Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 3


(MODUL PERENCANAAN PRODUKSI)

Kelompok : 5 (Lima)
Nama Anggota/NPM : 1. Adellia Fitriyah S / 30417111
2. Affifah Laely R / 30417216
3. Melin Lintang M / 33417542
4. Syahrul Syamsi / 35417840
5. Trisha Nur Rahmah / 36417009

Kelas : 3ID06
Asisten Pembimbing : Septian Dwitomo
Nilai :
I. Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum merupakan hal yang hendak dicapai dalam pembahasan
yang dilakukan. Tujuan modul praktikum perencanaan produksi yaitu sebagai
berikut:
1. Mempelajari perencanaan agregat dari metode level strategy dan chase
strategy.
2. Mengetahui biaya paling optimal diantara metode level strategy dan chase
strategy.
3. Menentukan jadwal induk produksi dari metode terpilih melalui proses
disagregasi.

II. Data Penunjang


Sebelum melakukan perhitungan, diperlukan beberapa data penunjang
yang digunakan adalah sebagai berikut.
a. Hasil Peramalan Metode Terpilih
Beberapa data perhitungan diperlukan sebelum melakukan perhitungan,
diperlukan beberapa data penunjang. Data penunjang yang digunakan adalah
hasil dari peramalan metode terpilih berdasarkan pada modul sebelumnya
yakni peramalan. Berikut Tabel 5.1 Peramalan Metode Terpilih.
Tabel 1 Peramalan Metode Terpilih

Bulan Periode (t) Hasil

Januari 25 1877
Februari 26 1996
Maret 27 3629
April 28 3629
Mei 29 3628
Juni 30 1877
Juli 31 1877
Agustus 32 1877
September 33 3629
Oktober 34 3629
November 35 3629
Desember 36 1877

Keterangan:
Hasil = Berasal dari data peramalan terpilih dari modul peramalan.

Berdasarkan Tabel 1 Peramalan Metode Terpilih terdapat 12 periode yakni dari


bulan januari hingga bulan desember. Hasil peramalan pada bulan januari
periode 25 adalah 1877 dan pada bulan desember periode 36 mendapatkan
hasil 1877.
b. Biaya Terkait dan Hari Kerja
Jam Kerja / Hari : 7 Jam / Hari
Regular time cost : Rp 5.000 per unit
Lay off cost : Rp 2.484.941per orang
Hiring cost : Rp 2.484.941per orang
Inventory cost : Rp 500 per unit
Shortage cost : Rp 10.000 per unit
Safety stock : 0 unit
Persediaan awal : 0 unit

Tabel 2 Ketentuan Hari Kerja Tahun 2020


Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total

HK 264
23 20 23 22 21 22 23 21 22 23 21 23

Berdasarkan Tabel 2 Ketentuan Hari Kerja Tahun 2020 terdapat ketentuan hari
kerja pada tahun 2020 yang berisikan 12 periode. Periode-periode tersebut
memiliki hari kerja yang berbeda-beda, seperti periode 1 memiliki hari kerja
dengan jumlah 23 sedangkan periode 2 memiliki hari kerja dengan jumlah 20.
Total hari kerja dari 12 periode adalah 264.
Tabel 3 Data Item Persediaan
Waktu Baku
Item Faktor Konversi Persediaan (Pcs)
(Menit)
Dengan warna 15 1 0

Tanpa warna 12,8667 0,8578 0

Keterangan:
Item = Produk yang akan disagregatkan
Waktu baku = Didapat dari OPC pembuatan produk (menit)
Faktor konversi = Didapat dari modul Peramalan
Persediaan = Didapat dari data penunjang Biaya Terkait dan Hari Kerja
di atas (dalam satuan pcs)
Tabel 3 Data Item Persediaan berisikan item, waktu baku dalam menit, faktor
konversi dan persediaan. Berdasarkan Tabel 3 terdapat item dengan warna dan
tanpa warna, waktu baku dalam menit untuk item dengan warna memiliki waktu
baku 15 berdasarkan OPC pembuatan produk, dengan faktor konversinya adalah 1
berdasarkan dari modul peramalan serta persediaan yang berasal dari data
penunjang.

