Anda di halaman 1dari 19

CASE REPORT SESSION

NEONATAL HIPERBILIRUBINEMIA

Preseptor:

dr. Diet Sadiah, Sp.A(K)

Penyusun:

Faza Nurul Wardhani

12100118578

SMF Ilmu Kesehatan Anak


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung
Rumah Sakit Al-Islam Bandung
2019

1
DAFTAR ISI

Cover
Daftar isi……………………………………………………………………….. 1
BAB I ILUSTRASI KASUS ………………………………………………... 2
1.1 Identitas Pasien ……………………………………………………………. 2
2.2 Anamnesis ………………………………………………………………… 4
3.3 Pemeriksaan Fisik ………………………………………………………… 7
4.4 Resume ……………………………………………………………………. 7
5.5 Diagnosis Banding ………………………………………………………... 8
6.6 Pemeriksaan Penunjang ………………………………………………….. 8
7.7 Diagnosis Kerja ………………………………………………………….. 10
8.8 Tatalaksana ………………………………………………………………. 10
9.9 Prognosis ………………………………………………………………… 11
BAB II PERBANDINGAN KASUS DENGAN TEORI…………………. 13
2.1 Neonatal Hiperbilirubinemia.…………………………………………... 13
Daftar Pustaka

1
BAB I
ILUSTRASI KASUS

2.1 Identitas Pasien


Nama : By. Ny. H
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 5 hari
Alamat : Arcamanik
Tanggal masuk RS : 21 Oktober 2019
Tanggal pemeriksaan : 25 Oktober 2019

Nama Ayah : Tn G
Usia : 30 tahun
Pendidikan Terakhir : D3
Alamat : Arcamanik
Pekerjaan : Karyawan swasta

Nama Ibu : Ny. H


Usia : 29 tahun
Alamat : Arcamanik
Pekerjaan : Karyawan swasta

2.2 Anamnesis
Dilakukan secara alloanamnesis

2.2.1 Keluhan utama : Kuning


2.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
OS Bayi perempuan dari seorang ibu G2P1A0. Bayi mengalami keluhan kuning.
Dalam 24 jam kelahirannya, keluhan kuning muncul secara tiba-tiba. Warna kuning berawal
hanya pada bagian mata, tetapi semakin lama semakin ke bawah, dan lama kelamaan menjadi
semakin menetap.

2
Ibu pasien mengeluhkan anaknya terlihat rewel dan ada penurunan berat badan
tetapi tidak drastis.
Ibu bayi menyangkal anaknya terlihat seperti pucat, adanya jantung yang berdebar,
sesak nafas, sulit menetek ataupun bayi terlihat lemas. Ibu pasien menyangkal kuning disertai
dengan demam, lemas, ataupun terlihat pucat. Ibu pasien menyangkal adanya mual dan
muntah. Keluhan kuning tidak disertai adanya perubahan warna pada BAK dan BAB nya.
Tidak ada penurunan kesadaran, kelemahan otot, dan menangis melengking.

Ibu mengatakan golongan darahnya O dan golongan darah suaminya AB. Bayi
merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara. Selama kehamilan, ibu bayi teratur di dr spesialis
kandungan mulai dari trimester awal hingga trimester akhir sampai persalinan. Ibu bayi
mengatakan saat hamil tidak mengalami diabetes mellitus, hipertensi, maupun konsumsi
jamu. Saat hamil, ibu hanya mengonsumsi vitamin dan tablet penambah darah. Ibu bayi
menyangkal riwayat trauma saat kehamilan dan demam saat hamil. Ibu juga menyangkal
memelihara binatang peliharaan.
Ibu mengatakan saat hamil mengalami disfungsi diastolik grade I. Orangtua
pasien tidak memiliki riwayat penyakit kuning, anemia, dan transfusi darah.

3
Riwayat Persalinan
Bayi dilahirkan dari ibu G2P1A0 pada usia kehamilan 39-40 minggu lahir secara
Sectio Caesar atas indikasi CPD dan disfungsi diastolik grade 1 dengan berat badan lahir 3098
gram dan panjang badan 45 cm. Ketika lahir, bayi langsung menangis dengan gerakan tubuh
aktif.

