Anda di halaman 1dari 4

Kajian Fiqih Ramadhan Kitab Taqrirot Sadidah fil Masail Mufidah

KAJIAN FIQIH PUASA

KITAB “TAQRIROT SADIDAH FIL MASAIL MUFIDAH”

Karya Syeikh Hasan bin Ahmad bin Muhammad al-Kaff

beserta tambahan faedah dari referensi lainnya

Definisi, Dalil dan Waktu Disyariatkan Puasa Ramadhan

✓ Definisi Puasa:
Secara bahasa, puasa (as-syiyam) artinya menahan (al-imsak).
Secara syariat, puasa (as-syiyam) artinya menahan diri dari semua hal yang membatalkan
puasa sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari dengan niat tertentu.

✓ Dalil Kewajiban Puasa

َ ‫ب ع َََل ا َّل ِذي َن ِم ْن َق ْبلِك ُْم َل َع َّلك ُْم َتتَّ ُق‬


.183 :‫ البقرة‬‫ون‬ ِ
َ ‫الص َيا ُم ك َََم كُت‬
ِ ِ
َ ‫ َيا َأ ه َُّيا ا َّلذي َن آ َمنُوا كُت‬
ِّ ‫ب َع َل ْيك ُُم‬

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu puasa sebagaimana diwajibkan
puasa atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. QS: al-Baqarah: 183.

✓ Kapan Puasa Ramadhan Mulai Diwajibkan


Puasa Ramadhan mulai diwajibkan bagi umat Islam di tahun ke-2 Hijriyah pada bulan
Sya`ban. Semasa hidupnya, Rasulullah saw sudah berpuasa 9 kali Ramadhan, di setiap
Ramadhan tersebut jumlahnya 29 hari, kecuali 1 bulan Ramadhan yang berjumlah 30 hari.

Keutamaan Berpuasa

1. Diberi ampunan oleh Allah dan pahala yang amat besar.

‫ات َأعَدَّ اَّللَُّ ََل ُ ْم َمغ ِْف َر ًة َو َأ ْج ًرا‬


ِ ‫الذاكِر‬ ِ ََّ ‫الذاكِ ِرين ا‬
َ َّ ‫َّلل كَث ًريا َو‬ َ
ِ ‫اْلافِ َظ‬
َّ ‫ات َو‬ َ ْ ‫وج ُه ْم َو‬
ِ ِ ْ ‫تو‬
َ ‫اْلافظنيَ ُف ُر‬
ِ ِ
َ َ ‫الصائ ََم‬
ِِ
َّ ‫الصائمنيَ َو‬
َّ ‫ َو‬

.35 :‫ األحزاب‬‫عَظِ ًيَم‬

“... laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara
kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah swt telah
menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”. QS: al-Ahzab: 35.
Kajian Fiqih Ramadhan Kitab Taqrirot Sadidah fil Masail Mufidah

2. Pahala puasa ditentukan khusus oleh Allah.

‫الصيَا َم َف ُه َو ِل َو َأ َنا َأ ْج ِز ِب ِه‬ ِ ِ ِ


ِّ ‫ َإ َّّل‬،‫ش َأ ْمثَاَل َا إِ َىل َسبْ ِع مئَة ض ْعف‬
ِ ْ ‫ ُك هل َح َسنَة ِب َع‬ ‫يف اْلديث القديس عن اَّلل تعاىل أنه قال‬

‫رواه اإلمام مالك والبخاري‬

“Setiap kebaikan – akan diberi balasan – 10 kali lipatnya, - dan dapat terus bertambah –
hingga - 700 kali lipat, kecuali puasa, maka ia sejatinya adalah untuk-Ku, dan Aku sendiri
yang akan membalasnya (memberikan ganjaran)”. HR. Bukhari dan Malik.

3. Seseorang yang berpuasa mendapat kegembiraan; di dunia dan di akhirat.

.‫ رواه البخاري ومسلم‬‫ إِ َذا َأ ْف َط َر َف ِر َح َوإِ َذا َل ِق َي اَّللَ َف ِر َح بِ ِص َي ِام ِه‬:‫َان‬


ِ ‫لِلصائِ ِم َفرحت‬  ‫قال رسول اَّلل‬
َ ْ َّ

“Bagi seorang yang berpuasa dua kegembiraan, yaitu saat ia berbuka, ia akan gembira
(dengan makanannya), dan ketika ia ‘bertemu’ Allah – di yaumul hisa b-, ia gembira dengan –
pahala – puasanya”. HR. Bukhari dan Muslim.

4. Diampuni semua dosanya yang telah lalu.

.‫ رواه البخاري‬‫احتِ َسا ًبا غ ُِف َر َل ُه َما َت َقدَّ َم ِم ْن َذن ِْب ِه‬
ْ ‫ان إِ َيَمنًا َو‬
َ ‫ َم ْن َصا َم َر َم َض‬  ‫قال رسول اَّلل‬

“Barang siapa berpuasa Ramadan, - hanya - karena iman (keyakinan) dan pengharapan yang
tulus (kepada pahala dari Allah), maka ia akan diampuni segala dosanya yang telah lalu”. HR.
Bukhari

5. Pelindung dari maksiat dan dari api neraka.

ِ ‫ني ِم َن الن‬
.‫ رواه اإلمام أمحد‬‫َّار‬ ٌ ْ ‫الص َيا ُم ُجنَّ ٌة َو ِح ْص ٌن َح ِص‬
ِّ   ‫قال رسول اَّلل‬

“Puasa adalah perisai (dari maksiat), dan benteng yang kokoh dari api neraka”. HR. Ahmad.

