8074 8044 1 PB
8074 8044 1 PB
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar
kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis memandang perlu untuk
Bercerita Siswa Melalui Media Visual Gambar Seri di Kelas III SDN 5 Tibawa
adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Sementara itu,
menurut Robbins (2007:57) kemampuan berarti kapasitas seseorang individu untuk melakukan
beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan
(ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang.
kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau
mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan
seseorang.
Pada dasarnya, tujuan utama dari bercerita adalah untuk berkomunikasi atau bertukar
informasi dengan orang lain. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, seorang yang
bercerita harus memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Hal ini sejalan
dengan pendapat Nurgiyantoro (2001:277), yang mengemukakan bahwa tujuan bercerita adalah
Musfiroh (2005: 95), ditinjau dari beberapa aspek, menyatakan bahwa manfaat bercerita,
bercerita seseorang. Agar dapat menyampaikan informasi dengan efektif dan efisien, sebaiknya
pembicara memahami betul-betul isi pembicaraan. Selain itu, seseorang juga harus mampu
mengevaluasi efek komunikasi terhadap pendengar. Jadi, bukan hanya apa yang didengar tetapi
pengucapan bunyi-bunyi bahasa tersebut. Ucapan adalah seluruh kegiatan yang dilakukan
dalam memproduksi bunyi bahasa seperti artikulasi, yaitu bagaimana posisi alat bicara, seperti
lidah, gigi, bibir, dan langit-langit pada waktu membentuk bunyi, baik vokal maupun konsonan.
Untuk menjadi seorang pembicara yang baik selain menguasai masalah yang dibicarakan juga
harus memperlihatkan keberanian dan kegairahan. Selain itu pembicara harus berbicara dengan
Menurut Rudy Brezt (Indriana, 2011:55), media pengajaran itu mempunyai lima bentuk
dasar informasi yaitu suara, gambar, cetakan, grafik, garis, dan gerakan. Menurut Hastuti
(Djuanda, 2006: 103), media pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu media
2) Gambar seri
3) Wall chart seperti gambar, denah atau bagan yang biasa digantungkan di dinding
4) Flash chard berisi kata-kata dan gambar untuk mengembangkan kosa kata.
Gambar merupakan media visual yang penting dan mudah didapat, sebab memberikan
penggambaran visual yang konkret tentang masalah digambarkannya. Setiap gambar memiliki
arti, uraian dan tafsiran sendiri, karena itu gambar dapat digunakan sebagai media pendidikan
dan mempunyai nilai-nilai pendidikan dan memungkinkan belajar lebih efisien. Menurut
Ibrahim (Arsyad, 2007:16) bahwa, media visual atau media gambar membawa dan
membangkitkan rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbaharui semangat
mereka, dan membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan
pelajaran.
Alasan dasar penggunaan media gambar dikemukakan oleh Hamalik (Arsyad, 2007: 15)
yakni, gambar bersifat konkret melalui gambar para siswa dapat dengan jelas melihat sesuatu
yang sedang dibicarakan, gambar menggambarkan ruang dan waktu, gambar mudah didapat
dan murah, gambar mudah digunakan baik untuk perseorangan maupun kelompok.
Pada penelitian ini akan menggunakan gambar seri sebagai media visual. Gambar seri
mudah diperoleh, dan gambar merupakan bahasa umum yang dapat dimengerti dan dinikmati
dimana-mana. Gambar yang kelihatan diam banyak memiliki makna. Melalui media visual
gambar seri diharapkan siswa dapat menuangkan gagasannya berbentuk kalimat sehingga
menjadi suatu rangkaian cerita yang runtut yang mampu diceritakan kembali oleh siswa.
Gambar seri merupakan salah satu dari sekian banyak media visual yang dapat digunakan guru
untuk menyampaikan tujuan pembelajaran pada aspek berbicara ya g terdapat pada mata
Kauy (2011), dengan judul Penerapan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan
Kemampuan Bercerita dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN
bahwa, penerapan pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri tidak hanya dapat
meningkatkan aspek kognitif saja, tetapi juga kelancaran membaca, keberanian dan dan semua
aspek yang menyangkut perkembangan siswa dalam pembelajaran seperti kemampuan bekerja
sama serta partisipasi siswa dalam pembelajaran itu, selain itu pembelajaran ini juga dapat
maupun berkelompok. Penerapan pembelajaran ini juga dapat meningkatkan hasil belajar
bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Madyopuro 5 Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.