Riwayat Penyakit Sebelumnya


Keluhan kuning baru pertama kali dialami oleh bayi. Bayi tidak memiliki riwayat penyakit
lain.

Riwayat Penyakit Keluarga


Kakak pasien pernah mengalami kuning saat hari ke 3 kelahiran dengan bilirubin 12 mg/dl,

Riwayat Makanan :
0 Bulan- Sekarang = Asi

Riwayat Imunisasi :
Belum Diimunisasi Apapun Sejak Lahir

Riwayat Tumbuh Kembang:


 Motorik Kasar = gerakan seimbang
 Motorik Halus = -
 Personal Sosial = menatap wajah orang yang berinteraksi dengannya
 Bahasa = Bereaksi terhadap suara

Kehidupan Sosial
Ayah dan ibu bayi seorang pegawai swasta. Bayi merupakan anak dari keluarga dengan
tingkat sosio-ekonomi menengah ke atas.

2.3 Pemeriksaan Fisik


2.3.1 Pemeriksaan generalis:
Keadaan umum: Tampak sakit sedang
Kesadaran : aktif, menangis kuat, tampak kuning
Tanda-tanda vital
4
Laju Nadi : 130 x/menit, regular equal isi cukup
Laju Nafas : 40 x/menit
Suhu : 37.2°C
CRT : < 2 detik

 Antropometri :
- Berat Badan : 3098 gram
- Panjang Badan : 45 cm
- Lingkar Kepala : 34.5 cm
- Lingkar Dada : 32.5 cm
- Lingkar Perut : 29.5 cm

BB/U: -1 < SD < 0


PB/U: -2 < SD
BB/PB: -2 < SD
Perawakan pendek, gizi baik, kurus

Kulit: tidak ada sianosis, ikterik (kremer 4); tidak ada petechiae, tidak ada ecchymosis
Otot: tidak atrofi, normotonus
Tulang: tidak ditemukan deformitas.

Bentuk : normocephalic
Wajah : tidak ada dismorfik
Fontanel: belum menutup, lunak
Rambut : hitam halus, tidak mudah rapuh
Mata : simetris, terdapat sclera ikterik, konjungtiva tidakanemis, pupil isokor
Hidung: bentuk normal, simetris, tidak ada deviasi septum, tidak ada PCH
Telinga : bentuk dan letak normal, simetris, tidak ditemukan sekret
Bibir : mukosa oral basah, tidak ada perioral cyanosis
Gigi : belum tumbuh gigi
Gusi : tidak hiperemis, tidak edema
Lidah : tidak ada kelainan
Palatum: tidak ada kelainan

5
Leher : tidak ada pembesaran tiroid

Thorax
Inspeksi : bentuk dada normal, pergerakan dada simetris tidak ada retraksi intercostal
Palpasi : sulit dinilai
Perkusi : sulit dinilai
Auskultasi : VBS kanan=kiri, tidak ada wheezing, ronchi

Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : sulit dinilai
Perkusi : sulit dinilai
Auskultasi : S1 dan S2 murni, regular, tidak ada murmur, tidak ada gallop.

Abdomen
Inspeksi : sedikit cembung, tidak ada retraksi epigastrium, tali pusat sudah lepas
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : lembut, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tympani
Hepar : tidak teraba pembesaran
Spleen : tidak teraba pembesaran

Anogenital
Anus : terdapat lubang anus,
Genital : labia mayora menutup klitoris dan labia minora
Sudah BAB dan BAK

Ekstremitas:

Bentuk : normal, tidak adadeformitas


Jari : kuku jari lengkap, tidak ada polidaktilia
Plantar crease : garis lipatan pada seluruh telapak kaki
Akral hangat, CRT < 2 detik

6
Pemeriksaan Neurologis
Refleks Primitif
– Refleks Babinski : +/+
– Refleks chadock : +/+
– Refleks Moro :+
– Refleks Rooting :+
– Refleks Sucking :+

Tanda perangsangan selaput otak


Kaku kuduk : negatif
Kernig : negatif
Brudzinski I : negatif
Brudzinski II : negatif