6. Semua perbuatan yang dilakukan saat berpuasa dinilai ibadah.


ِ ِ
.‫ أخرجه الديلمي يف مسند الفردوس‬‫ف‬ ٌ ‫ َو ُد َعاؤُ ُه ُم ْستَ َج‬،‫ َو َن ْو ُم ُه ع َبا َد ٌة‬،‫الصائ ِم َت ْسبِ ْي ٌح‬
ٌ ‫ َوعَ َم ُل ُه ُم َضا َع‬،‫اب‬ َّ ‫ت‬ُ ‫ َص ْم‬

“Diamnya seseorang yang berpuasa adalah tasbih. Tidurnya adalah ibadah. Doanya
mustajab. Dan amalanya – mendapatkan pahala - berlipat-lipat”. HR. Dailumi.
Kajian Fiqih Ramadhan Kitab Taqrirot Sadidah fil Masail Mufidah

✓ Imam Ghazali berkata:

Puasa ada 3 tingkatan:

- Puasa level awam: menahan diri dari dari hal yang membatalkan puasa.

- Puasa level khawas: menahan diri dari maksiat.

- Puasa level khawasul khawas: menahan diri dari (memikirkan) hal selain Allah swt.

(Keterangan)

1- Pada hadis kedua, karena “nominal” pahala puasa adalah hak preogatif Allah swt, maka bisa
saja Dia memberikan hanya sedikit pahala saja, bahkan tanpa pahala (pembahasan tentang
sebab-sebab hangusnya pahala puasa menyusul). Atau sebaliknya, Allah akan memberikan
pahala yang berlipat-lipat, jauh lebih besar dari 700 kali lipat. Tentu, itu semua sesuai
dengan kadar dan kualitas puasa kita. Atau sebagaimana klasifikasi Imam Ghazali, apakah
level kita hanya puasanya orang awam, ataukah puasanya khawash, bahkan khawasul
khawash.

2- Hadis ketiga, ia berkaitan dengan hadis sebelumnya, juga dengan ayat no 1 yaitu tentang
kegembiraan saat ‘bertemu’ Allah di yaumul hisab kelak. Karena dia akan terkejut dan tidak
percaya, tentang pahala puasa yang diberikan Allah kepadanya. Semoga kita semua
termasuk yang seperti itu, amin3x.
3- Pada hadis ke-empat, batasan imanan wa ihtisaban sangatlah penting. Yaitu beriman dan
percaya kepada Allah dan pahala-pahala ukhrawi-Nya. Dan ihitisaban, berarti benar-benar
hanya mengharap ridha-Nya, tidak lainnya. Bukan mengharap amplop ceramah buka
bersama, mengharap restu calon mertua, atau hal-hal duniawi lainnya yang hina.
Nauzubillah min zalik.
4- Tentang hadis ke-lima, puasa dapat menjadi junnah (perisai) dari maksiat. Karena secara
fitrah manusia, orang yang lagi lemas tidak bernafsu kepada hal-hal yang ‘sekunder’, dia
fokus pada kebutuhan biologisnya; makan dan minum, dan itu harus menunggu azan
maghrib. Dengan latihan puasa pada siang harinya, diharapkan dapat terbiasa melawan hawa
nafsu di malam harinya, dan di hari-hari biasa saat tidak berpuasa. Dan orang yang
dijauhkan dari maksiat lahir maupun batin, dijanjikan surga oleh Allah swt. Wallahu alam.
5- Pada hadis ke-enam, bisa dikatakan bahwa seluruh kegiatan seorang yang berpuasa
berpotensi menjadi ibadah. Diam, karena seorang yang berpuasa tidak banyak merespon
permusuhan orang, sebagaimana dalam hadis lain. Jikapun dia tidur, karena lemas, insya
Allah akan jadi ibadah, karena dalam rangka menahan lapar yang diperintahkan Allah.
Doanya mustajab, dari sejak awal mulai puasa sampai sesaat setelah berbuka.
Kajian Fiqih Ramadhan Kitab Taqrirot Sadidah fil Masail Mufidah

Dan pahala amal salihnya berlipat-lipat, banyak sekali hadis tentang ini. Tentang memberi
makanan berbuka, dapat pahala puasa, menjadi dobel jika dia juga berpuasa. Bahkan dalam
hadis riwayat Salman al-Farisi ra, yang juga disebutkan Syeikh Yusri dalam tarhibnya
bahwa amalan sunah di bulan ramadan setara dengan pahala amalan wajib di bulan lain. Dan
amalan wajib di bulan ramadan, pahalanya setara dengan 70x amalan wajib di bulan lain.

Tentunya ayat dan hadis tentang keutamaan puasa di atas baru menyebutkan sedikit saja,
masih sangat banyak sekali teks al-Quran dan hadis yang berbicara tentang keutamaan puasa
dan ibadah lainnya di bulan Ramadan.

Anda mungkin juga menyukai