Anda di halaman 1dari 9

Dental Public Heatlh Jurnal Vol.2 No.

 2 July‐Dec 2010; 8‐16 
 

Research Report
Analisis efektivitas pemerintah dalam usaha menambah fasilitas di balai
pengobatan gigi Puskesmas Kota Surabaya (Berdasarkan teori utilitas,
produktivitas dan capaian target jumlah kasus tahun 2005 - 2009)

(government effectiveness analysis of adding facilities dental clinic in medicine


center Surabaya (Based on the theory of utility, productivity and achievement of
the target number of cases in 2005-2009))

Titiek Berniyanti1, Endah Laksminiwati1, dan M. Hasan Bisri2.


1
Staf Pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat
2
Mahasiswa S1 Pendidikan Dokter Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga BHMN
Surabaya – Indonesia

ABSTRACT
Surabaya has 53 health centers, equipped with Dental Clinic for dental treatment. Based on the report three months in
the year of 2005-2009 from the dental clinic of Public Health Center in Surabaya and reports from health workers, the
number of cases in dental and oral health services was calculated by the theory of utility, productivity, and achievement of
the target number of cases showed not effectiveness results. The study was used descriptive experiment, with population are
dentists, dental nurses, dentists who are specialists in each Public Health Center in Surabaya. Samples were taken by total
sampling, with observing and collecting data directly to the operator in each Dental Clinic of Public Health Center in
Surabaya. The collected data will be processed in table. Then compared between the dental clinic fasilities of Public Health
Center in Surabaya with the outpatient cases. As a conclusion, no significant effectiveness on the efforts taken by the
government for the distributing of staff dentists and dental specialists.

Key words: government, efectivty, dentist/ specialist.

Korespondensi (correspondence): Titiek Berniyanti, Staf Pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Airlangga BHMN. Jl. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo No. 47 Surabaya 60132, Indonesia. Telp.
(031) 5039478.

PENDAHULUAN cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di


Pencantuman kesehatan gigi pada UU Puskesmas. Pelayanan berlapis melibatkan kader
Kesehatan menunjukkan eksistensi kesehatan gigi kesehatan, paramedis, bidan, perawat gigi dan
sebagai bagian integral dari pembangunan di dokter gigi.2
bidang kesehatan dalam rangka turut serta Pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang
mewujudkan kesejahteraan rakyat. Disamping hal diberikan kepada masyarakat mengacu pada
tersebut, pelayanan kesehatan gigi dan mulut perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
merupakan program inovative / pengembangan melalui pemanfaatan sarana dan prasarana secara
yang diselenggarakan di Puskesmas secara maksimal.3
menyeluruh dan terpadu dengan program kesehatan Fasilitas mutlak perlu ada untuk mengimbangi
lainnya untuk mencapai kecamatan sehat. jumlah perawatan kasus di Puskesmas.4 Kota
Dalam pelaksanaanya, pelayanan kesehatan Surabaya mempunyai 53 Puskesmas, dimana
gigi yang diberikan bersifat profesional kepada kesemuanya mempunyai upaya kesehatan gigi dan
masyarakat, keluarga, individu, baik sehat maupun mulut yang terpusat di Balai Pengobatan Gigi dan
sakit, meliputi upaya peningkatan kesehatan, berkaitan erat dengan fasilitas. Penambahan
pencegahan dan penanganan penyakit, serta fasilitas identik dengan jumlah perawatan kasus
pemulihan kesehatan. Penyelenggaraan upaya yang meningkat. Namun, apabila dicermati setelah
kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas dilandaskan ditambahkan fasilitas tiap tahunnya, maka tidaklah
pada kebijakan dan strategi program kesehatan tiap tahunnya kurun waktu tahun 2005 s/d 2009
menuju Indonesia Sehat 2010.1 cakupan jumlah kasus yang mendapatkan macam
Kebijakan dan strategi melalui pelayanan perawatan di Balai Pengobatan Gigi masing –
berlapis (level of care) untuk meningkatkan masing wilayah Puskesmas Kota Surabaya selalu