Resume
Bayi berusia 4 hari mengalami kuning sejak 24 jam setelah kelahirannya. keluhan
kuningnya muncul secara tiba-tiba. Warna kuning berawal hanya pada bagian mata, tetapi
semakin lama semakin ke bawah, dan lama kelamaan menjadi semakin menetap. Keluhan
kuning tidak disertai dengan demam, kejang, muntah. bayi sadar aktif. Orang tua bayi
mengatakan ibu bayi bergolongan darah O, ayah bayi bergolongan darah AB. Bayi dilahirkan
dari ibu G2P1A0 secara section Caesar atas indikasi CPD dan disfungsi diastolik dengan usia
kehamilan cukup bulan, ketika lahir bayi langsung menangis dengan gerakan tubuh aktif.
Dari pemeriksaan fisik, ditemukan bayi tampak sakit sedang, tanda-tanda vital normal,
bayi cukup bulan dengan sesuai masa kehamilan. Berdasarkan pemeriksaan antropometri,
bayi perawakan buruk dengan gizi buruk. Pada mata bayi, terdapat sclera ikterik. Pada kulit
bayi terlihat ikterik dengan kramer derajat 4.

Diagnosa Banding
 NCB + SMK + Neonatal Hiperbilirubinemia Patologis e.c inkompatibilitas ABO +
Neonatal Infeksi

7
 NCB + SMK + Neonatal Hiperbilirubinemia Patologis e.c anemia hemolitik +
Neonatal Infeksi
 NCB + SMK + Neonatal Hiperbilirubinemia Patologis e.c defisiensi Enzim G6PD
+ Neonatal Infeksi

2.5 Pemeriksaan Penunjang


Laboratorium
Hasil Pemeriksaan 22/10/2019

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

HEMATOLOGI

Hemoglobin 14.2 10 - 18 g/dl

Leukosit 43.100 5000-19500 Sel/ul

Hematokrit 44.6 31-55 %

Trombosit 273.000 150.000-450.000 Sel/ul

Eritrosit 3.49 4.76-6.95 Juta/ul

MCV 127.8 85-123 fl

MCH 40.6 28-40 pg

MCHC 31.7 29-37 %

Pemeriksaa Hasil Nilai Satuan


n Rujukan

Hitung jenis

8
leukosit
Basofil 0 0-1 %

Eosinofil 1 1-4 %

Batang 0 3-5 %

Segmen 29 40-70 %

Limfosit 63 30-45 %

Monosit 7 2-10 %

Golongan B
darah
GDS 73 40-70 Mg/dl

 Morfologi darah tepi

 Eritrosit: double populasi. Polikromasi anisopoikilositosis.


 Normoblast (+) (+), populasi cukup
 Leukosit: tidak ada kelainan morfologi
 Trombosit: Jumlah cukup, Kelompok trombosit (+)
 Kesan: Gambaran hemolitik mendukung D/ NH

Hasil Pemeriksaan 23/10/2019

Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan


Rujuka
n

Serum bilirubin

9
Bilirubin total 17.42 <6 mg/dl

Bilirubin direk 0.70 s/d 0.5 Mg/dl

Bilirubin indirek 16.72 s/d 0.75 Mg/dl

Coombs test

Coombs test direk Negatif Negatif

Coombs test Negatif Negatif


indirek

Diagnosis Kerja
BCB + SMK + Neonatal Hiperbilirubinemia Patologis e.c inkompatibilitas ABO + Neonatal
Infeksi

Tatalaksana
1. Tatalaksana Umum
Rawat inap
Terapi nutrisi: ASI
2. Tatalaksana Khusus
Neonatal Hiperbilirubinemia
Fototerapi double, dilakukan fototerapi hingga bilirubin kurang dari < 12 mg/dL
Infeksi Neonatorum
 Bactesyn 2x150 mg IV hepcap
 Mikasin 1x45 mg IV hepcap

Prognosis
 Quo ad vitam : ad bonam
 Quo ad functionam : ad bonam
 Quo ad sanationam : ad bonam

10
Hasil Follow-up
25 Oktober 2019

26 Oktober 2019

11
27 Oktober 2019

12
BAB III

PERBANDINGAN KASUS DENGAN TEORI

TEORI PASIEN
Definisi Definisi
 Deskolorasi kuning pada kulit,  Kuning pada sklera, dan kulit
membran mukosa, dan sklera dari wajah sampai ekstrimitas.
akibat peningkatan kadar
bilirubin dalam darah.
 Keadaan klinis bayi yang
ditandai warna kuning pada
kulit, konjungtiva dan mukosa
akibat penumpukan bilirubin
tak terkonjugasi pada jaringan.
 Jaundice akan terlihat jika
kadar bilirubin > 5mg/dl.