Persamaan kedua penelitian yang telah disebutkan dengan penelitian yang dilakukan
adalah merupakan upaya meningkatkan kemampuan berbicara maupun bercerita pada siswa
dengan menggunakan media. Sedangkan perbedaannya adalah pada lokasi penelitian dan siswa
Selanjutnya penelitian oleh Arifuddin (2009) dengan judul Penerapan Metode Permainan
Simulasi untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Negeri No.1 Banjar Tegal Singaraja. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa penerapan
3. METODE PENELITIAN
Kabupaten Gorontalo. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari
Subyek penelitian adalah siswa kelas III SDN 5 Tibawa dengan jumlah 20 orang siswa
e. Prosedur evaluasi adalah untuk mengetahui atau mengukur keberhasilan siswa setelah
memperoleh tindakan.
a. Keterampilan bertanya guru dalam memberikan stimulus pada siswa untuk dapat
memberikan respon pada pertanyaan yang diajukan seperti pada saat guru
kesulitan siswa. Apabila siswa belum paham dengan suatu pertanyaan, maka guru
akan mengajukan pertanyaan yang lebih sederhana dan mudah dipahami siswa.
c. Cara bertanya siswa, yaitu memperbaiki pertanyaan siswa yang masih sederhana.
Guru harus memperbaiki maksud dan tujuan siswa, sehingga siswa paham dengan
Variabel output pada penelitian ini adalah hasil peningkatan kemampuan bercerita
siswa melalui media visual gambar seri pada siswa kelas V SDN 5 Tibawa Kecamatan Tibawa.
Analisis dan Refleksi pada siklus II ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan
penggunaan media gambar seri dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan bercerita
Kegiatan ini dilakukan sebagai langkah awal yang digunakan untuk mengumpulkan data
umum objek penelitian yaitu pengamatan langsung situasi dan kondisi di lapangan dengan tetap
berfokus pada subjek yang diteliti. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data yaitu
kegiatan guru bersama siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam kegiatan
observasi ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain: mengamati situasi sekolah dalam proses
Tes yang dilakukan adalah berupa tes lisan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
bercerita melalui penggunaan gambar seri. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I
dan siklus II. Hasil siklus I dianalisis dan direfleksi dan hasil tersebut selanjutnya dijadikan
sebagai dasar untuk menghadapi tes pada siklus II. Setelah dianalisis hasil tes siswa pada siklus
II dapat diketahui peningkatan kemampuan bercerita siswa dalam bercerita melalui penggunaan
gambar seri.
Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi adalah untuk mencari data atau hal-hal
penting lainnya yang relevan dengan penelitian, berupa foto, catatan lapangan, rekaman video,
dan hasil penilaian kemampuan bercerita siswa kelas III SDN 5 Tibawa.
Analisis data untuk pengajuan hipotesis penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara
kualitatif dan kuantitatif. Teknik kualitatif digunakan untuk menggambarkan aktivitas guru
dalam mengajar dengan menggunakan media visual gambar seri dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran yang memperoleh tindakan melalui penggunaan media visual gambar seri,
sedangkan teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis pencapaian siswa dalam bercerita
melalui penggunaan gambar seri. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif untuk setiap
siklusnya.
Pada bagian ini di sajikan hasil penelitian tentang data yang diperoleh dalam pelaksanaan
tindakan. Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2012-
2013 di SDN 5 TIBAWA Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Sekolah ini dipilih oleh
peneliti karena dianggap sangat strategis dan mudah dijangkau untuk melaksanakan penelitian.
Subjek dalam penelitiaan tindakan kelas ini adalah siswa kelas III dengan jumlah 20 orang
siswa. Adapun fokus penelitian adalah meningkatkan kemampuan bercerita siswa melalui
penggunaan media visual gambar seri pada siswa kelas III yang terdiri dari 10 orang siswa laki-
Sebelum pelaksanaan siklus I, peneliti membuat skenario pembelajaran. Hal ini bertujuan
agar pembelajaran terarah. Skenario pembelajaran yang telah dibuat terbagi atas tiga bagian
yakni pra pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, dan kegiatan penutup. Peneliti
menghubungi kepala SDN 5Tibawa agar diberikan kesempatan untuk melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas di kelas III dan meminta kesediaan dua orang guru untuk menjadi guru mitra
yang akan membantu peneliti mengamati aktivitas pembelajaran. Peneliti juga mempersiapkan
format untuk menilai kemampuan bercerita siswa yaitu terdiri dari aspek yaitu kebahasaan
(ketepatan penggunaan kalimat, keruntutan cerita), non kebahasaan (gerak dan mimik yang
tepat, kenyaringan suara) dan media (cerita sesuai gambar, menyampaikan pesan). Rencana
pembelajaran disusun berdasarkan tema yang ada pada kurikum pada mata pelajaran bahasa
Indonesia kelas III SD semester 2 dengan perencanaan satu kali pertemuan. Peneliti
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, siklus I siswa kelas III SDN 5 Tibawa Kabupaten
Gorontalo yang dikenai tindakan hadir seluruhnya dan mengikuti pembelajaran Bahasa
Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
Berdasarkan pengamatan hasil kegiatan belajar mengajar pada siklus I dapat dijelaskan
bahwa aktivitas guru dalam menggunakan media visual gambar seri untuk meningkatkan
kemampuan bercerita siswa berjalan dengan baik. 24 aspek penilaian dari pra pembelajaran
sampai dengan penutup pada observasi kegiatan guru pada siklus I disajikan pada tabel 1
berikut ini.