 
Dental Public Heatlh Jurnal Vol.2 No. 2 July‐Dec 2010; 8‐16 
 
meningkat, sebagaimana dari Laporan Tribulan Variabel yang dimiliki tiap Balai Pengobatan
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Gigi Puskesmas wilayah Kota Surabaya per-tahun
Balai Pengobatan Gigi Puskesmas Kota Surabaya kurun waktu tahun 2005 s/d 2009 ialah: fasilitas
Tahun 2005 s/d 2009, bahwa capaian jumlah kasus yaitu jumlah sumber daya kesehatan drg/ drgSp dan
dalam kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut jumlah sarana dental unit, capaian jumlah kasus
di Balai Pengobatan Gigi Puskesmas wilayah Kota berdasarkan macam perawatan, target perolehan
Surabaya pada tahun 2005 sebesar 211.314 kasus; jumlah kasus yang menerima macam perawatan;
pada tahun 2006 sebesar 190.816 kasus; pada tahun utilitas yang merupakan suatu unit satuan waktu
2007 sebesar 202.019 kasus; pada tahun 2008 dari jam kerja efektif sumber daya kesehatan drg /
sebesar 229.067 kasus; pada tahun 2009 sebesar drgSp dalam memberikan perawatan kasus dengan
238.386 kasus. penanganan per-kasus 15 menit; produktivitas kerja
Capaian jumlah kasus tersebut dapat sumber daya kesehatan tiap drg/ drgSp dalam
dibandingkan dengan perhitungan target. wilayah, efisiensi kerja sumber daya kesehatan drg/
Diharapkan target seorang drg/ drgSp dalam drgSp dalam wilayah, efektivitas pemerintah dalam
melakukan tindakan medik di tiap Balai usaha menyediakan sumber daya kesehatan drg/
Pengobatan Gigi Puskesmas wilayah Kota drgSp
Surabaya memperoleh jumlah kasus per-harinya Definisi operasional variabel jumlah sumber
ialah 18 kasus, 108 kasus per-minggunya, 432 daya kesehatan ialah tenaga drg/ drgSp serta
kasus per-bulannya, 5184 per-tahunnya apabila perawat gigi dan jumlah sarana dental unit ialah
dihitung dari jam efektif 15 menit/ kasus.5 dental unit dimana keduanya dapat dihitung
Berdasarkan informasi dari Dinkes Kota berdasarkan pengamatan dan ditanyakan melalui
Surabaya, jumlah sumber daya kesehatan drg/ petugas kesehatan yang berada di tiap balai
drgSp mengalami penambahan tiap tahunnya dan pengobatan gigi Puskesmas wilayah Kota
jumlah sumber daya tersebut terdistribusi di tiap Surabaya. Capaian jumlah kasus berdasarkan
Balai Pengobatan Gigi Puskesmas wilayah Kota macam perawatan ialah perolehan pasien yang
Surabaya. Puskesmas wilayah Kota Surabaya pada tercatat sebagai kasus dan menerima macam
tahun 2005 memiliki sumber daya kesehatan drg/ perawatan dari kasus tersebut. Target perolehan
drgSp sebanyak 65 tenaga kesehatan, dari tenaga jumlah kasus yang menerima macam perawatan
kesehatan tersebut didapatkan target efektif sebesar ialah jumlah sumber daya kesehatan drg/ drgSp
336.960 jumlah kasus; pada tahun 2006 sumber dalam merawat kasus berdasarkan jam kerja efektif
daya kesehatan drg/ drgSp sebanyak 78 tenaga dalam 1 tahun dibagi dengan jam kerja efektif
kesehatan, maka target efektif sebesar 404.352 dalam menyelesaikan tiap kasus yaitu 15 menit.
jumlah kasus; pada tahun 2007 sumber daya Utilitas ialah capaian jumlah kasus dalam 1 tahun
kesehatan drg/ drgSp sebanyak 84 tenaga dibagi dengan target perolehan jumlah kasus yang
kesehatan, maka target efektif sebesar 435.456 menerima macam perawatan. Produktivitas ialah
jumlah kasus; pada tahun 2008 sumber daya pencapaian jumlah kasus dalam 1 tahun di tiap
kesehatan drg/ drgSp sebanyak 106 tenaga Balai Pengobatan Gigi Puskesmas wilayah Kota
kesehatan, maka target efektif sebesar 549.504 Surabaya berdasarkan macam perawatan yang
jumlah kasus; pada tahun 2009 sumber daya dilakukan oleh tiap drg/ drgSp dibagi dengan
kesehatan drg/ drgSp sebanyak 115 tenaga jumlah drg/ drgSp yang berada di Puskesmas
kesehatan, maka target efektif sebesar 596.160 wilayah Kota Surabaya. Efisiensi kerja sejalan
jumlah kasus. Dengan demikian target efektif yang dengan perhitungan Utilitas, semakin Utilitas yang
diharapkan tercapai seiring bertambahnya sumber didapat mendekati 100% maka sumber daya
daya kesehatan drg/ drgSp di Balai Pengobatan kesehatan drg/ drgSp ialah efisien. Efektivitas
Gigi Puskesmas wilayah Kota Surabaya tidak berkaitan dengan tepatnya langkah pemerintah
terpenuhi. dalam menyediakan sumber daya kesehatan dan
       sarana di tiap Balai Pengobatan Gigi Puskesmas
BAHAN DAN METODE wilayah Kota Surabaya.
Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Alat ukur yang digunakan ialah check list
Populasi penelitian adalah sumber daya kesehatan dengan melakukan observasi, wawancara,
drg, perawat gigi, drgSp yang berada di tiap Balai pengisian pada tabel, data sekunder. Waktu
Pengobatan Gigi Puskesmas wilayah Kota penelitian diawali dengan pengambilan data
Surabaya. Pengambilan sampel dilakukan secara sekunder dari DINKES Kota Surabaya sejak
total sampling dimana semua anggota populasi Nopember 2008, mengenai kumpulan laporan tri
menjadi sampel, dengan melakukan pengamatan bulan kurun waktu tahun 2005 sampai dengan 2008
serta pendataan secara langsung kepada salah satu tentang Program Kesehatan Gigi dan Mulut tiap
petugas kesehatan di tiap Balai Pengobatan Gigi Balai Pengobatan Gigi Puskesmas. Dilanjutkan
Puskesmas yang berada di bagian wilayah Kota pengambilan data sekunder tahun 2009 dilakukan
Surabaya. bersamaan dengan pengambilan data primer.
Penelitian dengan pengambilan data primer ini


 
Dental Public Heatlh Jurnal Vol.2 No. 2 July‐Dec 2010; 8‐16 
 
dilakukan di tiap Balai Pengobatan Gigi Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi di
Kota Surabaya, bulan Desember 2009 sampai Balai Pengobatan Gigi tiap wilayah responden Kota
Januari 2010. SurabayaÆ
Efisien dan efektif bila baik dalam
memanfaatkan sumberdaya dan mencapai sasaran;
efisien tetapi tidak efektif, berarti baik dalam Apabila perolehan utilitas (pendayagunaan)
memanfaatkan sumberdaya (input), tetapi tidak tinggi atau mendekati 100%, maka diperlukan
mencapai sasaran; efektiv tetapi tidak efisien, penambahan sumber daya kesehatan drg/ drgSP,
berarti dalam mencapai sasaran menggunakan namun sebaliknya jika perolehan utilitas rendah
sumber daya berlebihan atau lajim dikatakan maka tidak perlu dilakukan penambahan sumber
ekonomi biaya tinggi; tidak efisien dan juga tidak daya kesehatan (drg/ drgSP) di Balai Pengobatan
efektiv, artinya ada pemborosan sumber daya tanpa Gigi tiap wilayah responden Kota Surabaya. Utilitas
mencapai sasaran atau penghambur-hamburan berkaitan dengan efisiensi penggunaan atau
sumber daya.6 pemanfaatan sumber daya kesehatan (drg/ drgSp)
Cara Kerja dan Analisis Data dengan dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi
mendapatkan data jumlah kasus pasien rawat jalan sehingga mencapai sasaran dalam rentang waktu
di Balai Pengobatan Gigi dan macam perawatan yang ditentukan. Sedangkan efektif berkaitan
kasus tiap tahun kurun waktu tahun 2005 s/d 2009, dengan langkah penambahan sarana dan drg/drg Sp
kemudian data tersebut diolah menjadi grafik tren tersebut sebagaimana mencapai sasaran atau tepat
jumlah kasus; melakukan pengamatan dan langkah sehingga dapat dihubungkan dengan
pertanyaan pada salah satu sumber daya kesehatan pencapaian/ perolehan jumlah kasus rawat jalan.
di tiap Balai Pengobatan Gigi Puskesmas mengenai Untuk mengetahui produktivitas rata-rata
jumlah sumber daya kesehatan beserta jumlah perdrg/drgSp pertahunnya di Balai Pengobatan Gigi
sarana yang dimiliki tiap tahun kurun waktu tahun tiap wilayah responden Kota Surabaya ialah;
2005 s/d 2009, kemudian jumlah fasilitas tersebut  
diolah menjadi tabulasi silang; membandingkan  
perbedaan keefektivitasan menurut Kisdarto6
dengan keterangan; pencapaian sasaran yang
dimaksud adalah keadaan jumlah kasus rawat jalan HASIL
yang dihitung berdasarkan target, utilitas dan Penelitian yang dilaksanakan pada bulan
produktivitas kerja drg/ drgSp di Balai Pengobatan Desember 2009 – Januari 2010 ini dilakukan
Gigi Puskesmas, sedangkan sumber daya yang dengan mendata dan melakukan observasi oleh
dimaksud adalah keadaan sumber daya kesehatan peneliti pada 53 petugas kesehatan di tiap Balai
dan sarana yang berada di Balai Pengobatan Gigi Pengobatan Gigi Puskesmas wilayah Kota
Puskesmas yang disediakan oleh pemerintah. Surabaya. Setelah dilakukan observasi, maka data
Data yang terkumpul akan diolah dalam yang diperoleh dikumpulkan untuk dianalisa lebih
bentuk tabel serta pendeskripsian dari masing – lanjut.
masing tabel. Kemudian dicatat perbandingan
antara fasilitas di Balai Pengobatan Gigi Puskesmas Tabel 1. Distribusi jumlah responden berdasarkan
tiap wilayah Kota Surabaya mengenai pelayanan Puskesmas wilayah Kota Surabaya
yang telah dilakukan selama kurun waktu tahun
2005 sampai dengan 2009, terhadap jumlah kasus
rawat jalan.
Melakukan analisa pencatatan dengan
menghitung berdasarkan rumus utilitas dan
produktivitas yang terkait dengan target jumlah
kasus rawat jalan yang dicapai dalam (n tahun atau
n hari) dari jam kerja efektif jumlah dokter gigi
dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut di Balai Pengobatan Gigi tiap wilayah
Puskesmas untuk menentukan kriteria sebagaimana
yang disebutkan oleh Kisdarto6, rumus tersebut
ialah;
Target jumlah kasus rawat jalan yang dicapai (Sumber: pembagian wilayah: Dinkes Kota
dalam (n tahun atau n hari)Æ Surabaya tahun 2005 sampai dengan 2009)
  Pada Tabel 1 merupakan identitas umum
Sehingga dari target tersebut, dapat diketahui sebagai responden di tiap Balai Pengobatan Gigi
utilitas waktu kerja yang digunakan oleh drg/ drg Puskesmas wilayah Kota Surabaya yang
Sp yang digunakan dalam (n tahun atau n hari) menunjukkan bahwa pembagian Puskesmas di

10 
 
Dental Public Heatlh Jurnal Vol.2 No. 2 July‐Dec 2010; 8‐16 
 
wilayah Surabaya Barat terdapat 10 Puskesmas, di Tabel 4. Distribusi total Sumber daya kesehatan yang
wilayah Surabaya Pusat terdapat 8 Puskesmas, di dimiliki seluruh Puskesmas wilayah Kota
wilayah Surabaya Utara terdapat 9 Puskesmas, di Surabaya berdasarkan tiap Tahun
wilayah Surabaya Timur terdapat 12 Puskesmas
dan di wilayah Surabaya Selatan terdapat 14
Puskesmas.

Tabel 2. Distribusi total sarana prasarana rawat jalan


yang dimiliki seluruh Balai Pengobatan Gigi
Puskesmas wilayah Kota Surabaya tiap
tahunnya.

Pada Tabel 4, Jumlah Sumber daya kesehatan


dari tahun ke tahun terdapat penambahan, pada
tahun 2005 Sumber daya kesehatan sebanyak 118
tenaga kesehatan, pada tahun 2006 Sumber daya
kesehatan megalami penambahan sebanyak 13
tenaga kesehatan dari tahun 2005, pada tahun 2007
Sumber daya kesehatan mengalami penambahan
sebanyak 6 tenaga kesehatan dari tahun 2006, pada
tahun 2008 Sumber daya kesehatan mengalami
Pada Tabel 2, tahun 2005, Balai Pengobatan penambahan sebanyak 24 tenaga kesehatan dari
Gigi Puskesmas wilayah Kota Surabaya memiliki tahun 2007, pada tahun 2009 Sumber daya
total dental unit berjumlah 81 buah dental unit. kesehatan mengalami penambahan sebanyak 9
Tahun 2006 Balai Pengobatan Gigi Puskesmas tenaga kesehatan dari tahun 2008.
wilayah Kota Surabaya telah memiliki tambahan 8
buah dental unit dari total dental unit yang dimilki Tabel 5. Distribusi total sumber daya kesehatan pada
di tahun 2005. Tahun 2007 Balai Pengobatan Gigi Puskesmas wilayah Kota Surabaya tahun
Puskesmas wilayah Kota Surabaya telah memiliki 2005 sampai dengan 2009 berdasarkan
tambahan 7 buah dental unit dari total dental unit wilayah
yang dimiliki di tahun 2006. Tahun 2008 Balai
Pengobatan Gigi Puskesmas wilayah Kota
Surabaya telah memiliki tambahan 6 buah dental
unit dari total dental unit yang dimiliki di tahun
2007. Sedangkan tahun 2009 Balai Pengobatan
Gigi Puskesmas wilayah Kota Surabaya memiliki 1
tambahan dental unit dari total dental unit yang
dimiliki di tahun 2008.

Tabel 3. Distribusi total sarana prasarana rawat jalan


tiap tahun kurun waktu 2005 s/d 2009 yang
dimiliki seluruh Balai Pengobatan Gigi
Puskesmas Kota Surabaya berdasarkan
wilayah.

Pada Tabel 5, sumber daya kesehatan yang


memberikan pelayanan di Balai Pengobatan Gigi
Puskesmas wilayah Kota Surabaya tahun 2005
terdiri dari drg, perawat gigi, dengan atau tanpa drg
Sp di wilayah Surabaya Barat sebanyak 23 tenaga

11 
 
Dental Public Heatlh Jurnal Vol.2 No. 2 July‐Dec 2010; 8‐16 
 
kesehatan, untuk wilayah Surabaya Pusat dan Utara Tabel 6. Distribusi jumlah kunjungan kurun waktu
sebanyak 18 tenaga kesehatan, wilayah surabaya tahun 2005 s/d 2009 yang dicatat berdasarkan
Timur sebanyak 27 tenaga kesehatan, dan wilayah kode penyakit dalam pelayanan gigi dan
Surabaya Selatan sebanyak 32 tenaga kesehatan. mulut di Balai Pengobatan Gigi berdasarkan
Puskesmas wilayah Kota Surabaya
Sedangkan pada tahun 2006 sebanyak 24 tenaga
kesehatan berada pada Puskesmas wilayah Kota
Surabaya Barat, 19 tenaga kesehatan berada pada
Puskesmas wilayah Kota Surabaya Pusat, 20 tenaga
kesehatan berada pada Puskesmas wilayah Kota
Surabaya Utara, 31 tenaga kesehatan berada pada
Puskesmas wilayah Kota Surabaya Timur, dan 37
tenaga kesehatan berada pada Puskesmas wilayah
Kota Surabaya Selatan. Pada tahun 2007 sebanyak
25 tenaga kesehatan berada pada Puskesmas
wilayah Kota Surabaya Barat, 21 tenaga kesehatan
berada pada Puskesmas wilayah Kota Surabaya
Pusat dan wilayah Surabaya Utara, 32 tenaga
kesehatan berada pada Puskesmas wilayah Kota
Surabaya Timur, dan 38 tenaga kesehatan berada
pada Puskesmas wilayah Kota Surabaya Selatan.
Pada tahun 2008, sebanyak 26 tenaga kesehatan
berada pada Puskesmas wilayah Kota Surabaya
Barat dan Pusat, 24 tenaga kesehatan berada pada
Puskesmas wilayah Kota Surabaya Utara, 40
tenaga kesehatan berada pada Puskesmas wilayah
Kota Surabaya Timur, dan 45 tenaga kesehatan
berada pada Puskesmas wilayah Kota Surabaya
Selatan. Pada tahun 2009, sebanyak 30 tenaga
kesehatan berada pada Puskesmas wilayah Kota
Surabaya Barat, 27 tenaga kesehatan berada pada
Puskesmas wilayah Kota Surabaya Pusat, 25 tenaga
kesehatan berada pada Puskesmas wilayah Kota
Surabaya Utara, 42 tenaga kesehatan berada pada
Puskesmas wilayah Kota Surabaya Timur, dan 46
tenaga kesehatan berada pada wilayah Surabaya
Selatan.
Dua dental unit – 2 drg, 1 perawat gigi, tanpa
drg Sp, selanjutnya disebut sebagai F2C dimiliki
oleh 1 Puskesmas wilayah Kota Surabaya Barat
dan Pusat, 3 Puskesmas wilayah Kota Surabaya
Timur. Fasilitas layanan berupa 4 dental unit – 2
drg, 1 perawat gigi tanpa drg Sp, selanjutnya
disebut sebagai F4C dimiliki oleh 1 Puskesmas
wilayah Kota Surabaya Selatan. Sedangkan fasilitas
layanan berupa 1 dental unit – 3 drg, 1 perawat gigi
tanpa drg Sp, selanjutnya disebut sebagai F1E
dimiliki oleh 1 Puskesmas wilayah Kota Surabaya
Barat.
(Sumber: Laporan tahunan dan tri bulan Puskesmas
Kota Surabaya, DINKES Kota Surabaya, 2005 –
2009)

Berdasarkan pada Tabel 6, dapat diketahui


jumlah kunjungan yang dicatat berdasarkan Kode
penyakit di tiap Balai Pengobatan Gigi Puskesmas
wilayah Kota Surabaya kurun waktu tahun 2005
sampai dengan 2009. Jika diamati jumlah
kunjungan di tiap Balai Pengobatan Gigi
Puskesmas wilayah Kota Surabaya tiap tahunnya

12 
 
Dental Public Heatlh Jurnal Vol.2 No. 2 July‐Dec 2010; 8‐16 
 
yang terbanyak ialah jumlah kunjungan dengan Berdasarkan Gambar 1, Total Seluruh jumlah
kode penyakit 2003. kasus rawat jalan dari macam perawatan di Balai
Pengobatan Gigi Puskesmas wilayah Kota Surabaya
Tabel 7. Distribusi jumlah kasus dari total macam kurun waktu tahun 2005 s/d 2009, mengenai jumlah
perawatan berdasarkan Puskesmas wilayah kasus rawat jalan terbanyak yaitu pada tahun 2009
Kota Surabaya kurun waktu tahun 2005 s/d dengan pencapaian 238.386 pengunjung rawat
2009 dalam pelayanan gigi dan mulut di Balai jalan.
Pengobatan Gigi berdasarkan Puskesmas
wilayah Kota Surabaya
Tabel 8. Target, Utilitas (pendayagunaan), dan
produktivitas kerja sumber daya kesehatan
drg/ drg Sp dalam upaya pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di Balai
Pengobatan Gigi tiap tahun kurun waktu
2005 s/d 2009 berdasarkan Puskesmas
wilayah Kota Surabaya

(Sumber: Laporan tahunan dan tri bulan


Puskesmas Kota Surabaya, DINKES Kota
Surabaya, 2005 - 2009)

Berdasarkan Tabel 7, Total jumlah kasus


rawat jalan dari macam perawatan di Balai
Pengobatan Gigi berdasarkan wilayah Puskesmas Pada Tabel 8 didapatkan target efektiv capaian
wilayah Kota Surabaya dari tahun 2005 s/d 2009 jumlah kasus rawat jalan kurun waktu tahun 2005
terbanyak sampai terkecil ialah jumlah kasus rawat s/d 2009 dengan menghitung jumlah sumber daya
jalan yang diperoleh Puskesmas wilayah Kota kesehatan drg/ drgSp pertahun tiap Balai
Surabaya Selatan, Surabaya Timur, Surabaya Utara- Pengobatan Gigi Puskesmas wilayah Kota Surabaya
Pusat-Barat. dibagi dengan jam kerja efektif dalam menangani
kasus. Sehingga dengan adanya target efektiv maka
dapat dihitung utilitas kerja drg/ drgSp yang didapat
dari capaian jumlah kasus rawat jalan tiap Balai
Pengobatan Gigi Puskesmas wilayah Kota Surabaya
dibagi dengan target efektiv. Untuk produktivitas
kerja rata-rata tiap drg/ drgSp di balai pengobatan
gigi Puskesmas wilayah Kota Surabaya diperoleh
dari capaian jumlah kasus masing-masing wilayah
dibagi dengan jumlah tenaga drg/ drgSp yang
berada di tiap Puskesmas wilayah Kota Surabaya.
Pada kesimpulannya, Tiap tenaga kesehatan drg/
drg Sp di Balai Pengobatan Gigi Puskemas Kota
Gambar 1. Tren total jumlah kasus rawat jalan di tiap
Balai Pengobatan Gigi Puskesmas wilayah Surabaya dalam 1 tahunnya hendaknya menangani
Kota Surabaya kurun waktu tahun 2005 5184 pengunjung rawat jalan tiap kasus berdasarkan
sampai dengan 2009 jam efektivnya, dan dalam 1 hari hendaknya
didapatkan penanganan terhadap pengunjung rawat

13 
 
Dental Public Heatlh Jurnal Vol.2 No. 2 July‐Dec 2010; 8‐16 
 
jalan sebanyak 18 pengunjung rawat jalan yang demikian dapat dikatakan penambahan jumlah
tercatat sebagai kasus di Balai Pengobatan Gigi. sumber daya kesehatan dimiliki tiap Balai
Masih terdapatnya tenaga kesehatan perawat Pengobatan Gigi Puskesmas wilayah Kota
gigi yang melakukan tindakan medik gigi, karena Surabaya berjalan beriringan dengan penambahan
distribusi sumber daya kesehatan berupa dokter sarana dental unit dalam upaya pelayanan
gigi/ drg Sp belum merata sesuai dengan sarana kesehatan gigi di Balai Pengobatan Gigi Puskesmas
yang ada di Balai Pengobatan Gigi Puskesmas Kota Kota Surabaya.
Surabaya, hal ini menunjukkan langkah tidak Pada Tabel 5, dapat diketahui penyebaran
efektif yang dilakukan oleh pemerintah dalam usaha formasi sumber daya kesehatan dari tahun 2005
menambah sumber daya kesehatan drg/ drgSp di sampai dengan 2009, dengan keadaan per tahun
Balai Pengobatan Gigi Puskesmas wilayah Kota jumlah sumber daya kesehatan dalam formasi yang
Surabaya. mengalami pertambahan adalah tenaga kesehatan
Semakin ditambahkannya drg/ drgSp maka drg atau drg Sp. Hal ini seiring dengan keberadaan
akan mempengaruhi perolehan target, utilitas, serta dental unit yang meningkat pertahunnya.
produktivitas. Utilitas tertinggi pada tahun 2005 Pada Tabel 6, merupakan jumlah kasus
dan menurun di tahun berikutnya berarti semakin yang dicatat berdasarkan Kode sebelum menerima
tidak efisien akan penambahan sumber daya macam perawatan/ tindakan medis dalam
kesehatan drg/ drgSp pada akhir tahun 2009, hal ini pelayanan kesehatan gigi. Apabila dalam satu
berarti tidak perlunya penambahan drg/ drgSp di kunjungan pasien di Balai Pengobatan Gigi dicatat
tiap Balai Pengobatan Gigi Puskesmas wilayah lebih dari atau sama dengan 2 kasus berdasarkan
Kota Surabaya.  Kode, maka tidak selalu dari jumlah kasus yang
dicatat berdasarkan Kode tersebut dilakukan
PEMBAHASAN perawatan semua, namun hanya 1 kasus yang
Penelitian tentang analisa efektivitas dicatat berdasar Kode dilakukan tindakan macam
Pemerintah dalam usaha menambah fasilitas di perawatan.
Balai Pengobatan Gigi Puskesmas Kota Surabaya Pada Tabel 7 dapat diketahui jumlah kasus
(berdasarkan teori utilitas, produktivitas dan rawat jalan dari tahun 2005 s/d tahun 2009 yang
capaian target jumlah kasus tahun 2005 - 2009) menerima macam perawatan, sehingga dapat
dilakukan terhadap 53 responden tiap Balai digambarkan dari grafik bahwa jumlah kasus rawat
Pengobatan Gigi Puskesmas wilayah Kota jalan di Balai Pengobatan Gigi Puskesmas Kota
Surabaya dengan jumlah tiap responden berbeda- Surabaya mengalami peningkatan pertahun kurun
beda pada masing-masing wilayah, yaitu 10 waktu tahun 2005 sampai dengan 2009.
responden wilayah Surabaya Barat, 8 responden Menurut Kisdarto6 efisien dan efektiv, bila
wilayah Surabaya Pusat, 9 responden wilayah baik dalam memanfaatkan sumberdaya dan
Surabaya Utara, 12 responden wilayah Surabaya mencapai sasaran; Efisien tetapi tidak efektiv,
Timur, dan 14 responden wilayah Surabaya berarti baik dalam memanfaatkan sumberdaya
Selatan.7 (input), tetapi tidak mencapai sasaran; Efektiv
Berdasarkan hasil penelitian yang telah tetapi tidak efisien, berarti dalam mencapai sasaran
dilakukan terhadap 53 responden, terdapat menggunakan sumber daya berlebihan atau lajim
penambahan dental unit di tiap Balai Pengobatan dikatakan ekonomi biaya tinggi; Tidak efisien dan
Gigi pada masing – masing wilayah responden tiap juga tidak efektiv, artinya ada pemborosan sumber
tahunnya, sehingga rata-rata sarana yang dimiliki daya tanpa mencapai sasaran atau penghambur-
tiap Balai Pengobatan Gigi tiap tahunnya dari tahun hamburan sumber daya. Dari berbagai referensi,
2005 – 2009 dalam 1 ruangan terdapat 2 dental produktivitas terkait erat dengan efektif dan
unit. Hal ini senada dengan Fasilitas mutlak perlu efisiensi, sebagaimana yang diungkapkan oleh
adanya guna mengimbangi keadaan jumlah Baskhoro8 yang menyatakan “Selain produktivitas
kunjungan rawat jalan.4 Penyebaran sarana dental istilah tersebut memiliki pengertian sama yaitu
unit per-wilayah dari tahun 2005 s/d 2009, dengan efektivitas dan efisiensi”. Efektivitas selalu
keadaan masing – masing Puskesmas wilayah Kota berhubungan dengan pencapaian keluaran tertentu
Surabaya telah memiliki 2 buah dental unit di tiap yang memberikan gambaran seberapa jauh suatu
Balai Pengobatan Gigi responden, diketahui target dapat tercapai baik secara kualitas dan
penyebaran dental unit terbanyak di Puskesmas rentang waktu misalnya dalam menilai efektivitas
wilayah Kota Surabaya Selatan oleh karena di pelaksanaan program KB.
wilayah tersebut paling banyak, sehingga apabila Sementara itu efisiensi sering dikaitkan
diurutkan kepemilikan dental unit dari terbanyak dengan cara atau ketepatan dalam melaksanakan
sampai yang terendah ialah pada Puskesmas sesuatu. Efisiensi dapat diartikan sebagai suatu
wilayah Kota Surabaya; Selatan, Timur, Barat, ukuran dalam membandingkan penggunaan
Utara dan Pusat. Untuk sumber daya kesehatan masukan input yang direncanakan dengan
pada Tabel 4, terdapat penambahan jumlah dari penggunaan masukan yang sebenarnya
kurun waktu 2005 menuju tahun 2009. Dengan dilaksanakan. Istilah efisiensi sering dikaitkan

14 
 
Dental Public Heatlh Jurnal Vol.2 No. 2 July‐Dec 2010; 8‐16 
 
dengan how well atau ukuran seberapa akurat cara pembentukan kader kesehatan gigi, dan lain-lain.
pencapian suatu target.9 Produktivitas adalah Pada keterangannya, waktu kerja manajerial dapat
pengukuran seberapa baik sumber daya yang dilaksanakan sesuai rencana program yang
digunakan bersama di dalam organisasi untuk ditetapkan berjangka pendek dan menengah dalam
menyelesaikan suatu kumpulan hasil- hasil.8 satu tahun berupa mingguan-bulanan-tribulan,
Rumus target, utilitas, produktivitas dari jam berjangka panjang 6 bulanan. Hal ini tentu saja
kerja fungsional dapat diterapkan jika keadaan memberikan perbedaan produktivitas kerja bagi
jumlah sumber daya kesehatan (drg/ drg Sp) setara tiap drg, dengan kata lain jika program manajerial
dengan keadaan sarana, dalam arti jumlah dental tidak dilaksanakan/ menunda, maka bisa jadi
unit yang dimiliki balai pengobatan gigi sebanding produktivitas kerja dalam usaha pelayanan
dengan jumlah drg yang memberikan perawatan. kesehatan gigi dan mulut di Balai Pengobatan Gigi
Dengan demikian apabila rumus tersebut syaratnya semakin meningkat seiring jumlah kunjungan
terpenuhi, maka dari tahun 2005 sampai dengan pasien rawat jalan yang membutuhkan penanganan;
tahun 2009 Balai Pengobatan Gigi Puskesmas sementara itu kekurangan dari perhitungan di atas
wilayah Kota Surabaya Barat memiliki ialah menganggap rata yang terbebankan pada
produktivitas yang menurun dapat dikatakan hal setiap drg/ drg Sp di tiap Balai Pengobatan Gigi
tersebut bahwa seiring bertambahnya sumber daya dan Mulut Puskesmas, sehingga memiliki target
kesehatan (drg/ drg Sp) maka semakin tidak efektiv yang sama yaitu ketetapan tiap harinya seorang
dalam mencapai sasaran dan tidak efisien karena dokter gigi/ drg Sp dalam Balai Pengobatan Gigi
menggunakan sumber daya berlebih dengan hendaknya memperoleh 18 kasus rawat jalan.
pencapaian target yang menurun. Sebagaimana Tanpa memperhitungkan keadaan kondisi
yang terjadi pada Balai Pengobatan Gigi Puskesmas yang mengalami perbaikan dan masalah
Puskesmas wilayah Kota Surabaya Pusat, Utara, dental unit sendiri yang memerlukan perbaikan.
Timur dan Selatan. Hal ini menunjukkan bahwa Dengan demikian Utilitas tertinggi sumber
adanya pembagian beban tugas seorang dokter gigi daya kesehatan drg/ drgSp di tiap Balai Pengobatan
yang semula jam kerja efektif berlaku pada satu Gigi Puskesmas wilayah Kota Surabaya terjadi
orang dalam menangani pasien rawat jalan menjadi pada tahun 2005 jika dibandingkan dengan tahun
dua orang. Yang diharapkan pada jam kerja efektif berikutnya sampai tahun 2009. Apabila
ialah di saat yang bersamaan ialah dua tenaga dibandingkan per Balai Pengobatan Gigi
kesehatan dokter gigi dengan fasilitasnya Puskesmas wilayah Kota Surabaya tiap tahunnya
menangani pasien yang berbeda sehingga terhitung maka dapat dikatakan tahun 2005 utilitas kerja
dua jumlah kasus penanganan sekaligus lebih tinggi pada responden wilayah Surabaya
berdasarkan macam kasus pada tiap penderita rawat Utara berarti efisien dengan keberadaan sumber
jalan. Namun pada kenyataannya: pengisian daya kesehatan drg/ drgSp yang berjumlah sedikit
sumber daya kesehatan, dalam hal ini drg ditiap namun dapat memperoleh cakupan yang lebih
Balai Pengobatan Gigi tidak sebanding dengan besar.
jumlah dental unitnya, terdapat kejadian jumlah  
dental unit lebih banyak dari pada jumlah drg, DAFTAR PUSTAKA
bahwa kejadian tersebut menunjukkan masih 1. R Noor. Mempersiapkan praktek dokter gigi
adanya tenaga perawat gigi yang ikut turut andil menjelang indonesia sehat 2010. Jurnal
dalam penanganan/ penatalaksanaan medis kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 2000.
perawatan gigi. Atau kejadian sebaliknya dimana 2. Dirjen Yankesgi. Pedoman upaya pelayanan
jumlah drg lebih banyak dari pada jumlah dental kesehatan gigi dan mulut di puskesmas.
unit. Untuk mengatasi adanya kejadian tersebut di Jakarta: Depkes; 2000.
atas maka sumber daya kesehatan yakni drg (PNS 3. A Adyatmaka. Profil kesehatan gigi dan
atau honorer dalam penulisan ini tidak diketahui mulut, masalah kesehatan gigi dan mulut
secara pasti) yang bekerja dalam 1 balai tahun 2000 dan penanggulangannya (visi,
pengobatan gigi, perlu mendapat perhatian dengan misi, kebijakan pemerintah). Jakarta: Depkes;
pendistribusian tenaga kesehatan drg secara subsidi 2000.
silang antar balai pengobatan gigi yang memiliki 4. Undang – Undang Kesehatan. Upaya
jumlah dental unit berlebih namun jumlah drg penyelenggaraan kesehatan bab VI bagian ke-
sedikit dengan jumlah dental unit sedikit namun dua belas. Pasal 93 & 94. Jakarta: Menkes
jumlah drg berlebih; proporsi antara jam kerja RI; 2009.
efektiv fungsional dengan jam kerja manajerial, 5. Kepmenkes RI, 130/ Menkes/ SK/ II/ 1999.
dengan keadaan jam kerja manajerial tidak Petunjunk teknis jabatan fungsional dokter
dilaksanakan setiap harinya. Jam kerja manajerial gigi dan angka kreditnya. Depkes RI; 1999.
yang dimaksud meliputi pelaksanaan kegiatan 6. Kisdarto. Menuju sumber daya manusia
UKGS, UKGMD, yang dapat dirinci dengan berdaya guna. PT Macanan Jaya Cemerlang
berbagai aktivitas berupa pencatatan laporan, Indonesia; 2002.
promosi kesehatan gigi, penyuluhan kesehatan gigi,

15 
 
Dental Public Heatlh Jurnal Vol.2 No. 2 July‐Dec 2010; 8‐16 
 
7. Dinkes Kota Surabaya. Laporan kegiatan
tribulan balai pengobatan gigi 2005 – 2009.
Puskesmas wilayah Kota Surabaya; 2009.
8. A Baskhoro. Total faktor produktivitas:
manufacture sector. Jakarta: Apind; 2004.
9. Swasta, Basu dan Ibnu S.. Pengantar ekonomi
perusahan modern. Jogyakarta: Liberty; 1990.

 
 

16 
 

Anda mungkin juga menyukai