Wasnita ( dalam Prastowo, 2018 : 42 ) membedakan dua jenis

sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu :

Learning Resources by design (sumber belajar yang dirancang).


Sumber belajar yang dirancang adalah sumber belajar yang secara
sengaja direncanakan dan dibuat untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu, contohnya : buku paket, LKS,modul,
petunjuk praktikum, transparansi, film, inseklopedia, brosur, film
strips, slides, dan video.
Learning Recources by Utilization (sumber belajar yang
dimanfaatkan)
Sumber belajar yang dimanfaatkan alah segala sesuatu yang ada
disekitar kita yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan belajar,
contohnya : surat kabar, siaran televise, pasar, museum, kebun
binantang, mesjid, dan pemuka agama.

Dengan demikian perpustakaan SMA Negeri 1 Pinangsori merupakan

sumber belajar yang sengaja dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi

bagi penggunanya baik itu Guru, Peserta didik, dan sivitas sekolah yang

menggunakannya.

Selanjutnya ada 2 pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber

belajar PKn di SMA Negeri 1 Pinangsori antara lain sebagai berikut :

1. Pemaksimalan fungsi perpustakaan sekolah, dengan menjadikannya sebagai:

a. Tempat menemukan informasi

Perpustakaan sekolah SMA Negeri 1 Pinangsori sebagai tempat penyedia

sumber informasi yang dapat ditemukan dari buku-buku, majalah, Koran,

yang tersedia di perpustakaan yang dapat membantu guru, siswa dan

peserta didik menemukan informasi yang dapat memperluas wawasan dan

pengetahuannya.
42

b. Tempat KBM bagi siswa

Perpustakaan sekolah SMA Negaei 1 Pinangsori dijadikan sebagai tempat

KMB PKn bagi siswa yang dapat memberikan fariasi dalam belajar bagi

siswa selain diruang kelas.

c. Tempat rekreasi bagi siswa

Perpustakaan bukan hanya untuk mecari infomasi namun juga sebagai

tempat rekreasi, sekedar membaca buku di ruang perpustakaan.

Sehingga Perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar PKn di SMA

Negeri 1 Pinangsori sudah dimanfaatkan secara optimal.Dilihat dari

pemaksimalan fungsi perpustakaan yang telah disediakan oleh perpustakaan

sekolah.

Kendala pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar PKn di SMA

Negeri 1 Pinangsori sebagai berikut :

Dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar, selalu

saja ada hambatan atau kendala yang terjad, berikut kendala dalam pemanfaatan

perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar PKn di SMA Negeri 1 Pinangsori :

1. Kurangnya tenaga pustakawan

Di perpustakaan SMA Negeri 1 Pinangsori, tenaga pustakawan hanya ada dua

orang, sehingga pengelolaan perpustakaan lebih sulit dilakukan. Secara

otomatis keadaan ini akan mengakibatkan pemanfaatan perpustakaan sebagai

sumber belajar PKn akan lebih sulit dilakukan. Staf pustakawan akan

kewalahan dalam mengelola perpustakaan karena minimnya tenaga pengurus

perpustakaan.

2. Kurangnya kesadaran peserta didik untuk berkunjung keperpustakaan


42

Diwaktu kosong, siswa lebih memilih untuk kekantin dibandingkan

berkunjung keperpustakaan, alasannya karena sekolah sudah menjadwal

kunjungan kepada setiap kelas untuk melakukan KBM di

perpustakaan.Sehingga peserta didik merasa kunjungan yang dilakukan

keperpustakaan sudah cukup.

3. Kurangnya koleksi buku-buku PKn yang lebih banyak

Meskipun buku PKn sudah banyak tersedia diperpustakaan, namun harus

selalu diperbaharui mengikuti kebutuhan peserta didik, sehingga pihak

sekolah harus selalu menambah koleksi-koleksi buku diperpustakaan.

4. Kurangnya kesadaran peserta didik dalam menjaga buku yang dipinjam

Buku-buku yang dipinjamkan kepada peserta didik kurang dirawat denganbaik

sehingga saat pengembalian buku sudah kotor ataupun ada yang sobek.

Keempat kendala diatas menjadi penyebab kendala pemanfaatan

perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar PKn di SMA Negeri 1 Pinangsori.

