Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS DEMAM

BERDARAH DENGUE (DBD) RUANG FLAMBOYANT


RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

DISUSUN OLEH :

Nuning Patiwie
2017.c.09a.0903

YAYASAN EKAHARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini di susun oleh :

Nama : Nuning Pratiwie

NIM : 2017.C09a.0903

Program Studi : Sarjana Keperawatan

Judul : Laporan Pendahuluan Dengan Diagnosa Medis Demam


Berdarah Dengue (DBD) Ruang Flamboyant RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya.
Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk
menyelesaikan Praktik Pra Klinik Keperawatan III Program Studi Sarjana
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangkaraya.
Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik

Nia Pristina, S.Kep., Ners

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan tugas laporan yang berjudul “Laporan Pendahuluan
Dengan Diagnosa Medis Demam Berdarah Dengue (DBD) Ruang Flamboyant
RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa laporan yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Seperti halnya pepatah mengatakan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun
guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Palangkaraya, 27 Juni 2020

Penulis

BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Dasar Demam Berdarah Dengue
1.1.1 Definisi
Derdarah berdarah dengue (DBD) adalah penyakit virus yang tersebar luas
di seluruh dunia terutama di daerah tropis. Penderitanya terutama adalah anak-
anak berusia dibawah 15 tahun, tetapi sekarang banyak juga orang dewasa
terserang penyakit ini. Sumber penularan utama adalah manusia dan primata
sedangkan penularnya adalah nyamuk Aedes.
Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit penyakit menular yang
disebabkan oleh oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty,
yang ditandai dengan demam mendadak 2 sampai 7 hari tanpa sebab yang jelas,
nyeri otot, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai tanda pendarahan dikulit
berupa bintik pendarahan (petechiae,ebamenchymosis) atau ruam (purpura).
Kadang-kadang mimisan, berak berdarah, muntah darah, kesadaran menurun atau
renjatan (schok) (Kemenkes RI, 2011).
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan infeksi penyakit akut yang
disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui vector nyamuk Aedes
aegypty dan Aedes albopictus. DBD dapat menyerang orang dewasa maupun
anak-anak dibawah 15 tahun (Widyanto, 2013).
Dari beberapa pengertian penyakit Demam berdarah dengue di atas didapat
kesimpulan Demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypty yang ditandai dengan nyeri otot, demam tinggi mendadak tanpa sebab
yang jelas dan dapat berlangsung terus menerus selama 2-7 hari dan kejadian
kesadaran menurun

1.1.2 Anatomi Fisiologi


Hematologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang darah dan
aspeknya pada keadaan sehat atau sakit dalam keadaan normal volume darah
manusia ± 7-8 % dari berat badan.
Bila darah lengkap dibiarkan membeku dan bekuan dibuang cairan yang
tertinggal dinamakan serum.
Sel-sel darah ada 3 macam yaitu:
1. Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit merupakan sel darah yang telah berdeferensi jauh dan mempunyai
fungsi khusus untuk transport oksigen.Sel darah merah : Kekurangan eritrosit,
Hb, dan Fe akan mengakibatkan  anemia.
2. Leukosit (sel darah putih)
Sel darah putih : Berfungsi mempertahankan tubuh dari serangan penyakit
dengan cara memakan (fagositosis) penyakit tersebut. Itulah sebabnya leukosit 
disebut juga fagosit.Sel darah putih yang mengandung inti, normalnya 5.000 –
9.000 sel/mm³.
3. Trombosit (sel pembeku darah)
Keping darah berwujud cakram protoplasmanya kecil yang dalam peredaran
darah tidak berwarna, jumlahnya dapat bevariasi antara 200.000 –
300.000/mm³ darah.
4. Struktur Sel
a) Membran sel (selaput sel)
Membran struktur elastic yang sangat tipis, tebalnya hanya 7,5-10nm.
Hampir seluruhnya terdiri dari keeping-keping halus gabungan protein lemak
yang merupakan lewatnya berbagai zat yang keluar masuk sel. Membran ini
bertugas untuk mengatur hidup sel dan menerima segala untuk rangsangan yang
datang.
b) Plasma
Terdiri dari beberapa komponen yaitu :
 Air membentuk 90 % volume plasma
 Protein plasma, berfungsi untuk menjaga volume dan tekanan darah serta
melawan bibit penyakit (immunoglobulin).
 Garam (mineral) plasma dan gas terdiri atas O2 dan CO2
berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik dan pH darah sehingga fungsi normal
jaringan tubuh.
 Zat-zat makanan sebagai makanan sel.
 Zat-zat lain seperti hormon, vitamin, dan enzim yang berfungsi untuk
membantu metabolisme.
 Antibodi dan antitoksin melindungi badan dari infeksi bakteri
Sesuai produk jaringan : urea, asam urat dan kreatinin
1.1.3 Etiologi
Penyebab demam berdarah dengue ini adalah virus dengue yang terdiri dari
4 serotipe yaitu DEN1, DEN2, DEN3, dan DEN4. Penularan demam berdarah
dengue ini melalui cara :
1. Manusia sebagai host virus dengue.
2. Vektor perantara : nyamuk aedes aegepty (nyamuk rumah) dan aedes
albopictus (nyamuk kebun).
1.1.4 Klasifikasi
Demam Berdarah Dengue mengklasifikasikan menurut derajat penyakitnya
menjadi 4 golongan, yaitu :
1. Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari,
Uji tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
2. Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan
seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.
3. Derajat III
Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan nadi
menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut,
kulit dingin dan lembap dan anak tampak gelisah.
4. Derajat IV
Nadi tidak teaba, tekanan darah tidak teatur ( denyut jantung 140x/mnt )
anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
1.1. 5 Patofisiologi
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami
keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot,
pegal seluruh badan, hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang
mungkin muncul pada system retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-
kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam pada Dengue hemorrhagic
feverdisebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit. Fenomena
patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan Demam
hemoragik dan Dengue hemorrhagic fever ialah meningginya permeabilitas
dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktosin, histamin dan serotonin serta
aktivasi system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairan intravaskuler. Hal ini
berakibat berkurangnya volume plama, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi,
hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Adanya kebocoran plasma ke daerah
ekstravaskuler ibuktikan dengan ditemukannya cairan dalam rongga serosa, yaitu
dalam rongga peritoneum, pleura dan perikard. Renjatan hipovolemik yang terjadi
sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera teratasi akan terjadi anoxia
jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Sebab lain kematian pada Dengue
hemorrhagic fever adalah perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan
dengan trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi
trombosit.
Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis
terbukti dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan
system koagulasi disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya
memang tebukti terganggu oleh aktifasi system koagulasi.
1.1.5 Manifestasi (Tanda Dan Gejala)
1. Panas, biasanya langsung tinggi dan terus menerus. Sebab tidak jelas dan hampir
tidak bereaksi dengan pemberian antipiretik. Panas berlangsung 2-7 hari.
2. Malaise, mual, muntah, diare, konstipasi, sakit kepala, anoreksia, kadang batuk
3. Tanda tanda perdarahan seperti petekia, perdarahan gusi, epiktasis, hematemesis
melena
4. Muka kemerahan , leukopenia.
5. Nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan ulu hati
6. Pembengkakan sekitar mata
7. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
8. Tanda tanda rejatan adalah sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah
menurun, gelisah, capillary refill lebih dari2 detik, nadi cepat dan lemah.
1.1.7 Komplikasi
1. Perdarahan usus
2. Shock/renjatan
3. Effusi pleura
4. Penurunan kesadaran
1.1.8 Pemeriksaan penunjang
1. Trombositopenia
2. Hematokrit meningkat lebih dari 20 merupakan indicator akan timbulnya rejatan
3. Hemoglobin meningkat lebih dari 20%
4. Leukopenia pada hari ke 2 dan 3
5. Masa perdarahan memanjang
6. Hipoproteinemia
7. Hiponatremia
8. Hipokloremia
1.1.9 Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan secara umum :
1. Tirah baring
2. Makanan lunak dan minum 2 liter/24 jam
3. Pemberian cairan melalui infus
4. Pemberian obat obatan (antipiretik dan konvulsif)
5. Minum banyak 1,5-2 liter perhari dengan gula atau susu.