Tabel 4 Perhitungan Perencanaan Agregat Persediaan (3)


Persediaan Faktor Unit
Family Item
(Pcs) Konversi Agregat
Dengan Warna 0 1 0
Tempat
File
Tanpa Warna 0 0,8578 0

TOTAL 0
Keterangan:
Family = Nama produk yang dibuat
Unit Agregat = Persediaan x faktor konversi
Unit persediaan agregat didapatkan melalui proses perhitungan yang nantinya
hasil dari perhitungan unit persediaan agregat tersebut digunakan sebagai
inventory awal agregat. Berikut ini contoh perhitungan unit agregat.
Contoh Perhitungan :
Unit agregat = Persediaan x Faktor Konversi
Tanpa warna = 0 × 0,8578 = 0
Dengan warna = 0 × 1 = 0
Tabel 4 Perhitungan Perencanaan Agregat Persediaan adalah tabel untuk
mengetahui jumlah persediaan agregat dari produk yang ada. Produk tempat file
terdiri dari 2 jenis item yaitu dengan warna dan tanpa warna. Item dengan warna
memilki persediaan 0 dengan faktor konversi 1 dan unit agregat 0. Item tanpa
warna memiliki persediaan 0 dengan faktor konversi 0,8578 dan unit agregat 0.
Tabel 5 Rencana Kebutuhan Produksi Agregat
Inventori Peramalan Safety Kebutuhan Inventori
Bulan
Awal (Forecast) Stock Produksi Akhir
Januari 0 1877 0 1877 0
Februari 0 1996 0 1996 0
Maret 0 3629 0 3629 0
April 0 3629 0 3629 0
Mei 0 3628 0 3628 0
Juni 0 1877 0 1877 0
Juli 0 1877 0 1877 0
Agustus 0 1877 0 1877 0
September 0 3629 0 3629 0
Oktober 0 3629 0 3629 0
November 0 3629 0 3629 0
Desemebr 0 1877 0 1877 0
Berdasarkan tabel 5 Rencana Kebutuhan Produksi Agregat, terdapat kolom-kolom
yang memuat data tentang rencana kebutuhan produksi agregat dari produk
tempat file. Kolom pertama yaitu Bulan, bulan yang diperlukan yaitu 12 periode
dari bulan Januari sampai Desember. Kolom kedua adalah inventory awal.
Inventory awal meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat
tertentu, dengan tujuan untuk dijual kembali atau dikomsumsikan dalam siklus
operasi normal perusahaan sebagai barang yang dimiliki untuk dijual atau
diasumsikan untuk dimasa yang akan datang. Kolom ketiga yaitu nilai peramalan
(forecast). Peramalan (forecast) adalah perhitungan yang dilakukan dengan
pendekatan kualitatif ataupun keuantitatif untuk melakukan perkiraan peristiwa
pada masa depan dengan penggunaan referensi data-data pada masa lalu. Kolom
keempat yaitu safety stock. Safety stock adalah persediaan tambahan yang
diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan
persediaan (stock  out). Kolom kelima yaitu kebutuhan produksi, yaitu meliputi
hal-hal yang berkaitan dengan proses produksi yang berkaitan dengan nilai
peramalan, safety stock, dan juga inventory awal. Kolom keenam adalah inventory
akhir, yaitu persediaan barang yang tersedia di akhir periode. Hubungan antara
inventory awal, peramalan (forecast), safety stock, kebutuhan produksi, yaitu
untuk mengetahui berapa banyak yang harus diproduksi berdasarkan nilai
peramalan dan hal-hal yang terrmasuk dalam persediaan pengamanan serta
persediaan awal untuk perencanaan tersebut. Selain itu, untuk menjaga variasi
atau fluktuasi permintaan produk. Oleh karena itu, dalam banyak hal, permintaan
tidak dapat diperkiraan dengan sangat tepat, maka untuk dapat mengantisipasinya
diperlukan adanya persediaan pengamanan (safety stock). Pada bulan Januari,
inventori awal yaitu 0 dengan nilai peramalan (forecast) yaitu 1877, nilai safety
stock yaitu 0, kebutuhan produksi yaitu sebesar 1877 yang didapat dengan cara
menjumlahkan nilai peramalan dan safety stock lalu mengurangkannya dengan
nilai inventory awal, sedangkan inventori akhir yaitu 0 yang didapat dengan cara
menjumlahkan inventory awal dan kebutuhan produksi lalu mengurangkannya
dengan nilai peramalan. Bulan Februari, inventori awal yaitu 0 dengan nilai
peramalan (forecast) yaitu 1996, nilai safety stock yaitu 0, kebutuhan produksi
yaitu sebesar 1996, dan nilai inventori akhir yaitu 0. Bulan Maret inventori awal
yaitu 0 dengan nilai peramalan (forecast) yaitu 3629, nilai safety stock yaitu 0,
kebutuhan produksi yaitu sebesar 3629, dan nilai inventori akhir yaitu 0.
Keterangan:
(1) Bulan = Menunjukkan periode
(2) Inventory Awal = Untuk periode pertama diperoleh dari data unit
inventory agregat pada Tabel 4.
(3) Peramalan = Data peramalan metode terpilih period ke-n
(4) Safety Stock = Berasal dari data penunjang di atas
(5) Kebutuhan Produksi = Peramalan + safety stock – Inventory Awal
(6) Inventory Akhir = Inventory Awal + Kebutuhan Produksi – Peramalan