Namun pihak sekolah memiliki uapaya dalam mengatasi kendala yang terjadi agar

perpustakaan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar PKn dengan obtimal.

Upaya mengatasi kendala pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber

belajar PKn di SMA Negeri 1 Pinangsori yang dilakukan oleh kepala sekolah,

pengurus perpusakaan dan guru yang ada si SMA Negeri 1 Pinangsori.Demi

terwjudnya fungsi perpustakaan yang obtimal. Adapun upaya yag dilakukan

sebagai berikut :

1. Memberi saran kepada semua guru untuk mengajak siswa keperpustakaan

sebagai penyedia sumber belajar.

2. Melengkapi sarana dan prasarana perpustakaan.


42

Baik dari koleksi buku-buku, maupun fasilitas perpustakaan seperti mengganti

kursi yang rusak, memperbanyak rak buku, merapikan buku, dan menjaga

kebersihan perpustakaan sekolah SMA Negeri 1 Pinangsori agar siswa

nyaman untuk berkunjung.

3. Membuat tatatertib perpustakan

Dengan adanya tatatertib perpustakaan yang berisikan tentang aturan dan

peraturan diperpustakaan termasuk menjaga buku-buku yang dipinjam.

Table 2.1
Kendala dan Upaya yang dilakukan dalam pemanfaatan perpustakaan
sebgai sumber belajar PKn di SMA Negeri 1 Pinangsori

No Kendala pemanfaatan Upaya yang dilakukan dalam


perpustakaan sekolah sebagai mengatasi kendala pemanfaatan
sumber belajar PKn di SMA perpustakaan sekolah sebagai
Negeri 1 Pinangsori sumber belajar PKn di SMA
Negeri 1 Pinangsori
1 Kurangnya tenaga pustakwan Kepala sekolah, gurudan staf yang
ada disekolah SMA Negeri 1
Pinangsori memiliki kewajiban untuk
mendukung pengelolaan
perpustakaan agar terwujud
perpustakaan yang diharapkan yaitu
perpustakaan yang lengkap.
2 Kurangnya kesadaran peserta didik Memberi saran kepada semua guru
untuk mengunjungi perpustakaan untuk mengajak siswa
keperpustakaan sebagai penyedia
sumber belajar.
3 Kurangnya koleksi-koleksi buku Melengkapi sarana dan prasarana
PKn perpustakaan.
4 Kurangnya kesadaran peserta didik Membuat tata tertib perpustakaan
untuk merawat buku yang dipinjam

Tabel 2.2
Daftar Buku Pkn dan Buku pendukung di perpustakaan SMA Negeri 1
Pinangsori.

No Nama Buku Jumlah


42

1 Buku Paket Pkn K-13 kelas X 282


2 Buku Pegangan Guru Pkn kelas X 2
3 Buku Paket Pkn K-13 kelas XI 300
4 Buku Pegangan Guru Pkn kelas XI 2
5 Buku Paket Pkn K-13 kelas XII 312
6 Buku Pegangan Guru Pkn kelas XII 2
7 Undang Undang Dasar 1945 10
8 Top Eksekutif Indonesia 5
9 Pahlawan Nasional Indonesia 8
10 Kilas Balik Revolusi 9
11 Generasi Muda yang Waspada 18
Peran Generasi Muda dalam Menunjang Nama
12 25
Bangsa
Materi Sosialisasi Putusan Majelis
13 6
Permusyawaratan Rakyar Republik Indonesia
14 Kilas Balik Rvolusi 10
Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia
15 7
Soeharto

Buku-buku PKn yang tersedia di perpustakaan sekolah disediakan untuk

memenuhi kebetuhan Guru, peserta didik dan sivitas sekolah. Oleh karena itu

buku-buku yang tersedia diatas dapat dipinjam atau dibaca oleh siswa

diperpustakaan, yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan peserta didik

dibidang PKn melalui informasi yang terdapat dibuku-buku yang disediakan.