1.2 Manajemen Asuhan Keperawatan


1.2.1 Pengkajian Keperawatan
a). Data subyektif
1.) Lemah.
2.) Panas atau demam.
3.) Sakit kepala.
4.) Anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan.
5.) Nyeri ulu hati.
6.) Nyeri pada otot dan sendi.
7.) Pegal-pegal pada seluruh tubuh.
8.) Konstipasi (sembelit).
b). Data obyektif :
1) Suhu tubuh tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan.
2) Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor.
3) Tampak bintik merah pada kulit (petekia), uji torniquet (+), epistaksis, ekimosis,
hematoma, hematemesis, melena.
4) Hiperemia pada tenggorokan.
5) Nyeri tekan pada epigastrik.
6) Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limpa.
7) Pada renjatan (derajat IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin,
gelisah, sianosis perifer, nafas dangkal.
1.2.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditemukan, yaitu:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan cairan dirongga paru
(effusi pleura) (D005 Hal. 26)
2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit .
3. Hipovolemia berhubungan dengan berpindahnya cairan intraseluler ke
ekstraseluler.
4. Defisit Nutrisi berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia, dan sakit saat
menelan.
5. J
6.
1.2.3 Interverensi (SIKI)
Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan

1. Hipertermia berhubungan dengan 1. Identifikasi penyebab hipertemia


proses penyakit
2. Monitor suhu tubuh

3. Sediakan lingkungan yang dingin

4. Anjurkan tirah baring

5. Kolaborasi pemberian cairan dan


elektrolit intravena

2. Hipovolemia berhubungan 1. Periksa tanda dan gejala


dengan berpindahnya cairan hipovolemia
intraseluler ke ekstraseluler.
2. Berikan asupan cairan oral

3. anjurkan memeperbanyak asupan


cairan oral

4. Kolaborasi pemberian cairan IV (


NaCL/RL )

3. Pola nafas tidak efektif 1. Monitor pola nafas


berhubungan dengan penumpukan
2. Berikan posisi semi fowler
cairan dirongga paru (effusi pleura).
3. Anjurkan teknik batuk efektif

4. Kolaborasi pemeberian
bronkodilator, ekspektoran, dan
mukolitik nh,

4. Defisit Nutrisi berhubungan 1. Identifikasi status nutrisi


dengan mual, muntah, anoreksia, dan
sakit saat menelan. 2. Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai

3. Ajarkan diet yang diprogramkan

4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk


menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrisi yang dibutuhkan

1.2.4 Implementasi
Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang merupakan
realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam tahap perencanaan dengan
maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal.

1.2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yaitu proses
penilaian pencapaian tujuan dalam rencana perawatan, tercapai atau tidak serta untuk
pengkajian ulang rencana keperawatan. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan
melibatkan pasien, perawat dan petugas kesehatan yang lain. Dalam menentukan
tercapainya suatu tujuan asuhan keperawatan pada bayi dengan post Asfiksia sedang,
disesuaikan dengan kriteria evaluasi yang telah ditentukan. Tujuan asuhan keperawatan
dikatakan berhasil bila diagnosa keperawatan didapatkan hasil yang sesuai dengan
kriteria evaluasi
BAB 2
PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Demam dengue / DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan
nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan
diathesis hemoragik (Sudoyo, 2010).
Penyakit DBD mempunyai perjalanan penyakit yang sangat cepat dan sering
menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibat penanganan yang
terlambat. Demam berdarah dengue (DBD) disebut juga dengue hemoragic fever
(DHF), dengue fever (DF), demam dengue, dan dengue shock sindrom (DDS)
(Widoyono, 2008).
Sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa penyakit DHF adalah penyakit
yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ) nyamuk aedes
aegepty.

2.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada laporan pendahuluan
ini.Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun, agar penulis
dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari.Semoga laporan pendahuluan ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 1998. Diagnosa Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinis,
Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

Doenges, Marillyn E. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.Jakarta: EGC.

Price dan Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit. Edisi
6.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Breda G.2001.Buku Aajar: Keperawatan Medikal-


Bedah, Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

Anda mungkin juga menyukai