Contoh Perhitungan 2 Periode:

Periode 1
Kebutuhan Produksi = Peramalan + safety stock – Inventory Awal
= 1877 + 0 – 0
= 1877
Inventory Akhir = Inventory Awal + Kebutuhan Produksi – Peramalan
= 0 + 1877 – 1877
=0

Periode 2
Kebutuhan Produksi = Peramalan + safety stock – Inventory Awal
= 1996 + 0 – 0
= 1996
Inventory Akhir = Inventory Awal + Kebutuhan Produksi – Peramalan
= 0 + 1996 – 1996
=0
III. Perencanaan Agregat
a. Level Strategi
Secara garis besar, terdapat dua strategi pokok yang digunakan dalam
perencanaan agregat yaitu Chase Strategy dan Level Strategy. Chase Strategy
adalah strategi yang ditempuh dengan cara menetapkan produksi sama
dengan forecast, sedangkan Level Strategy adalah strategi yang ditempuh dengan
cara menjaga tingkat output, produksi, dan tenaga kerja yang konstan. Berikut
adalah tabel Level Strategy.
Tabel 6. Level Strategi
Berdasarkan tabel 6 Level Strategy, periode 1 terdapat nilai expected demand atau
permintaan sebenarnya yaitu sebanyak 1877 unit, working days atau jumlah hari
kerja yaitu 23 hari , number of worker atau banyaknya pekerja yaitu 5 orang,
production per day yaitu sebanyak 125,5833 unit yang mana akan menghasilkan
net production per day sebanyak 126 dan net production per periode sebanyak
2898, nilai inventory addition/shortages yaitu 1021, nilai ending inventory
additional/shortage sebanyak 1021, ending inventory sebanyak 1021, sedangkan
ending shortage 0, inventory cost sebesar Rp. 510.500 berdasarkan ending
inventory yang dikalikan dengan inventory cost yang ada pada data sebelumnya,
shortage cost 0 karena nilai ending shortage juga 0, hiring cost yaitu sebesar Rp.
12.424.705, dan labor cost atau biaya tenaga kerja sebesar Rp. 14.490.000 yang
didapat dengan cara mengalikan nilai net production per periode dengan regular
cost. Periode 2 terdapat nilai expected demand atau permintaan sebenarnya yaitu
sebanyak 1996 unit, working days atau jumlah hari kerja yaitu 20 hari , number of
worker atau banyaknya pekerja yaitu 5 orang, production per day yaitu sebanyak
125,5530 unit yang mana akan menghasilkan net production per day sebanyak
126 dan net production per periode sebanyak 2520, nilai inventory
addition/shortages yaitu 525, nilai ending inventory additional/shortage sebanyak
-497, ending inventory sebanyak 0, sedangkan ending shortage 497, inventory
cost sebesar Rp. 0 karena nilai ending inventory yaitu 0, shortage cost sebesar Rp.
4.970.000 berdasarkan nilai ending shortage yang dikalikan dengan shortage cost
yang terdapat pada data sebelumnya, hiring cost yaitu sebesar Rp. 0 karena yang
hiring cost yang dihitung hanya periode 1, labor cost atau biaya tenaga kerja
sebesar Rp. 12.600.000 yang didapat dengan cara mengalikan nilai net production
per periode dengan regular cost. Total expected demand yaitu 3154, total
working days yaitu 264 hari, total Number of Worker yaitu 60 orang, total
Production per Day sebanyak 1506,6663 unit, total Net Production per Day
sebanyak 1512, total Net Production per Periode sebanyak 33264, total Inventory
addition/shortage sebanyak 110, total ending inventory additional/shortage
sebanyak -17655, total ending inventory sebanyak 1021, total ending shortage
sebanyak 18676, total inventory cost sebesar Rp.510.500, total shortage cost
sebesar Rp.186.760.000, total hiring cost sebesar Rp.12.424.705, total layoff cost
yaitu Rp. 0, total labor cost sebesar Rp.166.320.000. Maka total cost adalah
sebesar Rp. 366.015.205. Nilai ending inventory pada periode 12 yaitu 0, dan
ending shortage nya sebesar 1932.

Keterangan :
(1) Periode = dalam satuan bulan
(2) Expected Demand = Dari hasil peramalan metode terpilih
(3) Working Days = Tabel 2 Ketentuan Hari Kerja Tahun 2020

(4) Number of Worker =

Total expected demand 12 periode


(5) Production per Day = Total working days 12 periode

(6) Net Production per Day = Pembulatan dari Production per Day
(7) Net Production per = Net production per day X Working days per
Periode Periode
(8) Inventory addition = Net Production per Periode – Expected Demand
/shortages
(9) Ending inventory = Inventory addition/ shortage periode ditanyakan –
Addition/ shortages Ending inventory additional/ shortage periode
sebelumnya
(10) Ending Inventory = Ending inventory additional/ shortage dengan
nilai
positif
(11) Ending Shortage = Ending inventory additional/ shortage dengan
nilai
negatif
(12) Inventory Cost = Ending inventory x Inventory Cost data penunjang
(13) Shortage Cost = Ending shortage x Shortage Cost data penunjang
(14) Hiring Cost = Number of Worker periode 1 x Hiring cost data
penunjang
(15) Layoff Cost =-
(16) Labor Cost = Net Production per Periode x Regular Cost data
penunjang
(17) Total Cost = Inventory Cost + Shortage Cost + Hiring Cost +
Layoff Cost + Labor Cost
Contoh Perhitungan :

(1) Number of Worker =

= 4,5 = 5
Total expected demand 12 periode
(2) Production per Day = Total working days 12 periode