42

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan telaah dari

berbagai sumber yang telah dituangkan dalam pembahasan sebelumnya maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar PKn di SMA

Negeri 1 Pinangsori sudah dimnfaatkan dengan optimal oleh guru, siswa, dan

sivitas sekolah yang memakainya. Perpustakaan sekolah dimanfaatkan sebagai

: 1) Tempat penyimpanan bahan bahan sumber belajar berupa buku-buku,

maupun bukan buku. 2) tempat koleksi-koleksi buku PKn yang mampu

memenuhi kebutuhan peserta didik dan guru. 3) fasilitas sarana dan prasarana

yang ada diperpustakaan sudah memadai, dan 4) jadwal kunjungan yang

dibuat oleh pihak sekolah per tiap kelasnya untuk melakukan KBM PKn di

perpustakaan sekolah (5) tempat rekreasi bagi siswa yang ingin menikmati

ketenangan didalam perpustakaan .

b. Kendala dalam pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar PKn di

SMA Negeri 1 Pinangsori yang dapat menghambat pemanfaatan perpustakaan

sekolah sebagai sumber belajar PKn yaitu : 1) Kurangnya tenaga pustakawan

2) Kurangnya kesadaran peserta didik untuk berkunjung keperpustakaan 3)

Kurangnya koleksi buku-buku PKn yang lebih banyak 4) Kurangnya

kesadaran peserta didik dalam menjaga buku yang dipinjam


42

c. Upaya ang dilakukan untuk mengatasi kedala dalam pemanfaatan

perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar PKn di SMA Negeri 1

Pinangsori. Upaya merupakan suatu cara yang dilakukan oleh pihak pengelola

perpustakaan untuk menangani kendala apa saja yang menjadi penghambat

dalam pemanfaatan perpustakaan. Upaya yang dilakukan oleh pihak pengelola

perpustakaan di SMA Negeri 1 Pinangsori dalam pemanfaatan perpustakaan

sekolah sebagai sumber belajar PKn bagi siswa sebagai berikut : 1) Memberi

saran kepada semua guru untuk mengajak siswa keperpustakaan sebagai

penyedia sumber belajar. 2) Melengkapi sarana dan prasarana perpustakaan. 3)

Membuat tatatertib perpustakan. 4) Melakukan kerja sama yang baik dengan

semua guru dan staf yang ada di sekolah SMA Negeri 1 Pinangsori.

d. Banyak buku PKn yang tersedia di perpustakaan sekolah SMA Negeri 1

Pinangsori.

Daftar Buku Pkn dan Buku pendukung di perpustakaan SMA Negeri 1


Pinangsori.

No Nama Buku Jumlah

1 Buku Paket Pkn K-13 kelas X 282


2 Buku Pegangan Guru Pkn kelas X 2
3 Buku Paket Pkn K-13 kelas XI 300
4 Buku Pegangan Guru Pkn kelas XI 2
5 Buku Paket Pkn K-13 kelas XII 312
6 Buku Pegangan Guru Pkn kelas XII 2
7 Undang Undang Dasar 1945 10
8 Top Eksekutif Indonesia 5
9 Pahlawan Nasional Indonesia 8
10 Kilas Balik Revolusi 9
42

11 Generasi Muda yang Waspada 18


Peran Generasi Muda dalam Menunjang Nama
12 25
Bangsa
Materi Sosialisasi Putusan Majelis
13 6
Permusyawaratan Rakyar Republik Indonesia
14 Kilas Balik Rvolusi 10
Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia
15 7
Soeharto

Buku-buku PKn yang tersedia di perpustakaan sekolah disediakan untuk

memenuhi kebetuhan Guru, peserta didik dan sivitas sekolah.Oleh karena itu

buku-buku yang tersedia diatas dapat dipinjam atau dibaca oleh siswa

diperpustakaan, yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan peserta didik

dibidang PKn melalui informasi yang terdapat dibuku-buku yang disediakan.

B. Implikasi

Implikasi adalah dampak yang dapat dirasakan dimasa depan ketika

melakukan sesuatu penelitian.Implikasi dapat juga dikatakan sebagai istilah yang

sering digunakan dalam kajian mengenai sesuatu. Secara umum masyarakat sering

mengaitkan istilah implikasi dengan suatu akibat atau dampak yang ditimbulkan

dari sesuatu, apabila disebut sebagai implikasi positif berarti apa yang

ditimbulkan adalah sesuatu yang positif, namun jika implikasinya negatif maka

sesuatu yang ditimbulkan adalah negatif. Selaras dengan pengertian implikasi

dapat peneliti katakan bahwa penelitian ini memiliki implikasi terhadap aspek lain

yang relevan dan memiliki hubungan positif khususnya dengan dunia pendidikan.