Epidemiologi Epidemiologi
 Bayi cukup bulan (50-70%).  Pasien merupakan bayi cukup
 Bayi prematur (80-90%). bulan

Etiologi Etiologi
 Pembentukan bilirubin yang  Pembentukan bilirubin yang
berlebihan berlebihan
 Defek pengambilan bilirubin  Penurunan eksresi bilirubin
oleh hati
 Defek konjugasi bilirubin
 Penurunan eksresi bilirubin
 Peningkatan sirkulasi
enterohepatik

Klasifikasi Klasifikasi
Fisiologis  Terjadi dalam 24 jam dan
 Umum terjadi pada pasien baru bilirubin total 17.42 mg/dl
lahir.
 Kadar bilirubin tidak
terkonjugasi pada neonatus
cukup bulan (6-8mg/dl) pada
usia 3 hari. Pada prematur (10-
12 mg/dl) pada hari ke 5 dan
terus naik.

13
Patologis
- Terjadi dalam 24 jam pertama
kehidupan.
- Bayi menunjukan tanda sakit
( muntah, letargi, kesulitan
minum, penurunan berat badan,
apneu, takipneu, instabilitas
suhu)
- Menetap selama > 2 minggu
- Bil total >17 mg/dl pada bayi
yang mendapat asi

Peningkatan destruksi sel darah merah Adanya perbedaan golongan darah


 Penyakit Hemolitik. ibu dan anak. Ibu bayi O dan anak B
Diakibatkan oleh destruksi sel
darah merah dan penyebab
paling sering
hiperbilirubinemia pada periode
neonatus.
 Hemolisis dari eritrosit janin
akibat perbedaan golongan
darah antara ibu yang
tersentisasi dan janin. Ibu
tersebut akan memproduksi
antibody IgG terhadap sel janin
yang dianggap sebagai antigen.
 Inkompatibilitas golongan
darah ABO: diakibatkan
isoimunisasi. Perbedaan
golongan darah ibu dan bayi

Penurunan produksi sel darah merah  Kuning pada sklera, dan kulit
 Defisiensi Glucose-6-phosphate dari wajah sampai ekstrimitas.
dehydrogenase (G6PD)
 Fungsi utama G6PD yaitu
mencegah kerusakan oksidatif.
Gen G6PD terletak di
kromosom X.
 Prevalensi hiperbilirubinemia
terjadi dua kali lipat lebih
banyak pada laki-laki yang
memiliki gen defektif dan

14
perempuan yang homozygous.

 Infeksi.  Pada pasien terdapat


 Infeksi seperti sepsis leukositosis: 43100 dan
menyebabkan neutropenia
hiperbilirubinemia karena
adanya peningkatan konsentrasi
bilirubin via hemolysis dan
mengganggu konjugasi
menyebabkan penurunan
ekskresi bilirubin.
 Ikterus awitan dini dan lambat
merupakan salah satu dari
manifestasi klinis yang umum
dari infeksi saluran kemih.

 Ikterus hepatoceluler ( adanya -


kerusakan pasa hepar yang
menyebabkan konjugasi
terganggu biasanya pada
penyakit hepatitis, sirosis
hepatic, tumor, bahan kimia)
 Ikterus pascahepatik (adanya
bendungan pada saluran
empedu yang menyebabkan
peningkatan bilirubin konjugasi
dan mengakibatkan bilirubin
ada pada urin dan warna peses
menjadi seperti dempul

Manifestasi klinis Manifestasi klinis


 Kuning pada bagian tubuh  Kuning terutama pada bagian
 Kadar bilirubin > 5 mg/ dl mata dari wajah hingga
ekstremitas
 Kadar bilirubin total > 16 mg/dl

Diagnosis Diagnosis
 Anamnesis (sejak kapan, Anamnesis:
riwayat keluarga ikterus,  Riwayat ikterus kakak pasien
anemia, penyakit hati,  Perbedaan golongan darah ibu
perbedaan golongan darah, dan anak.
riwayat ibu sakit selama Pemeriksaan fisik:

15
kehamilan, mengkonsumsi obat  Kuning terutama dimata dan
pbatan, masalah pada dari wajah hingga ekstremitas.
persalinan)  Kremer 4
 Pemeriksaan fisik( kuning dan Pemeriksaan penunjang:
pada tubuh, kremer, abdomen,  Bilirubin total 16 mg/dl
 Pemeriksaan penunjang
( hematologi rutin, bilirubin,
sgot, sgpt)

Treatment Treatment
Fototerapi
 Diusahakan bagian tubuh bayi  Fototerapi double
yang trkena sinar dapat seluas  Baju dibuka dan hanya
mungkin dengan membuka memakai pampers dan penutup
pakaian bayi. mata.
 Kedua mata dan kemaluan  Diletakan sekitar 8 inci dari
ditutup dengan penutup yang sinar.
dapat memantulkan cahaya  Posisi bayi diubah
agar tidak membahayakan  Kadar bilirubin dan hb diukur
retina mta dan sel reprosuksi 2x24 jam.
bayi.
 Diletakan dibawah 8 inci lampu
 Posisi bayi diubah ubah setiap
18 / 6 jam
 Suhu diukur secara berkala.
 Kadar bilirubin diukur
sekurang kurangnya 24 jam
 Pemeriksaan hb berkala.
 Exchange transfusion ,
pemutusan sirkulasi
enterohepatik, induksi enzim

 Terapi antibiotik empiris.


Pengobatan neonatal infeksi  Bactesyn (ampicillin plus
biasanya dimulai sebelum agen sulbactam) 2x150 mg IV
penyebab definitive ditentukan. hepcap
Pada sepsis awitan dini, terapi  Mikasin (Amikasin) 1x45 mg
dimulai dengan ampicillin dan IV hepcap
gentamicin selama 10-14 hari.
 Ampisilin hari 1-7:
50mg/kgBB/12 jam.
 Gentamisin hari 1-7: <2 kg: 3

16
mg/kgBB/24 jam. >2kg: 5
mg/kgBB/24 jam
Edukasi Edukasi
 Pantau jumlah asi yang  Pantau jumlah asi yang
diberikan sudah mencukupi/ diberikan sudah mencukupi/
belum. belum.
 Pemberian asi sejak lahir  Pemberian asi sejak lahir
minimal 8x/ hari. minimal 8x/ hari.
 Menjemur dibawah sinar  Menjemur dibawah sinar
matahari. matahari.

Prognosis Prognosis
 Quo ad vitam: ad bonam Ad bonam
 Quo ad functionam: ad bonam  Pasien sudah pulang
 Quo ad sanationam: ad bonam

17
Daftar Pustaka

1. Sukadi A. Hiperbilirubinemia. Dalam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI,


Usman A, penyunting. Buku ajar neonatologi. Edisi 1. Jakarta: IDAI. 2008.h.147-69
2. Martiza L. Ikterus. Dalam: Juffrie M, Oswari H, Arief S, Rosalina I,, penyunting.
Buku ajar gastroenterologi- hepatologi. Jilid ke-I. Jakarta. Badan Penerbit IDAI. 2010.h. 263
– 84
3. Martin CR, Cloherty JP. Neonatal hyperbilirubinemia. Dalam: Cloherty JP,
Eichenwald EC, Stark AR, penyunting. Manual of neonatal care. Edisi ke-5. Philadelphia:
Lippincot, Williams & Wilkins. 2004.h.185-219
4. Gomella, T. L., Cunningham M. D., Eyal F. G., 2004 Hiperbilirubinemia.
Dalam:Neonatology; Management. Procedures, On-Call Problems, Diseases and Drugs.
New York. Lange Medical Book/McGraw-Hill Co.; pp 247-50.
5. Kliegman et al. 2007. Nelson Textbook of Pediatrics. 18th edition Vol 1. Philadelphia:
WB Saunders pp 756-58; 768; 772

18

Anda mungkin juga menyukai