Data diatas menunjukkan bahwa pada siklus I dari 24 aspek yang diamati oleh pengamat
1 hanya 16 aspek yang terlaksana dengan persentase 66%, sedangkan hasil pengamatan dari
Aspek-aspek yang kurang pada guru sesuai penilaian oleh pengamat pertama yaitu (1)
mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan; (2) mengaitkan materi dengan
realitas kehidupan; (3) menguasai kelas; (4) melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif; (5) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
yang direncanakan; (6) menghasilkan pesan yang menarik; (7) menunjukkan sikap terbuka
terhadap respon siswa; (8) melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan
siswa.
2) Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus I
Berikut ini adalah hasil pemantauan kegiatan siswa yang diperoleh selama proses
Berdasarkan data pada tabel 2 dapat diketahui bahwa aktivitas siswa menurut pengamat 1
dari 22 aspek aktivitas siswa yang diamati hanya 15 aspek yang terlaksana dengan persentase
68%, sedangkan hasil pengamatan dari pengamat 2 hanya 14 aspek yang terlaksana dengan
persentase 64%.
Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra dengan memperhatikan data
hasil kegiatan belajar pada siklus I sebagaimana tercantum pada tabel 2 tersebut, menunjukkan
bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran yang dilaksanakan belum memenuhi indikator
Adapun hasil akumulasi kemampuan bercerita siswa melalui penggunaan media visual
gambar seri yang diberikan pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Berdasarkan rubrik penilaian kemampuan bercerita siswa kelas III SDN 5 Tibawa melalui
penggunaan media visual gambar seri yang telah dilaksanakan pada siklus I, maka diperoleh
data kemampuan bercerita siswa dari beberapa aspek penilaian yang ditetapkan
sudah menunjukkan terjadi peningkatan terhadap kemampuan bercerita siswa, tetapi hasil yang
Berdasarkan tabel di atas keberhasilan pelaksanaan siklus I mencapai 60% siswa yang
tuntas dalam proses belajar mengajar. Dengan hasil ini menunjukkan bahwa melalui media
visual gambar seri dapat meningkatkan kemampuan bercerita siswa. Akan tetapi karena hasil
yang diperoleh pada siklus I ini belum mencapai indikator kinerja maka tindakan perlu
Berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan pada pra penelitian, tentang bercerita
secara runtut, dari 20 orang siswa kelas III, hanya 6 orang siswa atau 30% yang mencapai
ketuntasan. Hal inilah yang menjadi alasan penulis untuk meneliti di kelas III SDN 5 Tibawa
dengan menggunakan media visual gambar seri untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk
bercerita.
menggunakan gambar seri tentang seorang peternak yang memerah susu sapinya dan
membutuhkan susu sapi segar. Siswa akan mengamati dan mendiskusikan bersama isi gambar
seri, dan menceritaka kembali secara individu isi dari cerita gaambar seri yang diberikan.
Setelah memperoleh tindakan melalui media visual gambar seri untuk meningkatkan
kemampuan bercerita, masih terdapat beberapa kelemahan yang ditemui pada kegiatan guru
dan juga siswa. Pada 24 aspek kegiatan guru yang diamati oleh pengamat 1 terdapat 16 aspek
atau 66% dan menurut pengamat 2 terdapat 15 aspek atau 62% yang terlaksana dengan baik.