Implikasi yang peneliti maksud di sini adalah dapat membuka wawasan yang

berkaitan dengan pendalaman pemanfaatan perpustakaan sekolah sebgai sumber


42

belajar PKn di sekolah. Alasan peneliti mengatakan penelitian ini memiliki

implikasi terhadap pendidikan adalah :

1) Perpustakaan dapat lebih berbenah demi meningkatkan pelayanan kepada

pengguna. Bagaimanapun tujuan didirikannya perpustakaan sekolah bukan

hanya sebagai persyaratan formal sebuah sekolah, melainkan sebagai lembaga

yang mampu meningkatkan minat baca siswa, penelitian dan rekreasi.

2) Dengan adanya perpustakaan sekolah siswa maupun guru memiliki reverensi

tambahan dalam memilih sumber belajar PKn. Tidak hanya itu, siswa dan

guru sebagai pengguna dapat memfungsikan perpustakaan sebagai

laboratorium belajar, sebagai alternative pengganti proses kagiatan belajar

mengajar dikelas.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti tentang pemanfaatan

perpustakaan sebagai sumbr belajar PKn di SMA Negeri 1 Pinangsori, peneliti

memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi tenaga pendidik dan kependidikan di SMA Negeri 1 Pinangsori,

diharapkan untuk selalu mempertahankan dan mengembangkan

pemanfaatan perpustakaan sekolah untuk dijadikan sebagai sumber belajar

bagi siswa, bukan hanya sumber belajar PKn namun untuk semua mata

pelajaran dengan membenahi berbagai kekurangan yang ada, misalnya

mengadakan kartu kunjungan perpustakaan bagi siswa, melengkapi koleksi

buku, dan menambah tenaga pustakawan.


42

2. Bagi peserta didik diharapkan untuk lebih giat berkunjung keperpustakaan

dan memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar guna

meningkatkan wawasan dan pengetahuan pesertadidik yang diperoleh dari

informasi yang terdapat diperpustakaan sekolah.

3. Bagi peneliti lain, diharapkan untuk lebih mengembangkan penelitian

dengan baik apabila melakukan penelitian yang masi berhubungan dengan

pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar PKn bagi siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Ahmad Samsudin. 2017. Penelitian Skripsi Kualitatif.


https:///C:/Users/ACER/Documents/j2%20samsung/SKRIPSI_LENGKAP_
SAMSUDIN.pdf.diakses 16 Desember 2018.

Bafadal Ibrahim.2008.Pengelolaan Perpustakaan Sekolah.Jakarta: Bumi aksara.

Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelirian Pendidikan Dan sosial.Bandung:


Alpabeta.

Fathurrohman, Muhammad. 2018. Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta:


Kalimedia.

M. Yusuf, Pawit. 2005. Pedoman penyelenggaraan perpustakaan sekolah.


Bandung: Kencana Prenada Media Grub.

Prastowo, Andi.2018. Sumber belajar & Pusat sumber belajar. Prenamedia


Groub.

Rangkuti, A.N. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Citapustaka


Media.

Rohani Ahmad.2010. Pengelolaan pengajaran. Jakarta: PT. Rineka cipta.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan dsain sistem pembelajaran. Jakarta:


Prenamedia Grub

Satori & Komariah, 2013.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta.


42

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:


Alpabeta.

_________.2014.MetodePenelitian Manajemen. Bandung: Alpabeta.

Suyanto dan Jihad, Asep. 2013. Menjadi Guru Profesional. Erlangga.

(Tempo.co,18/7 2012).

https://beritagar.id/artikel/berita/sepertiga sekolah -seindonesia-belum punya


perpustakaan.

M. farid Susilo. 2016. Penelitian skripsi Kualitatif.


https:///C:/Users/ACER/Documents/j2%20samsung/Skripsi_M%20Farid
%20Adi%20S_09502244009_PTE.pdf. Diakses 18 Oktober 2018.
Perpustakaan sekolah http://wahanaartikel.blogspot.com/2015/06/upaya-upaya-
pemanfaatan perpustakaan.html?m=1 diakses 19 februari 2019.

Jumriadi husni:pengobtimalan pemanfaatan perpustakaan http://jumriadi


husni.blogspot.com/2011/02/pengobtimalan pemanfaatan
perpustakaan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai