Anda di halaman 1dari 4

TERAPI KOMPLEMENTER (AKUPUNTUR)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga


Dosen Pengampu : Reni Dwi S., SKM., MPH

Disusun Oleh:
Nama : Windasari Dwi Yuliana
Nim : 170103097
Prodi : S1 Keperawatan 6a

S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2020
TERAPI KOMPLEMENTER (AKUPUNTUR)

Nyeri berkaitan dengan radang sendi dilutut dengan orang osteoarthritis dapat
menyebabkan nyeri pada sendi dan lutut pada sekitarnya, skala nyeri mulai dari 3-5. Nyeri akan
bertambah jika melakukan kegiatan yang membebani lutut seperti berjalan, naik turun tangga,
dan berdiri lama.

Alasan Memilih Terapi

Saya memilih terapi akupuntur karena dapat meringankan nyeri akibat radang sendi.
Akupuntur telah lama dipraktikkan pengobatan tradional cina dan sekarang Indonesia
menggunakan terapi akupuntur untuk melalukan pengobatan tradisional. Akupuntur merupakan
terapi alternative yang menggunakan jarum untuk merangsang titik-titik tertentu pada tubuh.
Titik ini dipercaya terhubung dengan sebuah jalur (meridian) yang membawa energy vital (chi)
keseluruh tubuh. Dimana penyumbatan pada aliran chi akan mengganggu kesehatan dan
menyebabkan penyakit. Dengan merangsang titik akupuntur dapat membersihkan sumbatan dan
memulihkan kesehatan. Akupuntur sangat aman karena memiliki efek samping yang rendah dari
pada menggonakan obat anti-inflamasi atau steroid yang digunakan untuk mengurangi nyeri.

Mekanisme Kerja Terapi Untuk Menyelesaikan Masalah Keperawatan Tersebut

Secara umum akupunktur bekerja pada tingkat lokal, spinal dan sentral

1. Pada tingkat lokal : Penjaruman memutus krisis energi di tempat tusukan, menyebabkan
relaksasi, memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki penyembuhan jaringan yang rusak

2. Pada tingkat spinal : Rangsang akupunktur dihantar oleh serabut saraf Aδ ke marginal cell
dan diteruskan ke stalk cell yang kemudian akan melepaskan enkafalin, di mana enkafalin
ini menghambat penjalaran impuls nyeri di Substansia Gelatinosa (SG) ke Wide Dynamic
Range (WDR)

3. Pada tingkat sentral : Rangsang akupunktur juga akan diteruskan ke Peri Aqueductal Grey
matter (PAG) di otak tengah, kemudian melalui jalur nucleus raphe magnus yang bersifat
serotoninergik merangsang stalked cell mengeluarkan enkafalin yang akan menghambat SG
untuk menyalurkan hantaran nyeri. Dan nucleus paragigantocellularis di medula oblongata
yang bersifat noradrenergik melalui locus cereleus menghambat nyeri. Penjaruman juga
akan mengaktifkan nucleus arcuatus di hipotalamus sehingga melepaskan beta-endorfin
yang akan menghambat impuls nyeri melalui jalur periaqueductal grey, selain itu beta-
endorfin juga masuk sirkulasi darah dan cairan serebrospinal sehingga menyebabkan
analgesia fisiologik. Selain itu , sel marginal akan memberi cabang ke subnucleus
reticularis dorsalis (R) di medula oblongata, yang akan menghambat impuls nyeri di SG
melalui mekanisme Diffuse Noxious Inhibitory Controls (DNIC)

Jadi mekanisme kerja terapi komplementer (akupuntur) dalam mengatasi nyeri adalah
melalui pengelepasan berbagai senyawa kimiawi dalam tubuh ditingkat lokal yang
selanjutnya akan menstimulusi pengelapasan neutransmiter ditingkat segmental dimedula
spinalis dan sistem saraf pusat diotak untuk mengeluarkan beta endorfin yang merupakan
seenyawa kimiawi yang diproduksi oleh tubuh dan berperan penting dalam mengurangi rasa
nyeri.

Cara Kerja/Langkah-Langkah Pemberian Terapi


Cara Kerja Akupuntur
Terapis mencatat identitats paasien meliputi nama, alamat, umur dan skala nyeri yang
dirasakan pasien sebelum diberikannya terapi akupuntur. Selanjutnya terapis menyiapkan alat
dan bahan yang diperlukan dalam terapi akupuntur , setelah terapis dan pasien siap, atur
posisi pasien tidur terlentang. Pengobatan dapat dilakukan dengan menusukkan jarum pada
titik-titik di sekitar persendian yang terkena dan titik-titik pada meridian yang melalui daerah
nyeri. Kemudian terapis akupuntur akan memberikan terapi akupuntur selama 15 menit pada
titik-titik akupuntur yang sudah ditentukan. Setelah pemberian terapi selesai, selanjutnya
terapis mencatat tentang skala nyeri pasien setelah diberikannya terapi akupuntur. Terapis juga
meresepkan obat dan juga memberikan informasi tentang larangan yang bertujuan untuk
menjaga agar penyakit yang dialami pasien tidak kambuh lagi serta menyarankan pasien agar
melakukan terapi secara rutin untuk kesembuhan optimal dalam seminggu 3 kali terapi
akupuntur. Setelah data hasil pengukuran intensitas nyeri lutut pada pasien dengan
osteoartritis sebelum dan setelah diberikan terapi akupuntur terkumpul. Diharapkan pasien
berangsur-angsur pulih.

Referensi

Dewi, Kartika. (2011). Akupunktur sebagai terapi pada frozen shoulder. JKM, 11(1), 92-101,
ISSN 1411-9641

Widyatuti (2008). Terapi Komplementer Dalam Keperawatan. Jurnal Keperawatan Indonesia,


Volume 12, No. 1, Maret 2008.

Anda mungkin juga menyukai