= 125,5530
(3) Net Production per = Net production per day X Working days per
Periode Periode
= 126 x 23
= 2898
(4) Inventory addition = Net Production per Periode – Expected Demand
/shortages
= 2898-1877
= 1021
(5) Ending inventory = Inventory addition/ shortage periode ditanyakan –
Addition/ shortages Ending inventory additional/ shortage periode
sebelumnya
= 1021 – 0
= 1021
(6) Hiring Cost = Number of Worker periode 1 x Hiring cost data
Penunjang
= 5 x Rp 2,484,941
= Rp 12,424,705
(7) Labor Cost = Net Production per Periode x Regular Cost data
Penunjang
= 2898 x Rp 5,000
= Rp 14,490,000
(8) Total Cost = Inventory Cost + Shortage Cost + Hiring Cost +
Layoff Cost + Labor Cost
= Rp 510,500 + Rp 186,760,000 +Rp 12,424,705 + 0
+ Rp 166,320,000
= Rp 366,015,205
a. Chase Strategy
Tabel 7. Chase Strategy

Chase Produksi
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total
Demand 1877 1996 3629 3629 3628 1877 1877 1877 3629 3629 3629 1877 33154
Net Demand 1877 1996 3629 3629 3628 1877 1877 1877 3629 3629 3629 1877 33154
Production 1877 1996 3629 3629 3628 1877 1877 1877 3629 3629 3629 1877 33154
Working days 23 20 23 22 21 22 23 21 22 23 21 23 264
Production per day 81,6087 99,8000 157,7826 164,9545 172,7619 85,3182 81,6087 89,3810 164,9545 157,7826 172,8095 81,6087 1.510,3710
Total production units 1877,0000 1996,0000 3629,0000 3629,0000 3628,0000 1877,0000 1877,0000 1877,0000 3629,0000 3629,0000 3629,0000 1877,0000 33154,0000
TK Dibutuhkan 3 4 6 6 7 3 3 4 6 6 7 3 56
Ending TK Dibutuhkan 3 1 2 0 1 -4 0 1 2 0 1 -4 3
Hiring 3 1 2 0 1 0 1 2 0 1 11
Layoff 4 4 8
Hiring cost 7454823 2484941 4969882 2484941 2484941 4969882 2484941 27334351
Layoff cost 9939764 9939764 19879528
Labor cost 9385000 9980000 18145000 18145000 18140000 9385000 9385000 9385000 18145000 18145000 18145000 9385000 165770000
Total cost 212983879
Berdasarkan tabel 7 Chase Strategi, pada periode 1 terdapat nilai demand
atau permintaan, net demand dan production sebesar 1877 unit dengan nilai total
pada seluruh periode sebesar 33154 unit. Selanjutnya working days atau hari kerja
sebanyak 23 hari dengan nilai total seluruh periode sebesar 264 hari, production
per day sebesar 81,6087 dengan nilai total seluruh periode sebesar 1.510,3710
unit, nilai total production unit sebesar 1877,0000 unit dengan total seluruh
periode sebesar 3.3154,0000 unit, tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 3 orang
dengan total pada seluruh periode sebanyak 56 orang dan akan menghasilkan
ending tenaga kerja dan nilai hiring yang dibutuhkan sebanyak 3 orang dengan
nilai total pada seluruh periode 3, layoff dikosongkan karna tidak terdapat nilai
ending tenaga kerja yang negatif, hiring cost sebesar Rp. 7.548.823 didapat
dengan cara mengalikan hiring dengan hiring cost pada data penunjang, layoff
cost dikosongkan, labor cost sebesar Rp. 9.385.000 yang didapat dengan cara
mengalikan total production units dengan regular cost dan yang terakhir total
biaya Rp. 212.983.879 yang didapat dengan cara menjumlahkan hiring cost,
layoff cost dan labor cost.