Pada 22 aspek kegiatan siswa yang diamati oleh pengamat 1 terdapat 15 aspek atau 68% dan
menurut pengamat 2 terdapat 14 aspek atau 64% yang terlaksana dengan baik. Sedangkan hasil
penilaian kemampuan bercerita siswa setelah memperoleh tindakan melalui media visual
gambar seri pada siklus I menunjukkan peningkatan yaitu dari 20 orang siswa terdapat 12 orang
siswa atau 60% mencapai ketuntasan dalam pembelajaran. Tapi karena hasil yang diperoleh
belum mencapai indikator kinerja untuk keberhasilan dalam penelitian ini, maka penelitian
pembelajaran pada siklus II dengan tetap menggunakan media yang sama yaitu gambar seri tapi
gambar seri yang digunakan berupa gambar seri yang bercerita tentang aktivitas seorang anak
di pagi hari ketika bangun hingga berangkat ke sekolah. Kegiatan ini sangat dekat dengan
kehidupan keseharian siswa. Dengan mengamati gambar seri ini, diharapkan setiap siswa dapat
menceritakan kegiatannya ketika bangun tidur hingga berangkat sekolah. Setiap siswa akan
menceritakan hal apa saja yang dilakukannya pada pagi hari ketika bangun tidur hingga
berangkat sekolah kepada teman-temannya dan juga guru, dalam hal ini peneliti sebagai
dan siswa dapat berbagi gagasan tentang isi gambar dengan siswa lainnya. Membelajarkan
siswa dengan menggunakan media gambar seri dapat membantu siswa untuk menceritakan
suatu kejadian secara runtut yang pernah dilihat ataupun pernah dialami kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa yang baik dan santun. Kegiatan mengamati gambar, berbagi
gagasan dalam kelompok, dapat menceritakan kembali isi gambar yang diamati dan juga
menghubungkan dengan kegiatan yang dialami siswa sendiri yang dirancang guru dalam
proses pembelajaran dapat meningkatkan nilai-nilai yang positif dalam diri siswa, antara lain
pengamat 2 dari 24 aspek penilaian guru yang diamati terdapat 23 aspek atau 96% yang
dilaksanakan dengan baik. Sedangkan dari 22 aspek kegiatan siswa yang diamati menurut
pengamat 1 dan juga pengamat 2 terdapat 21 aspek atau 95% yang dilaksanakan dengan baik.
Sedangkan pada hasil penilaian kemampuan bercerita dari 20 orang siswa terdapat 19 orang
siswa atau 95% yang mencapai indikator kinerja yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah
setelah dilakukan pembelajaran bercerita dengan media visual gambar seri 75% siswa
mengalami peningkatan dalam kemampuan bercerita, dan skor pengamatan aktivitas guru
minimal 75%.
Dari hasil yang dicapai pada siklus II maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan
yang menyatakan bahwa : “Jika pembelajaran bercerita dilakukan melalui media visual gambar
5. Simpulan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka diperoleh data
kemampuan bercerita siswa di kelas III SDN 5 Tibawa Kecamatan Tibawa, pada kegiatan
observasi awal ternyata masih banyak siswa yang kemampuan berceritanya rendah. Dari 20
orang siswa hanya 6 orang atau 30%yang mampu bercerita. Setelah memperoleh tindakan
melalui media visual gambar seri, dari 20 orang siswa terdapat 12 orang siswa atau 60% yang
memperoleh tindakan yang sama melalui media visual gambar seri untuk meningkatkan
kemampuan bercerita mengalami peningkatan yaitu dari 20 orang siswa terdapat 19 orang
siswa atau 95% yang mencapai ketuntasan yang ditetapkan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa melalui media visual gambar seri di kelas III SDN 5 Tibawa Kecamatan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan di kelas III SDN 5 Tibawa, maka disarankan:
1. Sekolah dapat memberikan masukan dan juga dukungan pada guru untuk meningkatkan
kemampuan bercerita pada siswa dengan menggunakan media yang sesuai demi
2. Guru dapat menggunakan media visual gambar seri dalam meningkatkan kemampuan
bercerita siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia sebagai upaya peningkatan kualitas
pembelajaran.
yang menarik untuk perbaikan dalam proses pembelajaran khususnya pada materi
bercerita.
6. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi. Ketiga.
Jakarta:Balai Pustaka.
Depdiknas, 2004. Kurikulum 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Depdiknas, 2006. Kurikulum 2006, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.
Djuanda, Dadan. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan Menyenangkan.
Jakarta:Depdiknas.
Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta:Diva Perss.
Fajri, Em Zul, & Ratu Aprilia Senja. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta:Difa
Publisher.
Kauy, Wehelmina. 2011. Skripsi. Penerapan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan
Kemampuan Bercerita dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN
Mandyopuro 5 Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Malang:UM.
Majid, Abdul & Abdul Aziz. 2001. Mendidik dengan Cerita. : Bandung:PT Remaja Rosda
Karya.
Musfiqon, HM. 2012. Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta:Prestasi Pustaka
Publisher.
Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Departemen Pendidikan
Nasional.