Keterangan :
(1) Periode = dalam satuan bulan
(2) Demand = Dari hasil peramalan metode terpilih
(3) Net Demand = Demand periode ke-n
(4) Production = Net Demand period eke-n
(5) Working Days = Tabel 2 Ketentuan Hari Kerja Tahun 2020
Demand periode ke - n
(6) Production per Day = Working days periode ke - n

(7) Total Production Units = Working Days x Production per Day


(8) Inventory = (tidak terdapat inventory)
(9) Stockout = (tidak terdapat stockout)

(10) TK (Tenaga Kerja) =

Dibutuhkan
(11) Ending TK Dibutuhkan = TK Dibutuhkan pada periode ditanyakan –
TK Dibutuhkan pada periode sebelumnya
(12) Hiring = Ending TK Dibutuhkan dengan nilai positif
(13) Layoff = Ending TK Dibutuhkan dengan nilai negatif
(14) Hiring Cost = Hiring x ( Hiring cost yang terdapat pada Data
Penunjang)
(15) Layoff Cost = Layoff x (Layoff cost yang terdapat pada Data
Penunjang)
(16) Labor Cost = Total Production Units x Regular Cost
(17) Total Biaya = Hiring Cost + Layoff Cost + Labor Cost

Contoh Perhitungan :
Demand periode ke - n
(1) Production per Day = Working days periode ke - n

= 81,6087
(2) Total Production Units = Working Days x Production per Day
= 23 x 81,6087
= 1877,0000

(3) TK (Tenaga Kerja) =

Dibutuhkan

=3
(4) Ending TK Dibutuhkan = TK Dibutuhkan pada periode ditanyakan –
TK Dibutuhkan pada periode sebelumnya
=3–0
=3
(5) Hiring Cost = Hiring x ( Hiring cost yang terdapat pada Data
Penunjang)
= 3 x Rp 2,484,941
= Rp 7,454,823
(6) Layoff Cost = Layoff x (Layoff cost yang terdapat pada Data
Penunjang)
= 4 x Rp 2,484,941
= Rp 9,939,764
(7) Labor Cost = Total Production Units x Regular Cost
= 1877 x Rp 5,000
= Rp 9,385,000
(8) Total Biaya = Hiring Cost + Layoff Cost + Labor Cost
= Rp 27,334,351 + Rp 19,879,528 + Rp
165,770,000
= Rp 212,983,879

3. Perbandingan Biaya
Tabel 8 Perbandingan Biaya Metode Perencanaan Agregat
Metode Perencanaan Total Production Cost
No
Agregat (Rp)
1 Level Strategy Rp 200,345,205
2 Chase Strategy Rp 212,983,879
Berdasarkan Tabel 8 Perbandingan Biaya Metode Perencanaan Agregat dapat
diketahui bahwa metode perencanaan agregat yang memiliki total biaya produksi
terendah adalah metode tenaga kerja tetap atau level strategy dengan biaya
produksi total adalah Rp 200,345,205-.

4. Perencanaan Disagregat
Tabel 9 Jadwal Produksi Agregat
Periode Tingkat Produksi
1 2898
2 2520
3 2898
4 2772
5 2646
6 2772
7 2898
8 2646
9 2772
10 2898
11 2646
12 2898
Keterangan :
Tingkat produksi = berdasarkan Total Production Unit atau Net Production
per Periode strategi yang terpilih
Berdasarkan Tabel 9 Jadwal Produksi Agregat di atas diketahui pada periode 1
memiliki tingkat produksi sebesar 2898, artinya jumlah produksi yang mampu
dihasilkan adalah sebanyak 2898. Sedangkan pada periode 2 memiliki tingkat
produksi sebesar 2520, artinya jumlah produksi yang mampu dihasilkan adalah
sebanyak 2520.
Tabel 10 Proses Disagregasi

Persentase Agregat Faktor Konversi Unit Agregat Unit Produksi


Tingkat
Periode Dengan Tanpa Dengan Tanpa Dengan Tanpa Dengan Tanpa
Produksi
Warna Warna Warna Warna Warna Warna Warna Warna
1 0,5330 0,4670 2898 1545 1354 1545 1022
2 0,5328 0,4672 2520 1343 1178 1343 1373
3 0,5321 0,4679 2898 1542 1356 1542 1980
4 0,5333 0,4667 2772 1479 1294 1479 1509
5 0,5325 0,4675 2646 1409 1237 1409 1443
6 0,5312 0,4688 2772 1473 1300 1473 1515
1 0,8578
7 0,5320 0,4681 2898 1542 1357 1542 1582
8 0,5313 0,4687 2646 1406 1241 1406 1446
9 0,5340 0,4660 2772 1481 1292 1481 1972
10 0,5333 0,4667 2898 1546 1353 1546 1577
11 0,5332 0,4668 2646 1411 1236 1411 1440
12 0,5301 0,4699 2898 1537 1362 1537 1029
Keterangan :
Persentase agregat = persentase agregat pada modul Peramalan
Tingkat Produk = didapat dari Tabel 12
Faktor Konversi = didapat dari Tabel 3
Unit agregat = Persentase agregat x tingkat produksi
Unit produksi = unit agregat / faktor konversi
Contoh Perhitungan 2 Periode:

Periode 1 dengan Warna


Unit agregat = Persentase agregat x tingkat produksi
= 0,5330 x 2898
= 1545
Unit produksi = unit agregat / faktor konversi
= 1545/ 1
= 1545

Periode 2 tanpa Warna


Unit agregat = Persentase agregat x tingkat produksi
= 0,4672 x 2898
= 1354
Unit produksi = unit agregat / faktor konversi
= 1354/ 0,8578
= 1022
Berdasarkan Tabel 10 Proses Disagregasi dapat diketahui bahwa pada periode ke-
1 persentase agregat untuk produk dengan warna adalah sebesar 0,5330 dan untuk
yang tanpa warna adalah 0,4672. Nilai persentase tersebut diperoleh dari Proses
kerja dan material. Tingkat produksi sebesar 2898 yang diperoleh dari tingkat
produksi metode perencanaan agregat terpilih yaitu level strategy. Faktor
Konversi untuk produk dengan warna adalah sebesar 1 dan untuk yang tanpa
warna adalah sebesar 0,8578. Faktor konversi diperoleh dari Tabel 3. Unit agregat
untuk produk dengan warna adalah sebesar 1545 dan untuk yang tanpa warna
adalah sebesar 1354. Unit agregat diperoleh dengan perhitungan persentase
agregat dikalikan dengan tingkat produksi. Unit produksi untuk produk dengan
warna adalah sebesar 1545 dan yang tanpa warna adalah sebesar 1022. Unnit
produksi diperoleh dengan perhitungan unit agregat / faktor konversi .

5. Jadwal Induk Produksi


Tabel 11 Jadwal Induk Produksi
Jadwal Produksi (Unit)
Periode
Dengan Warna Tanpa Warna
1 1545 1022
2 1343 1373
3 1542 1980
4 1479 1509
5 1409 1443
6 1473 1515
7 1542 1582
8 1406 1446
9 1481 1972
10 1546 1577
11 1411 1440
12 1537 1029
Berdasarkan Tabel 11 Jadwal Induk Produksi dapat diketahui bahwa
jadwal induk produksi periode 1 untuk produk Tempat file dengan warna
adalah sebesar 1545 artinya jumlah produk Tempat File dengan warna
yang akan diproduksi pada periode ke-1 sebanyak 1545 unit, sedangkan
untuk produk Tempat File tanpa warna jadwal induk produksi untuk
periode ke-1 adalah 1022 yang artinya jumlah produk Tempat File tanpa
warna yang akan diproduksi pada periode ke-1 sebanyak 1022 unit. Hasil
jadwal induk produksi yang diperoleh akan digunakan sebagai acuan
dalam menentukan jumlah bahan baku yang diperlukan pada material
requirement planning (MRP).
Data penunjang

Anda mungkin juga menyukai